Pertempuran Terakhir Setan
Pastor Paul Kramer, B.Ph., M.Div., S.T.L. (Cand.)
Bab 1
Pesan Dan Keajaiban Fatima
Tuhan tidak menyia-nyiakan keajaiban. Sepanjang
sejarah keselamatan — dari Yosua, hingga Musa, hingga dua belas rasul, hingga kepada
orang-orang kudus Gereja Katolik selama berabad-abad — Tuhan telah mengabulkan
terjadinya mukjizat untuk satu tujuan utama: sebagai mandat Ilahi bagi seorang
saksi yang memohon keajaiban dalam nama-Nya. Ketika Tuhan memilih seorang
saksi, dan kemudian menghubungkan sebuah mukjizat yang otentik dengan kesaksian
dari saksi itu, maka kita bisa tahu dengan pasti bahwa saksi itu layak
dipercaya. Tuhan tidak memberikan mukjizat untuk menjamin saksi yang tidak
dapat diandalkan; Tuhan tidak memilih saksi yang tidak bisa diandalkan.
Tidak, Tuhan tidak menyia-nyiakan keajaiban.
Apalagi Tuhan menyia-nyiakan keajaiban publik yang disaksikan oleh 70.000
orang, baik orang beriman maupun yang tidak beriman, yang terjadi tepat pada
saat yang diramalkan tiga bulan sebelumnya oleh tiga orang saksi yang
kesaksiannya diragukan: Lucia dos Santos (dikenal dunia sebagai Lucia) dan
sepupunya, Francisco dan Jacinta Marto.
Saat itu tanggal 13 Oktober 1917. Di ladang
sederhana yang dikenal sebagai Cova da Iria di Fatima, ada sekitar 70.000 orang
yang telah berkumpul untuk menunggu terjadinya mukjizat. Kejadian ini sendiri
sangat mencengangkan. Belum pernah sebelumnya dalam sejarah keselamatan, ada
seorang visioner yang meramalkan berbulan-bulan sebelumnya bahwa keajaiban
publik akan terjadi pada waktu dan tempat yang tepat. Belum pernah sebelumnya
ada kerumunan besar orang berkumpul untuk menyaksikan keajaiban publik yang
telah diramalkan seperti itu. Namun justru itulah yang terjadi pada hari itu.
Mengapa hari itu? Karena Lucia dos Santos dan
sepupunya, Francisco dan Jacinta, telah menerima penampakan dari seorang Wanita
pada tanggal tiga belas setiap bulan sejak Mei sebelumnya. Wanita itu telah
menampakkan diri kepada mereka di atas pohon holm-oak di Cova, dan dengan
setiap penampakan, kerumunan orang terus bertambah. Tetapi keraguan tentang
kebenaran para visiuner itu juga terus tumbuh, serta ejekan dan penganiayaan
terhadap para visiuner dan keluarga mereka, pada saat Portugal berada di bawah
kendali rezim politik atheis dan Masonik.
Dan kemudian, pada 13 Juli 1917, Bunda Maria menunjukkan
kepada mereka sesuatu yang akan menakutkan mereka dan mengubah mereka
selamanya, menjadikan mereka orang-orang suci yang akan menghabiskan hidup
mereka (dalam kasus Francisco dan Jacinta, kehidupan yang sangat singkat) dengan
berdoa dan melakukan korban untuk orang berdosa. Seperti yang diceritakan Lucia
dalam kesaksian yang dianggap Gereja Katolik layak untuk dipercaya, Bunda Maria menunjukkan neraka kepada
mereka:
“Bunda Maria membuka tangannya sekali lagi,
seperti yang telah dia lakukan selama dua bulan sebelumnya. Nampak berkas cahaya
sepertinya menembus bumi, dimana kami melihat disana ada sesuatu seperti lautan
api. Tercebur ke dalam api itu adalah banyak sekali iblis dan jiwa [yang
terkutuk] dalam bentuk manusia, seperti bara api transparan, seperti perunggu
menghitam atau mengkilap, melayang-layang di dalam api unggun itu; sesekali
mereka terangkat ke udara oleh nyala api yang keluar dari dalam diri mereka
bersama dengan awan asap, dan kemudian mereka jatuh kembali ke segala sisi
seperti percikan api dalam kobaran api yang besar, tanpa bobot atau
keseimbangan, di tengah lolongan dan jeritan dan rintihan kesakitan dan
keputusasaan, yang membuat kami sangat ngeri dan membuat kami gemetar
ketakutan. (Pasti pemandangan inilah yang menyebabkan saya menjerit, seperti
yang dikatakan orang-orang bahwa mereka mendengar saya menjerit.) Setan dapat
dibedakan [dari jiwa-jiwa yang terkutuk] melalui wujud mereka yang amat menakutkan
dan menjijikkan seperti hewan yang menakutkan dan tidak dikenal, hitam dan
transparan seperti bara api.”
Penglihatan ini berlangsung sesaat. “Betapa kami sangat
bersyukur kepada Bunda surgawi yang baik hati, yang telah mempersiapkan kami dengan
berjanji, pada penampakan pertama, untuk membawa kami ke Surga. Jika tidak,
saya pikir, kami akan mati karena ketakutan dan teror.”
Setelah menunjukkan kepada anak-anak visiuner itu
tentang nasib dari orang-orang terkutuk, yang merupakan bagian pertama dari
Rahasia Besar Fatima, Bunda Maria kemudian menyampaikan kepada anak-anak itu bagian
kedua dari Rahasia Fatima. Semuanya, termasuk pejabat dari Vatikan yang menjadi
fokus dari tulisan ini, setuju bahwa bagian kedua dari Rahasia itu, seperti
yang tercatat dalam buku harian Sr. Lucia, adalah sebagai berikut:
“Kamu telah melihat neraka di mana jiwa-jiwa orang
berdosa yang malang menuju. Untuk menyelamatkan mereka, Tuhan ingin membentuk
di dunia ini suatu devosi kepada Hatiku Yang Tak Bernoda. Jika apa yang kukatakan
kepadamu ini dilaksanakan, banyak jiwa akan diselamatkan dan akan ada kedamaian.
Perang akan berakhir. Tetapi jika orang-orang tidak berhenti menentang Tuhan, kejadian
yang lebih buruk akan terjadi pada masa pemerintahan Pius XI. Ketika kamu melihat
suatu malam hari diterangi oleh cahaya yang tidak diketahui asalnya, ketahuilah
bahwa ini adalah tanda besar yang diberikan oleh Tuhan bahwa Dia akan menghukum
dunia karena dosa-dosanya, melalui perang, kelaparan, dan penganiayaan terhadap
Gereja dan Bapa Suci.”
“Untuk mencegah hal ini, aku meminta dilakukan Konsekrasi
Rusia kepada Hatiku Yang Tak Bernoda, dan Komuni Silih pada hari Sabtu Pertama.
Jika permintaanku ini dilaksanakan, Rusia akan bertobat, dan akan ada
kedamaian; jika tidak, ia akan menyebarkan kesalahannya ke seluruh dunia, hingga
menyebabkan peperangan dan penganiayaan terhadap Gereja. Orang yang baik akan
menjadi martir, Bapa Suci akan sangat menderita, berbagai bangsa akan
dimusnahkan. Pada akhirnya, Hatiku Yang Tak Bernoda akan menang. Bapa Suci akan
mengkonsekrasikan Rusia kepadaku, dan ia akan bertobat, dan masa damai akan
diberikan kepada dunia. Di Portugal, dogma Iman akan selalu dipertahankan, dll.
Jangan katakan ini kepada siapa pun. Untuk Francisco, ya, kamu boleh
memberitahunya.”
Unsur dasar dari Pesan yang menakjubkan ini
adalah:
• Banyak jiwa masuk neraka karena dosa yang mereka
lakukan.
• Untuk menyelamatkan mereka, Tuhan ingin
mendirikan di seluruh dunia, devosi yang khusus
Kepada Hati Maria yang Tak Bernoda.
• Ini harus dicapai dengan mengkonsekrasikan
bangsa Rusia kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda
(dalam kaitannya
dengan Komuni Silih pada hari Sabtu pertama setiap bulan), dimana Rusia akan
dipertobatkan kepada Iman Katolik.
• Jika hal ini dilakukan, banyak jiwa akan
diselamatkan dan akan ada kedamaian.
• Jika tidak dilakukan, Rusia akan menyebarkan kesalahannya
ke seluruh dunia. Akan ada perang, kelaparan, penganiayaan atas Gereja, dan
kemartiran orang-orang yang baik. Bapa Suci akan mengalami banyak penderitaan.
Dan jika permintaan Bunda Maria masih juga tidak ditaati, maka berbagai negara
akan dimusnahkan.
• Meskipun demikian, “Pada akhirnya, Hatiku Yang
Tak Bernoda akan menang. Bapa Suci akan mengkonsekrasikan Rusia kepadaku, dan
ia akan bertobat, dan sebuah masa damai akan diberikan kepada dunia."
Terhadap hal-hal ini, Bunda Maria menambahkan permintaan
mendesak agar umat Katolik memasukkan kedalam doa Rosario mereka setiap hari di
akhir setiap dekade, dengan doa berikut: “Ya Yesus, ampunilah kami atas
dosa-dosa kami, selamatkan kami dari api neraka. Hantarlah semua jiwa ke Surga,
terutama mereka yang paling membutuhkan kerahiman-Mu.” Untuk memenuhi permintaan
Bunda Maria, dan sebagai bukti keaslian penampakannya di Fatima, Gereja
memasukkan doa ini dalam doa Rosario, dan umat Katolik mendaraskannya hingga
hari ini.
Gereja juga telah mengadakan devosi Sabtu Pertama
dari Komuni Silih, yang dijelaskan Bunda Maria sebagai berikut:
“Aku berjanji untuk menolong pada saat kematian,
dengan semua rahmat yang dibutuhkan demi keselamatan, kepada siapa pun yang
setiap hari Sabtu Pertama selama lima bulan berturut-turut melakukan: pengakuan
dosa dan menerima Komuni Kudus, mendaraskan Rosario Suci sebanyak lima persepuluhan,
dan menyertai aku selama lima belas menit sambil merenungkan lima belas misteri
Rosario, dengan tujuan untuk melakukan silih kepadaku.”
Kita berhenti sejenak di sini untuk mencatat
secara sepintas (untuk pembahasan lebih lanjut nanti) frasa aneh di akhir dua
bagian pertama Rahasia itu: "Di Portugal dogma Iman akan selalu
dipertahankan, dll." Frasa yang tidak lengkap, diakhiri dengan
"etc.", muncul dalam memoar keempat penampakan yang diterima Sr. Lucia.
Ini dengan jelas memperkenalkan prediksi surgawi, berisi kata-kata lebih lanjut
dari Bunda Maria yang tidak dicatat,
tentang kepatuhan terhadap dogma Katolik di dalam Gereja pada umumnya, dibedakan
dari Portugal pada khususnya, di mana dogma Iman akan selalu dipertahankan.
Berdiri sendiri, pengamatan tentang kepatuhan pada
dogma Katolik di Portugal muncul secara serampangan dan sangat tidak masuk akal, karena
kalimat itu sama sekali tidak mengikuti secara logis dua yang pertama dari tiga
Rahasia Fatima. Setiap ahli tentang Fatima yang diakui, menyimpulkan dari sini
bahwa kalimat atau frasa tersebut mewakili permulaan dari bagian ketiga Rahasia
Rahasia — yang kemudian hanya dikenal sebagai Rahasia Ketiga Fatima. Seperti
yang akan kita lihat, Lucia sangat takut dengan isinya, bahkan setelah dia
diperintahkan untuk menuliskannya pada bulan Oktober 1943, dia masih tidak
dapat melakukannya sampai penampakan berikutnya pada 2 Januari 1944, di mana Bunda
Maria meyakinkan dirinya bahwa dia harus menuliskannya. Namun, hingga hari ini,
Vatikan tidak pernah mengungkapkan pesan-pesan Sang Perawan yang secara jelas yang
mengatakan “Di Portugal dogma Iman akan selalu dipertahankan, dll. " Kata ‘dll’ tetap menjadi rahasia.
Penyembunyian kata ‘dll’ yang terus berlangsung hingga kini adalah sebuah
elemen kunci dari ketidakadilan yang menjadi subjek dari buku ini.
Setelah menerima dari Surga, sebuah pesan dengan
kepentingan yang jelas sangat penting bagi Gereja dan seluruh umat manusia,
Lucia tahu bahwa dia dan sepupunya membutuhkan kredensial ilahi jika mereka
bisa dipercaya. Selama penampakan pada 13 Juli, Suster Lucia meminta Sang
Perawan “untuk memberi tahu kami ‘siapakah engkau sebenarnya,’ dan agar
melakukan sebuah keajaiban, agar semua orang akan percaya bahwa engkau
menampakkan diri kepada kami." Dan Wanita itu menjawab: “Teruslah kamu
datang ke sini setiap bulan. Pada bulan Oktober aku akan memberi tahu kamu
siapa aku dan apa yang kuinginkan, dan aku akan melakukan sebuah keajaiban
untuk dilihat dan dipercaya oleh semua orang." Wanita itu mengulangi janji
ini pada penampakan selanjutnya kepada Lucia dan saudara-saudaranya pada 19
Agustus dan lagi, di Cova, pada 13 September.
