AMORIS LAETITIA: RINGKASAN
UNGKAPAN HATI PARA PEMIMPIN KELUARGA KEPADA PF
Sementara hati
para pemohon ini sudah berada pada posisi yang benar, namun permohonan itu
nampaknya akan masuk ke telinga-telinga yang tuli
July 14, 2016
(LifeSiteNews) – Berikut
ini adalah ringkasan dari berbagai permohonan kepada PF dari para pemimpin
organsasi-organisasi pro-life and pro-family (pembela kehidupan dan pembela keluarga),
termasuk juga dari Uskup Athanasius Schneider.
Uskup Athanasius Schneider, Auxiliary of Maria Santissima, Kazakhstan
Saat ini kita sedang hidup di sebuah masa yang
ditandai dengan sebuah krisis iman yang dalam. Ini bukanlah rahasia lagi.
Karena krisis ini sangat nyata. Banyak orang, umat awam yang sederhana,
menderita karena situasi membingungkan yang terjadi saat ini.
Adalah sangat mendesak, saat ini, agar Paus
menyatakan secara lebih jelas, dengan cara yang pasti dan tidak ambigu - dengan
cara yang tidak bisa memberi ruang bagi kesalahan penafsiran – pada isu-isu mengenai
keluarga dan kesucian pernikahan, dan terutama pada topik yang sekarang menimbulkan
banyak sekali kebingungan di dalam Gereja setelah dirilisnya anjuran Apostolik Amoris Laetitia, khususnya pada topik diijinkannya
orang yang bercerai dan menikah lagi untuk menerima Komuni Kudus. Setelah diijinkannya
orang yang bercerai dan menikah lagi untuk menerima Komuni Kudus tanpa lebih dahulu menuntut mereka
untuk tidak berhubungan sex, dan tidak melanggar ikatan pernikahan sakramental
mereka - tidak menuntut mereka untuk
bertobat dan membuat niat yang sangat serius untuk tidak berbuat dosa di masa mendatang,
maka dengan begitu, pada saat yang sama kita telah menghancurkan dan
mencemarkan tiga buah Sakramen yang diberikan Kristus kepada kita: sakramen Tobat,
sakramen Ekaristi, dan sakramen Perkawinan.
Adalah sangat mendesak agar Bapa Suci Paus
Francis mengeluarkan atau memerintahkan supaya Takhta Suci mengeluarkan klarifikasi
yang tepat, tidak ambigu – bahwa tidak mungkinlah manusia untuk menentang doktrin
dan praktek Gereja yang selama ini tak pernah berubah dan tidak dapat dirubah, dimana
perubahan itu akan bertentangan dengan firman Allah, dimana perubahan itu akan
merupakan sebuah serangan yang menghancurkan tiga buah Sakramen sekaligus – jika
sampai PF mengijinkan orang yang bercerai untuk menerima Komuni Kudus tanpa
menuntut mereka untuk berhenti melakukan hubungan sex dan melakukan pertobatan
yang tulus.
Karena itu marilah kita berdoa bagi Bapa Suci
yang kita kasihi, agar dia memiliki keberanian untuk berbicara dengan jelas dan
tegas, seperti keberanian Kristus dan Petrus ketika mereka berbicara.
John-Henry Westen, Editor-in-chief, LifeSiteNews.com;
Co-founder, Voice of the Family
Sudah sejak awal pemerintahan PF kami telah
merasakan dan menemukan hal-hal yang sulit untuk dihadapi, khususnya bagi
gerakan pro-life (gerakan yang mendukung kehidupan).
Nampak ada banyak sekali sikap ambiguitas,
ambiguitas yang disengaja, dengan membiarkan berbagai masalah dalam keadaan
terbuka sehingga memungkinkan terjadinya kebingungan. Dan saya berpikir bahwa hal
itu akan menimbulkan banyak masalah yang berbahaya. Anda bisa memperkirakan
munculnya keadaan di mana orang mulai bertanya-tanya apa sebenarnya maksud dari
ajaran (PF) ini. Ini adalah sesuatu yang mengerikan - bahwa umat Katolik, yang
percaya dan mengasihi imannya, sekarang menjadi bingung mengenai dasar-dasar
imannya, dimana ajaran itu bisa berarti hidup
atau mati (Surga atau neraka), dan saya katakan disini, hal itu bukan
hanya kehidupan fisik atau kematian jasmani saja; tetapi itu berarti kehidupan kekal
atau kematian kekal.
