JOHN-HENRY
WESTEN
DI BAWAH KEDOK COVID, VATIKAN KINI SEMAKIN RUSAK
https://www.lifesitenews.com/blogs/under-cover-of-covid-the-vatican-is-going-haywire
Pada bulan Mei
depan, Dr.
Fauci, Chelsea Clinton, dan lain-lainnya akan menjadi pembicara
di acara konferensi tentang kesehatan global yang
diselenggarakan oleh Vatikan.
Tue Apr 20,
2021 - 3:47 pm EST
·
JOHN-HENRY
WESTEN
20 April 2021 (LifeSiteNews) - Banyak orang menulis kepada saya dengan
kaget setelah menonton video
terbaru saya yang melaporkan skandal paus Francis yang menempatkan
lukisan di belakang meja kerjanya, yang menampilkan Kristus dalam keadaan telanjang
sedang merawat Yudas. Banyak orang juga terkejut karena lukisan itu juga ditampilkan
di sampul surat kabar Vatikan sendiri, yang mendedikasikan tiga halaman
pertamanya untuk membahas kemungkinan keselamatan Yudas, pengkhianat Tuhan
kita. Artinya, Yudas, menurut surat kabar Vatikan itu, mungkin saja tidak masuk
neraka, yang berarti Yudas mungkin saja masuk Surga.
Tapi bukan hanya itu saja yang terjadi belakangan
ini. Sekitar sebulan terakhir ini, paus Francis telah menyerukan perlunya
segera membentuk "new world order" dan baru-baru ini dia juga mendorong
dibentuknya "pemerintahan global." Kami juga melihat para kardinal
dan uskup terkemuka di dunia menuntut Gereja agar memberkati perkawinan
homoseks, dan paus Francis menolak untuk meluruskan mereka. Terlebih lagi, kami
telah menyaksikan Paus menolak
gelar Bunda Maria sebagai co-redemptrix, yang telah diakui dan digunakan
selama berabad-abad oleh orang-orang kudus para paus sebelumnya. Kami juga
telah melihat paus Francis menunjuk seorang homoseksual aktiv untuk memimpin komisinya
sendiri di Vatikan (menjadi anggota kuria pertama yang homosex terbuka dan
aktiv) untuk bidang perlindungan anak di bawah umur. Menurut saya, di bawah
kedok COVID, segalanya benar-benar semakin rusak di Vatikan.
Begitu banyak kegilaan yang mengalir keluar
dari Vatikan akhir-akhir ini sehingga saya merasa perlu memberi Anda pembaruan informasi
untuk merangkum semuanya di satu tempat, sehingga Anda dapat melihat kecepatan
di mana semua hal ini terjadi. Para filsuf memberi tahu kita bahwa segala
sesuatunya semakin cepat mendekati akhir. Ya, bahkan jika saat akhirnya masih
belum terlihat, namun kecepatan dan kedalaman kerusakan yang mengalir keluar
dari Roma hampir tidak dapat dipercaya.
Kami mengetahui minggu lalu bahwa Vatikan akan mengadakan
konferensi
kesehatan dengan, perhatikan ini: Dr. Anthony Fauci, para pembuat vaksin,
para tetua Gereja Mormon, Chelsea Clinton yang pro-aborsi, Jane Goodall,
pendukung pengendalian populasi, seorang aktivis New Age, seorang sarjana
Muslim terkemuka dari Inggris, dan seorang aktris Amerika pro-aborsi Cindy
Crawford, di antara 114 pembicara lainnya. Konferensi tersebut bertajuk
“Exploring the Mind, Body & Soul. Bagaimana Inovasi dan Sistem Penyampaian Pembaruan
Meningkatkan Kesehatan Manusia,” yang dijadwalkan berlangsung 6 hingga 8 Mei
2021.
Pada pertengahan Maret, kami mendengar paus
menyerukan dibentuknya sebuah "tatanan dunia baru" dan dia mengatakan
bahwa tindakan "menyia-nyiakan" krisis COVID akan lebih buruk
daripada pandemi itu sendiri.
Vatican News menerbitkan kutipan dari wawancara panjang atas buku Paus, "God and the World
to Come," yang beredar di toko-toko buku di Italia pada 15 Maret. Berbicara kepada jurnalis
Italia Domenico Agasso, dengan materi yang sangat mirip dengan tokoh globalis, Klaus Schwab, paus menyerukan dibentuknya “tata dunia baru,” juga
mengatakan bahwa krisis COVID tidak boleh disia-siakan. “Mari kita semua ingat
bahwa ada sesuatu yang lebih buruk dari krisis ini: yaitu drama menyia-nyiakannya,” kata Francis. “Kita tidak bisa
keluar dari krisis ini dengan
kondisi seperti sebelumnya: kita harus keluar dengan keadaan lebih baik atau lebih
buruk.”
Paus bahkan mengaitkan aspek teologis
keselamatan (jiwa manusia) dengan promosi tata dunia baru yang sejalan dengan
kebijakan kaum globalis, yang menyatakan bahwa keselamatan bergantung pada
keberhasilan mereka. “Kita tidak bisa lagi begitu saja menerima ketidaksetaraan
dan gangguan terhadap lingkungan. Jalan menuju keselamatan umat manusia
melewati penciptaan model perkembangan baru, yang tidak diragukan lagi berfokus
pada hidup berdampingan di antara orang-orang yang selaras dengan Ciptaan.”
Paus melanjutkan tema itu bulan ini dalam
sepucuk surat kepada Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional pada pertemuan
5-11 April 2021. Paus Francis menyerukan dibentuknya "pemerintahan
global" sehubungan dengan COVID-19, dia sangat mendukung vaksin universal,
dan meratapi "hutang ekologis kita" yang terutang kepada "alam
itu sendiri." Surat
itu disampaikan melalui Peter Cardinal Turkson, Prefek Dikasteri Takhta Suci bidang
Promosi Untuk Mendorong Perkembangan Manusia seutuhnya.
Pada 12 Maret 2021, paus Francis melarang
perayaan Misa pribadi di Basilika Santo Petrus di Vatikan, yang telah
berlangsung selama berabad-abad ini. Lima orang Kardinal sangat mengutuk
tindakan paus tersebut, termasuk Kardinal Raymond L. Burke, Gerhard L. Müller,
Walter Brandmüller, Robert Sarah, dan Joseph Zen.
Selain itu, pada pertengahan Maret, paus Francis
memerintahkan penyelidikan kanonik terhadap Kongregasi Ibadah Ilahi dan
Disiplin Sakramen, yang oleh sebagian besar orang dalam Vatikan dianggap sebagai
‘pembayaran suap’ atas sikap ortodoksi Kardinal Robert Sarah, yang dipensiun
oleh paus Francis pada bulan Februari lalu.
Pada 24 Maret, paus Francis menolak gelar Maria
sebagai Co-Redemptrix, yang telah dipercaya dan diajarkan di dalam Gereja
selama berabad-abad dan digunakan oleh para Paus dan orang-orang kudus sebelumnya.
Namun demikian, paus Francis mengecam ajaran tersebut, dengan mengatakan bahwa tidak
ada penebus-bersama dengan Kristus. “Ibu yang menyelimuti semua orang di bawah
mantelnya sebagai seorang ibu, Yesus mempercayakan kita kepadanya sebagai
seorang ibu, bukan sebagai dewi, bukan sebagai co-redemptrix.”
Juga pada 24 Maret, paus Francis menunjuk
Juan Carlos Cruz, seorang pria homoseksual aktiv dan terbuka, untuk memimpin Komisi
Kepausan untuk Perlindungan Anak di Bawah Umur. Cruz sendiri adalah korban
pelecehan seksual oleh klerus dan merupakan orang yang dipanggil paus Francis untuk
datang ke Vatikan pada 2018 untuk pertemuan pribadi di mana Cruz melaporkan
setelah pertemuan itu, Paus
menyetujui homoseksualitasnya. Setelah pertemuan itu, Cruz mengumumkan
bahwa Francis mengatakan kepadanya ‘bahwa Anda sebagai gay tidak masalah.’
Tuhan menciptakan kamu seperti itu dan Dia mencintaimu dalam keadaan seperti
itu dan saya tidak peduli. Paus mencintai Anda apa adanya, Anda harus bahagia
dengan keadaan Anda (sebagai homosex aktiv dan terbuka)."
