KETAATAN SEJATI KEPADA GEREJA KATOLIK
by Casey
Dalam hal apa yang telah
dinubuatkan oleh Bunda Maria, salah satu hal terpenting yang harus kita lakukan
adalah tetap TAAT kepada Yesus Kristus dan kepada Gereja Katolik melewati berbagai
cobaan yang akan terjadi pada zaman akhir. Firman Tuhan telah memperingatkan
kita bahwa pada zaman akhir nanti akan
terjadi kemurtadan dan bahwa akan ada orang-orang di dalam Gereja yang
TIDAK BERSEDIA tetap taat kepada Yesus Kristus dan Ajaran-Ajaran Gereja
Katolik. Akankah kita akan berada di dalam kelompok itu atau tidak? PARA ATASAN
ATAU PEMIMPIN KITA BUKANLAH ALLAH, ALLAH ADALAH ALLAH. Kita harus mengingatkan
diri kita sendiri bahwa ketika menyangkut KETAATAN, maka ketaatan kita haruslah
kepada Yesus Kristus dan Gereja Katolik, tanpa syarat dan tanpa goyah
sedikitpun juga. Ujian kita pada saat akhir nanti adalah berupa: APA YANG ANDA
LAKUKAN KETIKA ATASAN ANDA MURTAD DARI IMAN; APAKAH ANDA AKAN MENGIKUTI MEREKA MENUJU
KEMURTADAN ATAU TIDAK? Jadi, meskipun Tuhan kita Yesus Kristus mengutus kita
masing-masing untuk menunjukkan ketaatan kepada atasan kita, tetapi itu bersifat
KONDISIONAL (bersyarat), karena jika atasan kita melepaskan diri dari iman,
maka kita tidak harus mengikuti atasan tersebut dan kita masing-masing harus
tahu bahwa ini adalah kebenaran mutlak.
Bahkan jika semua orang lain di
sekitar kita mungkin bertindak murtad dari Iman Katolik dan menerima ajaran-ajaran
palsu dan perubahan-perubahan pada Doktrin Kudus dan Misa Kudus, tetapi kita
sendiri harus bertekad untuk tetap setia kepada Tuhan Yesus meskipun itu
berarti penganiayaan terhadap diri kita. Tidakkah anda setuju dengan pernyataan
ini, pastor-pastor yang terkasih? Apakah hal ini akan berupa ujian yang mudah? Tentu
saja tidak, terutama bagi kita yang lemah dalam hal iman. Gereja akan terbelah
oleh kemurtadan sebagaimana dinubuatkan oleh Firman Allah dan penting sekali bagi
umat Katolik agar memahami kedua pilihan ini, tetap setia kepada Tuhan Yesus
atau tidak, sehingga mereka dapat memilih dengan bijak.
Pada akhirnya, seluruh umat Katolik
akan diuji, apakah mereka akan tetap setia dan patuh kepada Yesus Kristus dan
kepada Gereja Katolik-Nya yang Kudus atau tidak. Banyak orang tidak tahu
tentang ujian yang akan datang ini yang akan terjadi selama saat kemurtadan itu.
Satu kelompok akan tetap taat kepada Yesus Kristus dan kelompok lainnya tidak
akan melakukannya. Itulah perbedaan yang sangat penting untuk diperhatikan pada
masa yang tidak terlalu jauh di depan, untuk memastikan bahwa kita tidak jatuh
ke dalam kemurtadan yang telah dinubuatkan itu.
Berbagai nubuatan yang telah kita
terima dari Tuhan dan dari Bunda Maria pada dasarnya menunjukkan bahwa salah satu dari "dua paus" pada
zaman akhir nanti (baca: sekarang!) akhirnya akan menuntun Gereja Katolik
menjauhi Tradisi dan memperkenalkan
ajaran baru yang akan membuka pintu bagi masuknya antikris. Sebagai umat
Katolik yang setia, kita seharusnya tidak pernah mengambil posisi di pihak paus
yang sesat, karena pastilah Tuhan tidak akan pernah memaafkan hal seperti itu. Tidak
perlu diragukan lagi disini bahwa kita harus mengikuti apa yang dikatakan oleh Bunda
Maria. Maka, fokus perhatian kita di sini seharusnya bukan pada menilai atau
menghakimi orang lain ataupun melakukan fitnah, melainkan pada KETAATAN kepada
Tuhan Yesus dan untuk menjaga pandangan kita tetap terpaku kepada Ekaristi
Kudus karena Ekaristi Kudus berada dalam bahaya besar selama saat kemurtadan itu
terjadi.
