Saturday, September 26, 2020

Dogma tentang Neraka – Bagian II

 Dogma tentang Neraka Bagian II

 https://traditioninaction.org/religious/e063_Hell_2.htm

 

Rasa Sakit Yang Ditimbulkan Pada Jiwa Terkutuk Di Dalam Neraka

 

Dr. Remi Amelunxen

 

Neraka telah diungkapkan oleh Tuhan kita sebanyak 50 kali di dalam Injil, seperti yang kita lihat di artikel sebelumnya. Di sini kita akan memeriksa rasa sakitnya Neraka, bagaimana umat Katolik harus berpikir tentang Neraka, untuk menimbulkan rasa takut yang menyehatkan yang seharusnya kita miliki, dan bagaimana hal itu seharusnya mempengaruhi tindakan kita sehari-hari.

Yang dominan dalam kata-kata Kitab Suci tentang Neraka adalah siksaan api yang mengerikan. Kitab Suci menyebut Neraka sebagai “kumpulan belerang dan api,” “Gehena api,” “api yang kekal,” dan “tungku api di mana api tidak akan pernah padam.”

 

 

Api Neraka adalah api yang nyata

 

 “Api Neraka adalah api yang nyata,” pastor François Xavier Schouppe menegaskan dalam bukunya The Dogma of Hell Illustrated by Facts taken from Profane and Sacred History.


“Itu adalah
suatu api yang menyala seperti api di dunia ini, meskipun sangat jauh lebih aktif dan lebih menyakitkan. Bukankah seharusnya ada api yang nyata di Neraka, mengingat bahwa ada juga api yang nyata di dalam Api Penyucian?” (1)


“Itu adalah api yang sama,” kata St. Augustine, “yang menyiksa
orang-orang yang terkutuk dan memurnikan orang-orang yang terpilih.” (2)

Penderitaan mengerikan karena terbakar api di bumi
akan berakhir ketika api membakar habis orang tersebut. Tetapi di Neraka, penderitaan sakitnya api yang ada disana tidak pernah berhenti, karena api di sana menyala tetapi tidak menghanguskan. Itulah mengapa sangat baik bagi kita untuk berpikir dan merenungkan tentang Neraka sebagai sarana untuk mendorong kita melepaskan segala kesenangan duniawi yang sesat, semua persahabatan dan keterikatan yang bisa menuntun kita ke neraka.

Hanya dengan melihat jiwa yang jatuh ke
dalam Neraka telah mampu menyebabkan rasa sakit yang tak tertandingi. St. Margaret Mary Alacoque melihat penampakan salah satu saudara perempuan seiman (suster), yang baru saja meninggal. Suster itu memberi tahu St. Margaret Mary bahwa dia menderita dengan kejam di dalam Api Penyucian dan memohon bantuan doa dan haknya untuk memperoleh Surga segera.

"Lihatlah ranjang tempatku berbaring," katanya kepada St. Margaret, "tempat dimana aku menahan rasa sakit yang tak tertahankan."

“Saya melihat tempat tidur itu,” kata orang kudus itu dalam tulisannya, “dan hal itu sampai saat ini masih membuat saya bergidik. Itu penuh dengan paku tajam dan berapi-api, yang menembusi daging. Almarhumah mengatakan kepada saya bahwa dia menderita penyiksaan ini karena kemalasan dan kelalaiannya dalam mematuhi aturan-aturan religius."

“Tapi ini belum semuanya,” lanjut s
uster itu. “Hati saya tercabik-cabik untuk menghukum umpatan saya terhadap atasan saya. Lidah saya menderita karena kata-kata saya yang bertentangan dengan kemurahan hati dan pelanggaran terhadap kesucian yang saya lakukan. Tetapi semua ini adalah masalah kecil dibandingkan dengan rasa sakit lainnya yang disediakan Tuhan untuk saya alami. Meskipun tidak berlangsung lama, hal itu lebih menyakitkan bagi saya daripada semua penderitaan saya di dunia dijadikan satu.”

Kemudian suster itu memberi tahu St. Margaret Mary bahwa Tuhan telah menunjukkan kepadanya salah satu kerabat perempuannya yang telah meninggal dalam keadaan dosa berat yang dihukum oleh Hakim Tertinggi dan masuk ke dalam Neraka, sebuah pemandangan yang menyebabkan dia begitu ketakutan, ngeri dan sakit, sehingga tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkannya. (3)

 

Ini hanya satu laporan. Pastor Schouppe yang menyajikan banyak kisah mengerikan tentang kaum religius dan umat awam yang mengungkapkan kengerian Neraka. Satu kejadian singkat melibatkan seorang pastor suci yang mengusir orang yang kerasukan. Selama eksorsisme, dia bertanya kepada Iblis, rasa sakit apa yang dia alami di Neraka. Dia menjawab, "Api abadi, kutukan abadi, amukan abadi dan keputusasaan yang mengerikan, karena tidak pernah bisa memandang Allah yang menciptakan saya."