Cruz juga mengungkapkan bahwa paus Franics
memberitahunya bahwa Uskup Agung Viganò, dari jabatannya sebagai nuncio untuk Amerika
Serikat, mengatur pertemuan paus dengan Kim Davis, pahlawan wanita pro-keluarga
yang terpilih menjadi juru tulis wilayah setempat, dimana dia lebih memilih
untuk dipenjara daripada nama Juan Carlos Cruz dicantumkan pada akta nikah
untuk pasangan homoseksual.
Berbicara kepada media setelah pengangkatannya
oleh Paus ke komisi Vatikan (sebagai anggota kuria), Cruz mengambil kesempatan
itu untuk mengutuk pernyataan baru Vatikan yang menentang pemberkatan terhadap pasangan
homoseksual. Dia mengatakan para pejabat Vatikan yang mengeluarkan pernyataan
baru itu "sepenuhnya berada di dunia mereka sendiri, jauh dari masyarakat dan
berusaha membela sesuatu yang tidak dapat dipertahankan." Dia menyerukan
perubahan dalam kepemimpinan Kongregasi Ajaran Iman, dan mengatakan bahwa hal itu
merusak upaya Francis untuk menciptakan gereja yang lebih inklusif. “Yang
membawa saya kepada hal besar yang ingin saya fokuskan: akibat dari dokumen
Vatikan 15 Maret itu akan melarang pastor memberkati perkawinan homoseksual.
Maka saya menolak itu.”
Orang-orang terdekat paus Francis memberi tahu
bahwa paus tidak senang dengan pernyataan 15 Maret itu (yang isinya melarang
pemberkatan perkawinan sejenis), dan dia tampaknya menyarankan hal yang
sebaliknya dalam berbagai pernyataan publik setelah dokumen itu dirilis. Bahkan
Kardinal Burke, yang bertanya secara terbuka di EWTN apakah itu benar bahwa paus
memisahkan diri dari pernyataan Vatikan, dan Burke mengatakan bahwa itu sungguh
tidak masuk akal.
Selain itu, Kardinal Christoph Schönborn, yang
oleh paus Francis diklaim sebagai salah satu teolog terbesar di Gereja,
mengecam dokumen Vatikan 15 Maret itu sebagai "kesalahan komunikasi yang
jelas," dan mengatakan
bahwa berkat terhadap perkawinan homoseksual tidak akan ditolak. Kardinal Christoph
Schonborn, yang merupakan prelatus utama di Gereja Austria, berkata, “(jika)
permintaan untuk sebuah berkat adalah tulus,” dan diinginkan oleh pasangan
homoseksual dari Tuhan untuk membantu “jalan hidup,” homoseksual atau lainnya,
“maka berkat seperti itu tidak akan ditolak." Ini berarti bahwa Kardinal Christoph
Schönborn menyetujui pemberian berkat kepada perkawinan homoseks.
Akibatnya, kekacauan meletus di seluruh Gereja,
terutama di kalangan klerus liberal. Uskup Agung Australia Mark Coleridge dari
Brisbane men-tweet
pada 16 Maret: “Sebuah Gereja yang mengatakan kita tidak dapat menahbiskan
wanita menjadi imam, sama dengan kita mendorong orang untuk bertanya bagaimana
kita dapat memasukkan wanita dalam kepemimpinan… sebuah Gereja yang mengatakan
kita tidak dapat memberkati perkawinan sesama jenis juga seperti mendorong
orang untuk bertanya bagaimana kita dapat menyertakan pasangan sesama jenis
dalam kegiatan Gereja."
Uskup Georg Bätzing dari Limburg, yang
mengetuai Konferensi Waligereja Jerman, mengatakan dia “tidak senang” dengan
pernyataan dari CDF pada 15 Maret, dan dia menyarankan bahwa ajaran itu tidak
akan diikuti oleh Gereja di Jerman.
“Hal ini memberi kesan bahwa debat teologis
yang saat ini sedang dilakukan di berbagai bagian Gereja universal, termasuk di
sini di Jerman, dan itu harus diakhiri secepatnya,” ujarnya seperti dilansir
Katholisch. Uskup Georg Bätzing
menambahkan bahwa ini sama sekali tidak mungkin "karena pembahasannya sedang
intens dan dengan argumen yang masuk akal di berbagai tempat, dan pertanyaan
teologis tentang praktik pastoral saat ini tidak dapat begitu saja disingkirkan
dengan satu kata yang penuh kuasa."