Tapi
seperti yang telah saya katakan sebelumnya, Ekaristi Kudus berada dalam bahaya
besar, dimana contoh-contoh berikut ini yang
sedang berlangsung di dalam Gereja, telah berbicara tentang fakta yang sedang
terjadi.
Ketika
berita-berita utama berbunyi bahwa paus "menentang ajaran Katolik yang telah bertahan selama bertahun-tahun ini", maka hal
ini seharusnya menjadi perhatian
kita semua sebagai umat Katolik, bukankah begitu?
Jika ada umat dari Gereja
Lutheran datang ke Gereja anda, bolehkah mereka menerima Komuni Kudus?
Apakah umat Protestan boleh
menerima Komuni Kudus dalam Gereja Katolik? Bisakah seorang paus merubah
ajaran-ajaran Gereja Katolik, atau membelokkan ajaran-ajaran itu?
Pastor yang terkasih, saya yakin
sekarang anda mulai mengerti bahwa saya di sini tidak berniat berbicara buruk
tentang seorang paus. Fokus saya di sini adalah mutlak untuk mempertahankan
Ekaristi Kudus dan selalu mengingat ketaatan kita kepada Yesus Kristus dan
Ajaran-Ajaran Kudus-Nya yang Abadi. Tidak mungkin paus kedua (PF), entah dengan
cara bagaimana, bisa menyelesaikan semuanya sekarang dan memulai lagi dengan
penuh semangat menyusuri jalan Tradisi. Kereta telah meninggalkan stasiun dan
tidak akan kembali lagi. Yesus Kristus sendiri mengatakan bahwa anda akan
mengenal sesuatu dari buahnya. Jika anda mengasihi Ekaristi Kudus, seperti saya,
maka anda tahu betul saat ini bahwa Ekaristi Kudus benar-benar dalam bahaya,
dan bahwa tugas dan kewajiban anda kepada Yesus Kristus adalah terus memberi
makan kepada domba-domba Allah, terlepas dari perubahan apapun yang diterima
oleh orang-orang lain yang berada di dalam Gereja Katolik. Orang-orang Katolik yang bercerai dan menikah lagi TIDAK DAPAT menerima
Ekaristi Kudus tanpa mengatasi dosa mereka dan kembali kepada keadaan rahmat melalui
Sakramen Rekonsiliasi dengan sebuah keputusan yang tegas untuk meninggalkan
dosa mereka. Pastor yang terkasih, saya tidak bisa menceraikan istri saya, lalu
menikah dengan orang lain dan hidup dengan wanita itu dalam relasi perzinahan dan
kemudian saya menerima Komuni Kudus, bolehkah? Anda sendiri tahu bahwa inilah yang
menjadi kenyataan saat ini.
Juga,
orang-orang Protestan dan Lutheran TIDAK BISA menerima Ekaristi Kudus dari Gereja Katolik, tetapi inilah agenda yang sedang didorong di
dalam Gereja Katolik sekarang dan anda, para pastor
yang baik, tidak ada lainnya yang dapat anda lakukan kecuali menghentikannya.
Anda, sebagai pastor yang baik,
pasti akan menggunakan tangan anda untuk mengurusi paroki anda sendiri, namun
ada banyak sekali tindakan pencemaran yang terjadi sehubungan dengan Ekaristi
Kudus sekarang, yang mungkin tidak anda sadari. Berikut ini adalah beberapa
contoh dari apa yang sedang terjadi di beberapa Gereja Katolik baru-baru ini:
Misa oleh PF di Filipina – January 2015
Berikut ini adalah link untuk
melihat video dari gambar diatas: https://youtu.be/u3G43C16Ju0
Ya, pastor yang
terkasih, pada gambar-gambar di atas, itulah Tuhan kita Yesus Kristus yang dibagikan
melalui tangan orang banyak, dari orang ke orang. Apakah seperti itu yang akan
dilakukan para rasul dulu?
