NABI PALSU DAN GEREJA
KATOLIK
by Casey
Marilah kita melihat Katekismus
sebentar.
Ujian Akhir bagi Gereja
675. Sebelum kedatangan kedua
dari Kristus, Gereja harus mengalami ujian terakhir yang akan menggoyahkan iman
banyak orang. Penghambatan, yang menyertai peziarahannya di atas bumi, akan
menyingkapkan "misteri kejahatan". Satu khayalan religius yang bohong
memberi kepada manusia satu penyelesaian semu untuk masalah-masalahnya sambil
menyesatkan mereka dari kebenaran. Kebohongan religius yang paling buruk datang
dari Anti-Kristus, artinya dari mesianisme palsu, di mana manusia memuliakan
diri sendiri sebagai pengganti Allah dan Mesias-Nya yang telah datang dalam
daging.
Jadi "penipuan agama yang tertinggi"
adalah berasal dari antikristus; namun jangan sampai kita tidak menyadari bahwa
menjelang saat penipuan agama tertinggi itu terjadilah kemurtadan. Kemurtadan
membuka pintu bagi antikristus. Lalu apa yang terjadi dengan Gereja menjelang kedatangan
antikristus?
Seperti yang dikatakan dalam
Tesalonika:
2Tes 2:3 Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang
bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan
haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa.
Jadi, akan ada
pemberontakan yang terjadi di dalam Gereja Katolik sebelum kedatangan kembali Tuhan kita. Hal ini sangat penting untuk diketahui oleh semua umat Katolik. Akan ada perubahan-perubahan yang akan diperkenalkan, dimana dari luar hal itu akan nampak seolah ‘diperlukan' dimana perubahan-perubahan
itu seakan menawarkan solusi
nyata bagi permasalahan mereka ‘tetapi harus dibayar dengan harga: kemurtadan’. Bukankah ini
sedang terjadi
sekarang, pastor-pastor yang terkasih? Bukankah antikristus yang memaksakan perubahan-perubahan baru ini untuk membuat dirinya berada di depan pintu,
namun si nabi palsu itu harus membuka jalan bagi antikristus,
karena nabi palsu itu akan menjadi orang yang sangat disukai
dan akan menjadi pemimpin agama paling kuat di dunia.
USKUP AGUNG FULTON SHEEN: TUBUH MISTIK DI DUNIA INI
AKAN MEMILIKI JUDAS ISKARIOTNYA SENDIRI, IA ADALAH NABI PALSU ITU. SETAN AKAN
MEREKRUTNYA DARI ANTARA USKUP-USKUP KITA.
Siapakah pemimpin agama yang
paling dikenal dan berkuasa di dunia ini? Mengapa St. Fransiskus dari Asisi
memperingatkan kita bahwa pada saat akhir nanti "Manusia yang tidak terpilih
secara Kanonik akan diangkat kepada jabatan Kepausan"?
Santo Fransiskus dari Assisi
berbicara tentang Nabi Palsu. Nabi Palsu itu adalah orang yang tidak terpilih
secara Kanonik yang akan diangkat kepada jabatan Kepausan.
Apakah masuk akal jika nabi palsu
itu adalah seorang Hindu, atau seorang Buddhis atau seorang pengikut Tao, tetapi
bagaimana dia bisa membantu antikristus menapakkan kakinya di pintu Gereja
Katolik seperti yang sudah kita ketahui bahwa dia akan mengambil alih Gereja
Katolik? Jawabnya adalah: tidak. Jika antikristus akan mengklaim bahwa dia
adalah 'kristus', maka dia akan membutuhkan orang-orang di dalam Gereja Katolik
untuk mendukung klaim tersebut agar dia bisa menyesatkan sebanyak mungkin orang.
Karena itu sangat penting sekali
untuk mendengarkan peringatan Bunda Maria bahwa akan ada DUA ORANG PAUS yang sama-sama
masih hidup pada saat akhir nanti. Salah satunya adalah Nabi Palsu yang membuka
jalan bagi antikristus, dan paus lainnya adalah paus yang benar. Mari kita simak
perkataan Melanie, visiuner dari La Salette, dengan sangat hati-hati: "Awalnya, kita tidak akan tahu paus
mana yang benar." Kata ‘benar’
disini menyiratkan bahwa salah satunya
adalah paus yang benar dan yang lainnya adalah paus yang tidak benar.
