Tuesday, September 29, 2020

Mengapa Begitu Banyak Orang Pergi ke Neraka

 

Mengapa Begitu Banyak Orang Pergi ke Neraka

Lyle J. Arnold, Jr.

https://traditioninaction.org/religious/e026rp_Hell_Arnold.html

 

Dengan semua bukti yang dimanifestasikan oleh Tuhan yang mengkonfirmasikan kebenaran Katolik, mengapa paham bidaah Progressivisme, yang ditumbuhkan oleh KV II, menyebar seperti virus yang menjijikkan di seluruh Gereja? Mengapa tidak ada lebih banyak umat Katolik kontra-revolusioner di dalam barisan Bunda Maria?

 

St. Michael menimbang jiwa-jiwa

Ajaran St. Leonard dari Port Maurice menjelaskan tragedi ini. Dalam khotbahnya tentang sejumlah kecil umat Katolik yang diselamatkan, dia menyarankan sesuatu yang mendukung tesisnya - bahwa sebagian besar "orang dewasa Katolik" pergi ke Neraka - adalah referensi yang tak terhitung jumlahnya dari para Bapa Gereja, baik Yunani dan Latin serta para teolog dan sejarawan terpelajar.

Dalam mengembangkan topik ini, dia menyatakan, "Perhatikan baik-baik bahwa tidak ada pertanyaan di sini tentang umat manusia secara keseluruhan, atau tentang semua umat Katolik tanpa perbedaan, tetapi hanya berbicara tentang orang dewasa Katolik." (1)

Pemikiran St. Leonard bebas dari segala bentuk paham aliran Jansenisme, karena dia adalah orang suci abad ke-18 yang sangat dihormati. Alat utamanya dalam pertobatan adalah Jalan Salib, eksposisi Sakramen Mahakudus dan devosi kepada Hati Kudus. Dia juga melakukan upaya yang giat untuk membuat ‘Yang Dikandung Tanpa Noda’ disahkan sebagai dogma Iman. Terakhir, argumennya yang kuat bahwa hanya sedikit yang diselamatkan, hal ini telah membuat pernyataan itu mendapat persetujuan dari Gereja.

Campur tangan Ilahi dalam sejarah

Orang dapat bertanya-tanya mengapa begitu sedikit yang diselamatkan padahal Tuhan telah memberi manusia begitu banyak mukjizat dan manifestasi kebenaran Iman dalam Sejarah. Banyak fakta yang tak terhindarkan menunjukkan adanya belas kasihan Bunda Maria dan upayanya untuk menarik jiwa-jiwa  kepada Putranya dan Gereja Kudus.

Salah satu item tersebut baru-baru ini diterbitkan oleh Tradition in Action berjudul A Lady in Blue Instructs Indians in the U.S. Ceritanya adalah tentang Bunda Maria dari Agreda, yang melakukan bilokasi dari Spanyol ke barat daya Dunia Baru antara tahun 1620 dan 1631. Selama waktu ini dia mengajar penduduk asli Indian dalam hal Iman Katolik selama sekitar 500 kali kunjungan kesana. Tuhan kita mengatakan kepadanya bahwa Dia mengizinkan Maria dari Agreda untuk datang ke Dunia Baru untuk mendidik orang-orang Indian disana karena Dia ingin menyelamatkan jiwa mereka.

Selama 10 tahun Mary of Agreda melakukan bilokasi sebanyak lebih dari 500 kali ke AS,

untuk mengajar orang Indian

Apa yang membuat keajaiban ini sangat luar biasa adalah kenyataan bahwa bilokasi ini didokumentasikan bahkan dalam sejarah sekuler. Dalam sebah buku sejarah Lone Star State, Randolph Campbell mencatat episode "kejadian yang benar-benar aneh pada tahun 1629". Dia mengatakan:

