Cardinal Raymond BurkeSteve Jalsevac / LifeSiteNews
by Lisa
Bourne
Thu Nov
30, 2017 - 3:06 pm EST
CARDINAL BURKE:
KEBINGUNGAN
DI DALAM GEREJA (SAAT INI) MENUNJUKKAN
BAHWA KITA TELAH SAMPAI DI SAAT AKHIR ZAMAN
November 30, 2017 (LifeSiteNews)
—“Kebingungan dan kesesatan yang terjadi di dalam Gereja
Katolik saat ini, mengenai ajaran mendasar tentang pernikahan dan keluarga
sangatlah serius sehingga Akhir Zaman mungkin segera menimpa kita,” Kardinal
Raymond Burke mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
Ketika fondasi hukum moral dipertanyakan di dalam Gereja, demikian kardinal
Burke berkata, "maka keseluruhan tatanan kehidupan manusia dan tatanan
Gereja sendiri menjadi terancam."
"Jadi, ada perasaan bahwa di dunia sekarang ini yang didasarkan kepada
paham sekularisme dengan pendekatan yang sepenuhnya antroposentris," Kardinal
Burke melanjutkan, "dengan apa kita mengira bahwa kita dapat menciptakan
makna hidup dan makna keluarga kita sendiri dan seterusnya, Gereja itu sendiri nampaknya
menjadi kebingungan."
"Dalam hal ini, seseorang mungkin memiliki perasaan bahwa Gereja
memberi kesan seolah tidak mau mematuhi perintah Tuhan kita," katanya.
"Kalau begitu mungkin saja kita sudah sampai pada saat Akhir Zaman."
Kardinal Burke menegaskan dalam sebuah wawancara dengan editor Catholic Herald, Paolo Gambi, yang
diterbitkan hari
ini bahwa "pertanyaan-pertanyaan yang sangat serius" tetaplah mengenai
dubia yang diajukan kepada Paus Fransiskus tahun lalu mengenai Amoris Laetitia.
Tapi dia tetap yakin bahwa secara spesifik bagaimana menyampaikan koreksi
formal terhadap paus masih belum ditentukan.
Kardinal Burke telah lama dikenal karena pembelaannya terhadap ortodoksi
Gereja, dan banyak yang menganggap ketegasannya dalam menghadapi segala
cemoohan dan kemarahan adalah layak menjadi contoh keberanian dan kesetiaan kepada
iman.
Burke mengatakan lebih lanjut dalam wawancara dengan Catholic Herald bahwa meskipun dia tetap sebagai kardinal pelindung untuk Ordo Malta, tetapi
saat ini dia tidak memiliki fungsi apapun dalam Ordo tersebut dan karena itu
dia tidak pernah menerima komunikasi
dari organisasi itu sendiri atau bahkan dari Paus Fransiskus.
Dia menegaskan kembali dalam wawancara itu juga bahwa imam-imam bebas untuk
merayakan Misa Luar Biasa sejak motu proprio Summorum
Pontificum dari Paus Benediktus XVI, dan dia mengatakan
bahwa Bentuk Liturgi Biasa dan Bentuk Liturgi Luar Biasa dianggap normal di
dalam Gereja.
Gambi meminta kepada kardinal Burke untuk menjelaskan beberapa komentar
terakhir yang dia buat mengenai keadaan saat ini yang "secara realistis bersifat
apokaliptik" karena "kebingungan, perpecahan dan kesalahan" terjadi
di dalam Gereja yang berasal dari "para gembala" bahkan terutama pada
tingkat-tingkat yang tertinggi.
Kardinal Burke menjelaskan bahwa memberi ijin untuk menerima Sakramen bagi
orang-orang yang hidup dalam relasi yang berdosa (misalnya homosex dan kumpul
kebo), adalah "sebuah pelanggaran terhadap kebenaran" dari ketidakterceraikannya
pernikahan dan kesucian Ekaristi.
"Saat ini, terjadi kebingungan dan kesalahan tentang ajaran Gereja
yang paling mendasar," kata Cardinal Burke, "misalnya berkenaan
dengan pernikahan dan keluarga. Misalnya, gagasan bahwa orang-orang yang hidup
bersama secara tidak wajar, mereka dapat menerima Sakramen-sakramen, ini adalah
pelanggaran terhadap kebenaran dari ketidakterceraikannya pernikahan dan
kesucian Ekaristi.
Mengutip St. Paulus, dia berkata "kita menelan hukuman
kita sendiri" jika kita menerima Ekaristi dengan
cara yang tidak layak.
"Sekarang kebingungan di dalam Gereja
berjalan lebih jauh dari itu," Burke menambahkan, "karena sekarang terdapat
kebingungan mengenai apakah ada perbuatan-perbuatan yang secara intrinsik adalah
jahat, dan ini, tentu saja, adalah merupakan fondasi dari hukum moral,"
yang merugikan tatanan Gereja dan kehidupan manusia.
Ketika ditanya pendapatnya tentang pernyataan Sekretaris Jendral
Konferensi Waligereja Italia Uskup Nunzio Galantino baru-baru ini bahwa Reformasi
Protestan adalah "sebuah peristiwa dari Roh Kudus," Kardinal Burke menjawab, "Saya
tidak mengerti bagaimana anda dapat mengatakan bahwa perpecahan Gereja adalah merupakan
tindakan dari Roh Kudus. Itu sama sekali tidak masuk akal. "
Dia juga berbicara tentang perayaan Ekaristi bersama dengan orang-orang
Lutheran sebagai hal yang "tidak mungkin" karena perbedaan pengertian
mengenai doktrin transubstansiasi.
"Bagi umat Katolik untuk ikut serta dalam Ekaristi ekumenis berarti
dia meninggalkan Iman Katolik," kata Kardinal Burke. "Ini adalah
ekumenisme yang sangat salah yang akan sangat merugikan Iman dan jiwa-jiwa."
Tanggapannya terhadap Gambi yang menanyakan tindakan pertamanya jika dia terpilih
sebagai Paus adalah "hal pertama yang harus dilakukan seorang paus
hanyalah membuat pengakuan iman bersama dengan seluruh Gereja, sebagai Wakil Kristus
di dunia."
"Sebagian besar paus telah melakukan hal itu," Kardinal Burke
menambahkan, dan dia memberi contoh ensiklik E
Supremi dari Paus St. Pius X.
"Juga
Redemptor
Hominis dari Paus St. Yohanes Paulus II adalah bentuk
pengakuan iman itu,"
kata kardinal Burke menambahkan, "dengan mengingat
kembali bahwa Gereja adalah Tubuh Kristus, Gereja adalah milik Kristus dan
bahwa kita semua harus patuh
dalam melayani-Nya. "
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment