KANDANG NATAL DI VATIKAN
Nampaknya ketelanjangan adalah sarana penarik perhatian baru
yang inovatif dalam menampilkan adegan kelahiran Yesus di Kandang Natal di Vatikan
yang baru ini.
Dalam sebuah upacara peresmian pada 7 Desember 2017
lalu, Vatikan meluncurkan suasana Kandang Natal yang resmi di alun-alun Santo
Petrus. Pemandangan atau suasana Kandang Natal yang baru ini memiliki 20 patung
terakota (tanah liat / keramik), beberapa ada yang setinggi 6 kaki. Apa yang
mencolok dari suasana Kandang Natal yang baru ini adalah bahwa alih-alih
penyajian tradisional, di mana fokusnya hanya pada bayi Yesus, Maria dan Yusuf,
tetapi versi tahun ini lebih berfokus pada integrasi 7 "karya kemurahan hati
" ke dalam adegan Kandang Natal itu.
Patung pria
telanjang telah mencuri perhatian di Kandang Natal di Vatikan!
20 buah patung
hampir seukuran manusia, termasuk patung telanjang seorang pria, telah
menghapuskan patung-patung tradisional dari Bayi Yesus, Maria dan Yusuf di Kandang
natal yang baru, di Vatikan.
Adegan
tersebut mencakup patung-patung seukuran manusia telanjang yang "diberi
pakaian", seorang mayat dikuburkan,
dan seorang tahanan yang sedang
dikunjungi. “Gambaran dari malam
kelahiran Yesus,” kata
Paus Fransiskus, "diilhami oleh karya-karya belas kasih" dan merupakan pengingat "
dari
apa yang dikatakan Yesus kepada kita: 'Lakukanlah kepada orang lain apa yang kamu ingin orang lain
lakukan kepadamu.'
Patung yang menggambarkan orang yang sedang mengunjungi seorang tawanan
MERAYAKAN KEMATIAN DAN BUKAN KEHIDUPAN - gambar lain yang menarik perhatian adalah
seseorang yang mengubur orang mati di tempat kelahiran Yesus.
Patung Seorang Pria Telanjang
Telah Mencuri Perhatian pada adegan Kelahiran Yesus!
Mata kebanyakan orang mungkin akan dituntun lebih dulu dan tertarik kepada
pemandangan "unik" seorang pria telanjang yang secara menonjol
ditampilkan di Kandang Natal resmi di Vatikan - berada tepat di bagian depan
pohon Natal raksasa.
Patung Pria telanjang mencuri perhatian
di Kandang Natal Yesus di Vatikan!
Bahkan Facebook Tidak Menyetujui Gambaran Pria Telanjang di Kandang Natal itu
Yang cukup menarik, bahkan
Facebook sendiri tidak menyetujui gambaran pria telanjang di Kandang Natal itu. Iklan kami di Facebook untuk menyampaikan artikel ini tidak disetujui oleh Facebook dengan alasan berikut:
"Iklan anda tidak boleh menyertakan gambar yang
bersifat sugestif atau provokatif." Gambar yang kami gunakan untuk iklan
tersebut adalah gambar yang sebenarnya dari pria telanjang di dalam adegan kelahiran (Kandang Natal) di Vatikan. Berikut adalah
tangkapan layar iklan yang tidak disetujui karena gambar sugestif seksual yang
digunakan:
Dimanakah Bayi Yesus?
Sepintas, cukup sulit menemukan bayi Yesus di seluruh
‘Kandang Natal’ itu. Ini juga merupakan tantangan untuk mencari yang mana di
antara patung-patung itu adalah St. Joseph. Perawan Maria Terberkati, yang
biasanya digambarkan dalam adegan kelahiran saat menggendong Bayi Yesus, hanya dipajang
di bagian samping, dan tidak ditampilkan dengan jelas.
Patung-patung yang dipajang disitu, dimana ukurannya jauh
lebih besar daripada patung Bayi Yesus - semuanya memastikan bahwa orang akan
mengalami kesulitan untuk bisa menemukan Yesus, Maria dan Yosef dalam keseluruhan
pemandangan itu.