“Pada bulan Juli tahun itu, sekelompok Jumanos dari daerah Trans-Pecos datang di Biara Fransiskan di dekat Albuquerque modern. Setelah datang, orang-orang itu mengatakan bahwa kedatangan mereka ke biara itu adalah atas nasihat seorang wanita muda cantik yang secara misterius menampakkan diri kepada mereka di Texas. Dari wanita itu, orang-orang Indian itu mengaku mendapat pengetahuan dasar tentang agama Kristen, khususnya Tanda Salib. Selain itu, 'Lady in Blue,' begitu wanita itu dikenal karena mengenakan jubah biru dengan seragam coklat dan putihnya, telah mendesak orang-orang Indian setempat untuk pergi ke New Mexico untuk mencari guru agama. Kedatangan para Jumanos, yang membuat para biarawan Fransiskan bersemangat dalam keadaan apa pun, sungguh menakjubkan, karena sepucuk surat yang baru saja mereka terima dari Uskup Agung Spanyol Baru, berkenaan dengan klaim seorang biarawati muda di Spanyol."(2)

Tetapi kisah kunjungan Mary of Agreda ke Amerika bukanlah kasus yang terpisah dari campur tangan Tuhan dalam Sejarah. Kasus lain dilaporkan dalam dokumentasi sejarah Perang Seratus Tahun (1396-1457) antara Prancis dan Inggris. Kemenangan Prancis dan penobatan Dauphin sebagai Charles VII diraih melalui kepemimpinan luar biasa dari seorang gadis petani yang lahir di Prancis timur, St. Joan of Arc. (3).

Contoh lain dari intervensi Ilahi yang dikonfirmasi oleh para sarjana, juga terjadi di Lourdes, di mana ada sekumpulan dokter yang tidak terkait dengan agama, yang berusaha memverifikasi keajaiban yang terjadi di sana. Beberapa keajaiban terjadi yang melibatkan penciptaan materi secara instan. Misalnya, satu kasus yang melibatkan seseorang yang kehilangan sebagian dari tulangnya yang patah: menjadi lebih pendek dan tidak pernah sembuh. Selama delapan tahun si korban menderita abses dan borok yang harus dirawat setiap hari. Dalam sekejap, celah selebar satu inci telah terisi oleh tulang baru dan kemudian tulangnya itu benar-benar sembuh. Organisasi ikatan dokter setempat mengakui dan memastikan kesembuhan yang ajaib itu. (4)

Kasus yang tidak biasa
juga terjadi pada seorang wanita yang buta, saraf matanya rusak total. Di Lourdes, wanita itu sembuh seketika, dan dokternya berkata, "Bagaimana Anda bisa melihat, Nyonya, jika Anda tidak memiliki papillae?" (sel syaraf mata) (5)

Lalu ada keajaiban yang kurang dikenal dari Our Lady of Prompt Succor di New Orleans. Seperti yang ditunjukkan Dr. Horvat dalam artikelnya, selama 195 tahun terakhir, Misa dirayakan setiap 8 Januari untuk menghormati perantaraan
Maria dalam kemenangan ajaib atas Inggris.

Seorang komposer bernama Christopher Hedge menggubah lagu biola "The Eighth of January," dan liriknya ditulis oleh Jimmie Driftwood. (klik di sini untuk mendengarkan).
Mendiang penyanyi country-western itu, Johnny Horton, menciptakan balada itu menjadi hit teratas – lagu itu menduduki urutan kedua di Hit Parade tahun 1959. Tidak ada, tentu saja, dalam liriknya yang berbicara tentang keajaiban Bunda Maria, tetapi siswa Sejarah Amerika yang memperhatikan pertempuran ini menyadari bagaimana Our Lady of Prompt Succor memberikan kemenangan kepada pasukan Amerika.

Dan janganlah kita melupakan Keajaiban Matahari di Fatima, yang disaksikan oleh 70.000 orang.

Mengapa orang pergi ke Neraka?

