Dogma tentang Neraka - Bagian V
Dr. Remi Amelunxen
Selain beberapa dosa besar terhadap Sepuluh Perintah Allah yang harus dipertimbangkan dalam pemeriksaan hati nurani, yang kami tunjukkan di sini, ada juga Tujuh Dosa Besar yang terkait erat dengan Perintah-perintah Allah itu:
Tujuh Dosa Pokok:
1. Kesombongan, yang sebenarnya adalah penyebab dari
segala dosa lainnya;
2. Keserakahan, cinta yang berlebihan akan kekayaan dan
barang-barang duniawi;
3. Nafsu, keinginan yang berlebihan atau kesenangan dalam
kenikmatan seksual;
4. Kemarahan, keinginan untuk membalas dendam, (berbeda
dengan kemarahan yang benar, yang muncul karena melihat hukum Tuhan dilanggar);
5. Iri hati, dendam atau kesedihan atas keberhasilan
atau milik orang lain, yang dapat menimbulkan kemarahan, kebencian, kecemburuan
dan kedengkian dalam diri sendiri;
6. Kerakusan, terlalu memanjakan diri dengan makanan atau
minuman;
7. Kemalasan, kurangnya upaya fisik atau spiritual yang
patut disalahkan, yang membuat seseorang enggan melakukan apa yang diperlukan
untuk mencapai keselamatan.
Untuk mencapai
keselamatan, kita juga wajib menjaga Enam Ajaran Gereja:
1. Mengikuti Misa pada semua hari Minggu dan Hari-hari
Raya yang diwajibkan;
2. Berpuasa dan berpantang pada hari-hari yang
ditentukan;
3. Mengaku dosa setidaknya setahun sekali;
4. Menerima Komuni Kudus di masa Paskah;
5. Berkontribusi untuk mendukung Gereja;
6. Mematuhi hukum Gereja tentang Perkawinan.
Bergantung pada situasinya, pelanggaran terhadap
ajaran-ajaran ini bisa merupakan dosa berat. Misalnya, melewatkan Misa Kudus
pada hari Minggu dengan sengaja atau karena malas adalah dosa berat.
Pentingnya kemurnian
Tidak ada yang lebih
penting dalam hidup kita selain kemurnian.
Banyak negara telah
dihancurkan oleh ketidakmurnian lebih daripada invasi oleh negara lain.
Kekaisaran Romawi yang berhala itu jatuh terutama karena kerusakan moral
pribadi dan publik. Sodom dan Gomora lenyap dari muka bumi karena dosa-dosa
yang tidak wajar melawan kesucian yang berseru ke pada Surga untuk melakukan pembalasan.
Masyarakat yang tidak murni adalah masyarakat yang terkutuk.
Dekadensi moral Roma menyebabkan kejatuhannya
Dan apa yang kita miliki di
dunia saat ini? Kenajisan atau ketidakmurnian hingga sampai pada fondasinya yang
nampaknya hanya bisa diperbaiki
dengan melalui Hukuman
Ilahi seperti yang disampaikan
oleh Bunda
Maria di Fatima dan Quito.
Tubuh kita adalah milik Tuhan, dan kita tidak dapat menggunakannya bagi segala bentuk kenajisan.
Santo Paulus memberi tahu kita bahwa tubuh kita adalah Bait Roh Kudus. Perintah Keenam
dan Kesembilan mengamanatkan kemurnian tubuh dan pikiran, karena dosa kenajisan
meluas kepada
pikiran serta tindakan.
Yang menjadi tempat
lahir kenajisan atau
ketidakmurnian adalah nafsu-nafsu dari indera kita. Untuk
"membenarkan" kecenderungan dan kesalahan nafsu kita yang buruk, kita
menemukan atau menciptakan
berbagai alasan dalam pikiran kita. Juga, pikiran kita dengan
sendirinya dapat menjadi sumber godaan ketika kita tidak bisa mengendalikan ingatan kita --- dengan cara mengingat dan berkutat
pada dosa-dosa masa
lalu ---
dan imajinasi kita ---
lamunan yang bersifat sensual.
Pikiran buruk harus dihilangkan dengan doa dan diarahkan kepada hal-hal yang baik di
mata Tuhan.
Untuk menghindari ketidakmurnian, kita dapat
mempertimbangkan saran tradisional berikut:
• Bersikaplah rendah hati dalam penampilan,
pakaian, kata-kata dan tindakan;
• Jangan mengasosiasikan diri kita dengan teman
yang tidak sopan atau tidak murni;
• Dengan hati-hati hindarilah buku, film, dan
situs internet yang buruk dan tidak murni, dan jangan mendengarkan bahasa yang
buruk atau jorok dalam bentuk apa pun;
• Berdoalah dengan segera begitu godaan melawan
kemurnian datang kepada kita;
• Mengaku dosa dan menerima Komuni Kudus sesering
mungkin;
• Melakukan devosi yang tekun kepada Bunda Allah, Perawan Yang Paling Murni.
Ada lebih banyak jiwa pergi ke Neraka karena ketidakmurnian daripada dosa-dosa lainnya, Bunda Maria memberi tahu visiuner Jacinta dari Fatima. Seseorang hendaknya dapat menyadari pentingnya menghindari semua dosa terhadap kebajikan ini.
Rahmat Pengudusan
Untuk menghindari Neraka, seseorang harus tetap berada
dalam keadaan rahmat pengudusan. Rahmat pengudusan adalah kehormatan, kemuliaan
dan kegembiraan kita, untuk dihargai dengan segala cara. Nilainya dalam jiwa
kita lebih besar daripada semua nilai alam semesta ini. Maka Setan menggunakan
setiap tipu daya dengan tujuan untuk membuat kita kehilangan rahmat pengudusan
itu.
