SHUTTERSTOCK.COM
Uji coba vaksin COVID di Inggris yang
berasal dari sel bayi yang diaborsi, dihentikan sementara, setelah ada peserta yang
jatuh sakit
Perusahaan farmasi yang memproduksi vaksin itu menegaskan bahwa
keputusan untuk menghentikan uji coba adalah 'tindakan rutin’
INGGRIS, 9 September 2020 (LifeSiteNews) - Uji coba salah satu vaksin virus korona potensial
terkemuka, yang menggunakan jalur sel dari bayi yang diaborsi, dihentikan
sementara setelah ada peserta uji coba yang jatuh sakit.
AstraZeneca, perusahaan farmasi Inggris yang telah
mengembangkan vaksin virus corona bekerja sama dengan Universitas Oxford,
kemarin mengeluarkan pernyataan
yang mengumumkan "jeda sukarela untuk vaksinasi di semua uji coba."
Sementara beberapa media menggambarkan insiden tersebut
sebagai "dugaan reaksi merugikan yang serius", pernyataan AstraZeneca
hanya menyebutnya sebagai "satu peristiwa dari penyakit yang tidak dapat
dijelaskan yang terjadi dalam uji coba Fase III Inggris." Uji
coba skala besar dari vaksin potensial juga telah terjadi di bagian
lain dunia termasuk di Afrika Selatan dan Brasil.
The New York Times telah melaporkan
bahwa sumber anonim yang "mengetahui situasi" ini telah memberi tahu
mereka bahwa "individu tersebut" telah menerima diagnosis sindrom
inflamasi myelitis transversal, yang mempengaruhi sumsum tulang belakang dan
sering dipicu oleh infeksi virus."
Perusahaan farmasi itu bersikukuh bahwa keputusan untuk menghentikan
sementara uji coba adalah "tindakan rutin" dan bahwa "dalam uji
klinis besar, penyakit-penyakit akan terjadi secara kebetulan dan harus
ditinjau secara independen."
AstraZeneca menggunakan turunan
sel HEK-293 yang terbuat dari sel janin yang diambil dari bayi yang
diaborsi beberapa dekade lalu untuk memproduksi vaksin virus korona. Garis sel
HEK-293 awalnya berasal dari jaringan ginjal yang diambil dari bayi perempuan
sehat yang diaborsi secara elektif di Belanda pada tahun 1972.
Bulan lalu Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan bahwa pemerintahnya membuat kesepakatan dengan perusahaan farmasi Inggris untuk memasok warga Australia dengan vaksin virus korona secara gratis, asalkan vaksin tersebut lolos uji klinis. Tak lama setelah mengumumkan perjanjian, Morrison pertama kali mengatakan bahwa vaksin virus corona akan dibuat "semaksimal mungkin" sebelum dengan cepat dia menarik kembali komentarnya dan mengatakan bahwa vaksin "tidak akan diwajibkan" dan bahwa "kita tidak bisa menahan seseorang dan membuat mereka harus menerimanya."
Pada bulan Mei, pemerintah Federal AS mengumumkan bahwa mereka memberikan dana $ 1,2 miliar untuk pengembangan vaksin virus korona AstraZeneca sebagai bagian dari program ‘Operation Warp Speed’Presiden Trump.
*****
7
Langkah Yang Dapat Dilakukan Untuk Mempertahankan Privasi Anda
Injil
Menurut Francis: "Peliharalah awan-awan-Ku"
LDM
– Januari 2009 Bagian pertama
LDM
- Kutipan Nubuat Tentang Skisma Di Dalam Gereja Katolik
Coronavirus
Dan Kekacauan Dunia Baru
Ayo bergabung di IONQQ dan nikmati deposit/withdraw yang cepat tanpa harus menunggu lama
ReplyDeleteIONQQ menyedikaan bonus rollingan 0.3% dan referral 20%
Ayo segera bergabung bersma kami
WA : +855 1537 3217