Semua indera disiksa oleh iblis di Neraka



Pada kesempatan serupa, pengusir setan
itu bertanya kepada Iblis, apa rasa sakitnya yang  terbesar. Dia menjawab dengan nada putus asa dan yang tak terlukiskan: "Selalu, selalu! Tidak pernah, tidak pernah!" (4)

Penderitaan Neraka lainnya adalah
berupa bau tubuh yang busuk, yang lebih tak tertahankan lagi daripada bau mayat. Jika tubuh orang yang terkutuk, kata St. Bonaventura, disimpan di bumi, yang dengan sendirinya begitu saja sudah cukup untuk membuat bumi tidak bisa dihuni. Ia akan memenuhi bumi dengan bau busuk serta infeksinya, seperti mayat yang dibiarkan membusuk di sebuah rumah akan menyebarkan bau tak tertahankan dari seluruh tubuhnya. (5)

Menjelang akhir kehidupan St. Martin dari Tours, Iblis datang untuk menggodanya dalam bentuk yang kelihatan. Roh kebohongan muncul di hadapannya dengan kemegahan kerajaan, mahkota emas di kepalanya, dan berkata bahwa dia adalah Raja Kemuliaan, Putra Allah. Uskup yang suci itu mengenali si penggoda di bawah penampilan keagungan manusia ini dan mengusirnya pergi dengan rasa jijik. Setan yang congkak itu merasa dikacaukan; dia segera menghilang. Tetapi dia meninggalkan ruangan yang dipenuhi dengan bau busuk yang sangat menyengat, sehingga orang suci itu tidak dapat tinggal di situ lebih lama lagi.

Pikirkan dan renungkan tentang Neraka untuk menghindari jatuh ke dalamnya

Seorang pembaca mungkin keberatan: “Apa gunanya mendengar semua cerita menakutkan ini? Lebih baik memikirkan kebaikan dan belas kasihan Tuhan."
Tidak sulit untuk menanggapi
hal ini. Sebelum KV II, para bapa pengakuan biasa menceritakan kisah-kisah seperti ini dari mimbar dan mendorong umat untuk berpikir tentang siksaan dalam  Neraka, untuk mencegah kita jatuh ke dalamnya. Memang, sangat mudah bagi kita untuk dikutuk dan orang-orang yang terkutuk adalah sangat banyak jumlahnya.

St. Teresa dari Avila membandingkan jiwa-jiwa yang
musnah itu dengan jumlah kepingan salju yang berjatuhan di musim dingin, begitu banyaknya. (6)

Seorang Uskup, dengan izin khusus dari Tuhan, menerima kunjungan dari seorang pendosa yang meninggal tanpa pe
rtobatan beberapa waktu sebelumnya. Jiwa terkutuk ini bertanya kepada si Uskup, apakah masih ada manusia di bumi. Kemudian, dia menjelaskan: “Sejak saya berada di tempat tinggal yang menyedihkan ini (neraka), saya telah melihat begitu banyak orang yang berdatangan, sehingga saya bingung untuk membayangkan bahwa masih ada manusia di bumi.” (7)

Sungguh, kita telah diperingatkan tentang hal ini
di dalam Injil. "Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." (Mat 7: 13-14).

Untuk menghindari Neraka, sangat penting untuk menghindari jalan menuju Neraka. Untuk ini, kita harus menghindarinya dalam segala bentuknya, dan berusaha untuk selalu dalam keadaan rahmat.


Siapa pun yang berpikir dan merenungkan tentang Neraka, dia berada di jalan untuk menghindarinya. Sebab, pada saat pencobaan, pikiran ini akan membantunya untuk tidak berbuat dosa. Kita memiliki contoh St. Martinian, seorang pertapa dari Kaisarea di Palestina pada abad ke-4. Dia telah hidup 25 tahun dalam kesendirian ketika Tuhan membiarkan kesetiaannya diuji dengan keras.