Dan begitulah orang-orang berkumpul dalam
kerumunan besar di Cova pada 13 Oktober 1917. Dan tepat pada jam yang telah
dikatakan Bunda Maria bulan Juli — jam 12 siang waktu matahari, dan jam 13:30
pada jam di Portugal — keajaiban itu dimulai. Lucia tiba-tiba meminta kepada
orang-orang yang hadir untuk menutup payung mereka di tengah hujan deras yang
mengubah Cova menjadi ladang lumpur. Banyak orang yang berdiri di kubangan lumpur
hingga pergelangan kaki mereka. Lucia memasuki keadaan ekstase spiritual saat
Bunda Maria muncul lagi dan memanggilnya. Bunda Maria memulai dengan memberi
tahu Lucia siapa dirinya dan apa yang dia inginkan, seperti yang dia janjikan:
“Aku ingin sebuah kapel dibangun di sini untuk menghormati aku. Aku adalah Bunda
Rosario.” Wanita itu adalah Bunda Allah, Perawan Maria, yang selanjutnya akan
dikenal dengan gelar Bunda Maria dari Fatima, salah satu dari sekian banyak
gelar yang dianugerahkan kepada Perawan Terberkati oleh Gereja. Kapel itu,
tentu saja, akan dibangun, dan kemudian dibangun kembali setelah ia diledakkan
pada tanggal 6 Maret 1922 oleh bom yang ditanam oleh teman-teman Tinsmith, nama
panggilan untuk Walikota Ourem, yang adalah anggota Masonik.
Dan kemudian keajaiban itu terjadi. Di sini kami
menceritakan kesaksian seorang reporter yang tidak mungkin dituduh memihak
dalam masalah ini dan untuk alasan yang benar! Kami mengacu pada Avelino de
Almeida, pemimpin redaksi O Seculo,
surat kabar harian besar ‘liberal, anti gereja dan Masonik’ di Lisbon. Dia
menulis:
Dari jalan raya, tempat kereta-kereta berdesakan
dan tempat ratusan orang telah berada karena tidak berani maju melintasi tanah
berlumpur, kami melihat kerumunan besar orang berpaling ke arah matahari yang
muncul di atas kepala mereka, dengan suasana langit bersih dari mendung.
Matahari nampak menyerupai cakram perak, dan saat itu orang-orang bisa
menatapnya secara langsung tanpa sedikit pun rasa sakit atau kabur pada mata
mereka. Sinar matahari Itu tidak membakar mata. Ia tidak membutakan. Kami bisa
mengatakan bahwa ia seolah dalam keadaan gerhana. Kemudian teriakan yang luar
biasa terdengar keluar, dan kerumunan terdekat kami terdengar berteriak:
“Keajaiban! Keajaiban! ...!!!”
Di depan mata orang-orang yang silau, yang sikap
mereka telah mengingatkan kita pada keadaan zaman alkitabiah, dan orang-orang yang
sangat tercengang, kepala tidak terlindung apa pun, merenungkan birunya langit,
matahari itu nampak bergetar dan membuat gerakan aneh dan tiba-tiba, dimana itu
semua berada di luar semua hukum kosmik — "matahari menari," demikian
menurut ekspresi khas para petani yang polos saat itu...
Diserang keras oleh semua pers yang anti klerus
dan anti gereja, Avelino de Almeida memperbarui kesaksiannya beberapa hari
kemudian, dalam ulasannya di IlustraĂ§Ă£o
Portuguesa. Kali ini dia mengilustrasikan pada laporannya dengan selusin
foto-foto kerumunan orang yang sangat gembira, dan diulangi sebagai refrein di
seluruh artikelnya: "Saya melihat ... Saya melihat ... saya melihat."
Dan dia menyimpulkan: “Keajaiban, seperti yang diteriakkan oleh orang-orang? Fenomena
alam, seperti kata para ahli? Untuk saat ini, itu bukanlah urusan saya, saya
hanya mengatakan apa yang saya lihat ... Selebihnya adalah sebuah masalah untuk
Sains dan Gereja."
Sabtu, 13 Oktober 1917 mulailah para peziarah berjalan
kaki sebagai bentuk silih karena saat itu sempat turun hujan sepanjang malam
sebelumnya. Sekarang, ini adalah “perubahan cuaca yang hampir tiba-tiba, dari
jalanan yang berdebu berubah menjadi rawa berlumpur oleh hujan lebat,
menyebabkan keadaan tiba-tiba berubah, selama sehari, manisnya musim gugur
dengan kerasnya musim dingin, tidak berhasil membuat mereka menyerah atau putus
asa untuk pergi ke tempat itu."
Dalam membandingkan banyak catatan para saksi
mata, kita dapat membedakan aspek yang beragam dan hasil dari fenomena
menakjubkan yang dilihat oleh semua orang. Untuk setiap fenomena, adalah sangat
mungkin untuk membariskan banyak saksi, yang kesaksiannya akan menjadi buku
tebal yang mengesankan. Inilah fakta luar biasa pertama yang dikatakan oleh Dr.
