ikatan yang justru memecah belah
Yang dibawa kepada
Anda oleh uskup-uskup gay
January 7, 2019
Ketika kita memasuki tahun kalender baru 2019, semua tanda yang
ada menunjukkan jarinya kepada sebuah tahun ledakan bagi Gereja, sebuah kekacauan
besar, perpecahan besar. Tahun 2019 hampir berjalan 48 jam ketika uskup-uskup
A.S. mulai bertemu dalam retret yang berbicara soal momok pelecehan seksual di
kalangan klerus.
Tetapi bahkan di sini, mengenai topik ini, ada kesenjangan besar
di antara begitu banyak uskup. Beberapa uskup
yang masih memiliki keseimbangan jiwa dan iman, yang benar-benar tidak memiliki
kaitan dengan teologi dan formasi imamat yang keliru sejak tahun 1970-an tahu
betul dan mengatakan bahwa inti masalahnya adalah homoseksualitas.
Tetapi sebagian besar dari para
uskup lainnya, karena mereka adalah budak dari malformasi (kesalahan dalam pendidikan
imamat di seminari-seminari) sejak tahun 1970-an itu, menolak untuk mengakui
kenyataan ini bahkan di hadapan segala bukti yang berlimpah ruah.
Sejujurnya, mereka adalah kru yang amat menyedihkan. Bahkan
dengan FBI dan jaksa agung negara bagian Amerika Serikat yang menyerbu kantor admin
mereka untuk mencari file rahasia yang menutup-nutupi kasus pelecehan seksual
terhadap anak-anak di bawah umur – dimana 80 persen korbannya adalah remaja
laki-laki - mereka masih juga tidak mau mengakui kenyataan yang ada.
Hal itu adalah karena terlalu
banyak uskup sendiri yang gay. Mari kita perjelas disini: satu saja ada uskup gay, itu sudah terlalu
banyak. Tetapi di USCCB (‘KWI’-nya Amerika Serikat), akan menjadi puncak
dari sikap kenaifan jika tidak memahami bahwa banyak dari pria yang duduk di
ruangan retret itu berani berkata bahwa itu bukan masalah gay, dan tentu saja
mereka akan mengatakan hal itu.
Yang lain-lainnya, yang tidak secara langsung tertarik secara
seksual kepada pria lain, mereka masih juga terlibat, karena mereka menolak
untuk mengakui kengerian dari dosa ini, atau, mereka menutup mata terhadap hal
itu, karena mereka tidak ingin menghadapi murka dan amarah dari para imam gay
di Keuskupan mereka, seperti misalnya uskup agung Allen Vigneron di sini, di
Detroit.
Menurut seorang anggota fakultas di seminarinya sendiri, Mary
Healy, yang mengatakan di depan umum bahwa dia tidak akan mengakhiri misa
mingguan kelompok homoseksual yang anti-Katolik ‘Dignity’ karena dia takut
membuat marah para pastor gay di Detroit.
Namun, dia dan orang-orang lain yang seperti dia, tidak
pernah begitu peduli dengan kemarahan umat Katolik tradisional (ortodox) atau
orang-orang yang memperjuangkan Iman dalam kehidupan mereka sendiri. Dan semua
ini terjadi bersamaan dengan berita yang sekarang menyebar bahwa ada kampanye
penggalangan dana sebesar $ 200 juta yang sangat dinanti-nantikan akan
diumumkan dalam satu atau dua minggu ke depan. Sangat menjijikkan!
Inilah inti masalah pada pertanyaan "perpecahan"
ini. Itu adalah bagaikan tabir asap, tuduhan bahwa seseorang sedang "memecah
belah" atau menyebabkan perpecahan. Benar-benar tuduhan yang ngawur yang
dilemparkan pada seseorang. Sungguh, ucapan dari seorang uskup: "Kamu
memecah belah"?
Apakah mereka tidak tahu bagaimana semua nabi dan para Bapa
Bangsa yang saleh, para rasul, orang-orang kudus dan para martir berbicara secara
secara rutin? Dan terutama, Putera Allah, Yesus Kristus. Semua Mereka ini
"memecah belah," dalam pengertian yang baik. Itulah intinya.
Tetapi orang-orang malas dan munafik itu, dengan sepatu
kasual mereka, mengikis habis ajaran teologi sebagian besar uskup saat ini, merekalah
yang menciptakan dosa terbesar atas semua pelanggaran ini. Apa pun juga yang berbau
dosa dapat diterima, layak untuk mendapatkan kesempatan kedua, ketiga atau
bahkan keempat, dan jika Anda dianggap tidak sopan secara sosial, berarti tamatlah
riwayat Anda.
Para pria homoseksual atau yang berpikiran homoseksual
hendaknya tidak ditahbiskan sejak awal, karena semua isi neraka terlepas bebas merdeka
ketika mereka dikonsekrasikan kepada jabatan uskup.
Mereka mengorbankan kebenaran dan berkotbah dengan berani
demi sikap feminitas dan pengecut mereka sendiri yang amat menjijikkan dan kurangnya
maskulinitas otentik dengan bersembunyi di balik jubah imamat mereka dengan menuduh
orang lain memecah belah.
Para uskup, Katolisitas memang bergelut dengan perpecahan.
Apakah Anda tidak mengerti itu? Apa yang Anda pikirkan tentang Surga dan
Neraka?
Menurut Anda apa artinya berada dalam keadaan rahmat versus keadaan
dosa berat?
Tapi lihatlah, kombinasi homoseksualitas beracun dan
malformasi (salah asuh) intelek yang mereka dapatkan di seminari-seminari pada
tahun 1970-an telah membuat mereka tidak dapat melihat kebenaran ini. Mereka tak
bisa membedakan keadaan rahmat dan dosa berat !
Mereka ingin Gereja menjadi hiruk pikuk kebingungan yang
"lembut dan empuk" sehingga mereka bisa bersembunyi di dalamnya dan
merasionalisasi penyakit psikologis sodomi mereka.
Jika ada beberapa kerusakan sampingan terjadi pada beberapa
anak dan remaja putera altar, yang telah mereka perkosa di sepanjang jalan
imamat mereka, oh nggak masalah itu.
Jika ada ribuan seminaris diusir dari seminari dan kehilangan
panggilan mereka, dan bahkan terkadang iman mereka, oh nggak masalah itu.
Dan jika beberapa dari pemuda yang menjadi korban ini
berakhir dalam kehidupan kecanduan obat-obat terlarang dan eksploitasi seksual
dan bahkan sampai bunuh diri, oh nggak masalah itu.
Selama kita semua hidup rukun-rukun saja dan tidak mengucapkan
hal-hal yang bisa memecah belah, itulah yang terpenting. Para uskup sendiri
adalah penyebab perpecahan di dalam Gereja, khususnya para uskup homoseksual
dan para uskup sekutu mereka yang sekarang memegang kendali besar atas sebagian
besar Gereja.
Mereka adalah kanker di keuskupan, mereka adalah penghancur
jiwa, dan jika tanpa pertobatan, mereka akan menderita siksaan yang luar biasa
di neraka untuk selamanya. Itulah sebabnya mereka menghabiskan begitu banyak
waktu dengan mengabaikan masalah neraka atau mereka mempromosikan gagasan gila
secara rohani, bahwa mereka masih memiliki harapan yang masuk akal: karena semua
manusia pasti diselamatkan (ini adalah ajaran dari paus Francis).
Itu adalah pemikiran homoseksual, bukan teologi yang sehat,
dan para uskup itulah yang mengatakannya, mempromosikannya, mempertahankannya,
atau membiarkannya meluncur sendiri tanpa perlu didorong.
Lihatlah, Iman itu sendiri adalah selalu utuh, selalu murni,
selalu merupakan satu kesatuan. Tetapi terlalu banyak dari orang-orang ini -
banyak, mungkin sebagian besar, tetapi tidak semua mereka adalah homoseksual – mereka
adalah orang-orang yang telah membawa perpecahan ini dan kemudian berdiri pada jabatan
suci mereka dan mempromosikannya.
Kemudian ketika umat Katolik yang setia menyuarakan adanya perpecahan
yang mereka sebabkan, mereka menuduh kami yang menciptakannya. Itulah tepatnya
yang bisa Anda harapkan dari pikiran seseorang yang telah menyerahkan dirinya
kepada iblis.
Untuk mengungkapkan perpecahan yang sudah ada dalam Gereja
yang disebabkan oleh para uskup ini, untuk menjelaskannya, adalah pekerjaan
Allah. Saat ini ada terjadi di dalam Gereja sebuah perpecahan besar, sebagian
besar terjadi antara sejumlah besar uskup dengan umat beriman.
Sejujurnya, kita dan mereka tidak memiliki kepercayaan kepada
iman yang sama, sama seperti St. Petrus dan Yudas tidak percaya hal yang sama
tentang Tuhan kita. Yang satu mengatakan bahwa Dia adalah Mesias, Anak Allah,
yang lain mengkhianati Dia – ini bukanlah iman yang sama, meski keduanya adalah
murid Kristus.
Demikian juga Pastor James Martin dan saya tidak memiliki kepercayaan
kepada iman yang sama. Kardinal Blase Cupich dan saya tidak percaya kepada iman
yang sama. Kardinal Joseph Tobin dan saya tidak percaya kepada iman yang sama.
Mereka mengaburkan dan menipu jiwa-jiwa di altar sodomi dan mendukungnya. Apa
yang mereka khotbahkan bukanlah iman Katolik yang otentik.
Merekalah dan sejenis merekalah yang memecah belah; mereka
memecah belah jiwa-jiwa, menjauhkan jiwa-jiwa dari kebenaran. Dengan cara apa
dapat dikatakan bahwa kita menerima dasar iman yang sama? Tidak bisa. Sekarang,
banyak dari Anda yang menonton video ini, memiliki kenyataan yang sama, hanya
karena seseorang di lingkaran Anda mengatakan bahwa mereka beragama Katolik
tidak berarti bahwa mereka benar, dan mereka tidak boleh dibiarkan tetap dalam
pola pikir seperti itu.
Mereka juga perlu memahami bahwa mereka keliru tentang ajaran-ajaran
Gereja atau, jika mereka menolaknya, kemudian meninggalkan Gereja dalam praktiknya,
karena mereka sudah memiliki jiwa. Semua ini telah dibawa kepada Anda oleh
kerumunan bidaah modernist, sebagian besar dipicu oleh uskup homoseksual yang
bengkok dan sakit, serta mereka, di antara jajaran klerus sendiri, yang bersimpati
dengan pemikiran itu.
Ingin tahu dari mana semua perpecahan ini berasal?, lihatlah kepada
mereka - bukan kepada umat Katolik yang setia yang mencoba mengungkapkan
kebobrokan itu.
No comments:
Post a Comment