Thursday, April 22, 2021

Guru Yoga Diundang Berbicara Pada Acara Konperensi Kepausan Tentang Kesehatan

 

VATIKAN MEMBERI KESEMPATAN KEPADA GURU YOGA UNTUK BERBICARA PADA ACARA KONPERENSI KEPAUSAN TENTANG KESEHATAN 

https://www.churchmilitant.com/news/article/vatican-invites-hindu-quack-to-health-summit 

 

 

 

by Jules Gomes  •  ChurchMilitant.com  •  April 20, 2021 

Guru Deepak Chopra mengklaim bahwa Gereja Katolik menciptakan sosok 'Yesus yang membingungkan'

Pernyataan: Kata "bullsh*t" atau ‘omong kosong’ digunakan pada artikel dalam konteks kutipan dari sumber akademis. Church Militant telah menggunakan tanda bintang (*) untuk menunjukkan bahwa kami tidak mendukung penggunaan kata tersebut.

 

 

KOTA VATIKAN (ChurchMilitant.com) - Konferensi kepausan yang akan datang (6-8 Mei) tentang kesehatan global, Vatikan akan menjadi tuan rumah bagi seorang guru Hindu yang sangat kontroversial yang menemukan "Yesus ketiga" versinya sendiri setelah dia menolak "Yesus yang diciptakan oleh Gereja Katolik" sebagai sosok yang "membingungkan."

 

Chopra dalam pose yoga, bersebelahan dengan bukunya The Third Jesus 

 

Selebriti New Age Dr. Deepak Chopra, yang kekayaan bersihnya diperkirakan mencapai $ 150 juta, akan berpidato di KTT kesehatan Dewan Kepausan untuk Kebudayaan, tentang "Menjelajahi Pikiran, Tubuh dan Jiwa," yang akan diadakan secara online mulai tanggal 6–8 Mei.


Chopra, seorang ahli endokrinologi melalui pelatihan, akan berbicara pada pukul 11:30 siang, pada hari pertama pertemuan, bersama dengan ahli saraf Rudolph Tanzi, tentang topik antropologi dan ilmu saraf, dimana dia berspekulasi tentang masalah memasang kembali otak untuk mengubah cara kita melihat Dunia.

 

Sesi ini diharapkan membahas konten dari buku populer Chopra dan Tanzi, Super Brain: Unleashing the Explosive Power of Your Mind to Maximize Health, Happiness and Spiritual Well-Being.

 

"Buku Chopra tentang 'otak super' tidak ada hubungannya dengan sains sama sekali, dan bahkan banyak hubungannya dengan omong kosong Veda. Buku itu dengan tanpa rasa menyesal mempromosikan ajaran Hinduisme Shankara - mengemasnya kembali untuk audiens Barat yang mudah tertipu," kata seorang sarjana Hindu yang berbasis di Roma kepada Church Militant.

 

Akademisi, yang berbicara dengan syarat anonim ini, menjelaskan:

Agama Hindu Advaita adalah kontradiksi fundamental dari agama Kristen. Tuhan tidak dapat mencintai dunia karena tidak ada dunia - dunia adalah maya, ilusi. Materi adalah "tidak penting", jadi mengapa berbicara tentang ekologi? yang adalah materi? Vatikan benar-benar mengikat dirinya sendiri menjadi simpul yang tak bisa teruraikan di sini, karena ini berbau Gnostisisme – sebuah wabah yang dihadapi Gereja embrionik selama beberapa ratus tahun.

 

Ambil saja buku apa pun tulisan Chopra - dia menulis lebih dari 80 buku! Itu semua bericara tentang "kesadaran" - kata sandi untuk Brahman, kesadaran tertinggi, yang oleh umat Hindu disebut "tuhan." Keselamatan atau moksa adalah mencapai kesadaran-tuhan ini, tetapi Anda hanya dapat melakukan ini jika Anda menyadari bahwa Anda bukan Anda, tetapi Anda adalah tuhan!

 

Akademisi itu menunjukkan Church Militant ke bagian-bagian dari buku Chopra yang membuat klaim yang meragukan. Di antara klaim ini adalah proposisi bahwa "kesadaran adalah satu yang tidak memiliki jamak" dan pengulangan mantra Veda Sanskerta kuno, "Aham brahmasmi" (Aku adalah alam semesta).  

Buku Chopra tentang 'otak super' tidak ada hubungannya sama sekali dengan sains dan bahkan banyak hubungannya dengan omong kosong Veda. GabTweet 

 

Dalam buku mereka tentang otak, Chopra dan Tanzi menyatakan: "Oleh karena itu, semua pengalaman spiritual harus tidak nyata, tidak peduli bahwa keraguan yang menyelimutinya berlaku pula untuk Yesus, Buddha, Lao-Tzu dan banyak orang suci dan orang bijak yang dipuja selama ribuan tahun."

 

Chopra, yang mempromosikan vaksin eksperimental COVID-19, mengklaim 85% obat farmasi praktis tidak melakukan apa-apa dan sebagian besar mengandalkan efek plasebo. 

Prakarsa studi transformasi biologis versi Chopra, bertujuan untuk membawa kesejahteraan fisik, mental dan spiritual yang optimal. 


Dua buku
berpaham heterodoks Chopra tentang Yesus - The Third Jesus: The Christ We Cannot Ignore dan Jesus: A Story of Enlightenment, menampilkan seorang Yesus yang mengambil jalan Gnostik / Hindu sebagai "guru dengan kesadaran yang lebih tinggi, bukan hanya contoh cemerlang darinya."

 

Menurut Chopra, Yesus adalah "bukan Juruselamat, bukan satu-satunya Anak Allah. Sebaliknya Yesus mewujudkan tingkat pencerahan tertinggi." Selain itu, bagi Chopra, Yesus adalah "bukan seseorang, tetapi suatu kondisi kesadaran."

Yesus bukanlah 'Juruselamat, bukan satu-satunya Anak Allah'. Yesus bermaksud menyelamatkan dunia dengan menunjukkan kepada orang lain jalan menuju kesadaran akan Tuhan. GabTweet  

"Bagaimana Yesus bisa bersatu dengan Tuhan adalah proses yang terjadi dalam pikiran. Dilihat dari perspektif Buddha atau para resi kuno di India, Yesus mencapai dan memperoleh pencerahan," tulis Chopra tentang "Yesus yang paling penting" yang "telah ditinggalkan dari Alkitab."

 

"Tidak ada yang bisa dikecualikan dari Tuhan, termasuk kejahatan itu sendiri, dalam bentuk Setan," kata Chopra. "Yesus bermaksud menyelamatkan dunia dengan menunjukkan kepada orang lain jalan menuju kesadaran-tuhan," dan "seperti Buddha dan setiap orang yang tercerahkan lainnya, Yesus ingin agar para pengikut-Nya juga menjadi tercerahkan."

 

 

Deepak Chopra bersama selebriti miliarder Oprah Winfrey 

 

Chopra mencela Gereja Katolik karena perannya dalam "Perang Salib, perburuan para penyihir, membakar orang di tiang pancang, homofobia (benci akan homosex), merampas hak-hak perempuan, dan segala macam hal." Dia menelusuri krisis kristianitas saat ini hingga kepada "obsesi" Gereja terhadap aborsi, hak-hak perempuan, homofobia, dan penelitian sel punca (stem cell).

 

Sebuah artikel tinjauan oleh rekan sejawat yang ditulis oleh lima psikolog (yang memegang posisi tinggi di bidang akademis di berbagai universitas Kanada) mengolok-olok tulisan Chopra sebagai "contoh dunia nyata dari omong kosong yang sangat dalam" (menggunakan istilah itu bukan sebagai cercaan tetapi sebagai istilah, seperti yang dikemukakan oleh filsuf moral Harry Frankfurt).

 

Harry Frankfurt, yang meneliti perlakuan St. Augustinus terhadap para pembohong, mengkategorikan "omong kosong" sebagai "musuh kebenaran yang lebih besar daripada kebohongan" karena "tukang omong kosong berusaha untuk menyampaikan kesan tertentu tentang diri mereka sendiri tanpa peduli apakah hal yang lain adalah benar."

 

Psikolog Kanada menawarkan contoh "woo-woo omong kosong" Chopra, dengan mengutip sejumlah pernyataan Chopra yang musykil dan tampaknya tidak berarti, seperti "perhatian dan niat adalah mekanisme manifestasi" dan "alam adalah ekosistem kesadaran yang mengatur dirinya sendiri."

 

"Deepak Chopra adalah salah satu 'guru' kesehatan holistik terkaya. Ini bukan untuk mengatakan bahwa semua yang ditulis Deepak Chopra adalah omong kosong. Meski demikian, beberapa di antaranya tampaknya memenuhi definisi kami tentang omong kosong yang sangat dalam," kata para psikolog menyimpulkan, dan mencatat bahwa "kecenderungan Chopra untuk omong kosong mungkin memiliki peran penting dalam popularitasnya." 

Seperti Buddha dan setiap orang tercerahkan lainnya, Yesus ingin agar para pengikutnya menjadi 'tercerahkan' juga. GabTweet 

 

Para praktisi medis juga mengecam Chopra sebagai penjaja "kedokteran kuakademik." Dr. David Gorski, ahli bedah onkologi dan profesor bedah di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Wayne, mengatakan, "Ocehan Chopra adalah contoh sempurna tentang bagaimana omong kosong mistik New Age dapat menginfeksi obat dan dibuat agar terdengar cukup 'ilmiah'."

 

Deepak Chopra sedang memberi pelajaran yoga  

Ekonom liberal India, Atanu Dey, mengolok-olok guru Hindu itu sebagai "Dee-Quack Chopra," dan menolak tulisan Chopra "The Future of God: A New Theory of the Divine" sebagai "omong kosong intelektual kelas dunia" dan sebagai "kebodohan mendalam bercampur dengan keangkuhan tak terbatas, disajikan dengan keyakinan yang mencengangkan."

 

Tapi "Chopra adalah kelompok yang paling tidak berbahaya dari kelompok yang diundang oleh paus," tulis jurnalis Milan, Maurizio Blondet, dalam sebuah artikel tentang pertemuan kesehatan Vatikan Mei depan.

 

"CEO Pfizer dan Moderna dapat membanggakan ratusan pembunuhan yang dilakukannya, jelas tidak dihukum," kata Blondet, mengutip cendekiawan Yunani Antonio Corso, yang mencatat bahwa "tema konferensi ini sangat tidak serius; ini adalah sosiologis dan smoky blah-blah-blah di mana seseorang dapat mengatakan segalanya dan sekaligus kebalikan dari segalanya." 

Vatikan sebelumnya pernah mengundang Chopra sebagai pembicara pada konferensi kesehatan globalnya pada April 2018. 

Church Militant berusaha menghubungi Dewan Kepausan untuk Kebudayaan, untuk minta komentarnya, tetapi tidak mendapat tanggapan sampai saat pertemuan pers dilaksanakan. 

--------------------------------

 

Malachi Martin (1921 – 1999)

"Ini adalah akhir dari zaman Katolik dan awal dari masa penyembahan berhala."

"Ada musuh-musuh Gereja yang mengerikan. Ada orang-orang yang ingin menghancurkannya, yang ingin mengambil alih Gereja. Mereka ingin membuat semuanya menjadi sekuler dan menjadikannya mainan sosial-budaya, yang berguna bagi pemerintah, bagi Tata Dunia Baru."

"Perhatikanlah ke langit."


-------------------------------------


Giselle Cardia: 6, 10, 14 April 2021

Akhir Permainan Coronavirus Ini Adalah Penerapan Tanda Dari Binatang

Enoch, 16 April 2021

Konperensi Kepausan Tentang Kesehatan, 6 - 8 Mei 2021

Konperensi Vatikan Tentang Kesehatan: Kesehatan Mental!

LDM, 18 April 2021

Di Bawah Kedok Covid, Vatikan Kini Semakin Rusak