Almeida Garrett:
“Saat itu jam 1:30 siang, ketika di tempat di mana
anak-anak visiuner itu berada, muncul sebuah kolom asap, tipis, halus dan
kebiru-biruan, yang mencapai sekitar dua meter di atas kepala mereka, dan
kemudian asap itu menguap di ketinggian itu. Fenomena ini terlihat dengan mata
telanjang, berlangsung selama beberapa detik. Tidak terlalu memperhatikan
berapa lama hal itu berlangsung, saya tidak bisa mengatakan apakah itu
berlangsung lebih atau kurang dari satu menit. Asapnya menghilang dengan
tiba-tiba, dan setelah beberapa saat, asap itu kembali lagi muncul untuk kedua
kalinya, lalu ketiga kalinya ...
“Sementara itu ‘langit nampak rendah dan berat’
memiliki warna yang sangat gelap, sarat dengan kelembapan, dan meski telah
terjadi hujan yang deras dan lama, namun selama penampakan, hujan berhenti sama
sekali. Tiba-tiba langit menjadi cerah: "Matahari dengan penuh kemenangan
menembus lapisan awan tebal yang menutupinya sampai saat itu, dan ia bersinar
dengan intens." (laporan Dr.
Almeida Garrett)
Perubahan cuaca yang tiba-tiba ini membuat semua
saksi mata terkejut: “Itu adalah hari yang hujan lebat dan terus menerus. Tapi
beberapa menit sebelum keajaiban, hujan itu berhenti dan mendung gelap
sirna." (laporan Alfredo da Silva
Santos)
Dan kesaksian ini adalah dari seorang dokter,
seorang ilmuwan, tentang warna perak dari matahari yang tak dapat dijelaskan,
dan memungkinkan matahari itu dapat dilihat secara langsung tanpa membahayakan
mata:
“Tiba-tiba aku mendengar keributan dari ribuan
suara, dan aku melihat orang banyak itu menyebar keluar di lapangan luas di bawah kakiku (aku
berada di ketinggian bukit) ... membelakangi tempat di mana, yang sampai saat
itu, semua harapan orang-orang terpusat, dan mereka melihat matahari yang
bertingkah laku aneh ...Aku berbalik melihat ke arah tatapan mata orang-orang,
dan aku bisa melihat matahari, seperti cakram yang sangat jernih, dengan
tepinya yang tajam, yang bersinar tanpa merusak mata kita... Itu tidak sama
dengan matahari yang melewati mendung atau kabut (tidak ada kabut pada saat
itu), karena matahari tidak terselubung apa pun, juga ia tidak redup. Di Fatima
saat itu, matahari memancarkan cahayanya dan panasnya, dan nampak dengan jelas
di langit, dengan tepi yang tajam, seperti meja judi besar. Hal yang paling
menakjubkan adalah kita semua bisa menatap cakram matahari untuk waktu yang
lama, cemerlang dengan cahaya dan panas, tanpa melukai mata kita atau merusak
retina." (Dr. Almeida Garrett)
Senada dengan itu, kesaksian dari pemimpin redaksi
koran O Seculo:
“Dan kemudian kami menyaksikan tontonan yang
sangat unik, tontonan yang luar biasa, tak bisa dipercaya jika Anda tidak
menyaksikannya sendiri. Dari atas jalanan ... Kami melihat (dari tempat
ketinggian) kerumunan besar orang yang memandang ke arah matahari, yang muncul
di puncak kepala kita saat itu, bersih dari awan. Matahari itu tampak seperti
sebuah piring perak kusam, hingga memungkinkan kita untuk menatapnya tanpa
sedikit pun merasa tidak nyaman. Sinar matahari itu tidak membakar mata. Ia
tidak membutakan. Orang mungkin mengatakan bahwa gerhana sedang terjadi." (Artikel tanggal 15 Oktober 1917)
Dan juga komentar lain: "Orang-orang bisa
melihat matahari seperti kita melihat bulan." (Maria do Carmo)
Orang dapat menambahkan sekian banyak kesaksian
tanpa henti tentang fenomena matahari berikutnya, yang disaksikan bahkan oleh
pemimpin redaksi sekuler dari sebuah surat kabar yang bersikap antiklerus dan
anti gereja. Perhatikan komentar ini:
“Ia nampak berguncang dan bergetar; matahari nampak
seperti roda api. " (Maria da
Capelinha)
“Matahari berubah seperti kincir api, memancarkan semua
warna pelangi.” (Maria do Carmo)
“Matahari tampak seperti bola salju yang berputar
dengan sendirinya.” (Pastor Lourenço)
“Cakram seperti mutiara itu melakukan gerakan yang
limbung. Ini bukanlah kedipan sekejap seperti bintang dengan segala
kecemerlangannya. Ia nampak berputar dengan kecepatan yang tinggi." (Dr. Almeida Garrett)
“Pada saat tertentu, matahari berhenti dan
kemudian mulai menari lagi dan berputar; kemudian ia berhenti lagi, dan mulai
menari lagi." (Ti Marto)
“Matahari memancarkan semua warna pelangi.