Di dalam anjuran Amoris Laetitia, PF menulis bahwa Gereja Katolik didalam persiapan
pernikahan, memusatkan perhatiannya kepada prokreasi (menghasilkan keturunan) dengan
mengesampingkan persatuan dan kasih dalam pernikahan. Saya tidak tahu tentang diri
anda, tapi saya tahu banyak orang yang telah melalui proses persiapan
pernikahan. (Mereka memberitahu saya:) “Kapankah mereka pernah menyebut tindakan
prokreasi?" Dan ini adalah bertentangan dengan realitas, realitas dari apa
yang sebenarnya terjadi di dalam Gereja, dan ini adalah salah satu hal yang
paling memprihatinkan saya.
Terus terang saja, saya mengasihi Bapa Suci.
Saya selalu berdoa baginya setiap hari. Dan saya menyampaikan keprihatinan ini
adalah karena kasih saya yang besar kepada Gereja. Kita perlu bekerja keras
bagi Kristus dan kebenaranNya. Dan saya juga ingin membela keluarga saya, dan
pernyataan PF itu merupakan ancaman besar bagi iman anak-anak saya.
John Smeaton, Presiden dari Masyarakat
Perlindungan Janin; Pendiri dari Voice of the Family
Saya mengatakan ini dengan rasa hormat yang besar
bagi Bapa Suci dan dengan memperhatikan kepentingan umum. Apa yang dia (PF)
tulis itu adalah membenarkan tindakan ketidak-setiaan, membenarkan tindakan
perzinahan. Kita telah mendengar cerita dari beberapa pasangan yang, dengan mendasarkan kepada apa yang anda (PF) tulis, Bapa Suci, dimana
mereka telah memutuskan untuk melepaskan kebajikan heroik mereka (tidak
menerima Komuni Kudus) dan jatuh ke dalam dosa berat yang nyata karena mereka kemudian
maju ke depan untuk menerima Tubuh dan Darah Yesus Kristus.
Saya tahu ada banyak umat Katolik, karena saya
yakin bahwa banyak umat Katolik yang tahu, yang ditinggalkan oleh pasangan
mereka, yang kemudian hidup berzinah dengan pasangan berikutnya, dan mereka
memiliki anak-anak, atau tidak memiliki anak. Namun anak-anak itu sekarang,
berdasarkan kepada apa yang anda (PF) tulis didalam Amoris Laetitia, mereka
melihat didalam diri bapa dan ibunya yang telah meninggalkan perkawinan
sebelumnya, kini orang tua mereka menerima Komuni Kudus. Pesan apakah yang anda
(PF) berikan kepada anak-anak itu mengenai tak terceraikannya perkawinan?
Seolah anda memberi pesan kepada anak-anak itu bahwa perkawinan itu bisa
diceraikan. Bagaimana bisa menggabungkan tulisan anda (PF) dengan ajaran
Gereja? dengan Tradisi Gereja?
Dengan penuh rasa hormat yang besar – saya
katakan bahwa ini adalah sebuah kesesatan besar! Saya mohon anda (PF) untuk
segera membatalkannya. Saya akan menulis surat kepada uskup saya mengenai
masalah ini. Dan saya meminta kepada seluruh umat awam agar melakukan hal yang
sama. Saya berpikir bahwa ini adalah peristiwa terburuk yang pernah terjadi
didalam sejarah Gereja. Namun anda, Bapa Suci, bisa merubahnya. Saya berdoa
bagi anda setiap hari.
Colleen Bayer, President, Family Life International New
Zealand; Papal Dame in the Order of St. Gregory the Great
Bapa Suci, ada banyak sekali masalah, selama
kepemimpinan anda, yang sangat mengganggu jiwa kami. Dan saya menulis kepada
anda. Saya ingin bertemu dengan anda. Saya ingin mempertemukan keluarga saya
dengan anda, agar anda tahu, dari tangan pertama, bagaimana keluarga kami
hidup, agar anda tahu keprihatinan kami, keprihatinan yang sangat besar atas
nasib dari jiwa-jiwa kami – serta keprihatinan dari begitu banyak keluarga
Katolik yang hidup secara heroik dan secara utuh didalam ajaran Gereja.
Mereka ingin disemangati oleh anda, Bapa Suci.
Mereka ingin tahu bahwa anda memang peduli bahwa orang yang memiliki lebih dari
dua atau tiga anak bukannya tidak bertanggung-jawab, tetapi adalah sebuah
kehormatan untuk membesarkan dan mendidik kaum muda didalam keluarga-keluarga
Katolik. Mereka itu adalah masa depan Gereja kita dan masyarakat kita. Namun
kami sangat prihatin, sangat sedih didalam hati dan jiwa kami. Secara pribadi
saya ingin berbicara dengan anda. Saya ingin anda bertemu dengan anak-anak kami
yang terkena Down’s syndrome. Kami ingin anda bertemu dengan gadis kecil
kami yang tuli dan menderita kelainan jantung yang parah. Kami ingin anda
bertemu dengan anak laki-laki kami yang cacad mental, bertemu dengan puteri
kami dan cucu kami.
Anda tahu, Bapa Suci, ketika saya menuis kepada
anda ini, saya telah siap, suami saya yang tercinta juga siap, untuk menjual
harta milik kami. Itulah yang kami inginkan. Kami akan menjual semua itu agar
kami bisa pergi ke Santa Martha, untuk berjumpa dengan anda secara pribadi, dan
menghadirkan seluruh keluarga kami kepada anda sebagai contoh dari banyak
keluarga-keluarga yang menderita di seluruh dunia, yang menjalani kehidupan
dengan berani dan yang mengasihi iman mereka.
Pernyataan-pernyataan anda yang ambigu yang
telah kami baca, kebingungan yang kami saksikan setiap hari, hal itu sangat
menyakitkan hati kami. Kami ingin mendengar dari anda secara pribadi, bukan
dari media massa, atau adakah orang-orang di sekitar anda yang memelintir
perkataan anda; karena kami masih tidak percaya bahwa Bapa Suci yang kami
kasihi selama ini berkata ini atau itu. Saya ingin anda berbicara secara
pribadi kepada saya. Bisakah anda melakukan hal ini, Bapa Suci? Tolong!
Pastor Linus Clovis, Ahli Hukum Canon dan penasihat rohani Family Life International
34 tahun yang lalu saya ditahbiskan sebagai
seorang diakon di Katedral the Immaculate Conception. Saya ingat sekali ketika itu Uskup
Agung memberi saya sebuah Kitab Suci dan berkata ‘Percayalah apa yang kau baca, wartakanlah apa yang kau percaya, dan
laksanakan apa yang kau wartakan itu.’
Ingatan ini tetap melekat dalam hati saya. Satu
hal yang saya hargai sebagai umat Katolik adalah kejelasan didalam apa yang dikatakan oleh Bunda Kudus Gereja, dan
terutama, para penerus Petrus, Bapa Suci, Paus. Sebagai seorang Katolik, saya
mengasihi paus. Karena seperti dikatakan oleh St.Catharina dari Siena: Dia
(Paus) adalah Yesus yang manis di dunia bagi kita.
Dalam waktu dua tahun terakhir ini, segala
sesuatu ternyata menjadi sulit bagi kita sebagai umat Katolik, karena Bapa
Suci, anda tidak berbicara secara jelas dan membiarkan banyak kebingungan
terjadi, banyak keprihatinan di antara umat beriman, yang sebenarnya hanya
memiliki satu keinginan : mengasihi Allah diatas segalanya, dan mengasihi
sesama seperti diri kita sendiri – dan hal ini adalah demi keselamatan kita
sendiri.
Kami sangat mengasihi anda, Bapa Suci.
Apa yang kami minta, terutama dalam hubungannya dengan anjuran Amoris Laetitia
ini, kami meminta kejelasan, kepastian atas apa yang kami percayai. Kami
meminta konfirmasi dari ajaran Gereja yang abadi, bukan sekedar ajaran Gereja,
tetapi apa yang dikatakan oleh Kristus sendiri kepada kita, mengenai kesucian
perkawinan, mengenai martabat dari pribadi manusia. Keluarga adalah fondasi
dari masyarakat. Kita tahu hal ini. Namun jika fondasi itu, batu penjuru itu,
disingkirkan, maka seluruh seluruh struktur masyarakat akan runtuh.
Maka saya mohon kepada anda, Bapa Suci, demi
keselamatan kami, dan keselamatan setiap anak-anak kecil, untuk memberikan lagi
kepada kami kejelasan dan kepastian dari apa yang diberikan oleh Tuhan kita
Yesus Kristus kepada para rasul dan kepada kita demi keselamatan jiwa kami. Dan
kami, kami semua di seluruh dunia, akan terus berdoa bagi anda dan meminta anda
menjadi bapa bagi kami semua.
Dr. Lisa Nolland, Anglican Mainstream, Marriage, Sex, and
Culture Committee Chair
Saya adalah seorang Anglikan Evangelis. Paus
dan Uskup Agung Canterbury sedang menghadapi tantangan-tantangan besar dari
revolusi sexual yang menyeluruh. Saya kira mereka berusaha melakukan yang
paling besar, tetapi saya sangat khawatir tentang apa yang tidak mereka
ucapkan, terutama tentang bagaimana kita kehilangan kebebasan suara hati nurani
kita, ini yang nomor satu.
Nomor dua, kita tidak berbicara mengenai agenda
dari LGBT, dengan cara yang terbaik.
Dan nomor tiga, kita nampaknya tidak tahu
bagaimana revolusi sexual ini menguasai seluruh peradaban dan negara Barat.
Karena itu saya berdoa bagi mereka, dan mendorong anda semua untuk melakukan
hal yang sama.
Profesor Thomas Stark, Akademi Filsafat dan Teologi Benedict XVI, Universitas St. Polten,
Austria
Kita sedang menghadapi sebuah situasi
yang sangat komplex didalam Gereja saat ini, karena Bapa Suci selalu berkata
dan berbuat sesuatu yang menciptakan banyak sekali kebingungan di antara umat
beriman. Dan kini kita memiliki sebuah dokumen Gereja yang penting, Amoris
Laetitia, yang nampak sekali ia bersifat terbuka terhadap berbagai penafsiran,
yang bisa dibaca melalui berbagai hermeneutika (metode atau cara penafsiran) yang
sangat berbeda.
Saya kira ini adalah sebuah masalah
karena kita memiliki dokumen-dokumen Gereja pada masa lalu, misalnya Familiaris Consortio, yang sangat jelas
sekali pengertiannya; juga misalnya dokumen-dokumen dari Konsili Trent, yang
juga sangat jelas. Umat beriman sungguh tidak tahu siapa yang harus mereka
ikuti atau penafsiran dari siapa yang harus mereka ikuti.
Saya ingin meminta kepada Bapa Suci agar
menjelaskan apa yang diajarkan oleh Gereja, agar Bapa Suci menjelaskan bahwa ajaran
Gereja tak bisa dirubah. Dan Bapa Suci harus berkata bahwa ajaran Gereja adalah
tetap sama sejak Tuhan kita Yesus Kristus
mendirikannya.
Kita harus berdoa bagi Bapa Suci agar memiliki kebijaksanaan,
dan berdoa pada Roh Kudus untuk menolong dia menjelaskan ajaran Gereja itu apa,
dan segera mengakhiri kebingungan ini yang sedang terjadi di antara umat
Katolik di dunia.
Christine
Vollmer, Founder, Latin American Alliance for Life; Founding member of
the Vatican’s Pontifical Academy for Life
Kita sangat membutuhkan sebuah
kepemimpinan dari atas. Kita membutuhkan kepemimpinan yang bisa mengajar,
menunjukkan, kepada kaum muda yang menyadari bagaimana keluarga-keluarga
menemukan mereka, bagaimana membuat fondasi yang kokoh bagi mereka, dan
terutama sesuatu yang telah hilang saat ini – sukacita dari sebuah keluarga
besar. Saya kira didalam Sukacita Kasih
(Amoris Laetitia) yang dilukiskan dengan begitu indahnya oleh Bapa Suci, disitu
tidak cukup dibicarakan bagaimana sukacita dari sebuah keluarga besar.
Saya kira, kita membutuhkan hirarki, terutama
uskup-uskup, dan setelah itu imam-imam, untuk berbicara kepada
pasangan-pasangan, dan memperingatkan mereka akan bahaya dari mentalitas
kontrasepsi, bahayanya menentukan jumlah anak yang harus mereka miliki, dengan
berkata ‘Kami hanya akan memiliki dua anak saja.”
Kontrasepsi telah menghancurkan
sejumlah Gereja. Saat ini gereja Anglikan menjadi kosong. Mereka hanya memiliki
sedikit sekali panggilan imamat. Hal ini karena hubungan antara kasih
suami-istri, dan kasih kepada Gereja (kasih kepada Allah dan kepada kuasaNya)
telah hancur didalam Gereja Anglikan. Kini nampaknya kasih itu juga telah
hancur didalam Gereja Katolik, hingga kemudian Paus Paulus VI mengeluarkan
ensiklis Humanae Vitae.
Saya mengutip ucapan Uskup Gore, seorang uskup
Anglikan, yang mempelopori pertahanan terhadap existensi Gereja Anglikan, dan
ternyata kehilangan gerejanya dalam kurun 30 tahun. Dia berkata ‘Jika Gereja
mau menerima kontrasepsi, maka gereja akan dihancurkan.’ Inilah keluhan
utamanya. Dan hal itu telah menjadi kenyataan.
Jika Gereja Katolik juga menyetujui
kontrasepsi, maka gereja Katolik juga akan dihancurkan. Hal ini telah terjadi
dengan begitu cepatnya. Saya meminta kepada Bapa Suci, untuk berbicara mengenai
pentingnya keluarga besar dan bahayanya mentalitas kontrasepsi. Perintahkanlah
kepada uskup-uskup kami agar mereka tetap kuat menolak kontrasepsi dan
menjelaskan bahwa mentalitas kontrasepsi bisa menghancurkan keluarga-keluarga,
menghancurkan negara-negara, dan akhirnya menghancurkan peradaban Kristiani.
Matthew
McCusker, Deputy International Director, SPUC; Researcher, Voice of
the Family
Menjadi seorang Katolik di Inggris, kepausan
adalah sangat penting karena banyak dari martir kita mati untuk membela
kepausan, dan kita sangat menghormati kepausan. Apa yang kita ketahui selama
berabad-abad ini adalah bahwa kepausan adalah menjadi batu karang kebenaran,
kejelasan, yang menuntun kita menuju Kristus.
Di saat-saat yang sulit sekarang ini ketika
kita melihat ke Roma, dan kita melihat terjadinya kebingungan, dan kita tidak
melihat adanya pengakuan yang jelas atas iman kita, hal ini sangatlah
menggelisahkan banyak umat beriman.
Saat ini ketika keluarga mengalami
serangan yang dahsyat dari pemerintah-pemerintah dan organisasi-organisasi
internasional, maka lebih daripada sebelumnya, kita membutuhkan kejelasan dari
Tahta Suci tentang apa yang telah kita miliki selama berabad-abad ini. Inilah
sebabnya mengapa ada banyak sekali umat beriman yang sangat prihatin ketika
kita menyaksikan pernyataan-pernyataan yang menyesatkan, bahkan
pernyataan-pernyataan yang keliru sama sekali didalam Amoris Laetitia serta
dokumen-dokumen lainnya.
Kita selalu berdoa bagi Bapa Suci, dan kita
meminta agar Bapa Suci memberikan klarifikasi pada ajaran-ajaran yang
disampaikannya, agar kita dituntun menuju sukacita dari kebenaran dan sukacita
hidup yang selaras dengan kebenaran.
Preston Noell, Director, American Society for Tradition, Family, and
Property
Terlebih dahulu saya katakan bahwa sejak Bapa
Suci dipilih menjadi Paus, saya selalu berdoa baginya. Dia selalu menjadi pokok
dalam intensi saya setiap hari.
Kita tahu bahwa keluarga sedang diserang saat
ini. Keluarga berada dalam keadaan krisis. Kita tahu bahwa keluarga adalah sel
inti dari masyarakat. Jika sel inti dari masyarakat ini membusuk, maka ia akan
menyeret seluruh masyarakat untuk hancur bersamanya.
Keadaan ini semakin memburuk ketika
ditambah dengan kenyataan bahwa banyak keluarga sedang runtuh; beberapa orang,
termasuk umat Katolik, mungkin sebagian besar umat Katolik, bahkan mengira
bahwa perkawinan bisa diceraikan, yang tentu saja tidaklah begitu. Kita tahu
pengaruhnya di masyarakat ketika keadaan ini, sebagian besar masyarakat Barat
mengalaminya, ditambah lagi dengan munculnya dokumen Amoris Laetitia ke atas
panggung. Bukannya kita menerima apa yang kita harapkan, untuk menguatkan
institusi perkawinan dan keluarga yang kudus, tetapi kita justru menyaksikan
minyak yang dituang kedalam api.
Hal ini sangat menyedihkan kita. Apa yang ingin
kita saksikan, ternyata sebaliknya yang terjadi. Kita musti berdoa kepada Roh
Kudus agar mengilhami Gereja, mengilhami para pemimpin kita, mengilhami Bapa
Suci, seperti yang saya katakan di atas, yang selalu saya doakan setiap hari,
agar mereka semua membalikkan keadaan ini, yaitu menguatkan keluarga. Karena
jika tidak, saya takut kita akan musnah.
Pastor Elias Leyds, Congregation of St. John; Program Director, Radio
Maria – Netherlands
Inilah yang dilakukan orang pada hari
pernikahan mereka: mereka memilih kebenaran absolut. Sekarang dogma itu berada
dalam bahaya. Maka adalah sangat bak jika kita membela dogma itu.
Hal ini mengingatkan saya pada konsili pertama
dari Gereja, ketika St.Paulus meminta St.Petrus untuk membantu Gereja memberi
kejelasan mengenai komuni lintas agama dan tentang perkawinan.
Kesimpulan dari konsili pertama itu (di
Yerusalem) adalah agar kita tidak usah menerima komuni dari agama lain, dan
janganlah kita melakukan perzinahan. Maka jika saat ini kita merasakan
kebingungan karena kurangnya kejelasan di dalam beberapa catatan kaki dari Amoris
Laetitia, maka sebaiknya kita kembali kepada konsili pertama ini.
Hal ini mengingatkan saya tentang pentingnya
tugas perutusan St.Petrus. Saya berharap agar sekarang kita mendapatkan
kejelasan itu lagi, agar kita bisa menjalani kehidupan sesuai dengan kebenaran
Gereja.
Patrick McCrystal, Director, Human Life International Ireland
Bapa Suci, karena Amoris Laetitia, ada
ribuan, bahkan jutaan, jiwa-jiwa yang imannya babak belur, seperti kobaran api
yang mau padam. Saya mohon kepada anda – karena saya mengasihi anda, saya
mengasihi jabatan kepausan anda, saya mengasihi tugas anda -- agar anda
memberikan kejelasan atas ambiguitas yang ada didalam Amoris Laetitia demi
keselamatan jiwa-jiwa. Tuhan memberkati anda.
Molly Smith, President, Cleveland Right to Life; President,
National Personhood Alliance (USA)
Saya pikir salah satu hal yang paling saya
prihatinkan ketika saya melihat kepausan ini dan Paus Francis (pertama-tama
saya katakan bahwa saya selalu berdoa baginya setiap hari, benar-benar setiap
hari, karena saya menyadari posisinya saat ini, serta masalah iklim global yang
dia urusi karena hal itu belum pernah terjadi sebelumnya). Tapi, saya merasa
bahwa dia perlu lebih eksplisit lagi dalam masalah iklim global ini. Saya
berpikir bahwa beberapa pernyataan yang dikeluarkannya telah membuat
kebingungan luar biasa, bahkan hampir menjadi skandal di kalangan umat awam.
Dan saya melihat kepada keluarga-keluarga
dimana saya berurusan dengan mereka dalam tugas yang saya lakukan – dalam
masalah perkawinan dan keluarga. Saya mendengar sendiri berbagai cerita dan
komentar dari anak-anak, remaja, yang menjadi bingung karena komentar-komentar
yang keluar dari Vatikan, yang keluar dari PF sendiri.
Homoseksualitas telah menjadi gaya hidup,
masalah perceraian dan pasangan bercerai yang menerima Komuni Kudus. Hal ini
sangat membingungkan bagi orang-orang muda itu yang telah dibesarkan dan dididik
di dalam iman, dimana orang tuanya telah melakukan yang terbaik yang mereka
bisa untuk menanamkan iman kepada anak-anak mereka, dan kemudian mereka
menerima kebingungan seperti ini yang berasal dari atas (hirarki tertinggi
Gereja), dan bahkan berkali-kali hal itu sudah disampaikan melalui mimbar.
Kita harus melakukan sesuatu untuk menolong
kaum muda itu – tentu saja kita juga berdoa bagi paus – tetapi kita juga harus
menyampaikan kepada lembaga kepausan dan Vatikan, bahwa kebingungan ini
bersifat merusak. Sangat merusak!
Profesor Roberto de Mattei, Professor, European University of
Rome; Founder, Lepanto Foundation
Menurut saya, kita semua sedang berada pada
saat yang sulit, mungkin ini adalah saat yang paling dramatis dalam sejarah
Gereja. Masalahnya adalah sangat serius karena krisis saat ini terjadi di dalam
Gereja itu sendiri. Saya yakin bahwa solusinya hanya melalui Bapa Suci saja.
Buktinya adalah berupa sebuah dokumen,
anjuran Amoris Laetitia, sebuah dokumen yang memiliki akibat-akibat yang sangat
menghancurkan!
Sebagai seorang ahli sejarah dan seorang yang
telah dibaptis, saya melihat akibat-akibat nyata didalam kehidupan Gereja.
Akibat mengerikan dari dokumen ini adalah bahwa banyak sekali jiwa-jiwa saat
ini berada dalam krisis hati nurani yang sangat dalam. Dan ada kemungkinan
bahwa sejumlah besar jiwa-jiwa bisa kehilangan kehidupan kekal mereka. Menurut
pendapat saya, kehidupan sejati itu adalah kehidupan di bidang spirituil. Lebih
daripada kehidupan jasmani, kehidupan spirituil jiwa-jiwa saat ini berada dalam
bahaya besar. Kita harus mengatasi hal ini.
Patrick Buckley, Konsultan PBB bagi SPUC; anggota
dari NGO Forum, Tahta Suci
Dari perkataan Bapa Suci ‘Saya adalah
seorang putera Gereja’, maka saya selalu berdoa baginya. Namun saya harus
menyampaikan keprihatinan saya yang mendalam pada anjuran apostolik Amoris
Laetitia, yang menimbukan badai kebingungan di antara umat beriman, dimana
dokumen itu menuntun kepada penafsiran yang berbeda-beda serta praktek yang
berbeda-beda pula mengenai Komuni Kudus bagi pasangan yang berceria dan menikah
lagi.
Dan semakin sulit lagi untuk dimengerti
mengapa sinode (2014 & 2015) itu diadakan
ketika saya tahu bahwa sebenarnya sudah ada anjuran apostolik yang
sempurna Familiaris Consortio, yang ditanda-tangani
oleh Paus Yohanes Paulus II. Apa yang saya saksikan sekarang adalah terjadinya
kebingungan yang besar : mana yang benar dari kedua anjuran apostolik itu. Apa
yang saya saksikan saat ini adalah kebingungan. Bukan yang lain.
Apa yang saya inginkan saat ini adalah
agar anjuran apostolik yang sekarang (Amoris Laetitia) dibatalkan dan ditarik
saja, dan tetap memakai Familiaris Consortio, yang telah bisa
memenuhi harapan kita sebagai umat beriman.
Dr. Thomas Ward, Founder & President, National Association of
Catholic Families; Corresponding
Member, Pontifical Academy for Life
Saya telah memberikan kuliah di berbagai negara
mengenai ‘orang tua sebagai pendidik utama’, dan tentu saja ‘sebagai pelindung
bagi anak-anak mereka’. Hal ini adalah sangat penting karena kita telah
kehilangan hak-hak sipil dalam segala sendi, dan kita harus selalu melindungi
anak-anak kita.
Saya ingin berbicara mengenai ‘pendidik
utama’ pada bagian 84 dari Amoris Laetitia, dan saya (sebagai pengajar)
menganggap bahwa bagian itu adalah bagian yang baik dari Amoris Laetitia untuk
diperhatikan.
Saya mengutip beberapa point : Bahwa hak orang
tua untuk mendidik anak adalah sebuah tugas yang sangat penting. Itu adalah hak
yang utama. Dan hal itu adalah esensiil dan tak bisa ditiadakan.
Masalah itu ditampilkan pada bagian awal dari
Amoris Laetitia, yaitu pada nomor 84 & 85. Kemudian pada nomor 280, pendidikan
sex itu ternyata diserahkan kepada para pendidik dan para guru, dan tidak menyebut peranan orang tua sama
sekali. Dan hal ini dimunculkan pada sebuah bagian terpisah yang berjudul
‘Perlunya pendidikan sex’.
Dokumen (Amoris Laetitia) ini mengatakan bahwa institusi-institusi
telah gagal. Tetapi ia tetap tidak menyebut peranan orang tua dalam pendidikan
sex bagi anak-anak mereka. Dan ia berbicara dengan bahasa yang baru dan lebih dangkal
tentang pendidikan mengenai sexualitas. Saya tahu siapa yang mengarang kalimat
itu. Itu adalah hasil usaha dari mereka yang
berusaha mengesahkan pembatasan kelahiran. Ia hanya berbicara tentang sebuah
rasa kesopanan di bidang sex. Coba bayangkan, berbicara tentang rasa kesopanan di
bidang sex di depan kelas? Hanya orang tua didalam keluarga saja yang berhak
berbicara masalah ini kepada anak-anak mereka!
Tanya: Siapa yang berbicara masalah ini (sex) sekarang?
Saya jawab: Orang tua
Tanya: Siapa yang mampu berhubungan dengan kaum
muda secara serius?
Saya jawab: Orang tua.
Tanya: Siapa yang menolong mereka mempersiapkan
dengan serius agar bisa mengasihi secara tulus dan lebih besar?
Saya jawab: Orang tua.
Pertanyaan saya, mengapa peranan orang tua dihilangkan
didalam bagian penting dari dokumen (Amoris Laetitia) ini?
Memang benar bahwa sikap maskulin atau feminin
bukanlah menjadi kategori yang kaku. Tetapi bagaimana seseorang bisa berkata hal
ini ketika kita menyaksikan pembantaian atas kegilaan gender? Ideologi gender?
Jika saya menyimak dokumen Amoris Laetitia ini,
saya sangat, sangat sedih!
Read the full article at Life Site News
No comments:
Post a Comment