These Last Days News - November 7, 2016
Bom WikiLeaks: Kemitraan Soros / Clinton / Vatikan ...
https://www.tldm.org/news31/wikileaks-bombshell-the-soros-clinton-vatican-partnership.htm
RemnantNewspaper.com reported on November 4, 2016:
by Elizabeth Yore
Berkat WikiLeaks, kita mengetahui bahwa dalam
persiapan kunjungan paus ke AS pada bulan September, Vatikan secara proaktif
mencari masukan dari kelompok paling radikal dari kaum Kiri Demokrat. Apakah
ini merupakan gagasan paus Francis tentang 'dialog dan perjumpaan’nya yang
damai?
Ternyata semua jalan menuju ‘Vatikannya Francis’ mengarah kembali kepada George Soros.
Peta jalan rahasia ini disediakan oleh rilis WikiLeaks dari email John Podesta dan
dokumen-dokumen DCLeaks dari Open Society Foundation
milik George Soros. Berbagai email ini menguatkan dugaan
bahwa para agen
Soros bekerja sama dengan para kardinal tingkat
tinggi di Vatikan,
atas perintah George Soros.
Pada bulan Agustus 2016, dokumen DCLeaks yang diretas
dari 'Open Society’-nya Soros, mengungkap adanya dana hibah dari Soros senilai
$ 650.000 kepada PICO, sebuah organisasi radikal dari penyelenggara kegiatan komunitas
dengan tujuan untuk melakukan perjalanan ke Vatikan untuk mengadakan pertemuan-pertemuan
strategis guna mengantisipasi pemilu AS 2016.
Apa yang terjadi pada pertemuan Vatikan yang
didanai Soros?
Tidak mengherankan, hasil pertemuan 3 hari PICO Vatikan tiba-tiba terwujud di dalam email WikiLeaks di dalam inbox dari John Podesta. Sebuah laporan rinci tentang perjalanan kritis PICO / Vatikan tentu akan menjadi perhatian penting bagi Ketua Kampanye Kepresidenan Clinton, menggarisbawahi kemitraan Soros / Clinton / Vatikan. (Pengungkapan yang penuh dari realita : Soros memberikan $ 25 juta untuk kampanye kepresidenan Clinton dimana John Podesta sebelumnya mengetuai 'Center for American Progress’ milik Soros). Dan memang, catatan pertemuan itu mengungkapkan wawasan dan kecerdasan berharga dari komplotan rahasia kaum kiri yang tengah bekerja di Vatikan.
WikiLeaks telah membuka
tirai yang menutupi gerakan kaum radikal yang tertanam kuat dalam kepausan Francis. Pertemuan PICO Vatikan bukan sekadar pertemuan
singkat dengan paus. Sebaliknya, dokumen WikiLeaks itu mengungkapkan bahwa para aktivis organisasi Alinsky juga diundang, disambut hangat, dan makan malam dalam sesi strategis yang intens dengan para
kardinal tingkat tinggi Vatikan. Beberapa email yang bocor tersebut mengungkap intrik politik kaum kiri di belakang kepausan Francis, tempat penyelenggara komunitas yang
didanai Soros yang mengoordinasikan pesan-pesan radikal dengan orang kepercayaan Francis,
yaitu para kardinal
tingkat tinggi di Vatikan.
Mengapa Soros mau menanggung biaya perjalanan Vatikan
ini? Ini jelas merupakan investasi ‘bijak’ demi keuntungan jangka panjang.
Cache dari email John
Podesta
memperkuat kolaborasi berkelanjutan dari para globalis Soros dengan Francis
dan antek-antek kepausannya. Sejak pengangkatan kepausan Bergoglio, George
Soros mengidentifikasi Bergoglio sebagai sosok
yang memiliki semangat
yang sama dengan dirinya, seorang globalis radikal, dengan
otoritas dan suara moral Gereja Katolik yang banyak dicari-cari oleh Soros dan antek-anteknya. Paus Francis berbagi pandangan yang sama dengan Soros tentang dunia ini: yaitu perubahan iklim, migrasi
massal, ketidaksetaraan pendapatan, globalisme, dan benturan kapitalisme.