 

Besarlah jumlah jiwa yang masuk ke mulut Neraka

Suatu hari, seorang pelacur bernama Zoe yang menyamar sebagai pengemis, datang ke kamar selnya saat hujan badai dan meminta tempat untuk bernaung. Pertapa suci itu membawanya masuk dan menyalakan api untuk mengeringkan pakaiannya. Tetapi pelacur itu, melepaskan jubah compang-camping yang dipinjamnya, dan kemudian muncul dengan pakaian yang amat menggoda dan mulai menggunakan semua pesonanya untuk memikat si pertapa itu.

Ketika dia menyadari betapa tergoda
nya dirinya, Martinian, si pertapa, duduk di depan api dan meletakkan kaki telanjangnya pada perapian yang menyala, di depan mata pelacur itu yang merasa heran. Rasa sakit pada kakinya, mengundang tangisan dari dirinya, tetapi dia (pertapa itu) berteriak: "Aduh, jiwaku, jika kamu tidak dapat menahan api yang begitu lemah sekarang, bagaimana kamu akan dapat menahan api Neraka?"

Pencobaan itu diatasi, kemudian Zoe bertobat dan kemudian menjadi seorang biarawati di Betlehem. Begitulah efek menguntungkan dari pikiran tentang Neraka.

Masyarakat iblis sangatlah buruk

Penyiksaan lain di
neraka adalah berupa masyarakat iblis dan orang-orang terkutuk di dalam neraka, yang sangat mengerikan. Beberapa jiwa yang bodoh meremehkan aspek ini dan bahkan bercanda tentang hal itu, dan mengatakan: "Yah, setidaknya saya tidak akan berada di sana (neraka) sendirian." Pada kenyataannya, mereka tidak akan menemukan penghiburan apa pun di dalam neraka, kecuali ada kesengsaraan seperti para narapidana yang dijatuhi hukuman untuk memakai rantai besi bersama-sama di kamar-kamar penjara di dunia. Tetapi bahkan seorang narapidana masih dapat menemukan penghiburan tertentu dengan ditemani manusia lain. Tidak demikian halnya di dalam Neraka, di mana orang-orang yang terkutuk disana adalah saling menyiksa satu sama lain.


St. Thomas berkata: "Di Neraka,
teman-teman dari jiwa yang terkutuk, jauh dari meringankan penderitaannya, dan hal itu akan membuatnya lebih tak tertahankan baginya." (8) Bahkan masyarakat dari orang-orang yang merupakan sahabat-sahabatnya, tidak dapat mendukung jiwa terkutuk di Neraka.

Di Neraka, jiwa-jiwa yang terkutuk menangis
dan meratapi waktu yang mereka habiskan dalam hiburan yang sia-sia di dunia, karena mengabaikan kewajiban hari Minggu mereka untuk menghadiri Misa, karena dosa berat yang sengaja tidak diakui dalam Sakramen Tobat. Kemudian, mereka ingin kembali selama satu jam untuk membuat pengakuan yang baik, tetapi tidak berhasil. Waktu di bumi yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan sudah berakhir, dan sekarang mereka harus menghadapi konsekuensi yang berlangsung selama-lamanya.

Pastor Schouppe menceritakan kepada kita sebuah kisah nyata yang sebaiknya kita renungkan hingga lama dan mendalam.

Ada seorang pastor, mendapati dirinya di tempat terpencil di mana dia beristirahat untuk berdoa, dan dia mendengar ratapan sedih, yang hanya bisa terjadi karena penyebab yang bersifat supernatural. Dia bertanya-tanya siapa yang melakukan tangisan memilukan ini dan apa artinya.

Kemudian, sebuah suara sedih menjawabnya: "Kami adalah orang-orang yang terkutuk. Ketahuilah bahwa kami, di dalam neraka, sangat menyesalkan waktu kami yang hilang, waktu berharga yang kami buang di bumi di dalam kesia-siaan dan kejahatan. Ah! Jika ada waktu satu jam saja bagi kami, hal itu akan memberi kami kesempatan untuk pulih, yang tak dapat diberikan oleh keabadian di neraka kepada kami sekarang." (9)

 

*****

 

Cardinal Hollerich “Membuka diri bagi imam wanita"

Uskup pro-gay menggantikan jabatan kardinal pro-gay

Perjanjian Damai Bersejarah Ataukah Persiapan Untuk Menyambut Antikristus?

Terungkap: Organisasi Komunis China Membiayai Organisasi Black Lives Matter

LDM - Penglihatan Dan Renungan LDM 13 September 2020

Bagaimana Pemerintah Cina Menggunakan Warganya Sebagai Tikus Percobaan

Dogma tentang Neraka – Bagian I

 

 

 

No comments:

Post a Comment