Volume 1 : Misteri Keadilan Allah
Bab 41
Penebusan dosa –
Penyalah-gunaan rahmat
St.Magdalen de Pazzi
dan religius yang meninggal
Margaret Mary
Terberkati dan 3 jiwa di Api Penyucian
Terdapat juga kesalahan lain didalam jiwa yang dihukum oleh Allah dengan
kerasnya yang harus diperhatikan, yaitu penyalah-gunaan terhadap rahmat. Dengan
ini bisa dipahami bahwa kelalaian didalam menyikapi pertolongan Allah kepada
kita dan terhadap undangan yang Dia berikan kepada kita untuk melaksanakan
keutamaan-keutamaan demi kesucian jiwa kita. Rahmat ini yang Dia berikan kepada
kita, adalah sebuah hadiah yang amat berharga, yang tidak boleh kita buang
begitu saja. Ia merupakan benih keselamatan dan jasa, yang tidak boleh
dibiarkan hingga tidak menghasilkan buah. Kesalahan ini dilakukan jika kita
tidak mau menanggapi dengan kemurahan hati terhadap undangan Ilahi. Aku
menerima dari Allah segala sarana untuk memberikan sedekah. Sebuah suara batin
mengundang aku untuk melakukan hal itu. Tetapi aku telah menutup hatiku ataupun
aku memberi dengan tangan yang kikir. Ini adalah penyalah-gunaan rahmat. Aku
bisa mendengar ada Misa Kudus dilaksanakan, mendengar kotbah, pemberian
Sakramen-sakramen. Suara batinku mendorongku untuk menerimanya. Namun aku tak
mau datang dan berusaha menerimanya. Ini adalah bentuk penyalah-gunaan rahmat.
Seorang religius muda haruslah bersikap patuh, rendah hati, melakukan
penyangkalan diri, dan berbakti kepada tugas-tugasnya. Tuhan meminta hal ini
dan memberinya rahmat keutamaan didalam hidup baktinya. Namun dia tidak mau
menerapkan hal ini. Dia tidak berusaha menguasai dirinya sendiri, agar bisa
bekerja sama dengan pertolongan Allah. Ini adalah bentuk penyalah-gunaan
rahmat.
Seperti telah kita katakan, orang yang berdosa seperti ini akan dihukum
dengan kerasnya didalam Api Penyucian. St.Magdalen de Pazzi menceritakan kepada
kita ada seorang Suster yang harus menderita berat setelah kematiannya, karena
dalam 3 kali kesempatan dia tidak mau menanggapi rahmat Allah. Terjadilah pada
suatu hari pesta Gereja, dia ingin melakukan sebuah tugas kecil. Hal itu berupa
menyulam sehelai kain. Namun hal itu sebenarnya tidak perlu dan hal itu
sebenarnya bisa ditunda pada saat yang lain. Inspirasi rahmat datang kepadanya
dan menganjurkan dia untuk tidak melakukan hal itu demi menghormati kemeriahan
pesta Gereja hari itu. Namun Suster itu ternyata lebih ingin memuaskan kepuasan
alamiahnya terhadap pekerjaaan menyulam itu, dengan alasan bahwa pekerjaan itu
hanya ringan saja. Di lain waktu, dia melihat ada aturan tertentu dari biara
tidak dilakukan, dan jika dia mau melaporkan hal itu kepada atasannya maka akan
mendatangkan kebaikan bagi komunitasnya, tetapi dia tidak mau melaporlan hal
itu. Inspirasi rahmat mengatakan kepadanya untuk melakukan kemurahan hati ini,
namun sifat manusiawi menahannya. Kesalahan ke 3, adalah keterkaitan yang tidak
baik dengan keluarganya di dunia. Sebagai mempelai dari Yesus Kristus, maka
seluruh perhatiannya haruslah tercurah kepada Mempelai Ilahi itu, namun Suster
itu telah membagi hatinya dengan terlalu banyak memperhatikan anggota
keeluarganya. Meskipun dia tahu bahwa tindakannya itu salah, dia tetap tidak
mau mematuhi dorongan rahmat itu ataupun berusaha untuk tidak melakukannya.
Suster ini meskipun dia cukup terpuji, meninggal beberapa saat kemudian.
Margaret Mary berdoa bagi jiwanya dengan semangat yang besar. 16 hari berlalu,
Suster itu menampakkan diri kepada orang kudus itu, untuk mewartakan
pembebasannya. Margaret Mary meneyatakan keheranannya bahwa Suster itu harus
tinggal lama didalam penderitaan Api Penyucian. Dinyatakan kepadanya bahwa jiwa
itu harus menebus dosa penyalah-gunaan rahmat dalam 3 kasus seperti yang kita
ceritakan diatas, dan bahwa kesalahan-kesalahan ini akan menahannya lebih lama
lagi didalam siksaan-siksaannya jika Tuhan tidak memperhitungkan tingkah
lakunya yang baik. Tuhan telah mengurangi penderitaannya karena kesetiaannya
terhadap tata tertib biara, karena kemurnian intensinya dan karena kemurahan
hatinya terhadap para Suster sahabatnya.
Mereka yang masih berada di dunia ini, yang menerima lebih banyak rahmat
dan banyak cara untuk melunasi hutang-hutang rohaninya, maka mereka akan
diperlakukan lebih keras dari pada mereka yang kurang mempunyai kesempatan
untuk menebus dosa-dosa itu didalam kehidupannya.
Margaret Mary Terberkati telah mempelajari kematian 3 orang religius dan
seorang awam yang sekuler. Dia berdoa demi penghiburan terhadap jiwa-jiwa
mereka. Hari pertama dalam tahun itu, Tuhan tersentuh oleh rasa kemurahan
hatinya dan Tuhan memperlakukan dia dengan keramahan yang tak terkatakan, telah
sudi menampakkan Diri kepadanya dan menunjukkan kepadanya keadaan dari 3 jiwa
itu didalam penjara yang kejam, dimana mereka sangat merana. Tuhan bersabda
kepada Margaret Mary :”PuteriKu, sebagai hadiah Tahun Baru, Aku memberimu
pembebasan dari salah satu jiwa ini, dan Aku menyerahkan pilihannya kepadamu.
Jiwa manakah yang akan Kulepaskan ?”. “Siapakah diriku ini, Tuhan ?”, jawab
Margaret Mary, “yang layak menerima kehormatan ini ? Terserah Engkau sajalah
yang memilihnya”. Lalu Tuhan melepaskan jiwa dari orang awam sekuler itu dengan
mengatakan bahwa Dia bisa menerima adanya religius yang menderita, karena
mereka memiliki lebih banyak sarana untuk menebus dosa-dosa mereka selama
hidupnya.
No comments:
Post a Comment