Hal ini karena yang pertama adalah paus yang diurapi Allah
dan yang lainnya adalah nabi palsu yang telah merebut Kursi Petrus. Tuhan
yang menciptakan ruang dan waktu dan yang mengetahui semua kejadian di masa
depan, tidak akan pernah memilih dua orang paus secara bersamaan untuk tumpang
tindih antara paus yang asli dengan paus yang palsu. Berarti ini adalah bagian
dari penipuan yang telah diramalkan itu. Tugas dari seorang paus adalah sangat
serius. Jika kita mengklaim bahwa Paus Benediktus telah diurapi oleh Tuhan
untuk menjadi paus yang pertama, lalu bagaimana kita bisa percaya bahwa Tuhan akan
mengurapi dia jika Tuhan sudah tahu bahwa dia tidak akan dapat melaksanakan tugas
itu?
Mengapa Tuhan telah memilih satu
orang dan kemudian memilih yang lain untuk menggantikannya? Pastor yang terkasih,
saya bukanlah seorang teolog, tetapi bahkan orang Katolik yang biasa-biasa saja
sudah dapat melihat bahwa ada sesuatu yang tidak benar di sini. Karena itu
Bunda Maria bernubuat tentang adanya dua orang paus; salah satunya adalah Nabi
Palsu yang akan dicintai dan memiliki banyak pengikut dan menuntun Gereja kepada
kemurtadan.
Juga telah dinubuatkan bahwa
akan ada sebuah sumpah setia yang baru yang harus dilakukan oleh para imam yang
akan menjadi bagian dari kemurtadan itu. Karena itu, hal ini merupakan sesuatu
yang harus selalu diwaspadai oleh semua imam dan mereka harus waspada jika
diminta untuk menandatangani janji atau sumpah yang baru itu. Jika sumpah
seperti itu tidak diperlukan selama 2.000 tahun ini, maka anda, pastor-pastor,
boleh merasa yakin bahwa setiap sumpah yang baru yang akan diperkenalkan
(dipaksakan) kepada anda TIDAKLAH akan berasal dari Tuhan.
Mereka yang tetap setia kepada
Yesus Kristus dan yang tidak mau menerima perubahan-perubahan ini yang datang
dari dalam Gereja, akan dianggap dan dituduh sebagai bidaah dan akan di-exkomunikasi
dan dituduh tidak setia kepada Gereja. Perahu manakah yang akan anda pilih,
pastor-pastor yang terkasih? Apakah anda akan menjadi orang yang tetap setia kepada
Ajaran-ajaran dan Tradisi-tradisi Gereja, meski jika itu berarti exkomunikasi
dan penganiayaan, atau apakah anda akan menjadi bagian dari gelombang baru di
dalam Gereja yang menerima kepalsuan? Pertanyaan saya: Berapa lama anda, pastor-pastor, dapat
mempertahankan Tradisi-tradisi Katolik tetap hidup jika ada paus yang berkuasa
memberitahu anda untuk menandatangani sumpah yang baru itu?
Apakah anda akan ikut berubah,
pastor yang terkasih? Apa yang akan terjadi jika anda tidak mengikuti pemimpin
anda?
Marilah kita jujur di sini dan
menyadari kewajiban kita untuk tetap patuh kepada Yesus Kristus setiap saat.
Amoris Laetitia, mungkin ya atau mungkin tidak, dimaksudkan untuk memfasilitasi
semua hal yang kita ketahui, tetapi bukan itu yang penting. Yang jadi masalah adalah
terbentuknya gelombang besar di dalam Gereja Katolik karena dokumen itu. Bahkan
hal-hal yang mungkin dimaksudkan dengan baik terkadang dapat disalah-tanggapi,
disalah-artikan, diterapkan secara salah, atau bahkan bisa berisi kesalahan,
bukankah begitu?
Jadi dengan segala cara, tidaklah
perlu pergi berkeliling sambil mengumpat paus, karena itu akan tidak
menghormati lembaga kepausan, tapi jujur saja, apa yang telah dinubuatkan oleh Bunda
Maria memang akan menjadi kenyataan, dan dengan sengaja atau tidak, tidak perlu
keahlian seorang ilmuwan roket untuk bisa melihat bahwa hasil Amoris Laetitia tidaklah
baik bagi kepentingan Gereja Katolik, terutama ketika Paus Fransiskus tetap tidak
mau memberikan klarifikasi yang diperlukan mengenai apa yang benar-benar
diajarkan oleh Gereja Katolik mengenai masalah ini.
Jika dibiarkan begitu saja,
tanpa ada klarifikasi yang datang dari Tahta Petrus, yang memperkuat Ajaran-ajaran
Gereja Katolik, maka hal itu benar-benar dapat menjadi bencana bagi Gereja
Katolik, bukan? Dan sejujurnya, dengan adanya empat orang Kardinal yang meminta
klarifikasi (dubia), bersama dengan para klerus dan ilmuwan Katolik baru-baru
ini melakukan hal yang sama, anda sendiri menyaksikan adanya kemurtadan di
dalam Gereja Katolik yang dilakukan tepat di depan mata anda sendiri, bukan?