Adegan Kelahiran telah dibuat, yang nampaknya,
untuk mengalihkan pusat perhatian orang-orang terutama kepada aspek
"inovatif" dari pemandangan kelahiran baru - integrasi patung-patung yang
menggambarkan karya belas kasih (kerahiman). Hal ini hanyalah demi melayani
manusia – bukannya menyembah Juru Selamat yang baru lahir – dan tidak salah
lagi ini adalah tujuan utama dari keseluruhan pemandangan itu.
Reaksi-Reaksi Negativ Dari Pemandangan Kandang Natal
Di Vatikan:
Adegan suasana Kelahiran Yesus ini telah memicu reaksi
yang sebagian besar berupa reaksi negatif di Twitter, dimana beberapa orang
menyebutnya sebagai "mengerikan" dan "sangat tidak sopan".
Beberapa bahkan meminta rekan-rekan Katolik untuk berdoa rosario silih setelah
melihat adegan kelahiran Yesus yang seperti itu. Berikut adalah beberapa reaksi
terhadap adegan kelahiran itu, setelah fotonya pertama kali diposting oleh
reporter Edward Pentin di Twitter:
Adegan Kelahiran Terakhir Dari Paus Benediktus XVI
Adegan kelahiran yang baru yang dipromosikan oleh Paus
Fransiskus sangat kontras dengan adegan kelahiran dari Paus Benediktus XVI pada
tahun 2012 dalam peristiwa yang akan menjadi perayaan Natal terakhirnya sebagai
Paus. Adegan Natal tahun 2012 sangat tradisional dalam penampilannya, dengan
fokus utamanya jelas kepada Yesus, Maria dan Yosef (lihat gambar di bawah):
Adegan
kelahiran Yesus versi Paus Benediktus XVI di Vatikan lebih
"tradisional", dengan fokus pada bayi Yesus, Maria dan Yusuf.
Selamat Hari Libur
Kita telah melihat di seluruh dunia adanya upaya secara bersama-sama untuk
tidak menekankan kelahiran Yesus di hari
Natal, dan untuk mengaitkan Natal
dengan "liburan" daripada hari ulang tahun Tuhan kita. Banyak
pemimpin dunia, seperti Presiden Amerika Serikat sebelumnya, Barrack Obama,
menggunakan ucapan "Selamat Liburan" untuk menyambut orang lain
selama Natal, bukan dengan kata "Selamat Natal" dimana ucapan seperti
ini secara tepat bisa memfokuskan orang pada "Kristus" di hari Natal.
"Sekularisasi Natal" telah menyebabkan semangat Natal semakin
diasosiasikan dengan liburan, hadiah, Santa Claus, rusa, salju – semuanya, kecuali kelahiran Yesus. Anak-anak
menganggap Natal lebih sebagai saat yang indah untuk menerima hadiah materi
dari Santa Claus - bukan saat untuk memberikan hadiah kecil mereka kepada Tokoh
yang terlupakan, Yesus Kristus.
Kembalikan Kristus Pada Masa Natal
Banyak orang yang berpendapat bahwa tidak ada yang salah dengan
adegan kelahiran Yesus yang baru ini, karena ia berfokus pada aspek penting dari
ajaran Paus: belas kasih dan kasih sayang bagi sesama manusia, sebagaimana
ditunjukkan melalui 7 karya belas kasih.
Namun, adegan kelahiran Yesus yang baru di Vatikan ini tidak
menolong sama sekali dalam memerangi sekularisasi Natal yang terjadi secara
global saat ini. Sebenarnya, adegan kelahiran Yesus yang ini semakin memperparah
masalah - alih-alih berfokus pada kelahiran Tuhan kita, tetapi ia lebih berfokus
pada kebutuhan sesama manusia.
Natal bukanlah tentang merayakan kaum tawanan dan memberi pakaian
kepada
orang yang telanjang.
Natal adalah perayaan ulang tahun Yesus
Kristus. Semoga kita semua membantu, dengan cara kita sendiri yang kecil, untuk
melawan "sekularisasi" dan "humanisasi" Natal ini.
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
Di bawah ini juga adalah sedikit penjelasan Togel Singapura untuk membantu anda mendapatkan kemenangan bermain Togel
ReplyDeleteTogel Singapura