Maria adalah CO-REDEMPTRIX :
bagian I
https://www.churchmilitant.com/news/article/mary-is-co-redemptrix-part-i
by Raymond de Souza, KHS, KM • ChurchMilitant.com • March 29, 2021
Sumber-sumber dari Gereja Katolik versus komentar baru dari paus
Ketika paus Francis
mengacu pada gelar Bunda Maria sebagai Co-Redemptrix dan menganggapnya sebagai
"kebodohan" ("tonterias" dalam bahasa Spanyol), hal itu menimbulkan
kejutan yang luas - dan bahkan merupakan skandal terang-terangan
- di antara banyak umat beriman. Ucapan itu dianggap sebagai penolakan
berikutnya terhadap ajaran tradisional Gereja.
"Janganlah
kita larut di dalam kebodohan," demikian kata paus Francis tentang orang-orang
yang menginginkan pengesahan resmi tentang Maria sebagai Co-Redemptress.
"Paus
Francis mengatakan kepada kita bahwa Maria
adalah sebagai "gadis biasa."
Ya, "gadis biasa" - dan bahwa Bunda Maria dan Joseph "tidak dilahirkan sebagai orang suci, mereka
menjadi orang yang suci." Padahal sekarang ada dogma tentang Bunda
Maria, yang dengan sempurna dinyatakan sebagai ‘Dikandung Tanpa Noda.’
Karena Maria tidak
pernah, dan selamanya tidak pernah hanya sebagai "gadis biasa,"
yaitu, manusia yang lahir dalam dosa asal dan rentan terhadap dosa seperti
halnya gadis biasa; tetapi karena Maria dilindungi dari dosa oleh karena jasa
Putranya, maka Maria juga dipertahankan
tetap murni dari dosa sejak sebelum masa pembuahannya.
Dogma
dari Yang Dikandung Tanpa Noda tidak berbicara tentang Maria hanya
"ditebus" seperti setiap orang di dunia, tetapi dia juga "dipertahankan."
Menurut definisi Yang Dikandung Tanpa Noda, Gereja dengan tegas mengatakan
bahwa Maria selalu bebas dari dosa sejak
dia dikandung.
Penebusan adalah tindakan
membeli kembali seseorang dari perbudakan. Saya teringat pada para Mercedarians dari St. Peter Nolasco yang
menebus orang-orang Kristen yang diperbudak oleh orang pagan.
Tetapi kasus Maria sama
sekali berbeda. Maria, karena pelestariannya, dia dipertahankan, maka dia tidak
pernah, pada saat mana pun dalam hidupnya, menjadi budak dosa. Seperti yang diajarkan
Katekismus Gereja Katolik dalam paragraf 491, Maria "ditebus sejak saat ia
dikandung". Dan sejak saat itu, dengan rahmat dan hak istimewa Tuhan,
Maria "dilindungi dari semua noda dosa asal."
Karena pelestarian (diertahankan)
ini, Maria dapat menjadi bagian dari karya penebusan Putranya - dan kenyataannya
memang seperti itulah Maria. Maria membantu dan ikut serta Yesus membebaskan
kita, maka dari sinilah muncul istilah Co-Redemptrix.
Memang mudah bagi
siapa pun untuk memahaminya: Tuhan sangat tersinggung oleh perilaku manusia.
Maria tidak termasuk dalam salah satu pihak dalam hal ini. Dia sendiri tidak
pernah berada di bawah kuasa Setan. Dogma Co-Redemptrix didasarkan dan
dimungkinkan oleh dogma Yang Dikandung Tanpa Noda dan Keibuan Ilahi.
Yesus adalah
satu-satunya Penebus, yang menebus manusia dari dosa-dosa mereka. Namun,
penebusan ini tidak terjadi tanpa kerja sama dari seorang wanita yang cukup
layak untuk mengandung Tuhan di dalam rahimnya agar penebusan dapat terjadi.
Wanita ini adalah Perawan Maria Yang Tak Bernoda.
Kristus mati bagi dosa-dosa
kita, ya, tetapi dalam rencana Tuhan, tanpa Maria tidak akan ada Kristus yang
mati bagi dosa-dosa kita. Kematian Kristus menebus manusia, tetapi tanpa Maria,
tidak akan ada Kristus yang menebus manusia. Oleh karena itu, tanpa Maria,
tidak akan ada penebusan. Oleh karena itu, Maria benar-benar dan pantas disebut
sebagai adalah Mitra-Penebus! (Co-Redeemer!)
Kristus menebus
manusia, tetapi dalam rencana Tuhan, Dia tidak akan menebus manusia tanpa
bantuan Maria, yang daging dan darahnya diambil oleh-Nya, dan yang
mempersembahkan Putranya kepada Tuhan seperti Abraham mempersembahkan Iskak.
Dalam pengertian inilah Maria benar-benar adalah Co-Redemptrix. Memang, para
paus, santo, dan penulis Katolik lainnya telah mengajarkan bahwa Maria adalah
Pendamping Penebus atau Penebus Bersama. (Co-Redeemer!)
Kematian Kristus menebus manusia, tetapi
tanpa Maria, tidak akan ada Kristus yang menebus manusia. Oleh karena itu,
tanpa Maria, tidak akan ada penebusan. Oleh karena itu, Maria benar-benar dan
pantas disebut sebagai Penebus Bersama! GabTweet
Argumen utama yang
menentang gelar Co-Redemptrix adalah bahwa Maria tidak dapat mempengaruhi
penebusannya sendiri. Tetapi alasan ini salah, karena ada dua arti penebusan.
Maria tidak hanya "ditebus dari dosa" tetapi juga "dilindungi"
dari dosa, karena jasa Putranya. Maria tidak "dibeli atau ditebus"
dari perbudakan dosa seperti halnya kita, yang merupakan makna normal dari kata
‘ditebus.’ Kita semua - kecuali Adam dan Hawa sebelum Kejatuhan mereka, serta Yesus & Maria – berada dalam
cengkeraman Setan sejak saat pertama pembuahan karena Dosa Asal.
Jadi, sebagaimana
definisi dogmatis mengatakan bahwa Maria tidak pernah berdosa, dan karenanya
tidak pernah membutuhkan penebusan dalam pengertian yang biasa, dia bebas untuk
bekerja sama dengan Yesus dalam penebusan kita. Dan dia telah melakukannya.
Marilah kita lihat
apa yang dikatakan oleh para Bapa Gereja awali dan para Doktor Gereja selama
berabad-abad, yang bertentangan dengan tuduhan paus Francis tentang tonteria :
- Modestus
dari Yerusalem secara akurat mendefinisikan bahwa melalui Maria kita,
"ditebus dari tirani Iblis" (Migne
PG 86: 3287).
- Santo
Irenaeus: "...dengan menyerahkan ketaatan, [Maria] menjadi penyebab keselamatan, baik
bagi dirinya sendiri maupun bagi seluruh umat manusia" (Adversus Haereses, III, 22, 4).
- Santo Yohanes dari Damaskus menyapa Maria: "Salam bagimu,
melalui siapa kami ditebus dari kutukan" (PG 86: 658).
- Saint Bernard: "Melalui dia, manusia telah
ditebus" (Sermon 3 super Salve).
- St.
Alphonsus Liguori: "Santo Bernardus berkata, 'bahwa sebagai seorang
pria dan seorang wanita bekerja sama dalam kehancuran kita, maka sudah
sepantasnya ada pria lain dan wanita lain yang harus bekerja sama dalam
penebusan kita; dan keduanya adalah Yesus dan Maria Ibu-Nya. ' ... 'Memang
tidak diragukan,' kata orang kudus itu, 'bahwa Yesus Kristus sendiri lebih
dari cukup untuk menebus kita; tetapi lebih kuat lagi bahwa kedua jenis jenis
itu (pria dan wanita) harus bekerja sama dalam pemulihan kejahatan yang
menyebabkan keduanya bekerjasama” (The
Glories of Mary, Bab IV, Bagian II).
- Santo
Bonaventura: "Wanita (Hawa) mengusir kita keluar dari Firdaus dan
menjual kita, tetapi yang ini (Maria) membawa kita kembali dan membeli kita
(menebus kita)" (de don. Sp. S.
6: 14).
- Saint Bridget: "...sebagaimana
Adam dan Hawa menjual dunia untuk sebuah apel, begitu pula Maria dengan
Putranya menebusnya dengan satu hati." (St. Alphonsus Liguori, The
Glories of Mary, Op. Cit.)
- Santo
Anselmus: "Bahwa meskipun Tuhan dapat menciptakan dunia dari
ketiadaan, namun, ketika dunia hilang oleh dosa, Dia tidak akan memperbaiki
dosa tanpa kerjasama dengan Maria." (St. Alphonsus
Liguori, The Glories of Mary, Op. Cit.)
- Santo
Albert Agung: "Maria adalah satu-satunya yang diberi hak istimewa
ini, yaitu berbagi dalam Sengsara-Nya. Untuk dapat menghadiahinya maka
Putranya ingin agar dia juga berbagi dalam pahala dari Kesengsaraan. Dan
untuk membuatnya menjadi bagian dalam manfaat Penebusan, Dia berharap Maria
menjadi mitra-Nya dalam penderitaan Kesengsaraan, agar, karena Maria adalah
seorang mitra dalam Penebusan, dan juga menjadi Ibu dari semua orang melalui
tindakan silih. Dan sebagaimana seluruh dunia berhutang budi kepada Tuhan
untuk Kesengsaraan-Nya, maka semua orang layak menjadikan Maria sebagai Ratu
mereka atas belas kasihannya." (Mariale,
150).
- St. Anthonius dari Padua (1195–1231): "Dalam
tulisan-tulisannya dapat ditemukan doktrin Maria Dikandung Tanpa Noda dan Kenaikannya
ke Surga yang mulia; dan dia tidak pernah lelah berbicara tentang Maria sebagai
Pengantara Segala Rahmat, atau pun menerima bagiannya dalam penebusan."
(Saints to Know and Love,
by The Slaves of the Immaculate Heart of Mary, St. Anthony of Padua).
- Suarez,
ahli Mariologi Yesuit abad ke-17: "Sama seperti Kristus, karena Dia
menebus kita, dengan gelar khusus sebagai Raja kita dan Tuhan kita, demikian
juga Maria Terberkati (Ratu dan Ibu kita) karena cara unik di mana dia
bekerja sama dalam penebusan kita." (ensiklik Ad Caeli Reginam 1954).
- Suarez: "Maria bekerja sama demi keselamatan kita
dalam tiga cara: Pertama, dengan mendapatkan jasa Inkarnasi Sabda yang
pantas karena jasanya; kedua, dengan terus-menerus berdoa bagi kita selama
dia hidup di dunia ini; ketiga, dengan rela mengorbankan nyawa Putranya
kepada Tuhan. Untuk alasan ini, Tuhan kita dengan tepat telah menetapkan,
bahwa karena Maria bekerja sama dalam penyelamatan manusia dengan kasih
yang begitu besar, dan pada saat yang sama memuliakan Tuhan, demikian juga
semua orang melalui perantaraan Maria mendapatkan keselamatan mereka."
(St. Alphonsus Liguori, The Glories of Mary, Op. cit.
Coming in Part II: More saints, popes and scholars
affirm Mary is the Co-Redemptrix.
Raymond
de Souza, KHS, KM, is a knight of the Equestrian Order of the Holy
Sepulcher of Jerusalem, a knight of the Sovereign and Military Order of Malta
and a fourth-degree Knight of Columbus. A speaker on pro-life and apologetics
issues, he is the delegate for international missions of Human Life
International. He has visited 38 countries of the six continents as part of
conferences held in English, French, Spanish and Portuguese and has speaking
ability in Italian and Afrikaans. He is available to address Catholic audiences
anywhere in the free world to defend the Gospel of life and the purity of
Catholic doctrine, counting on the recommendation of bishops and priests in New
Zealand, Australia and the United States. He has been a radio broadcaster in
New Zealand and Australia and, today, writes a syndicated column for the weekly
national Catholic paper, The Wanderer.
---------------------------------------
Apa
Alasan Kasus Kerasukan Setan Semakin Banyak Terjadi Saat Ini?
Orang
dalam WHO ‘meniup peluit’
Mengapa
Saya Menganggap Komentar Paus
Francis...
Tanggapan
Atas Ucapan Paus Francis...