Akhirnya pastor, dengan segala
hormat dan sembah sujud kepada Darah Berharga Tuhan kita Yesus Kristus, anda
mungkin tidak menyadari hal ini, namun pada tanggal 8 Juli 2013, Paus
Fransiskus merayakan Misa di kota pelabuhan Lampedusa. Tahukah anda apa yang
dia gunakan sebagai piala saat itu? Itu adalah piala yang terbuat dari kayu daur ulang dari kapal yang rusak. Coba
anda pikir, ini adalah Darah Berharga Tuhan kita Yesus Kristus yang kita
bicarakan di sini. Jika ada seorang umat membawa kepada anda piala seperti itu,
apakah anda akan menggunakannya untuk menempatkan Darah Tuhan kita Yesus
Kristus pada saat Konsekrasi? Tentu saja tidak.
Apakah tindakan seperti ini akan
dilakukan oleh orang yang tidak mau menyimpang dari Tradisi Gereja Katolik? Lebih
tepatnya, ini adalah merupakan pendahuluan dari perubahan yang akan segera
terjadi pada Gereja Katolik di zaman akhir.
Kemurtadan yang telah dinubuatkan
itu memperingatkan kita bahwa Gereja akan terpecah menjadi dua. Satu kelompok
akan terdiri atas orang-orang yang tetap taat kepada Ajaran-ajaran Gereja yang
telah diturunkan selama berabad-abad dan MEREKA AKAN DICAMPAKKAN KELUAR DARI
GEREJA MENUJU PADANG GURUN. Kelompok yang lain, yang murtad, TIDAK AKAN MENINGGALKAN
GEREJA SECARA JASMANI, namun sebenarnya mereka akan mengambil alih Gereja itu dan
mereka akan menerima perubahan-perubahan pada Ajaran-ajaran Gereja dengan penafsiran-penafsiran
yang baru yang bukan berasal dari Kristus dan pada akhirnya hal itu akan menuntun
mereka untuk menyembah kekejian yang menyebabkan kebinasaan atau kehancuran. Pertanyaannya
adalah, apakah hal ini sudah dimulai dengan sangat halus? Pernahkah anda
mendengar tentang imam-imam yang telah menerapkan penafsiran baru tentang
siapa-siapa saja yang dapat menerima Ekaristi Kudus berdasarkan Amoris
Laetitia? (Imam-imam di Buenos Aires telah menerapkan hal ini, dengan
memberikan Komuni Kudus kepada orang-orang yang bermasalah dalam perkawinannya.
Mereka mendasarkan keputusannya kepada Amoris Laetitia). Apakah Amoris Laetitia
merupakan ajaran baru yang tak bisa salah dari Gereja Katolik Roma, seperti yang
diyakini oleh beberapa orang?, atau apakah ada beberapa pertanyaan serius yang lahir
darinya? Ingat, ketaatan kita adalah kepada Yesus Kristus sebagai yang pertama
dan terutama, lebih daripada paus manapun, bukankah begitu?
Manakah yang lebih penting, taat
kepada manusia atau taat kepada Tuhan? Karena tidak dibutuhkan keahlian seorang
ilmuwan pembuat roket di sini untuk mengetahui bahwa Tuhan sedang menguji kita
semua, dan jika mayoritas umat dalam Gereja Katolik jatuh ke dalam kemurtadan
besok, maka minoritas umat yang tetap setia kepada ajaran-ajaran Gereja dan
yang tidak mau menerima kepalsuan-kepalsuan saat ini, akan ditendang keluar,
dan dituduh "tidak taat kepada Gereja" dan di-exkomunikasi. (Sekali
lagi, ini adalah nubuat lain yang juga akan terjadi). Sebenarnya juga
dinubuatkan bahwa akan ada ratusan ribu para hamba kudus (imam-imam) yang akan
di-exkomunikasi karena tidak bersedia menerima aturan-aturan baru dan yang
tidak bersedia menyembah nabi palsu ataupun antikris. Kemurtadan yang akan
terjadi di dalam Gereja Katolik (yang sudah mulai nampak saat ini), akan membuat
satu dari dua kubu yang akan mengambil alih Gereja. Bisakah kita menebak kubu mana
yang akan melakukan hal ini? Saya bisa memberi anda petunjuk dari hal ini.
Bukannya imam-imam yang baik yang ada di luar sana, karena umat beriman akan
menjadi orang-orang yang tersisa, orang-orang buangan, dan yang akan diusir ke
padang gurun selama 1260 hari. Oleh karena itu, kelompok yang akan mengambil
alih Gereja Katolik adalah mereka yang akan mau menerima perubahan-perubahan baru
di dalam "Gereja reformis" ini
seperti yang dapat kita lihat di dalam Wahyu 17. Lebih lanjut tentang hal ini bisa
kita dapat rujukannya di dalam Kitab Suci.
