VATIKAN MEMBERI KESEMPATAN KEPADA GURU YOGA UNTUK BERBICARA PADA ACARA KONPERENSI KEPAUSAN TENTANG KESEHATAN
https://www.churchmilitant.com/news/article/vatican-invites-hindu-quack-to-health-summit
by Jules Gomes • ChurchMilitant.com • April 20, 2021
Guru Deepak Chopra mengklaim bahwa Gereja Katolik menciptakan sosok 'Yesus yang membingungkan'
Pernyataan: Kata "bullsh*t" atau ‘omong
kosong’ digunakan pada artikel dalam konteks kutipan dari
sumber akademis. Church Militant telah menggunakan tanda bintang (*) untuk menunjukkan bahwa kami tidak mendukung penggunaan kata
tersebut.
KOTA VATIKAN (ChurchMilitant.com)
- Konferensi kepausan yang akan datang (6-8 Mei)
tentang kesehatan global, Vatikan akan
menjadi tuan rumah bagi seorang guru Hindu yang sangat kontroversial yang
menemukan "Yesus ketiga" versinya
sendiri setelah dia menolak
"Yesus yang diciptakan oleh Gereja Katolik" sebagai sosok
yang "membingungkan."
Chopra dalam pose yoga, bersebelahan dengan bukunya ‘The Third Jesus’
Selebriti New Age Dr.
Deepak Chopra, yang kekayaan bersihnya diperkirakan mencapai $
150 juta, akan berpidato di KTT
kesehatan Dewan Kepausan untuk Kebudayaan, tentang "Menjelajahi Pikiran, Tubuh dan Jiwa,"
yang akan diadakan secara online mulai tanggal 6–8 Mei.
Chopra, seorang ahli endokrinologi melalui
pelatihan, akan berbicara pada pukul 11:30 siang,
pada hari pertama pertemuan, bersama
dengan ahli saraf Rudolph Tanzi, tentang topik antropologi dan ilmu saraf, dimana
dia berspekulasi tentang masalah
memasang kembali otak untuk mengubah
cara kita melihat Dunia.
Sesi ini diharapkan membahas konten dari buku populer
Chopra dan Tanzi, Super Brain: Unleashing the
Explosive Power of Your Mind to Maximize Health, Happiness and Spiritual
Well-Being.
"Buku Chopra tentang 'otak super' tidak ada
hubungannya dengan sains sama sekali, dan bahkan banyak
hubungannya dengan omong kosong Veda. Buku itu dengan tanpa
rasa menyesal mempromosikan ajaran
Hinduisme Shankara - mengemasnya kembali
untuk audiens Barat yang mudah tertipu," kata seorang sarjana Hindu yang
berbasis di Roma kepada Church Militant.
Akademisi, yang berbicara dengan syarat anonim ini, menjelaskan:
Agama Hindu Advaita adalah kontradiksi fundamental dari
agama Kristen. Tuhan tidak dapat mencintai dunia karena tidak ada dunia - dunia
adalah maya, ilusi. Materi adalah "tidak
penting", jadi mengapa berbicara tentang ekologi? yang adalah
materi? Vatikan benar-benar
mengikat dirinya sendiri menjadi
simpul yang tak bisa teruraikan di sini, karena ini berbau Gnostisisme – sebuah
wabah yang dihadapi Gereja embrionik
selama beberapa ratus tahun.
Ambil saja buku
apa pun tulisan Chopra - dia menulis lebih dari 80 buku! Itu semua bericara tentang
"kesadaran" - kata sandi untuk Brahman,
kesadaran tertinggi, yang oleh umat Hindu disebut "tuhan." Keselamatan atau moksa adalah
mencapai ‘kesadaran-tuhan’ ini, tetapi Anda hanya
dapat melakukan ini jika Anda menyadari bahwa Anda bukan Anda, tetapi Anda
adalah tuhan!
Akademisi itu menunjukkan Church Militant ke bagian-bagian dari buku Chopra yang membuat klaim yang meragukan. Di antara klaim ini adalah proposisi bahwa "kesadaran adalah satu yang tidak memiliki jamak" dan pengulangan mantra Veda Sanskerta kuno, "Aham brahmasmi" (Aku adalah alam semesta).
Buku Chopra tentang 'otak super' tidak ada hubungannya sama sekali dengan sains dan bahkan banyak hubungannya dengan omong kosong Veda. GabTweet
Dalam buku mereka tentang otak, Chopra dan Tanzi
menyatakan: "Oleh karena itu, semua pengalaman spiritual harus tidak
nyata, tidak peduli bahwa keraguan yang menyelimutinya berlaku pula untuk
Yesus, Buddha, Lao-Tzu dan banyak orang suci dan orang bijak yang dipuja selama
ribuan tahun."
Chopra, yang mempromosikan vaksin eksperimental COVID-19, mengklaim
85% obat farmasi praktis tidak melakukan apa-apa dan sebagian besar
mengandalkan efek plasebo.
Prakarsa studi transformasi biologis versi Chopra, bertujuan untuk membawa kesejahteraan fisik, mental dan spiritual yang optimal.
Dua buku berpaham heterodoks Chopra tentang
Yesus - The Third Jesus: The Christ We
Cannot Ignore dan Jesus: A Story of Enlightenment, menampilkan seorang Yesus yang mengambil jalan Gnostik /
Hindu sebagai "guru dengan kesadaran yang lebih tinggi, bukan hanya contoh
cemerlang darinya."
Menurut Chopra, Yesus adalah "bukan Juruselamat,
bukan satu-satunya Anak Allah. Sebaliknya Yesus mewujudkan tingkat pencerahan
tertinggi." Selain itu, bagi Chopra, Yesus adalah "bukan seseorang,
tetapi suatu kondisi kesadaran."
Yesus bukanlah 'Juruselamat, bukan satu-satunya Anak Allah'. Yesus bermaksud menyelamatkan dunia dengan menunjukkan kepada orang lain jalan menuju kesadaran akan Tuhan. GabTweet
"Bagaimana Yesus bisa bersatu dengan Tuhan adalah
proses yang terjadi dalam pikiran. Dilihat dari perspektif Buddha atau para
resi kuno di India, Yesus mencapai dan memperoleh pencerahan," tulis Chopra tentang "Yesus yang
paling penting" yang "telah ditinggalkan dari Alkitab."
"Tidak ada yang bisa dikecualikan dari Tuhan,
termasuk kejahatan itu sendiri, dalam bentuk Setan," kata Chopra.
"Yesus bermaksud menyelamatkan dunia dengan menunjukkan kepada orang lain
jalan menuju kesadaran-tuhan," dan "seperti Buddha dan setiap orang
yang tercerahkan lainnya, Yesus ingin agar para
pengikut-Nya juga menjadi tercerahkan."
Deepak Chopra bersama selebriti miliarder Oprah Winfrey
Chopra mencela
Gereja Katolik karena perannya dalam "Perang Salib, perburuan para penyihir, membakar orang di tiang pancang, homofobia
(benci akan homosex), merampas hak-hak
perempuan, dan segala macam hal."
Dia menelusuri krisis kristianitas
saat ini hingga kepada
"obsesi" Gereja terhadap
aborsi, hak-hak perempuan, homofobia, dan penelitian sel punca
(stem cell).
Sebuah artikel tinjauan oleh rekan sejawat yang
ditulis oleh lima psikolog (yang memegang posisi tinggi di bidang akademis di berbagai universitas Kanada) mengolok-olok
tulisan Chopra sebagai "contoh dunia nyata dari omong kosong yang sangat
dalam" (menggunakan istilah itu bukan sebagai cercaan tetapi sebagai
istilah, seperti yang dikemukakan oleh filsuf moral Harry Frankfurt).
Harry
Frankfurt, yang meneliti perlakuan St.
Augustinus terhadap para pembohong, mengkategorikan "omong kosong"
sebagai "musuh kebenaran yang lebih besar daripada kebohongan" karena
"tukang omong kosong berusaha untuk menyampaikan kesan tertentu tentang
diri mereka sendiri tanpa peduli apakah
hal yang lain adalah benar."
Psikolog Kanada menawarkan contoh "woo-woo omong
kosong" Chopra, dengan mengutip
sejumlah pernyataan Chopra yang musykil dan tampaknya tidak berarti, seperti "perhatian dan niat adalah mekanisme
manifestasi" dan "alam adalah ekosistem kesadaran yang mengatur
dirinya sendiri."
"Deepak Chopra adalah salah satu 'guru' kesehatan holistik terkaya. Ini bukan untuk mengatakan bahwa semua yang ditulis Deepak Chopra adalah omong kosong. Meski demikian, beberapa di antaranya tampaknya memenuhi definisi kami tentang omong kosong yang sangat dalam," kata para psikolog menyimpulkan, dan mencatat bahwa "kecenderungan Chopra untuk omong kosong mungkin memiliki peran penting dalam popularitasnya."
Seperti Buddha dan setiap orang tercerahkan lainnya, Yesus ingin agar para pengikutnya menjadi 'tercerahkan' juga. GabTweet
Para praktisi
medis juga mengecam Chopra sebagai penjaja "kedokteran kuakademik." Dr. David Gorski, ahli bedah
onkologi dan profesor bedah di Fakultas
Kedokteran Universitas Negeri Wayne, mengatakan,
"Ocehan Chopra adalah contoh
sempurna tentang bagaimana omong kosong mistik New Age dapat menginfeksi obat dan dibuat agar terdengar cukup 'ilmiah'."
Deepak Chopra sedang memberi pelajaran yoga
Ekonom liberal India, Atanu Dey, mengolok-olok guru Hindu itu sebagai "Dee-Quack Chopra,"
dan menolak tulisan
Chopra "The Future of God: A New Theory of
the Divine" sebagai "omong kosong intelektual kelas
dunia" dan sebagai "kebodohan
mendalam bercampur dengan keangkuhan tak terbatas, disajikan dengan keyakinan
yang mencengangkan."
Tapi "Chopra adalah kelompok yang paling tidak berbahaya
dari kelompok yang diundang oleh paus,"
tulis jurnalis Milan, Maurizio Blondet, dalam sebuah artikel tentang pertemuan kesehatan Vatikan Mei depan.
"CEO Pfizer dan Moderna dapat membanggakan ratusan pembunuhan yang dilakukannya, jelas tidak dihukum," kata Blondet, mengutip cendekiawan Yunani Antonio Corso, yang mencatat bahwa "tema konferensi ini sangat tidak serius; ini adalah sosiologis dan smoky blah-blah-blah di mana seseorang dapat mengatakan segalanya dan sekaligus kebalikan dari segalanya."
Vatikan sebelumnya pernah mengundang Chopra sebagai pembicara pada konferensi kesehatan globalnya pada April 2018.
Church Militant berusaha menghubungi Dewan Kepausan untuk Kebudayaan, untuk minta komentarnya, tetapi tidak mendapat tanggapan sampai saat pertemuan pers dilaksanakan.
--------------------------------
Malachi Martin (1921 – 1999)
"Ini
adalah akhir dari zaman Katolik dan awal dari masa penyembahan berhala."
"Ada
musuh-musuh Gereja yang mengerikan. Ada orang-orang yang ingin
menghancurkannya, yang ingin mengambil alih Gereja. Mereka ingin membuat
semuanya menjadi sekuler dan menjadikannya mainan sosial-budaya, yang berguna
bagi pemerintah, bagi Tata Dunia Baru."
"Perhatikanlah
ke langit."
Giselle
Cardia: 6, 10, 14 April 2021
Akhir
Permainan Coronavirus Ini Adalah Penerapan Tanda Dari Binatang
Konperensi
Kepausan Tentang Kesehatan, 6 - 8 Mei 2021
Konperensi
Vatikan Tentang Kesehatan: Kesehatan
Mental!
Di
Bawah Kedok Covid, Vatikan Kini Semakin Rusak