Uskup Belgia Johan Bonny mengatakan bahwa dia
merasa "malu dengan Gereja saya." Saya “ingin meminta maaf kepada
semua yang merasakan hal ini menyakitkan dan tidak bisa dimengerti,” tulisnya.
Para uskup Belgia sebagai sebuah kelompok,
bereaksi dengan sebuah pernyataan bahwa mereka akan terus mengikuti ensiklik
kontroversial paus Francis Amoris
Laetitia yang mendukung perkawinan homoseksual di dalam Gereja Katolik.
Uskup Katolik termuda di Irlandia, Uskup Paul
Dempsey dari Achonry, menyebut larangan
itu (yang melarang pemberian berkat kepada perkawinan sejenis) sebagai
"tanggapan menyakitkan dari Gereja kepada orang-orang dengan orientasi terhadap
sesama jenis," dalam refleksi 26 Maret yang muncul di situs web Konferensi
Waligereja Katolik Irlandia.
Dempsey, yang diangkat menjadi Uskup Achonry
pada Januari 2020 oleh paus Francis, menyebut bahasa yang digunakan dalam
dokumen 15 Maret itu sebagai "bermasalah." “Masalah yang lebih dalam
muncul dalam lingkup bahasa, paling banter dialami sebagai sesuatu yang
bersifat dingin dan jauh, paling menyakitkan dan menyinggung perasaan,”
katanya.
Para pastor juga
telah mengekspos diri mereka sendiri sebagai lawan dari ajaran menetap dari Gereja
tentang homoseksualitas. Surat kabar Jerman Deutsche
Welle melaporkan bahwa sekitar 60 pastor Jerman menandatangani surat yang
menyatakan bahwa mereka akan menentang ajaran CDF 15 Maret itu dan mereka tetap
akan memberkati perkawinan homoseksual. “Mengingat penolakan Kongregasi Ajaran
Iman (CDF), untuk memberkati perkawinan homoseksual, kami bersuara dan berkata:
Kami akan terus mendampingi orang-orang yang menjalin relasi yang mengikat dan
memberkati hubungan sesama jenis mereka di masa depan. Kami tidak menolak
upacara pemberkatan bagi mereka."
Dalam inisiatif serupa di Austria, sekitar 350
imam yang diorganisir oleh Pastor Helmut Schüller menyatakan dalam
"Panggilan untuk Ketidaktaatan 2.0" bahwa mereka akan “terus
memberkati pasangan sesama jenis.”
Tidak mau kalah, beberapa pastor di Amerika
turun ke mimbar mereka untuk mengecam dokumen Vatikan 15 Maret, dan menganggap hal
itu sebagai bidaah dalam prosesnya. Para pastor dari ordo pertama pastor
Katolik Amerika, Paulist, secara terbuka mengkritik keputusan Vatikan bahwa
Gereja tidak dapat memberkati pasangan homoseksual. Hal ini disampaikan dalam
berbagai homili mereka. Berita-berita seperti ini benar-benar datang ke meja media
LifeSite dari seorang yang bertobat
dari praktek homoseksualitas, Joseph Sciambra, yang mengumpulkan video dari
para imam dari Serikat Misionaris St.Paul, Rasul, di paroki di New York,
Boston, dan Los Angeles yang secara terbuka mencela Kongregasi Ajaran Doktrin
Iman.
Dan jika Anda berharap atau berpikir bahwa paus
Francis akan campur tangan menghadapinya atau memberikan kejelasan, kami sudah
mengetahui sebelumnya tanggapan paus ini. Dua Kardinal tingkat tinggi mendekati
paus untuk meluruskan ketua konferensi uskup Jerman tentang pertanyaan yang
sama. Edward Pentin, salah satu reporter Vatikan terbaik di dunia, melaporkan
bahwa Kardinal Luis Ladaria, Yesuit, prefek Kongregasi untuk Doktrin Iman, dan
Kardinal Kurt Koch, presiden Dewan Kepausan untuk Mempromosikan Persatuan
Kristen, meminta agar Uskup Bätzing, ketua Konferensi Waligereja Jerman, datang
ke Roma untuk diluruskan. Ingat, Bätzing “secara langsung menentang” beberapa
ajaran inti Gereja “mengenai penahbisan wanita menjadi imam, pemberkatan perkawinan
sesama jenis, selibat imamat dan Komuni Kudus bagi orang Protestan.”
Sebuah sumber di Vatikan mengatakan kepada National Catholic Register bahwa "Rumah
Santa Marta berkata 'Tidak'" atas permintaan dari para Kardinal yang
meminta koreksi Bätzing. Rumah Santa Marta tentu saja merupakan kediaman paus.
Jadi paus Francis berkata TIDAK. Paus tidak akan menentang perkawinan sejenis,
tidak menentang wanita menjadi imam, dan tidak menentang imam yang menikah.
Setidaknya Kardinal Burke siap untuk berbicara
menentang salah satu Uskup yang melontarkan bidaah ini. Berbicara dengan
Raymond Arroyo di EWTN, Kardinal Burke menegur Uskup Bonny karena menentang
keputusan Vatikan yang menolak memberikan berkat bagi pasangan homoseksual.
Artinya Uskup Bonny mendukung perkawinan sejenis.
Puji Tuhan karena masih ada seseorang yang berani
membela kebenaran Gereja Kristus. Dan biarkan saya menutup uraian dengan kalimat
berikut. Di zaman kita, semakin sulit untuk mengidentifikasi umat Katolik
sejati, umat beriman sejati. Saya menemukan kutipan terindah yang diambil dari
buku Robert Mader, Cross and Crown.
Inilah artinya menjadi seorang Katolik sejati baginya:
“Bagi kita, Kekristenan seharusnya bukan untuk
apa pun selain meniru para Rasul: relasi yang hidup dengan Yesus. . . Baik
pekerjaan maupun politik, baik pers, sains, atau olahraga, tidak boleh melawan ingatan
kita dan pemahaman kita tentang Yesus. Itulah agama Kristen! . . . Gereja,
rumah tempat Yesus tinggal, harus menjadi daya tarik paling kuat bagi setiap
orang Kristen sejati daripada rumah lain di kota, selama seminggu. . . Tidak
ingin mengasihi Kristus, Yang adalah Kasih, adalah dosa dari segala dosa!
Siapapun yang tidak mengasihi akan dikutuk. Kami ingin menjadi orang Kristen
lagi. Kami ingin mengasihi lagi, mengasihi dan mati demi Kristus Raja."
--------------------------------
La Salette
Seperti yang telah kuperingatkan beberapa dekade yang
lalu di La Salette (1846), banyak sekali kardinal, uskup, dan pastor sedang
menuju kebinasaan karena perilaku mereka yang tidak murni. Aku telah
memperingatkan anak-anakku di La Salette dan aku juga memperingatkan kamu
selama bertahun-tahun kemudian, bahwa kegagalan dari para pemimpin Gereja
Putraku akan mengakibatkan krisis yang dahsyat. Sekarang kamu bisa mengerti,
karena krisis yang dahsyat itu sudah ada di depan matamu.
”Roma akan kehilangan iman dan akan menjadi tahta Antikristus.” - Our
Lady of La Salette, 19 September 1846
Ujian Akhir
bagi Gereja
CCC 675. Sebelum kedatangan kedua dari Kristus, Gereja harus mengalami ujian terakhir yang akan menggoyahkan iman banyak orang. Penganiayaan, yang menyertai peziarahannya di atas bumi, akan menyingkapkan "misteri kejahatan". Satu khayalan religius yang bohong memberi kepada manusia satu penyelesaian semu untuk masalah-masalahnya sambil menyesatkan mereka dari kebenaran. Kebohongan religius yang paling buruk datang dari Anti-Kristus, artinya dari mesianisme palsu, di mana manusia memuliakan diri sendiri sebagai pengganti Allah dan Mesias-Nya yang telah datang dalam daging.
KK, Rabu, 23 Oktober 2013, @
13.30
Kamu adalah angkatan yang akan harus menyaksikan Penyaliban terakhir atas Gereja-Ku
-------------------------------------
Giselle
Cardia: 6, 10, 14 April 2021
Akhir
Permainan Coronavirus Ini Adalah Penerapan Tanda Dari Binatang
Konperensi
Kepausan Tentang Kesehatan, 6 - 8 Mei 2021
Konperensi
Vatikan Tentang Kesehatan: Kesehatan
Mental!