Jadi, walaupun kita mungkin
ingin berpikir dan berharap bahwa semua orang di dalam Gereja Katolik tidak
akan pernah menyimpang dari kebenaran dan tidak akan pernah jatuh ke dalam kemurtadan,
tetapi fakta yang menyedihkan adalah bahwa Firman Allah yang kudus sendiri
bahkan telah mengatakan kepada kita bahwa ini akan menjadi kenyataan. Memang,
akan terjadi sebuah kemurtadan, yang juga dikenal sebagai
"pemberontakan" di dalam Kitab Tesalonika yang akan terjadi di dalam
Gereja Katolik menjelang kedatangan kembali Tuhan kita.
Mereka akan menerima perubahan-perubahan
dan penafsiran-penafsiran baru terhadap Misa Kudus dan Ajaran-ajaran Gereja, dan
ajaran sesat akan menyebar ke seluruh Gereja. Lihatlah sendiri apa yang sedang
terjadi di dalam Gereja akhir-akhir ini. Mereka yang menolak perubahan-perubahan
dan penafsiran-penafsiran baru akan dicampakkan dan dituduh "tidak taat
kepada paus dan Gereja
Vatikan adalah bagaikan bus
sekolah. Gereja awali tidak memiliki Vatikan, sehingga kegiatan ibadah harus dilaksanakan
di jalan. Para imam saat itu merayakan Sakramen Kudus tidak di dalam Basilika
St. Mary, tetapi di jalan, di rumah-rumah, dan dari waktu ke waktu 'bus
sekolah' ini dibangun, alias Vatikan jika anda mau menyebutnya begitu. Apa yang
telah dinubuatkan adalah bahwa pada saat akhir nanti "bus sekolah" itu
akan dibajak dan pastor-pastor yang baik dan setia akan diusir ke padang gurun
dan di-exkomunikasi, dan dengan demikian hal ini menggenapi nubuat dari St.
Faustina dan Melanie dari La Salette. Gereja Katolik yang sejati bukanlah
pelacur dalam Wahyu 17, tetapi kita harus menyadari bahwa ini akan memisahkan
Gereja menjadi dua. Pelacur dalam Wahyu 17, seperti yang akan kita lihat,
adalah kelompok yang akan jatuh ke dalam kemurtadan dan yang akan mengambil
alih ‘bus sekolah’ sementara Gereja Katolik yang sejati adalah mereka yang
tetap setia kepada Tuhan dan siapa yang akan diusir ke padang gurun. Dengan
kata lain, kita boleh merasa yakin bahwa saat kemurtadan itu terungkap, kita
tidak akan bisa melihat imam-imam Katolik yang baik yang mengusir orang-orang
yang murtad dari iman untuk ke luar, namun justru sebaliknya yang akan terjadi:
Adalah orang-orang yang telah murtad dari kebenaran dan Iman yang akan mengusir
imam-imam yang baik dan setia yang tidak mau menyimpang dari Iman. Gereja-gereja
dan kawanan dombanya akan diserahkan kepada mereka yang mau menerima perubahan-perubahan
ini.
Uskup mencopot tugas
pastoral dari PASTOR MINUTELLA karena pastor ini mempertahankan ajaran otentik Gereja
mengenai perkawinan. PASTOR MINUTELLA menolak memberikan Komuni Kudus kepada orang
yang hidup dalam perzinahan aktiv. Silakan lihat disini.
Jadi sangat perlu bagi kita untuk
mengingat kembali apa yang dimaksud dengan KETAATAN kepada Gereja Katolik Suci,
karena kita tidak ingin menjadi salah satu dari mereka yang menerima perubahan-perubahan
ini hanya karena orang-orang lain melakukannya. Tuhan tidak memanggil kita
untuk mengikuti kawanan, tetapi Tuhan memanggil kita untuk mengikuti Dia dan
ujian ini akan memisahkan umat yang setia dari umat yang tidak setia. Ketaatan
kita kepada atasan kita bukanlah ketaatan yang buta, tetapi hal itu justru
adalah BERGANTUNG PADA KEADAAN, bukan? Ketaatan memiliki hierarkinya sendiri
dan bahkan para atasan kita juga diminta untuk menjadi taat. Bagaimana jika
atasan-atasan kita murtad dari kebenaran, apakah kita harus mengikuti mereka menuju
kesesatan? Tentu saja tidak. Kitab Suci dengan jelas menunjukkan bahwa akan ada
orang-orang di dalam Gereja Katolik yang
murtad dari kebenaran pada saat akhir nanti. Apakah orang-orang itu harus kita ikuti?