Semuanya memantulkan warna yang sama: pada wajah kita, pada pakaian kita, dan
pada bumi itu sendiri.” (Maria do Carmo)
“Sebuah cahaya, yang warnanya berubah dari satu saat
ke saat berikutnya, dipantulkan pada orang-orang dan benda-benda di sekitar
kita.” (Dr.Pereira Gens)
Apa yang terjadi selanjutnya merupakan aspek yang
paling menakutkan dari Keajaiban di Fatima, dan aspek yang sangat mendalam
implikasinya bagi zaman kita, di mana manusia telah menyempurnakan kemampuannya
untuk menghancurkan seluruh dunia dengan api dari langit: matahari nampak
melepaskan diri dari langit dan terjun ke bumi.
“Tiba-tiba kami mendengar keributan, seperti
jeritan kesedihan dari seluruh kerumunan itu. Matahari melakukan gerakan rotasi
yang cepat, seolah-olah membebaskan dirinya dari langit dan dengan warna merah
darah, untuk terjun langsung ke arah bumi, yang mengancam akan menghancurkan
kita dengan massa yang membara. Itu adalah beberapa detik yang sangat menakutkan.”
(Dr. Almeida Garrett)
“Saya melihat matahari berubah dan sepertinya ia akan
turun. Itu seperti roda sepeda.” (John
Carreira)
“Matahari mulai menari-nari, dan pada saat
tertentu, ia nampak melepaskan diri dari langit dan bergegas meluncur ke depan
kita, seperti roda api." (Alfredo
da Silva Santos)
“Saya melihat matahari turun dengan sempurna
seolah-olah jatuh di bumi. Tampaknya ia melepaskan diri dari langit dan
bergegas ke arah kami. Kemudian matahari mempertahankan dirinya sendiri pada
jarak pendek di atas kepala kita; tetapi kejadian semacam itu berdurasi sangat
singkat ... Sepertinya ia berada sangat dekat dengan orang-orang dan terus berputar
ke arah yang sebaliknya." (Maria do
Carmo)
“Tiba-tiba, matahari muncul dengan lingkarannya
yang jelas. Ia turun seolah-olah ke ketinggian awan dan mulai berputar dengan
cepat seperti bola api yang tertahan. Dengan beberapa jeda sebentar, hal ini
berlangsung sekitar delapan menit.” (Pastor
Pereira da Silva)
"Matahari tiba-tiba tampak turun secara zig-zag,
mengancam bumi." (Pastor Lourenço)
"Saya melihat matahari jatuh kepada kita
..." (Pastor John Gomes)
“Akhirnya, matahari berhenti bergerak dan semua
orang menghela nafas lega ...” (Maria da
Capelinha)
“Dari ribuan mulut itu saya mendengar teriakan sukacita
dan kasih kepada Perawan Tersuci. Dan kemudian saya percaya. Saya yakin tidak
menjadi korban dari sebuah sugesti massa. Saya telah melihat matahari bertingkah
laku aneh karena saya tidak akan pernah melihatnya seperti itu lagi." (Mario Godinho, seorang insinyur)
Fakta mencengangkan lainnya: semua orang itu, yang
sebagian besar basah kuyup, bersaksi dengan gembira dan takjub bahwa diri mereka
dan baju mereka menjadi kering (sebelumnya basah kuyup oleh hujan deras). Fakta
tersebut dibuktikan dalam proses kanonik untuk Jacinta dan Francisco, yang
akhirnya dibeatifikasi pada 13 Mei 2000.
"Saat yang paling tidak terduga, pakaian kami
benar-benar kering." (Maria do
Carmo)
"Jasku langsung kering." (John Carreira)
Akademisi,
Marques da Cruz, bersaksi sebagai berikut:
Orang yang sangat banyak ini basah kuyup, karena
hujan turun tak henti-hentinya sejak fajar. Tetapi — meskipun ini mungkin
tampak luar biasa — setelah mukjizat besar matahari, semua orang merasa nyaman,
dan mendapati pakaiannya kering, ini adalah hasil dari keajaiban... Kebenaran
dari fakta ini telah dijamin dengan ketulusan yang besar oleh lusinan orang
dengan kepercayaan yang mutlak, yang telah saya kenal secara dekat sejak masa
kanak-kanak, dan yang masih hidup (1937), serta oleh orang-orang dari berbagai
wilayah di negara ini yang hadir saat itu.