Apakah anda mengira bahwa,
bagaimanapun juga, hal ini akan berhenti dan menjadi baik dengan sendirinya dan
semuanya akan kembali seperti semula? Hal ini tidak bisa diperbaiki jika
kebenaran tidak diklarifikasi dan kita masing-masing harus tahu apa yang
sebenarnya terjadi. Jika Paus Fransiskus tidak memberikan kesimpulan dan
klarifikasi yang diperlukan seperti yang diminta darinya, maka keretakan ini
tidak akan membaik, tetapi dengan pasti ia akan meruntuhkan bagian inti dari Gereja
Katolik yang akan menambahkan lebih banyak bahan bakar kepada kemurtadan yang
telah dinubuatkan.
Ini bukanlah kritikan terhadap pekerjaan
paus, melainkan refleksi yang teliti bagi kita semua yang ditugasi untuk
mempertahankan dan membela Ajaran-ajaran Suci Gereja Katolik. Umat awam
memiliki tanggung jawab juga dalam hal ini, bukankah begitu?
"... MENJADI PAUS YANG BURUK,
BERARTI BAHWA ANDA HARUS NAMPAK JAHAT DAN BERHIDUNG BENGKOK…."
Pernahkah ada paus-paus yang
buruk dalam sejarah Gereja Katolik? Ya, memang pernah ada.
Menjadi paus yang buruk tidak
berarti bahwa semua orang membenci anda. Demikian juga, menjadi paus yang baik
tidak berarti semua orang akan menyukai anda. Menjadi paus yang baik berarti anda
menjunjung tinggi Ajaran-ajaran dan Tradisi-tradisi Gereja Katolik, bahkan meski
seluruh dunia membenci anda, bukankah begitu? Jadi, apa yang membuat paus itu
baik atau buruk?
Seorang paus yang buruk belum
tentu orang yang jahat atau dibenci oleh semua orang. Kenyataannya, seorang
paus yang buruk bisa saja menjadi orang yang dicintai oleh banyak orang, tetapi
dia akan mengkompromikan Ajaran dan Tradisi Gereja. Bukankah paus juga memiliki
kehendak bebas? Bukankah paus juga harus mengaku dosa? Dimanakah di dalam Kitab Suci atau dalam Ajaran atau Tradisi Gereja,
dikatakan bahwa semua paus tidak dapat salah dalam segala hal dan dilindungi
dari semua kesalahan?
Orang yang paling baik di dunia
yang bisa berkata kepada orang banyak apa saja yang ingin mereka dengar, tidak bisa
membuat seorang paus yang baik. Seorang paus yang baik haruslah membela Ajaran-ajaran Gereja dan mempertahankan Tradisi-tradisi Gereja
Katolik tetap utuh, bukankah begitu yang seharusnya?
Dengan mengingat bahwa membela dan menjunjung
tinggi iman Katolik adalah sesuatu yang dituntut dari seluruh umat Katolik, dapatkah anda menyebut satu contoh saja di mana Paus Fransiskus secara terbuka membela Ajaran dan Tradisi Gereja Katolik? Jujur saja, bisakah anda? Atau dapatkah anda mengingat contoh-contoh di mana dia mengatakan sesuatu yang "baru" yang belum pernah
kita dengar sebelumnya, yang sepertinya dia mendorong
pembaharuan? Apakah dia adalah paus yang dipilih Tuhan, atau dia adalah
"pausnya rakyat" yang memberi tahu mereka apa saja yang ingin mereka dengar?
Dunia akan selalu membenci
seorang paus yang baik, karena dunia membenci Yesus. Bukankah itu yang terjadi,
pastor yang baik? Karena sejujurnya, dunia tidak mau bertobat dari dosa-dosa
mereka. Peran seorang paus bukanlah untuk memberitahu orang-orang apa yang
ingin mereka dengar. Paus sebenarnya memiliki tugas yang harus dilakukan untuk
membela Iman.
Apa yang akan dikatakan Yesus
tentang seorang paus yang menggoncangkan perahu
(Gereja) atau mendorong adanya perubahan atau membuka pintu bagi
penafsiran-penafsiran baru? Dengan segala hormat kepada Kepausan Suci, apakah ini
adalah paus yang baik bagi Gereja Katolik? Bagaimana dengan paus yang oleh
orang-orang lain di luar Gereja memperoleh tepuk tangan dan sanjungan karena
menjadi "manusia perubahan"?