Tentu saja tidak. Rencana setan bagi saat akhir (Akhir Zaman) adalah seperti permainan
domino. Tangkaplah Tahta Petrus, dan kemudian buatlah perubahan-perubahan
sehalus mungkin dari dalam Gereja, dan dari sana ia akan menyebar ke bawah kepada
para pejabat dibawahnya dengan alasan ‘demi ketaatan' kepada atasan mereka.
Jika setan dapat mempertahankan para imam agar tetap menyimpang dan melakukan ‘sikap
kepatuhan otomatis’, maka mereka tidak akan bisa mengenali adanya perangkap yang
semula, karena mereka akan menganggap bahwa kewajiban mereka adalah kepada atasan
langsung mereka, tanpa syarat.
Ada banyak sekali atasan yang
akan terjebak dalam perangkap setan dan mereka bahkan tidak melihat bahwa perangkap
itu ada dan sudah datang. Ini adalah masalah yang sangat serius dan
mengharuskan para imam untuk tetap waspada dan memutuskan untuk tetap patuh dan
taat kepada Yesus Kristus, bahkan meskipun atasan mereka tidak. Tidak ada imam
yang boleh berasumsi bahwa atasan mereka akan tetap selalu setia, karena banyak
dari mereka hanya akan mengikuti kawanan dan tidak mengenali adanya perangkap
yang telah dipasang oleh setan bagi kawanan. Peristiwa yang terjadi pada orang-orang
Yahudi, akan terjadi pula pada umat Katolik. Adalah Imam Agung Hanas dan
Kayafas yang menyalibkan Tuhan kita. Kali ini "Imam Besar" itu akan
menyalibkan Tuhan kita lagi dengan menyingkirkan Ekaristi Kudus dari dalam Gereja.
Begitulah ujian bagi umat beriman.
KETAATAN MENUNTUT KITA UNTUK MENGENALI IMAN KITA DAN
MENEMPATKAN YESUS KRISTUS PADA PUSAT DARI KETAATAN KITA. Ada saat-saat dalam sejarah di mana ada pastor-pastor yang
buruk, uskup-uskup yang buruk, kardinal-kardinal yang buruk, dan bahkan paus
yang buruk yang telah menyimpang dari ajaran-ajaran Gereja, dan orang-orang seperti
itu TIDAK USAH diikuti. Ketaatan kita kepada atasan adalah ‘bersyarat’ karena
ada saat-saat dimana orang-orang yang berada di atas kita (para atasan kita) telah
melepaskan diri dari Tuhan. Ini adalah fakta yang menyedihkan, tetapi ini adalah
kenyataan, pastor-pastor saya yang terkasih. Ketaatan kita, lebih dari
segalanya, adalah ketaatan kepada Allah, bukan? Orang-orang zaman sekarang
telah bingung dan kacau akan arti yang sebenarnya dari ketaatan kepada Gereja
Katolik. Mereka telah menaruh ketaatan mereka pada pemikiran keliru dengan
menganggap bahwa ketaatan kepada atasan adalah sama dengan ketaatan kepada
Allah. Padahal BUKAN. Hanya karena seseorang memakai jubah putih atau memakai
kerah putih, tidak akan membuatnya menjadi suci dan taat kepada Tuhan. St.
Lukas mengingatkan kita akan tugas kita untuk taat kepada Allah seperti yang
dikatakan di dalam Kisah Para Rasul 5:29. (Kita harus lebih taat kepada Allah daripada
kepada manusia.)