Dalam satu aspek, ini adalah efek keajaiban
matahari yang paling menakjubkan dan salah satu bukti terbaiknya:
Jumlah energi yang dibutuhkan untuk melakukan proses
pengeringan instan ini akan bisa
membakar semua orang yang hadir seandainya itu
terjadi sesuai hukum alami. Dan aspek
keajaiban ini bertentangan dengan hukum alam
secara radikal, dan tidak ada setan yang bisa melakukan hal itu.
Dan akhirnya, ada juga keajaiban moral yang berupa
pertobatan banyak orang. Dalam bukunya, Meet
the
Witnesses, John Haffert menulis:
“Kapten resimen tentara yang bertugas di gunung
saat itu — dengan perintah dari atasannya untuk mencegah kerumunan orang banyak
— langsung dia bertobat. Begitu pula terjadi pada ratusan orang lainnya,
orang-orang yang tidak beriman, mereka bertobat, seperti yang ditunjukkan oleh
kesaksian mereka.”
“Ada seorang yang tak beriman di sana yang
menghabiskan pagi itu dengan mengejek 'orang-orang bodoh' yang pergi ke Fatima
hanya untuk melihat seorang gadis biasa disana. Dia sekarang tampak lumpuh,
matanya terpaku kepada matahari. Dia mulai gemetar dari kepala sampai kaki, dan
mengangkat tangannya, berlutut di dalam lumpur, berseru kepada Tuhan." (Pastor Lourenço)
“Saya tinggal delapan belas mil dari Fatima. Dan
pada Mei 1917 kami diberi tahu tentang peristiwa luar biasa dari penampakan
itu, tetapi berita yang datang kepada kami bercampur dengan fantasi
orang-orang. Tentu saya tidak percaya. Dengan sungguh saya mengira itu hanya
imajinasi seseorang. ... Atas permintaan ibu saya, saya pergi sekali lagi ke
Cova da Iria pada bulan Agustus pada saat penampakan. Sekali lagi saya kembali
ke rumah dengan putus asa dan kecewa. Namun saat itu, sesuatu yang luar biasa
terjadi. Ibu saya, yang menderita tumor besar di salah satu matanya selama
bertahun-tahun, sembuh. Dokter yang merawatnya mengatakan dia tak dapat
menjelaskan kesembuhan seperti itu.
Masih saja saya tidak percaya pada penampakan
barusan. Akhirnya, dan sekali lagi atas permintaan ibu saya, saya pergi ke Cova
da Iria sekali lagi pada tanggal tiga belas Oktober. ... Terlepas dari apa yang
terjadi pada ibu saya, saya kecewa dan tidak percaya pada penampakan itu. Maka
saya duduk di dalam mobil saya. Kemudian seketika saya menyadari bahwa semua
orang melihat ke langit. Kemudian keingintahuan alami menarik perhatian saya,
dan saya turun dari mobil dan ikut melihat ke langit juga. ... Dari ratusan
mulut di sekitar saya, saya mendengar pernyataan keyakinan dan kasih kepada
Perawan Terberkati. Dan kemudian saya percaya." (Mario Godinho, seorang insinyur)
Banyak sekali kesembuhan dan pertobatan lainnya
didokumentasikan, antara lain ada di dalam buku berikut ini: DocumentaĂ§Ă£o CrĂtica de FĂ¡tima dan Fatima from the Beginning.
Bagi mereka yang mengatakan mukjizat adalah produk
dari "histeria massa" di tempat kejadian, Tuhan sendiri menyusun
bantahan yang tegas: fenomena itu bisa disaksikan dan dikagumi dari luar
Fatima. Saksi-saksi yang asli dan dapat dipercaya, yang berada sangat jauh dari
Cova da Iria, menceritakan telah melihat hal yang belum pernah terjadi
sebelumnya yang berupa tontonan tarian matahari, persis dengan yang disaksikan
oleh 70.000 peziarah yang berkumpul di sekitar holm-oak tempat Sang Perawan itu
menampakkan diri.
Di desa kecil Alburitel, yang terletak sekitar
sepuluh mil dari Fatima, orang di seluruh kota itu bisa menikmati penglihatan
keajaiban matahari. Kesaksian yang sering dikutip adalah dari pastor Inacio
Lourenço, karena itu yang paling detail. Apa yang dia katakan, bahwa semua
penduduk desa yang ditanyai oleh penyidik, menegaskan bahwa diri mereka
menyaksikan penglihatan itu dengan cara yang persis sama.
Para saksi dari peristiwa itu memang tidak
terhitung banyaknya, kesaksian mereka sama dan kita kebanjiran data dengan
dokumen yang mereka tinggalkan bagi kita.
Pertama-tama, banyak laporan muncul sekaligus di
pers Portugis. Itu patut diperhatikan bahwa yang pertama memberikan kesaksian
adalah reporter yang bersikap anti gereja. Tiga artikel Avelino de Almeida —
salah satunya bertanggal 13 Oktober, tepat sebelum kejadian; yang lainnya
tanggal 15 Oktober, diedit pada koran Vila
Nova de Ourem pada malam hari tanggal 13; dan artikel ketiga tanggal 29
Oktober — yang pantas mendapatkan perhatian khusus. Terlepas dari nada mengejek
dan ironi Voltarian, yang menginspirasi sebagian artikel pertama, terlepas dari
nada anti gereja yang diharapkan masih muncul dalam artikel ke-15, teks-teks
ini berasal dari reporter berbakat, dan selain itu juga jujur dan teliti; ini
adalah dokumen sejarah yang sangat penting.
Tapi dia bukan satu-satunya orang yang
menceritakan fakta, karena para wartawan lain juga hadir di Cova da Iria saat
keajaiban berlangsung.
Selanjutnya ada investigasi resmi. Pada November
1917, atas permintaan Uskup de Lima Vidal, yang saat itu mengelola Keuskupan
Lisbon, dipimpin oleh pastor paroki Fatima, melakukan investigasi dan menanyai
beberapa saksi di paroki tersebut. Sayangnya, dia hanya menyalin empat
kesaksian dari ribuan kesaksian yang ada!
Investigasi para sejarawan untungnya bisa
mengkompensasi kekurangan para pejabat penyelidik. Laporan Pastor Formigao,
yang diperoleh dari Dr. José Maria de Almeida Garrett, profesor di Fakultas
Sains Coimbra, yang memberi laporan sangat teliti, adalah yang paling ilmiah
yang kami miliki. Selain itu, kami memiliki laporan dari Pastor da Fonseca
(yang tulisannya dilakukan untuk memverifikasi poin-poin yang disengketakan
oleh Pastor Dhanis, yang menolak untuk
memeriksa bukti-bukti yang ada), dan beberapa laporan mendukung dari Pastor
de Marchi, Canon Barthas, Pastor Dias Coelho dan Pastor Richard.
Pada tahun 1977, untuk memperingati ulang tahun
keenam puluh penampakan terakhir Fatima, masih memungkinkan bagi kita untuk
mengumpulkan di Fatima lebih dari tiga puluh orang yang telah hadir di dalam
peristiwa keajaiban matahari dan bisa menceritakan kembali kesaksian mereka.
Berkat banyak berbagai kesaksian itu, dimungkinkan untuk merekonstruksi secara
tepat dari semua komentar dan kesaksian yang ada, hingga memungkinkan kita
untuk menghidupkan kembali, jam demi jam dan menit demi menit, hari yang sangat
menentukan ini, yang pasti menjadi salah satu yang terpenting dalam sejarah
dunia. Memang, bukti adanya keajaiban matahari pada 13 Oktober 1917 begitu luar
biasa sehingga pada tahun 1952 bahkan Hollywood menjamin keaslian keajaiban itu
dengan merilis film klasik (dibintangi oleh Gilbert Roland) berjudul “The Miracle of Our Lady of Fatima,”
yang dipasarkan dalam bentuk video hingga hari ini.
Mengapa hari ini menjadi sangat penting? Karena
ini adalah hari dimana sebuah pesan surgawi dari Bunda Allah disahkan tanpa
keraguan; pesan yang lebih dari 90 tahun kemudian, berdiri di tengah situasi
Gereja dan dunia yang sangat berbahaya saat ini, merupakan sebuah momen dalam
sejarah manusia yang menawarkan jalan keluar bagi kita.
-----------------------------------
Selanjutnya: Bab
2 - Penentangan Berkepanjangan Dimulai
Silakan
melihat artikel lainnya disini:
Uskup
Agung ViganĂ²: Takhta Suci Menjadikan Dirinya Hamba Dari Tata Dunia Baru
Katakombe
Baru
Pedro
Regis 5111 - 5115
Gisella
Cardia 17, 21, 24 April 2021
Para
Gembala Bukanlah Orang Upahan
Enoch,
24 April 2021
LDM, 27
April 2021