Dalam beberapa minggu setelah kepausan Francis yang baru, Jeffrey Sachs —
anggota lama yang menjadi otak kepercayaan George Soros, juga
penerima dana Soros $ 50 juta, dan pejabat tinggi PBB — diundang
dan ditampilkan sebagai ahli perdana pada
pertemuan di Vatikan
yang membahas tentang agenda radikal yang berupa isu mengenai iklim.
Sebagai indikasi status favoritnya, Jeffrey Sachs berbicara di Vatikan hingga 18 kali selama tahun-tahun pertama kepausan Francis. Jeffrey Sachs mengatur aliansi PBB / Vatikan tentang perubahan
iklim dan mendorong persetujuan dari paus Francis terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB dan Perjanjian Iklim
Paris, dan meresmikan agenda kaum globalis. Beberapa orang kepercayaan dan penasihat Soros, tertanam
kuat di dalam kepengurusan Akademi Ilmu Sosial Kepausan
Vatikan yang mempromosikan agenda globalis lingkungan PBB / Soros, dan protes
anti-kapitalis dari Occupy Wall Street.
Email John Podesta yang muncul pada laporan WikiLeaks mengungkapkan bahwa Vatikan meminta saran dari, dan bekerja sama dengan penyelenggara
komunitas kiri untuk memajukan platform politik partai Demokrat AS. Soros secara strategis mendanai para aktivis progresif PICO yang
tampaknya melayani sebagai orang-orang terdepan de facto untuk perjalanan Paus di AS yang akan datang, dengan
membahas kunjungan-kunjungan kepausan dan pesan-pesan politik dengan hierarki kunci Vatikan.
Dengan aliran harian data WikiLeaks, dari
email John Podesta, Vatikan selanjutnya dibuka kedoknya sebagai simpatisan kaum
kiri radikal Amerika. Email John Podesta mengungkap adanya para kolaborator
ekstremis yang berkuasa dan mengontrol kepausan Francis. Dari 6/22/15
WikiLeaks-Recap mengungkap kegiatan John
Podesta dalam kaitannya dengan kerja sama Soros-PICO Vatican:
“Tim kami termasuk beberapa pastor Afrika-Amerika anggota PICO yang sangat terlibat dalam kegiatan Black Lives Matter (BLM) (Soros mendanai BLM $ 33 juta dalam satu tahun, red.) Termasuk seorang pastor dari St. Louis yang berada di komisi Ferguson; Alvin Herring, Wakil Direktur kami, yang telah bekerja erat dengan para klerus di Baltimore; seorang DREAMer dari Florida; seorang pastor dari California yang sebelumnya tidak memiliki dokumen resmi; seorang Diakon Katolik kulit hitam, yang memimpin pekerjaan kami dalam penerapan penahanan massal (lockdown) di New Orleans; dan dua pekerja dari SEIU yang membantu memimpin kelompok the Fight untuk 15 pekerja.”
Soros mengirim aktivis komunitas keadilan sosial PICO ke Vatikan dengan perintah untuk ‘membentuk dan membingkai’ pesan Paus kepada warga Amerika. Di antara aktivis PICO dalam delegasi Vatikan ini adalah pastor Michael McBride, yang ditangkap di Ferguson karena memprotes pemukulan genderang mistis yang dibuat-buat tentang kebrutalan polisi terhadap Michael Brown yang tidak begitu "lembut." Diskusi dengan para pejabat tinggi di Vatikan selama tiga hari pertemuan berpusat pada agenda sayap kiri:
“Kami
menyampaikan pandangan kami bahwa paus adalah pemimpin dunia yang memiliki
signifikansi sejarah; bahwa pesannya tentang diskriminasi, kewaspadaan atas
meningkatnya ketidaksetaraan, dan kekhawatiran tentang ketidakpedulian global,
adalah penting untuk didengar dan dilihat oleh AS selama kunjungannya nanti;
dan bahwa kami bermaksud untuk memperkuat pernyataannya sehingga kami memiliki dialog moral yang lebih mendalam tentang
pilihan kebijakan melalui siklus pemilu 2016 mendatang."