Jadi, bagaimana orang bisa menjelaskan bahwa kebanyakan orang dewasa Katolik pergi ke Neraka? Biasanya penjelasan atau strategi yang paling sederhana seringkali
adalah yang benar.

Pastor Garrigou-Lagrange mengajarkan bahwa Tuhan memberikan lebih banyak kasih karunia kepada beberapa orang karena Dia lebih mencintai mereka. Demikianlah Tuhan kita, ketika disalib,  memberikan anugerah keselamatan kepada pencuri di sebelah kanan-Nya karena Dia lebih mencintainya daripada bandit di sebelah kiri. Karunia rahmat ini benar-benar gratis. (6)

K
ita bisa melihat hal ini berperan dari awal Sejarah, dengan penciptaan para Malaikat, yang dalam sekejap mereka membuat keputusan untuk mengikuti Tuhan atau tidak. Pastor Garrigou-Lagrange menjabarkan kriteria ini tentang bagaimana mereka memilih:

"Pada awalnya mereka menerima kecerdasan yang lebih eksplisit tentang keberadaan Tuhan, yang satu dalam substansi, dan tiga dalam pribadi, dan mereka diperintahkan untuk memuji dan menghormati Dia sebagai Pencipta mereka dan Tuhan yang tertinggi, tak terhingga dalam esensi dan sifat-Nya.

Semuanya tunduk pada perintah ini dan mematuhinya, tetapi dengan sebuah perbedaan tertentu: Malaikat yang baik mematuhi melalui kasih, dan karena keadilan, mereka mempersembahkan kasih dan niat baik mereka, dan dengan bebas mereka mengakui dan percaya pada apa yang ada di atas kecerdasan mereka, dan mereka menurut dan patuh dengan sukacita. Tetapi Lucifer, sebaliknya, tunduk karena menurutnya hal yang sebaliknya tidaklah mungkin. Dia tidak melakukan sikap tunduknya dengan amal kasih yang sempurna, karena dia, dalam kehendaknya, terbagi antara dirinya dan kebenaran Tuhan yang sempurna." (7)

Hasilnya, kita semua sudah mengetahuinya.

Jadi, marilah kita merenungkan topik kebanyakan orang dewasa Katolik pergi ke Neraka. Seperti yang dikatakan St. Leonard dalam khotbahnya, subjeknya "sangat serius; bahkan telah menyebabkan pilar-pilar Gereja bergetar, memenuhi para Orang Kudus terhebat dengan teror, dan mengisi padang gurun dengan para pertapa." (8)

Namun, kebanyakan orang kurang memperhatikan peringatan dari Orang-orang Kudus atau mukjizat yang diberikan Tuhan kepada kita. Di antara orang-orang itu, termasuk umat Katolik, tentu saja, sebagaimana dibuktikan oleh bidaah Progressivisme di mana-mana. Apa yang harus kita lakukan untuk menghindari Neraka adalah meniru para Malaikat yang baik dalam pencobaan mereka. Artinya, kita harus mencintai Tuhan dengan sepenuhnya tertarik dan mempersembahkan semua yang kita miliki demi kemuliaan-Nya. Tidak ada yang lebih efektif untuk tujuan ini selain merekomendasikan diri kita sendiri kepada pemeliharaan Bunda Maria. Dia adalah Pintu Surga - Porta coeli.

Setelah melakukan hal ini, biarlah pikiran kita beralih kepada perbuatan. Marilah kita berjuang dengan gagah berani demi kemuliaan Tuhan dan Bunda Maria, dan berjuang tanpa henti untuk menyingkirkan Gereja Progressivisme yang memenuhi Gereja Katolik sejati.

*****

Dogma tentang Neraka – Bagian I

Dogma tentang Neraka – Bagian II

Dogma tentang Neraka – Bagian III

“Iblis dan Karl Marx”: sebuah ulasan

Dogma tentang Neraka – Bagian IV

Dogma tentang Neraka - Bagian V

LDM, 25 September 2020

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment