These Last Days News - February 13, 2019
ZAMAN ANTIKRIS
TheAmericanConservative.com reported on February 10, 2019:
by Rod Dreher
Almarhum Rene Girard pernah
menunjukkan bahwa di dalam pemikiran umat kristiani, hal yang membuat
Antikristus adalah Antikristus bukanlah bahwa dia membenci Yesus Kristus –-
tetapi bahwa dia menawarkan versi palsu yang brilian dari Injil Kristiani. Anda
dapat melihat poin ini diilustrasikan dalam detail di atas dari lukisan apocalyptik dari Luca Signorelli di
katedral Orvieto, seorang pelukis Renaissance. Antikristus terlihat seperti Yesus, tetapi dia
diam-diam menerima arahan dan bisikan dari Iblis.
Umat Kristiani selalu percaya bahwa Antikristus
adalah tokoh sejarah nyata yang akan menampilkan dirinya sebagai manusia damai,
tetapi dia akan memimpin dunia ke dalam penipuan jahat yang akan terjadi mendahului
Kedatangan Kedua Yesus Kristus, dan Akhir Sejarah.
Karena wacana tentang Apokalips / Kiamat jarang
sekali diajarkan di dalam Gereja Katolik Roma saat ini, maka sangat
mengherankan bahwa tidak hanya satu, tetapi dua, kardinal Katolik telah
berbicara tentang Antikristus pada tahun lalu, dimana keduanya berbicara sehubungan
dengan kebingungan di dalam gereja Katolik Roma - kebingungan yang bersumber
dan berasal dari Paus Francis sendiri.
Yang pertama adalah Kardinal Willem Eijk, dari Belanda,
yang mengatakan pada Mei 2018 lalu bahwa kurangnya
kejelasan dari Paus tentang interkomuni antara umat Katolik dan Protestan
adalah indikator dari arus menuju kemurtadan saat ini. Komentar Kardinal
Eijk ini disampaikan sehubungan dengan keinginan para uskup Katolik di Jerman
untuk memberikan Komuni Kudus kepada orang Protestan yang menikah dengan orang
Katolik, dan penolakan Paus untuk memberikan keputusan yang tegas untuk
melarang tindakan itu.
Kardinal Willem Eijk menulis:
Apa yang dikatakan dalam Kode Hukum Kanon dan
Katekismus Gereja Katolik seharusnya menjadi acuan bagi paus, sebagai Penerus
Santo Petrus yang seharusnya mempertahankan “prinsip dan fondasi yang kekal dan
kasat mata dari persatuan antara uskup-uskup dan umat beriman”(Lumen Gentium no. 23). Paus seharusnya
memberikan arahan yang jelas kepada konferensi episkopal Jerman, berdasarkan
pada doktrin dan praktik Gereja yang jelas.
Paus seharusnya juga menanggapi, atas dasar ini,
kepada wanita dari agama Lutheran yang bertanya kepadanya pada 15 November 2015
apakah dia dapat menerima Komuni dengan pasangan Katoliknya, dan seharusnya
paus mengatakan bahwa ini tidak dapat diterima, bukannya menyarankan bahwa dia
dapat menerima Komuni atas dasar dia sudah dibaptis dan sesuai dengan hati
nuraninya. Dengan tidak mampunya paus memberikan kejelasan dalam kasus ini, maka
kebingungan besar terjadi di antara umat beriman dan kesatuan Gereja terancam
punah.
Ketidakjelasan yang sama juga dilakukan paus pada
kasus para kardinal yang secara terbuka mengusulkan untuk memberkati perkawinan
homoseksual, sesuatu yang secara diametris bertentangan dengan doktrin Gereja,
yang didirikan berdasarkan Kitab Suci, bahwa pernikahan, menurut tatanan penciptaan,
hanya terjadi antara seorang pria dan seorang wanita. .
Dengan melihat bahwa para uskup dan, di atas
segalanya, Penerus Petrus (Paus Francis) telah gagal dalam mempertahankan dan
mewariskan iman dengan penuh kesetiaan dan dalam kesatuan dengan deposit iman
yang terkandung dalam Tradisi Suci dan Kitab Suci, maka saya kutipkan Pasal 675
dari Katekismus Gereja Katolik:
Ujian Akhir bagi Gereja
675. Sebelum kedatangan Kristus, Gereja harus mengalami ujian
terakhir yang akan menggoyahkan iman banyak orang. Penghambatan, yang menyertai
penziarahannya di atas bumi, akan menyingkapkan "misteri kejahatan".
Satu khayalan religius yang bohong memberi kepada manusia satu penyelesaian
semu untuk masalah-masalahnya sambil menyesatkan mereka dari kebenaran.
Kebohongan religius yang paling buruk datang dari Anti-Kristus, artinya dari
mesianisme palsu, di mana manusia memuliakan diri sendiri sebagai pengganti
Allah dan Mesias-Nya yang telah datang dalam daging.
Pemikiran yang kedua datang pada hari Jumat, dari
Kardinal Gerhard Müller (dari Jerman), mantan kepala CDF, kantor doktrinal
Vatikan (2012-2017) - posisi yang tadinya dipegang oleh Kardinal Ratzinger
sebelum dia menjadi Paus Benediktus XVI. Berikut ini adalah manifesto
iman dari Kardinal Gerhard Müller, yang ditulis dengan tegas sebagai
teguran keras kepada Paus Fransiskus yang telah mengotori ‘perairan doktrinal’
berdasarkan ajaran Katolik. Berikut ini adalah intinya:
Berdiam diri tentang kebenaran-kebenaran ini dan
kebenaran-kebenaran lain dari Iman dan tidak mau mengajarkan kepada orang-orang
yang sesuai (dengan ajaran Iman) adalah penipuan
terbesar yang sudah diperingatkan oleh Katekismus dengan penuh semangat.
Ini merupakan cobaan terakhir Gereja dan akan membawa umat manusia kepada
khayalan agama, “sebagai harga dari kemurtadan mereka” (CCC 675) itu adalah
penipuan Antikristus. “Dia akan menipu dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap
orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi
kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.” (2
Thess: 2-10)
Ini benar-benar luar biasa. Kardinal (Gerhard
Müller) yang sampai saat dia diturunkan oleh Francis, masih bertugas sebagai
pengawas doktrinal utama untuk Gereja Katolik Roma, sekarang memperingatkan
bahwa pengajaran yang membingungkan yang datang dari penerus Santo Petrus
adalah tanda dari Akhir Zaman. Benar-benar tidak ada kesimpulan lain untuk memaknai
hal ini.
Kalimat ini, serta tindakan-tindakan paus, muncul
dalam sebuah konteks budaya global. Bahkan seandainya Anda tidak percaya bahwa
Antikristus adalah sosok tertentu, bukan sekedar simbol, tetapi Anda harus
memahami bahwa jika dia adalah sosok yang sebenarnya, maka dunia kita sekarang sedang
menciptakan kondisi di mana Antikristus dapat muncul secara masuk akal. Ini
adalah perikop yang panjang dari sebuah tulisan yang pernah saya tulis berjudul
"Zaman Diabolik Kita" – yang
berfokus pada etimologi dari kata "diabolik," yang berasal dari kata
Yunani yang berarti "menyebar."
Berikut ini adalah sebagian dari tulisan saya:
Saya akan memberi Anda dengan perikop ini dari
buku seorang filsuf Ortodoks Rusia, 1923, The
End of Our Time. Ini adalah analisis tentang makna religius,
filosofis, dan budaya dari sejarah kontemporer, yang ditulis setelah Perang
Dunia I dan revolusi Bolshevik di tanah kelahirannya (Rusia). Dalam hampir 100
tahun sejak pertama kali diterbitkan, beberapa prediksi buku itu memang belum terwujud,
tetapi yang mengejutkan tentang hal itu adalah betapa banyak peristiwa yang dikatakannya
telah terjadi belakangan ini, dan memang akan terjadi ke depan nanti.
Dalam tulisan ini, "abad pertengahan
baru" yang dibicarakan oleh filsuf itu, adalah era atau zaman sekarang ini.
Dia percaya bahwa abad-pertengahan berakhir dengan munculnya zaman Renaissance,
tetapi sekarang zaman Renaissance - era modern - berakhir dengan perang dan
revolusi. Dan kita berada di era transisi yang baru, katanya:
Pendekatan kepada abad pertengahan yang baru,
seperti pendekatan kepada yang lama, ditandai dengan membusuknya masyarakat
lama dan pembentukan, secara tak kelihatan, masyarakat yang baru. Apakah kegagalan
tatanan modern ini benar-benar bersifat "kosmik"? dahsyat dan
menyeluruh?
Abad ke-19 sangat bangga dengan kekayaan hukumnya,
konstitusinya, kesatuan metode-metodenya dan perlengkapan ilmiahnya. Tetapi ada
sebuah kesatuan interior yang bersifat konklusif, dan ini tidak disadari: ia
terinfeksi oleh sifat individualisme, oleh "atomisme."
Sepanjang sejarah modern masyarakat telah
dihancurkan oleh serangkaian penyakit internal, manusia berbalik melawan
manusia dan kelas melawan kelas: semua masyarakat telah ditandai oleh perang
kepentingan yang saling berlawanan, oleh persaingan, oleh isolasi dan kelalaian
masing-masing individu manusia.
Anarki yang terus bertumbuh dapat ditunjukkan
dengan jelas dalam kehidupan spiritual dan intelektual masyarakat-masyarakat
ini, sebuah luka yang radikal karena hilangnya pusat sejati atau hilangnya visi
tentang tujuan tertinggi manusia. Kehilangan semacam itu mensyaratkan adanya
otonomi pada seluruh bidang sosial dan intelektual serta sekularisasi
masyarakat pada umumnya.
Semangat modern berpikir bahwa kebebasan terletak
pada individualisme, dalam hak bagi setiap orang dan setiap kegiatan budaya
untuk memutuskan bagi dirinya sendiri. Kita telah melangkah lebih jauh dengan
menyebut proses sejarah modern sebagai proses emansipasi.
Tapi emansipasi dari apa dan untuk apa? Dari
teokrasi otoriter lama, dari gagasan lama tentang ketergantungan?
Teokrasi-teokrasi itu tidak dapat lagi bertahan, dan mengenai heteronomi lama,
perlu dihilangkan. Saya tidak mengklaim sedikitpun juga bahwa kebebasan roh
adalah berbeda dari perolehan yang tidak dapat dihapuskan dan bersifat abadi. Tetapi
mengapa dan dari pandangan apa hingga harus ada emansipasi? Zaman modern tidak
memiliki jawaban untuk diberikan. Dan atas nama siapa, atas nama apa? Atas nama
manusia, Humanisme, kebebasan dan kebahagiaan umat manusia? ...
Jawabannya tidak ada di sana. Manusia tidak dapat
diberi kebebasan sepenuhnya demi alasan kebebasan manusia, karena manusia tidak
bisa menjadi tujuan yang terakhir dari kemanusiaan. Kita dihadapkan dengan
kehampaan total. Jika tidak ada sesuatu pun yang dapat dilakukan orang untuk membelalakkan
matanya, maka dia tidak memiliki substansi apa pun. Dalam hal itu kebebasan
manusia hanyalah sebuah formula tanpa konten apa pun, dan individualisme pada
dasarnya adalah reformasi negatif yang perkembangannya tidak dapat membantu
siapa pun.