Secara mengejutkan, tujuan yang mendasari perjalanan ke Vatikan dalam laporan kepada Ketua Kampanye Clinton, John Podesta, adalah agar delegasi tersebut memperkuat poin-poin
pembicaraan pemilu Demokrat 2016 kepada para pejabat
Vatikan. PICO, atas instruksi dari Soros, berusaha untuk memukul genderang
kebencian rasial, ketidakpuasan, ketidaksetaraan, dan diskriminasi, dengan para penulis
pidato Kuria Vatikan dan pidato Francis.
Email tersebut menegaskan bahwa paus Francis akan menggarisbawahi strategi
tema dan pesan serupa yang diumumkan dari aktivis PICO:
“Kunjungan
kami menegaskan strategi keseluruhan: paus Francis, sebagai pemimpin yang berskala
global, yang akan menantang “penyembahan berhala pasar” di AS dan menawarkan
seruan tegas untuk mengubah kebijakan yang mempromosikan pengucilan dan
ketidakpedulian bagi mereka yang paling terpinggirkan."
Delegasi
PICO memberikan cerita tentang ketidakadilan dan ketidaksetaraan kepada kuria
Vatikan. Bayangkan para pemrotes Ferguson, yang menyulut isu tentang ras yang
sedang memikat pejabat Vatikan dengan kisah-kisah kebrutalan polisi yang
merajalela dan pembunuhan Michael Brown dan pria kulit hitam tak berdosa
lainnya! Apakah para karinalnya Francis mau repot-repot memeriksa hasil tuduhan
kebrutalan polisi Ferguson yang dibuat-buat? Sepertinya, tidak..
“Dalam
pertemuan kami dengan para pejabat terkait, kami sangat menyarankan agar paus
menekankan – di dalam kata-kata dan perbuatan - perlunya menghadapi rasisme dan
hierarki rasial di AS. Percakapan yang semula dijadwalkan selama tiga puluh
menit berubah menjadi dialog dua jam.”
Haleluya!
Sepertinya semua orang bernyanyi dari buku nyanyian diskriminasi rasial Kumbaya
yang sama. Betapa ekumenisnya Vatikan
berdialog dengan para aktivis Black Lives Matter! Apakah ekonomi “penyembahan
berhala terhadap pasar” termasuk $ 33 juta yang diberikan George Soros untuk
protes BLM? Meragukan. Seperti dalam percakapan sarapan kami dengan Kardinal
Rodríguez, pejabat senior Vatikan itu berbagi wawasan mendalam yang menunjukkan
kesadaran akan suasana moral, ekonomi, dan politik di Amerika.”
Jelas,
Wakil Paus (orang ‘nomor 2’ di Vatikan), Kardinal Maradiaga Rodriguez,
mempromosikan dan berbagi pesan dari pengorganisir komunitas kaum kiri Amerika.
Saat memberikan masukan bagi kunjungan paus di AS yang akan datang, delegasi Vatikan
dan PICO sepakat bahwa paus Francis akan mengunjungi sebuah penjara selama
perjalanannya ke Amerika Serikat. Jadi, tidak mengherankan, jika selama singgah
di Philadelphia, paus Francis mengunjungi
penjara!
Kita didorong untuk percaya bahwa paus akan menghadapi isu ras melalui kerangka moral. Kami diberi tahu bahwa paus akan mengunjungi penjara saat berada di sini – untuk menunjukkan kepeduliannya tentang
penahanan
terhadap manusia."
Perintah berkelanjutan dari Soros kepada delegasi
PICO adalah untuk menelurkan,
menerapkan, dan mengoordinasikan tema-tema dan
acara strategis paus Francis selama kunjungannya di AS
pada September 2015. Vatikan setuju untuk memposisikan pesan paus agar selaras
dengan agenda radikal Alinskyite yang didanai oleh Soros. Seperti yang diketahui oleh operasi politik mana pun, dengan mengumpankan isu
ras akan bisa memastikan bahwa blok pemungutan suara Afrika-Amerika
diberi energi untuk memilih partai Demokrat.
WikiLeaks membuka kedok Gerejanya Francis di mana pengurus komunitas lokal
telah diajak berkonsultasi sebagai
orang-orang terdepan untuk mengatur kunjungan
kepausan ke AS dan memberi kepada paus Francis tema pidato dari sayap kiri
radikal.
Email
WikiLeaks dari John Podesta berlanjut:
“Inilah
mengapa kami berkumpul di Vatikan pada pertengahan Juni itu, atas dorongan Kardinal
Oscar Andres Rodriguez Maradiaga, yang sering disebut sebagai "Wakil
Paus" dan pendukung kuat PICO, yang telah mendesak kami untuk berbagi
cerita kami, perspektif dan harapan kami untuk mengatur dampak kunjungan paus
Francis ke Amerika Serikat, bersama dengan para pejabat Vatikan."
Jadi,
terima kasih kepada WikiLeaks, kami
mengetahui bahwa dalam persiapan untuk kunjungan paus ke AS pada September,
Vatikan secara proaktif mencari masukan dari kelompok paling radikal dari kaum Kiri
Demokrat, yang mengobarkan kekerasan dan anarki di jalan-jalan atas tuduhan (palsu)
dari kebrutalan polisi dan pembunuhan rasial, yang diarahkan kepada kasus di Ferguson.
Apakah ini adalah wujud dari gagasan paus Francis tentang dialog dan
perjumpaannya yang penuh damai?
Email dari
John Podesta juga membahas bahwa PICO dan Vatikan akan setuju untuk terus
berdialog tentang masalah keadilan sosial pada Pertemuan Gerakan Dunia Juli
2015 di Bolivia di mana paus Francis akan berbicara dengan para aktivis politik
global. Delegasi PICO menerima undangan pribadi dari Vatikan untuk menghadiri
World Meeting of Movements itu. PICO memang menghadiri
pertemuan Bolivia, bersama dengan rekan-rekan Vatikan mereka, Kardinal Turkson
dan Maradiaga serta paus Francis.
Perjalanan PICO Bolivia ke World Meeting
of Movements bahkan memberi kesempatan kepada delegasi PICO untuk berbagi
podium dengan paus, karena paus Francis berfokus pada ucapan bahagia
yang ‘tumpul’ dari ‘martabat lingkungan.’ Aktivis keadilan sosial, seperti PICO, dapat dengan cepat
beradaptasi dan mengarahkan isu dari kebrutalan polisi dan ketidaksetaraan rasial untuk
menggemakan keprihatinan Francis tentang "dampak perubahan iklim pada
ribuan keluarga."
Sementara di Bolivia pada World Meeting
of Movements, paus Francis menerima hadiah dari
Presiden Bolivia Evo Morales, seorang aktivis
sosialis radikal. Morales memberi paus Francis
sebuah salib yang ditempelkan
pada patung palu dan arit (komunis) yang sebenarnya
bersifat menghujat Tuhan
Yesus. Umat Katolik merasa tersinggung dan ngeri atas pencemaran dan politisasi simbol Katolik (salib)
yang paling berharga ini. Rupanya,
Vatikan tidak merasa tersinggung dengan hadiah itu karena presiden Morales justru diundang
ke Vatikan untuk berbagi podium dengan tokoh sosialis
lainnya, Bernie Sanders, pada April 2016.
Disambut
ramah di dalam Gerejanya Francis, di mana aksi politik Yesuit itu telah menggantikan
ajaran tentang keselamatan jiwa, yang mungkin sudah membosankan mereka, untuk
diganti dengan ajaran duniawi. ‘Pakaian keadilan sosial dari Bernardin yang telah
luntur dan lusuh’ dibangkitkan dengan kapur barus oleh aliansi busuk dari jaringan
global Soros dan Gerejanya Francis. Kini sudah saatnya untuk menjaga iman dan
dompet Anda.
*****
"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.” (Yoh. 15:18-19)
"Pertempuran ini, anakku, akan semakin cepat, karena tidak hanya akan ada perang bersenjata yang besar dari umat manusia, tetapi ia akan segera dikenal di seluruh dunia sebagai sebuah perang agama." - Our Lady of the Roses, Bayside, 21 Agustus 1974
PENIPU
"Ada sebuah formasi di dalam Rumah-Ku yang Kuberi
nama sebagai ‘orang-orang jahat dari salib.’ Mereka adalah para penipu. Mereka
masuk untuk menghancurkan. Mereka telah meraih dan mencapai kepemimpinan
tertinggi di dalam Rumah-Ku di dunia. Mereka menyalibkan Aku kembali di dalam
Rumah-Ku. Wakilmu (paus) menjadi tawanan di dalam Rumah-Ku." - Jesus, Bayside, 22 November 1976
BAHAYA
"Bahaya
terbesar bagi Amerika Serikat dan Kanada berasal dari infiltrasi segala bentuk kepentingan,
dan terutama di dalam Gereja Kudus dari Allah." - Jesus, Bayside, 18 Juni 1984
“Roma akan kehilangan iman dan akan menjadi tempat kedudukan antikristus.” – Our Lady of La Salette, September 19, 1846
"Kecuali
jika kamu sekarang mau mendengarkan peringatan-peringatanku, maka kamu akan
jatuh ke dalam perangkap yang telah ditetapkan bagimu. Musuh telah berada di
dalam Rumah Allah. Dia berusaha untuk menyingkirkan Wakil Kristus (paus) dari
antaramu, dan ketika dia melakukannya,
dia akan menempatkan seorang pria dari rahasia-rahasia gelap di Tahta Petrus!"
-
St. Thomas Aquinas, Bayside, 21 Agustus 1972
Pastor Maximilian Kolbe, pada tahun 1917 menyaksikan
kemunculan Freemason di Roma sambil mengibarkan bendera yang bertuliskan "Setan akan memerintah di Vatikan, dan
Paus akan menjadi budaknya."
LDM : Tuhan Yesus Kristus
19 Februari 2017
Umat-Ku yang terkasih, komunisme akan bangkit
dengan kekuatan yang besar yang akan mendominasi umat manusia dan akan memaksakan
dirinya kepada dunia. Kurangnya kepatuhan terhadap permintaan Ibu-Ku di Fatima pada
tahun 1917, adalah pemicu dari dominasi ini: Aku telah mengatakan hal ini pada
tahun 2017 pada peringatan 100 tahun dari Pesan Ibu-Ku di Fatima.
LDM - Perawan Maria
Terberkati
13 Mei 2013
Umat manusia berada dalam bahaya besar.
Komunisme telah mengubah langkah-langkahnya. Komunisme telah membuat berbagai
macam perjanjian dengan kelompok-kelompok yang ada di dalam Gereja Putraku, melemahkan kekuasaan dari para wakil
Putraku (paus), sampai-sampai membuat salah satu dari mereka melarikan diri di
tengah jenazah para kardinal dan para uskupnya yang setia. Gereja telah
mengalami kemurtadan yang paling parah di hadapan kekuatan-kekuatan duniawi
yang akan merebut Takhta Petrus di dunia.
LDM - Perawan Maria
Terberkati
12 Mei 2010
Masonry dan sekte-sekte lain yang bersekutu
dengan komunisme telah merencanakan strategi-strategi kuat guna melawan Gereja
Putraku, yang membuahkan hasil dengan melawan Benedict XVI yang kukasihi, dan
hal itu akan berujung pada penganiayaan yang telah diumumkan terhadap
orang-orang beriman dan penerapan meterai dari antikristus (Tanda Dari
Binatang). Petrusku yang terkasih (Benedict XVI) menderita dan akan banyak
menderita. Hatinya akan menderita di tanahku: di Fatima, dan aku akan membuatnya melihat
penderitaan dari apa yang akan datang.
Bunda Maria, Bayside, July 25, 1977
Kekuatan 666 tertanam kuat dalam pemerintahanmu, di dalam
diri para pastormu, gembalamu, uskupmu; bahkan setan telah masuk ke ranah
hierarki tertinggi di Roma.
Agen-agen 666 sekarang telah dilepaskan di Roma dan telah masuk ke tempat-tempat tertinggi hierarki. Hal itu akan berupa uskup melawan uskup dan kardinal melawan kardinal, sampai semua yang tersisa akan keluar dari pembersihan ini.
*****
LDM – Januari 2009 Bagian pertama
LDM
- Kutipan Nubuat Tentang Skisma Di Dalam Gereja Katolik
Coronavirus
Dan Kekacauan Dunia Baru
Uji
coba vaksin COVID di Inggris yang berasal dari sel bayi yang diaborsi...
Kudeta
Vatikan? George Soros Mendanai LSM Yesuit Dengan $ 1,7 Juta ...
Bayside
- Aliansi Hitam Antara George Soros Dan Paus Francis ...
No comments:
Post a Comment