Inilah ujian yang akan menimpa kita sebagai umat Katolik
Santo Petrus
pasti akan mengatakan hal yang sama kepada generasi ini, bukankah begitu? Jika
dipaksa untuk memilih di antara keduanya, maka kita harus memilih untuk menaati Tuhan daripada manusia, bukankah begitu? Kebanyakan orang mungkin tidak tahu hal ini, tetapi kemurtadan
yang akan terjadi di dalam Gereja Katolik mengharuskan kita untuk
memilih di antara keduanya. Sayangnya banyak orang tidak siap untuk menjalani ujian ketaatan ini yang akan menimpa Gereja Katolik pada hari-hari akhir. Banyak orang mungkin berpikir
bahwa Tuhan akan mengharapkan kita untuk taat kepada atasan kita, yang adalah manusia, tidak peduli apapun yang mereka ucapkan, tetapi bukan itu masalahnya, bukankah ini yang sedang terjadi
saat ini, pastor yang terkasih?
Pastor yang terkasih, saya tidak
berpikir bahwa pentingnya ketaatan mungkin terlalu
ditekankan di sini, karena pastilah Bunda Maria Fatima akan selalu mengarahkan
kita untuk taat kepada Yesus Kristus dan Ajaran Gereja Katolik, bukankah
begitu? Tapi apa yang terjadi ketika seorang paus mulai mengajarkan hal-hal
yang bertentangan dengan apa yang telah diajarkan Gereja selama 2000 tahun? Berikut
ini adalah contoh-contoh dari "ajaran-ajaran baru" Gereja Katolik.
Betulkah seperti itu?
Berikut ini, sebelah kiri adalah
kutipan dari perkataan PF yang berkata bahwa ‘Bunda Bumi telah memberi kita kehidupan’.
June 1st, 2016, Vatican radio.
March
25, 2017 – Pope Francis mengatakan: “Di dalam Tritunggal
Kudus itu sendiri, mereka saling berdebat di balik pintu tertutup, tetapi di
luar, mereka memberi gambaran tentang persatuan."
Pada tanggal 20 Desember 2013 -
Paus Fransiskus berbicara tentang Perawan Maria ketika berdiri di kaki salib Yesus
- "Dia (Perawan Maria) terdiam, namun di dalam hatinya, betapa banyak yang
dia katakan kepada Tuhan! 'Engkau, pada hari itu, ini dan yang lainnya yang
kita baca, Engkau telah mengatakan kepada saya bahwa Dia itu hebat, Engkau telah
mengatakan kepada saya bahwa Engkau akan memberinya Tahta Daud, nenek moyangNya,
bahwa Dia akan memerintah selamanya, namun sekarang saya melihatNya berada di
sana! "Bunda Maria adalah manusia! Dan mungkin dia bahkan punya keinginan
untuk mengatakan kepada Allah: "Bohong! Saya tertipu! "(Ini
dilaporkan pada tanggal 20 Desember 2013, oleh Radio Vatikan)
Juga dilaporkan pada 29 Mei 2015
dari Vatican. Berikut adalah kutipan dari ucapan Paus Fransiskus: "Bunda
Maria juga tidak mengerti. Karena pada saat itu, dia ingat apa yang dikatakan malaikat
kepadanya: "Dia akan menjadi Raja, dia akan menjadi hebat, dia akan
menjadi seorang nabi ..."; namun di dalam hati, pastinya, dengan Tubuh Yesus
yang terluka terbaring di pelukannya, Tubuh yang sangat menderita sebelum
meninggal, pastilah dia ingin mengatakan kepada Malaikat itu: "Pembohong!
Saya tertipu."
Apakah ini adalah ajaran baru
dari Gereja Katolik? Apakah ada orang yang diizinkan melakukan perubahan
terhadap apa yang diajarkan Gereja?
Pastor yang terkasih, tidak
hanya beberapa saja ucapan-ucapan PF yang bernada seperti ini, meski dia tetap
menekankan Tradisi Katolik. Tetapi anda sendiri tahu, kita tidak pernah tahu
apa yang akan dikatakan PF selanjutnya, bukan begitu?
Kita semua dipanggil untuk taat
kepada Gereja Katolik, bahkan paus juga dipanggil untuk taat. Ketaatan kepada
Gereja Katolik bukanlah ketaatan yang buta terhadap atasan kita, melainkan kita
harus mengetahui apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik dan kemudian kita tidak
boleh menyimpang dari ajaran-ajaran itu, bahkan meski semua orang lain
melakukan penyimpangan itu. Saya berkata jujur kepada anda, pastor yang
terkasih, nampak bagi saya bahwa banyak imam yang tidak bisa melihat ujian
mereka sedang tiba kepada mereka, sampai saatnya mereka membuat keputusan yang
salah. Jika hasil akhirnya nanti adalah bahwa imam-imam yang setia dan benar kepada
Kristus, harus merayakan Misa Kudus "di lumbung-lumbung, di ceruk-ceruk,
di gua-gua, dan di bawah tanah" seperti yang telah dinubuatkan, maka saya
pikir masuk akal jika kita harus bersiap-siap untuk menerima kenyataan bahwa
mayoritas umat Katolik, termasuk para atasan kita, akan cenderung mengikuti arus
orang banyak dan menerima perubahan-perubahan yang dipaksakan kepada mereka.