Terlalu sedikit orang yang menyadari pentingnya berada
dalam keadaan rahmat
pengudusan pada saat kematian
Sungguh, berapa banyakkah umat Katolik saat ini
yang tahu apa itu rahmat pengudusan, dan yang paling penting: untuk menghindari
Neraka dan mencapai keselamatan? Berikut garis besarnya:
.
1. Rahmat pengudusan adalah partisipasi dalam
kehidupan ilahi yang menyucikan jiwa kita dan menjadikan kita sebagai sahabat
Allah dan memberi kita klaim atas warisan Surga;
2. Rahmat pengudusan menjadikan kita sebagai Bait
Roh Kudus.
3. Rahmat pengudusan hilang oleh setiap dosa
berat.
4. Rahmat pengudusan dipulihkan melalui pertobatan,
pengakuan dan absolusi oleh seorang imam.
Melalui rahmat kita mendapatkan
Surga; jumlah rahmat
pengudusan
yang kita terima dan penerapannya
di
sini, di dunia ini, akan menjadi ukuran
yang tepat dari pahala kita di Surga. Kasih karunia atau rahmat pengudusan adalah
partisipasi kita dalam
kehidupan ilahi, sebuah
perpanjangan
dari generasi kekal Putra
Allah,
Tuhan kita Yesus Kristus. Hanya di Surga kita akan menyadari nilai yang tak terhingga dari rahmat pengudusan ini.
Mengingat bahwa di masa kemurtadan umum dan menyeluruh saat ini, doktrin tentang rahmat pengudusan tidak lagi
dikhotbahkan dan diajarkan, kita
bisa bertanya berapa banyak umat beriman yang memiliki gagasan dan pengertian tentang apa rahmat pengudusan itu dan apa pula pentingnya?
Berpalinglah kepada Bunda Maria
Jika seseorang merasa putus asa karena kesulitan untuk
mencapai Surga, biarlah dia berpaling kepada Bunda Maria.
Bunda Maria adalah perlindungan dan harapan
semua orang berdosa
Perawan Tersuci adalah bahtera yang terberkati, kata St. Bernard, di mana siapa pun yang berlindung kepadanya akan lolos dari bangkai kapal kutukan kekal. Pada saat air bah, bahkan binatang buas pun diselamatkan di dalam bahtera Nuh. Jadi, di bawah perlindungan Maria, bahkan orang berdosa pun diselamatkan.
Suatu hari, dalam sebuah penglihatan,
St. Gertrude melihat Bunda Maria dengan jubahnya terbuka lebar. Di bawah lipatan-lipatannya terdapat
banyak sekali hewan
liar: singa, beruang, harimau - semuanya berlindung di sana. Orang Kudus itu memperhatikan bahwa
Perawan Maria tidak mengusir pergi
binatang-binatang itu. Dia menyambut binatang-binatang itu dengan ramah dan
membelai mereka. Dari sini, St. Gertrude menyimpulkan bahwa selain orang-orang berdosa
yang paling ganas sekali
pun tidak
ditolak oleh Maria, tetapi mereka bahkan disambut dan diselamatkan oleh Bunda Maria, dari kematian kekal.
Marilah kita memasuki bahtera ini, bahtera Bunda Maria; marilah kita
berlindung di bawah jubah Bunda Maria dan dia tidak akan menolak kita, tetapi
akan mengamankan keselamatan kekal kita.
Cara lain yang aman untuk memperoleh
keselamatan,
menurut pendapat penulis ini, adalah meminta bantuan kepada St. Josef, pasangan yang suci dari Maria, dan memintanya juga untuk menjadi perantara bagi
kita guna mencapai
keteguhan akhir
dan penyesalan yang sempurna atas dosa-dosa kita.
Kesimpulan
Telah diketahui dengan baik bahwa
anak-anak kegelapan dikuasai
oleh
pengejaran kesenangan, harta
benda dan kekuasaan. Apa yang kurang diakui adalah bahwa
anak-anak terang, yang sibuk mengejar keselamatan, sering menyia-nyiakan banyak
waktu mereka, yang seharusnya digunakan untuk memuliakan Tuhan. Hal ini menghalangi
mereka untuk mengumpulkan harta yang lebih besar di Surga. Penyia-nyiaan seperti itu dapat
mengarah ke Neraka atau tinggal lama sekali dalam Api Penyucian yang memurnikan mereka. Oleh karena itu,
marilah kita berusaha dengan sekuat tenaga, selagi kita masih bisa, untuk menimbun harta di
Surga.
Tampaknya sudah tepat untuk mengakhiri serial tentang Neraka
ini dengan memohon berkat yang secara tradisional digunakan oleh klerus bagi
umat mereka dan oleh umat awam bagi keluarga dan teman mereka:
Benedictio Dei omnipotentis, Patris et Filii et Spiritus Sancti
descendat super nobis et maneat sempre.
Dalam nomine Patris, et Filii, et Spiritus Sancti. Amin. (1)
Semoga Berkat Tuhan Yang Mahakuasa, Bapa, Putra dan Roh Kudus,
turun atas kita semua dan tetap untuk selamanya.
Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin. (1)
*****
LDM
- Penglihatan Dan Renungan LDM 13 September 2020
Bagaimana
Pemerintah Cina Menggunakan Warganya Sebagai Tikus Percobaan
Dogma
tentang Neraka – Bagian I
Dogma
tentang Neraka – Bagian II
Dogma
tentang Neraka – Bagian III
“Iblis
dan Karl Marx”: sebuah ulasan
Dogma
tentang Neraka – Bagian IV
No comments:
Post a Comment