Biarlah saya bertanya secara
jujur kepada anda, tanpa mengumpat seorang paus, tapi dengan fokus kami untuk
menegakkan Ajaran dan Tradisi Gereja Katolik: Apakah Paus Fransiskus berusaha
mempertahankan TRADISI atau apakah dia mengusahakan PERUBAHAN? Pertanyaan ini
bukanlah untuk menyerang dia, tapi sebuah pengamatan yang realistis dengan mengingat
fakta bahwa TRADISI KATOLIK adalah sesuatu yang harus dipertahankan oleh paus, bukankah
begitu?
Yesus Kristus sendiri mengatakan
bahwa kita bisa mengenal sesuatu dari buahnya. Ketika orang-orang di luar
Gereja Katolik yang membenci Yesus Kristus dan yang membenci Ajaran Gereja dan membenci
seruan untuk bertobat, namun siapakah yang mencintai Paus Fransiskus? Adalah
orang-orang itu juga! Bukankah ini sesuatu yang nampaknya sedikit aneh? Mengapa
orang-orang homoseksual misalnya, yang membenci Yesus Kristus melalui perbuatan
mereka, tetapi mereka mengasihi Paus Fransiskus, bahkan memajang fotonya pada sampul
majalah mereka?
Bukankah hal ini karena dia
mewakili ‘perubahan’ bagi Gereja Katolik? Jawabannya jelas ya. Paus macam
apakah yang diinginkan Yesus untuk duduk di Tahta Petrus? Orang yang akan
melakukan ‘perubahan’ ataukah orang yang mempertahankan tradisi Gereja?
Tanpa berusaha menyalahkan siapapun, kita perlu mendengarkan Yesus Kristus di sini dan
mengikuti apa yang di katakan Tuhan.
Luk 6:26 Celakalah kamu, jika semua orang
memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah
memperlakukan nabi-nabi palsu.
Jadi, ini bukan masalah menilai seorang
paus manapun, tapi mendengarkan Yesus Kristus dan untuk mengenali adanya PERUBAHAN
dan TRADISI adalah seperti api dan air bagi sebatang pohon. Seseorang akan bisa
membakar pohon itu (dengan api) atau yang lainnya akan memeliharanya (dengan air).
Tanyakan kepada siapa saja yang ada di jalan, "Menurut anda, apakah Paus
Fransiskus membela Tradisi atau membela Perubahan?" Dan anda akan banyak melihat
bahwa orang-orang akan dengan suara bulat mengatakan bahwa Paus Fransiskus MEMBELA
PERUBAHAN. Atau apakah anda tidak setuju, pastor-pastor yang terkasih?
Menjadi
baik dan dicintai oleh semua orang bukanlah tanda-tanda dari paus
yang baik. Tidak ada hamba yang bisa lebih besar dari tuannya.
John 15:18-20 "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia
telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia,
tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari
dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci
kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih
tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan
menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan
menuruti perkataanmu.
Apakah dunia menganiaya Paus
Fransiskus? Tidak. Justru memuji dan mengelu-elukannya.
Apakah mereka melemparkan tomat dan
batu-batu kepadanya, atau mereka mengasihi dia?
Ini adalah pertanyaan yang jujur,
pastor yang terkasih. Jelas kita semua melihat bahwa orang-orang menganiaya dan
membenci Yesus Kristus setiap hari, tetapi apakah orang-orang itu juga membenci Paus Fransiskus dengan cara yang
sama? Apakah dunia dan Gereja ini, entah bagaimana, menjadi lebih mengasihi Paus
Fransiskus daripada mengasihi Yesus Kristus? Sebagai orang yang mengikuti Yesus
Kristus dan mengasihi Dia, ini adalah pertanyaan yang jujur untuk ditanyakan.
Mengapa para pemimpin gereja dan
agama lain yang membenci Yesus Kristus dan Gereja Katolik, justru menghormati
dan menghargai Paus Fransiskus? Apakah hamba menjadi lebih besar dari pada Tuannya?
Bagaimana ini bisa terjadi?
Bukankah terasa aneh jika para
pemimpin agama di dunia semua berkumpul dan bertemu dengan Paus Fransiskus?
Apakah semua pemimpin agama tersebut akhirnya menyadari bahwa Gereja Katolik
adalah satu-satunya Gereja yang benar, atau adakah hal lain yang terjadi?
Mungkin ini adalah pesan yang ditempatkan oleh Paus Fransiskus di dalam peristiwa-peristiwa
ini? Mungkinkah klaim di bawah ini (foto dibawah) adalah benar?
Jika Yesus hidup di dunia saat
ini, apakah anda berpikir bahwa Dia akan membaca Kitab itu? Pesan apakah yang ingin
disampaikan oleh Paus Fransiskus, melalui tindakannya ini, kepada umat beriman?
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment