CARDINAL SESAT,
YANG MENUTUP-NUTUPI KASUS PENCABULAN, MENINGGAL.
PAUS FRANCIS
MEMUJI DIA SEBAGAI 'PASTOR YANG PENUH SEMANGAT’
By Claire Chretien
Card.Danneels
dalam jubah seragam kebesarannya : LGBT
14 Maret 2019 (LifeSiteNews)
- Kolaborator dekat paus Francis, Kardinal Godfried Danneels, dari Belgia,
yang tertangkap dalam rekaman suara, telah mengancam korban pelecehan seks untuk tetap diam dan
"mengakui kesalahannya sendiri," telah meninggal pada umur 85. Paus
telah menyampaikan pujiannya kepada almarhum kardinal berpandangan heterodox (modern)
ini, dan menyebutnya sebagai "imam yang bersemangat" yang selalu "memperhatikan
tantangan Gereja kontemporer."
"Semoga Tuhan mengampuni jiwanya,"
kata John-Henry Westen, pemimpin redaksi dan salah satu pendiri LifeSiteNews.
“Kami berdoa agar Kardinal Danneels sempat bertobat karena perannya dalam
menutup-nutupi pelecehan seksual dan memajukan heterodoksi/modernism dalam Gereja.
Kami berdoa untuk ketenangan jiwanya,” tambahnya.
Danneels, mantan uskup agung Brussels, adalah
ketua konferensi uskup Belgia dari tahun 1979 hingga 2010.
Dia “melayani Gereja dengan penuh dedikasi,
tidak hanya di keuskupannya, tetapi juga di tingkat nasional sebagai presiden
Konferensi Para Uskup Belgia, sambil menjadi anggota berbagai dicasteri
Romawi,” kata Paus Francis dalam telegramnya telegramnya tentang kematian kardinal ini.
Danneels muncul bersama Paus Francis di balkon
Basilika Santo Petrus setelah pemilihan paus tahun 2013. Paus secara pribadi secara pribadi menunjuk Danneels untuk
berpartisipasi dalam kedua sinode tentang keluarga, sebuah peran yang diakui
Paus dalam pernyataannya saat kematian Danneels: “Kardinal Danneels juga
mengambil peran aktif dalam berbagai Sinode para Uskup, termasuk pada tahun 2014
dan 2015 tentang keluarga."
Pope Francis honored
Cardinal Godfried Danneels (2nd from left) by letting him stand alongside the
pope on the balcony on the night of his election on March 13, 2013.
Danneels telah mengakui dirinya menjadi bagian dari kelompok uskup
sayap kiri (komunis), "Mafia Saint Gallen," yang berhasil berkonspirasi
untuk memilih Paus Francis.
Kardinal ini tertangkap dalam rekaman pada tahun 2010 yang
mengancam korban pelecehan seks agar tidak melaporkan bahwa dirinya telah dicabuli
selama 13 tahun oleh Uskup Roger Vangheluwe. Korban adalah keponakan Uskup
Vangheluwe sendiri. Setelah dirilisya rekaman itu, di mana Danneels juga memaksa
kepada korban untuk "meminta pengampunan," tetapi justru Vangheluwe
mengakui pelecehan yang dilakukannya dan dia kemudian mengundurkan diri.
“Dia telah dipanggil kepada Tuhan pada saat
pemurnian ini dan berjalan menuju Kebangkitan Tuhan. Saya memohon Kristus,
pemenang atas kejahatan dan kematian, untuk menyambutnya dalam kedamaian dan
sukacita-Nya," demikian isi telegram paus Francis. "Sebagai janji
penghiburan, saya menawarkan berkat apostolik khusus untuk Anda dan kerabat
Kardinal yang telah meninggal, para pastor, umat beriman dan semua orang yang
akan mengambil bagian dalam pemakaman."
Telegram ini dikirim kepada Kardinal Jozef De
Kesel, penerus paham liberal dari Danneels.
Pada tahun 2013, Danneels menyebut undang-undang yang
mengizinkan “pernikahan” sesama jenis sebagai “perkembangan yang positif.”
Sebuah buku tahun 2015. Sebuah buku tahun 2015 melaporkan bahwa Danneels memberi
selamat kepada pemerintah Belgia ketika melegalkan “pernikahan” sesama jenis.
Meskipun sudah ada ajaran Katolik yang jelas, tetapi kardinal ini tetap mendukung penggunaan
kondom sebagai
perlindungan dari HIV / AID. Menurut dua orang politisi Belgia, Danneels juga berusaha meyakinkan raja Belgia
untuk menandatangani RUU yang melegalkan aborsi pada tahun 1990.
Sebuah laporan Reuters tentang kematian
Danneels tidak menyebut-nyebut skandal pelecehan seksualnya, tetapi mencatat
bahwa ia adalah "suara liberal yang kuat di dalam Gereja Katolik
Roma." Artikel itu menyebut cardinal itu "seorang pengkhotbah yang
periang dan berbakat."
No comments:
Post a Comment