paus Francis
bersalah karena berupaya menutup-nutupi kasus
Dan kepausannya harus berakhir.
February 27, 2019
Saya, Michael Voris, menyapa Anda dari
Roma, setelah pertemuan puncak yang tidak berarti apa-apa, tentang pelecehan
seks dan upaya penyembunyian kasus ini – dan yang tidak pernah diungkapkan sama
sekali akar masalahnya. Saya membawa kepada Anda pertanyaan-pertanyaan di seputar
Paus Francis sendiri - tentang apa yang dia lakukan, apa yang dia ketahui dan kapan
dia tahu hal itu.
Ada banyak sekali pertanyaan yang
berasal dari banyak kasus yang terus dipertanyakan, dan sementara kasus-kasus
itu mendapatkan liputan di media sekuler, tampaknya tidak ada tanggapan yang
signifikan dari pihak Vatikan terhadap segala tuduhan yang berdatangan, maupun
tindak lanjut yang serius. Para jurnalis seakan hanya menaruh informasi di luar
sana, sebagai semacam fakta dari sejarah masa lalu, dan yang terus berlanjut.
Maka mari kita mulai dari awal.
Ketika uskup agung Viganò merilis
kesaksiannya yang pertama, Agustus 2018 lalu, yang mengungkapkan beberapa nama pelaku
arus homoseksual di Vatikan, dimana dia juga menyatakan dengan tegas bahwa Paus
Francis tahu bahwa McCarrick telah
dihukum dan dipinggirkan oleh Paus Benediktus, tetapi paus Francis justru mengangkat
kembali McCarrick untuk menduduki jabatan penting di Vatikan, meski masa lalunya
adalah seorang homopredator.
Satu demi satu, media liberal, termasuk
media Katolik liberal
seperti John Allen dari media Crux, sedikit meremehkan pengakuan
Viganò dengan mengatakan bahwa kesaksian itu harus diterima dengan sebuah
keraguan besar. Tetapi seiring
berlalunya waktu (dalam kurun beberapa minggu), menjadi jelaslah bahwa Viganò
benar hingga kepada tuduhan terakhir yang dibuatnya.
Jadi, apa yang kita miliki pada saat ini
adalah seorang paus yang mengetahui
sepenuhnya tentang masa lalu homopredator McCarrick, kemudian mengangkatnya
kembali untuk menjadi terkenal dan berpengaruh - seorang pria yang, hanya
beberapa tahun kemudian, dia harus diberhentikan dari status klerusnya ketika
kejahatannya menjadi semakin diketahui secara luas, bukan hanya sekedar di
dalam dinding Vatikan saja.
Bahwa Paus Francis sendiri secara
pribadi yang melakukan hal ini dengan pengetahuan penuh, hal ini sangatlah
mengganggu kita semua, sehingga wartawan dan penyelidik pemberani mulai
memeriksa masa lalunya, untuk melihat apakah dia telah menutup-nutupi atau
melindungi klerus lainnya – dan bahkan mempromosikan mereka dalam jabatan
tinggi.
Dengan kembali menelisik ke negara
asalnya, Argentina dan Amerika Selatan, para wartawan mulai mengungkap
kasus-kasus lain yang melibatkan uskup agung (saat itu) Bergoglio yang menutupi
kasus para klerus predator.
Salah satunya melibatkan pastor Julio
Grassi, yang kemudian menjalani hukuman 15 tahun atas tuduhan pelecehan seksual
terhadap anak di bawah umur – dia dihukum tahun 2009 - sebuah kasus yang
mengguncang Argentina saat itu. Pada tahun 2010, uskup agung Bergoglio memulai
pembelaannya terhadap Grassi selama bertahun-tahun dengan ongkos yang amat mahal
secara finansial untuk membantunya mengajukan banding, dan menghasilkan serangkaian
buku panjang yang menyatakan bahwa dia (Julio Grassi) tidak bersalah dan
tuduhan-tuduhan dari si korban, Gabriel, adalah bohong.
Pembelaan dari Bergoglio itu telah melukai
sistem peradilan sampai tahun 2016 ketika pengadilan tertinggi negara itu menguatkan
pembelaan Grassi. Namun yang menjadi masalah adalah, melalui semuanya ini, pastor
Julio Grassi sebenarnya tidak pernah berada di bawah yurisdiksi kekuasaan Bergoglio.
Grassi tidak pernah bertugas di keuskupan Bergoglio, juga ketika Bergoglio menjabat
sebagai uskupnya.
Sampai hari ini, meskipun ada permintaan
tulus dari Gabriel (si korban), Paus Francis tidak pernah menyampaikan permintaan
maaf atau bahkan kata-kata penghiburan kepadanya.
Dalam kasus lain yang mengundang kritik
internasional terhadap Paus Francis, seharusnya dia secara terbuka meminta maaf karena telah mendukung
seorang uskup Chili, Juan Barros, yang dia tunjuk sendiri untuk menjabat di keuskupan
selatan Osorno.
Barros telah melindungi klerus homopredator,
Fernando Karadima, pelaku pencabulan terhadap anak laki-laki muda paling
produktif di negara ini. Kemudian Vatikan sendiri yang memutuskan bahwa dia (Fernando
Karadima) bersalah pada 2011.
Tetapi yang kemudian terungkap adalah
bagaimana Paus Francis memilih Juan Barros (si pelindung dan menyembunyikan
kasus pastor Fernando Karadima) untuk menjadi uskup, dengan jalan menutupi
kejahatan imam itu. Ketika orang-orang di keuskupan memprotes Francis karena
memilih Barros sebagai uskup mereka, Paus Francis membalas mereka dengan marah,
membela Barros dan menghina orang-orang itu, dan menyebut mereka sebagai pembohong.
Paus Francis berkata kepada orang-orang
Chili bahwa apa yang mereka tuduhkan itu adalah fitnah dan menambahkan kalimat
yang menjadi kunci: "Anda semua, dengan segala niat baik, katakanlah
kepada saya bahwa memang ada korbannya, tetapi saya belum melihat para korban
itu ada, karena merekapun tidak mau datang."
Dan hal itu terbukti bohong. Pada tahun 2015,
beberapa tahun sebelumnya, Cdl. Sean O'Malley telah menyerahkan langsung ke
tangan Paus, sebuah surat dari korban yang merinci kisah kekerasan seksual yang
dialaminya yang dilakukan oleh pastor Karadima. Cdl.O'Malley telah berbicara banyak,
sebanyak laporan pers yang membawa detailnya.
Jadi, Paus Francis sudah tahu, sejak bertahun-tahun
sebelumnya, bahwa Karadima adalah pastor homopredator dan uskup Juan Barros selalu
melindungi dia, dan Paus Francis masih terus berusaha untuk mendesak penunjukan
Barros sebagai uskup dan dia berbohong tentang hal ini sambil menghina orang
banyak. Dia kemudian meminta maaf, dan
hanya itu saja yang dilakukannya.
Dalam kasus lain yang lebih jelas, Paus
Francis tampaknya telah mencoba untuk menutupi seorang uskup predator dari
keuskupan Oran di Argentina, dengan memberi pekerjaan yang nyaman baginya di
sini, di Vatikan. Uskup Gustavo Zanchetta dituduh telah menyebarkan foto-foto
telanjang dirinya melalui HPnya, dia juga memasuki kamar-kamar para
seminarisnya di malam hari dan melecehkan mereka secara seksual, serta sejumlah
kasus penyelewengan finansial.
Tuduhan-tuduhan ini telah menyebar di Vatikan
pada tahun 2015, dan kemudian Zanchetta pergi ke Roma untuk membela diri. Berbagai
sumber mengatakan bahwa dia mampu meyakinkan Paus bahwa foto-foto telanjang di HPnya
adalah (rekayasa) photoshop dan palsu. Sayangnya, tidak ada yang bisa
memverifikasi pembelaan itu.
Tetapi sehubungan dengan masalah para seminaris,
laporan internal yang disampaikan kepada Vatikan berbunyi: "[Zanchetta]
menyaksikan para seminaris di kamar mereka pada malam hari dengan senter,
meminta pijatan, masuk ke kamar mereka dan duduk di tempat tidur mereka,
mendorong mereka untuk minum minuman beralkohol, dan memilih para seminaris tertentu
yang lebih tampan."
Vatikan dan Paus mengetahui tentang
tuduhan-tuduhan ini antara tahun 2015 dan 2016. Pada tahun 2017, Paus Francis
membawa Zanchetta ke Roma dan memberikan sebuah jabatan untuknya, yang
menangani investasi real estate milik Vatikan.
Sekali lagi, karena kasus ini telah
masuk ke dalam laporan media sekuler arus utama - dan hanya karena pemberitaan besar-besaran
dari media-media itu maka Zanchetta kemudian dipindahkan dari posisinya yang
nyaman ketika penyelidikan Gereja sedang berlangsung.
Inilah tepatnya mengapa setiap diskusi
pada KTT soal pelecehan sex terhadap para seminaris minggu lalu, harus ditutup
sepenuhnya oleh Cdl. Cupich dan uskup agung Scicluna. Kasus itu secara langsung
melibatkan Paus Francis, karena Zanchetta mencabuli para seminarisnya sendiri
dan Paus Francis tahu semua tentang itu - sebuah garis yang langsung.
Kemudian ada kasus tentang seorang pria
yang dijuluki "Wakil Paus" karena kedekatannya dengan Francis, Cdl.
Óscar Rodríguez Maradiaga. Maradiaga terlibat dalam skandal raksasa karena
membela dan menutupi kasus sexual salah seorang uskup pembantunya, Jose Juan
Pineda, yang dilaporkan dan dituduhkan oleh 50 orang seminaris dari Maradiaga karena
kasus predasi homoseksual.
Maradiaga mengecam laporan itu sebagai
tidak benar - meskipun banyak bukti yang dapat dipercaya - dan dia tetap dengan
kuat berlindung di sini, di Roma, sebagai ‘Paus nomor dua’ di samping
pembelaannya atas Pineda, yang juga dituduh melakukan pelanggaran keuangan
besar-besaran tahun sebelumnya, dalam sebuah laporan yang telah diberikan
kepada Paus Francis.
Namun, Maradiaga tidak hanya membiarkan
Pineda tetap berada di tengah-tengah semua tuduhan ini, dia juga bahkan mempromosikan
Pineda menjadi administrator keuskupan ketika Maradiaga sendiri bolak-balik di
Houston, Texas untuk menjalani perawatan kanker.
Akhir tahun lalu, Pineda mengajukan
pengunduran dirinya kepada Paus tanpa sepatah kata pun dari Maradiaga, tidak
ada penjelasan resmi yang substantif yang diberikan, maupun permintaan maaf
dari Maradiaga atau Pineda kepada hampir 50 seminaris yang harus menderita
pelecehan sexual dari kedua orang itu, dan kemudian Maradiaga terus menjalani perannya
sebagai ‘paus nomor dua’ sambil menyerang para penuduhnya sementara Paus
Francis sendiri duduk manis dan tidak melakukan apa pun.
Ada sebuah pola di sini, dalam diri Paus
Francis, yang banyak dikatakan umat Katolik: sudah terlalu banyak kasus yang melilitnya
dan dia harus muncur. Juga Uskup Agung Viganò, yang meski tidak berbicara soal
tuduhan-tuduhan ini, tetapi dia menyimpulkan hanya dari informasi negativ tentang
McCarrick, dan dia berkesimpulan bahwa paus Francis harus mundur dari jabatannya.
Hal inilah - dan apa yang diharapkan
oleh banyak umat Katolik di seluruh dunia agar lebih banyak lagi kasus yang terbuka
– yang terus diajukan, yaitu pertanyaan tentang kepausan Francis harus ditinjau
kembali dan didiskusikan secara terbuka.
Orang-orang di sekitar Paus adalah para artis
yang ahli dalam hal menutup-nutupi kasus kejahatan, yang berpura-pura mengadakan
pertemuan puncak yang palsu untuk melindungi informasi lebih lanjut tentang
McCarrick yang akan dipublikasikan. Yang lain-lainnya juga dituduh menutup-nutupi diri mereka sendiri,
seperti Maradiaga dan Gracias. Tetapi bahkan Paus sendiri telah menutup-nutupi segala
dosa dan kejahatan ini.
Kepausan ini sedang terbakar, dan itu
terjadi dengan cepat. Apakah dia mengundurkan diri atau tidak, penyebab
keruntuhan besar-besaran ini adalah homoseksualitas yang diterima dan
dilindungi oleh paus Francis dan kroni-kroninya serta budaya penyembunyian besar-besaran
yang dilakukan oleh hampir setiap kardinal di sekitarnya - dari Cupich hingga ke
Wuerl, hingga ke McCarrick, hingga ke Maradiaga, hingga ke Tobin dan daftar ini
terus bertambah panjang….
Paus berikutnya nanti - siapa pun dan
kapan pun - perlu memberikan kepada semua orang-orang ini perlakuan yang sama seperti
terhadap McCarrick, dan musti memecat mereka semua untuk menjadi orang awam, di
mana banyak dari mereka akan berakhir di balik jeruji besi karena dosa dan
kejahatan mereka.
Faktanya, kita semua harus berdoa agar Paus Francis sendirilah
yang melakukan hal itu dan kemudian dia mengundurkan diri, untuk menunjukkan reformasi
yang dijanjikannya ketika dia melangkah keluar dari loggia itu (konklaf) hampir
enam tahun yang lalu, yang akhirnya reformasi itu kita harapkan akan datang ke dalam
Gereja, hanya saja bukan pada saat kepausannya.
+++++++++++++++++
Setan akan memiliki kekuatan yang luar biasa; kemurnian
tak bernoda dari Ordo kita, serta Ordo-ordo lainnya, akan sangat dikaburkan,
hingga hanya sedikit sekali umat Kristiani yang akan mematuhi Paus dan Gereja
Roma dengan setia dan kemurahan hati yang sempurna. Pada saat kesusahan ini
ada seorang pria, yang tidak terpilih secara kanonik, akan diangkat menjadi
Paus, yang dengan kelicikannya akan berusaha untuk menarik banyak orang ke
dalam kesesatan dan kematian.
Akan terjadi perbedaan pendapat dan perpecahan di kalangan
masyarakat, kaum religius dan klerus, kecuali jika hari-hari itu diperpendek;
maka sesuai dengan Sabda Kitab Suci, bahkan orang-orang terpilih akan dituntun menuju
kesesatan, jika mereka tidak dibimbing secara khusus, di tengah kebingungan
yang begitu besar, oleh rahmat Allah yang sangat besar.
Beberapa pengkhotbah akan bersikap diam terhadap
kebenaran, dan yang lain-lainnya akan menginjak-injak dan menyangkalnya.
Kesucian hidup akan dicemoohkan bahkan oleh mereka yang mengaku suci dari luar,
karena pada saat-saat itu, Yesus Kristus akan mengirim kepada mereka bukan
seorang pastor yang benar, tetapi seorang perusak.
Nubuatan Blessed Anne
Catherine Emmerich
Dia memperingatkan datangnya sebuah perpecahan yang besar
didalam Gereja selama saat-saat akhir zaman itu, serta adanya ‘relasi yang menyebalkan’ antara dua paus
dimana yang satu akan memimpin sebuah gereja palsu.
JOIN NOW !!!
ReplyDeleteDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.com