Kebanyakan orang mungkin tidak
akan berpikir bahwa mereka tak memiliki pilihan lain dalam masalah ini, tapi
sebenarnya Tuhan menguji kita melalui kemurtadan ini, seperti yang telah
dinubuatkan. Jika atasan anda membagikan buku-buku baru dengan kalimat-kalimat baru
dari doa Konsekrasi besok, apakah anda akan secara otomatis menerima perubahan-perubahan
itu karena hal itu berasal dari para atasan anda?
Atau akankah anda memeriksanya
dengan cermat dan menolak apapun yang menyimpang dari apa yang Gereja ajarkan
dan apa yang Kristus ajarkan? Sesulit apapun untuk dipercaya bahwa hal itu akan
terjadi, tetapi Firman Tuhan sendiri mengatakan bahwa Korban Sehari-hari akan
dihapuskan pada saat akhir nanti, karena ia benar-benar menyimpang dari Ajaran Gereja.
Tidak mau menerima perubahan-perubahan
ini berarti di-exkomunikasi dan dituduh "tidak setia kepada Gereja".
Tetapi siapakah yang akan tetap setia kepada Gereja Katolik? Itulah ujiannya.
Gereja yang benar akan dipaksa untuk mengungsi ke bawah tanah, sementara
sisanya akan menghormati Nabi Palsu dan Antikristus.
Mereka yang tidak mau ikut menyimpang
akan diusir ke padang gurun dan dituduh "tidak setia kepada Gereja dan
paus", namun sejujurnya, justru mereka yang menerima perubahan-perubahan ini
adalah benar-benar orang-orang yang telah murtad dari kebenaran. Seperti yang
bisa kita lihat, kemurtadan bukanlah ujian yang mudah untuk dilalui, dan itu
adalah tipu muslihat iblis yang sangat licik. Bagi mereka yang tertidur di depan
kemudi (para pejabat dan para atasan), mereka akan berpikir bahwa ketaatan
mereka kepada pemimpin mereka adalah tanpa syarat dan bahwa mereka harus berjalan
bersama kawanannya, tapi apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan kepada kita
adalah bahwa banyak pemimpin anda yang akan menjadi busuk pada saat-saat akhir
nanti.
Karena itu, orang yang
benar-benar akan tetap taat adalah mereka yang tidak akan menyimpang dari
Ajaran-ajaran Kristus dan dari apa yang diajarkan oleh Gereja. KEMURTADAN AKAN
MENGUJI IMAM-IMAM UNTUK MELIHAT APAKAH MEREKA TETAP WASPADA DAN TETAP SETIA,
MESKIPUN ORANG-ORANG YANG LAIN TIDAK TAAT. SETIAP AJARAN-AJARAN BARU ADALAH BUKAN
BERASAL DARI ROH KUDUS, KARENA HAL ITU ADALAH TIDAK MUNGKIN, KARENA HAL ITU
AKAN MENYIRATKAN BAHWA AJARAN-AJARAN KRISTUS TIDAK LENGKAP KETIKA IA DIBERIKAN
KEPADA PARA RASUL. Misa Kudus adalah Sakral dan Abadi dan tidak berubah, bukankah
hal ini benar, pastor yang terkasih? Apa manusia di bumi telah diberi wewenang
untuk mengubah Misa Kudus atau mengubah atau membuat pengecualian-pengecualian baru
tentang siapa saja yang dapat menerima Ekaristi Kudus? Jawabannya adalah tidak
ada. Namun kenyataannya orang-orang yang murtad ini benar-benar akan mengubah
Misa Kudus dan imam-imam kita yang baik dan tetap setia kepada Ajaran Yesus Kristus
menjadi tidak berdaya untuk menghentikan mereka melakukannya.
No comments:
Post a Comment