Individualisme tidak didasarkan pada prinsip keabadian,
tidak ada ontologis tentang hal itu; paling tidak dari semua itu dapat
memperkuat kepribadian dan memicu citra manusia. ... Hanya ketika kepribadian
manusia berakar pada alam semesta, di dalam kosmos, maka ia akan menemukan
landasan ontologis untuk memberinya substansi utamanya. Kepribadian hanya ada
di mana Tuhan dan Yang Ilahi diakui; sebaliknya individualisme merenggut
kepribadian dari akarnya, menariknya terpisah, dan menyebarkannya kepada arus-peluang.
Individualisme telah menghabiskan semua kemungkinan dan energinya, ia tak dapat
membangkitkan semangat siapa pun.
Demikianlah telah terjadi pada zaman terakhir ini
ketika manusia lebih memilih ‘tidak-ada’ daripada ‘menjadi ada,’ dan karena manusia
tidak mampu melayani dan hidup untuk dirinya sendiri maka ia membuat dewa-dewa
palsu, jika ia tidak dapat mengenal Allah yang benar.
Manusia tidak mau menerima kebebasan dari Tuhan
dan terpaksa dia jatuh dalam ikatan yang kejam dari tipu daya yang didewakan,
kepada berhala. Manusia tak memiliki kebebasan roh dan bukan atas nama
kebebasanlah orang di akhir zaman ini bangkit memberontak dan menyangkal
Kebenaran. Manusia berada dalam cengkeraman kekuatan seorang tuan yang tidak
dikenal, dari kekuatan ‘manusia super’ dan tidak manusiawi, yang mencengkeram
masyarakat yang tidak ingin mengenal Kebenaran, kebenaran suci dari Tuhan.
Hanya di dalam alam Komunisme kita dapat belajar sesuatu tentang tirani dari tuan
ini. Namun demikian, hal itu telah membuat apa yang saya sebut sebagai
pelanggaran dalam pertahanan sejarah modern. Kita harus memilih. Kebebasan
sebagai formula, sebagaimana dipahami sekarang, didiskreditkan. Maka sangatlah
penting bagi kita untuk terus menuju substansinya, menuju kebebasan sejati.
Berdyaev mengatakan bahwa di dunia sekarang sudah
ada pada kita semua (dan ingat, dia menulis hampir 100 tahun yang lalu, di
Rusia yang dilanda revolusi, tetapi kalimatnya tetap segar hingga hari ini,
dengan hanya sedikit modifikasi)
penegasan dari citra manusia yang ada di akar dari zaman Renaisance, yang
telah memberi jalan bagi penolakan terhadap citra manusia:
Kita hidup dalam masa penelanjangan, pengupasan, hingga
segala sesuatu dapat dilihat sebagaimana adanya. Lihatlah Humanisme yang
ditelanjangi dan amatilah sifatnya, yang tampak begitu polos dan baik hingga
zaman yang lalu. Di mana tidak ada Tuhan, tidak ada manusia: itulah yang telah
kita pelajari dari pengalaman. Atau lihat saja kepada sifat sebenarnya dari
Sosialisme, sekarang kita bisa melihat seperti apa sebenarnya itu. Tetapi
kebenaran yang menonjol dan dapat dilihat tidak kurang jelasnya adalah bahwa
tidak ada netralitas agama atau ketiadaan agama: bagi agama dari Allah yang
hidup harus berhadapan dengan agama Setan; berhadapan dengan iman Kristus, ada pula
iman Antikristus. Kerajaan humanis netral yang ingin memantapkan dirinya dalam
tatanan perantara, antara Surga dan Neraka, berada dalam kondisi yang busuk,
dan berada pada dua titik extrim, tinggi di atas dan jauh di bawah, dimana
semuanya diungkapkan kepada kita. Di sana sedang dibesarkan seorang yang akan
melawan Allah-Manusia, bukan manusia dari kerajaan menengah yang netral, tetapi
manusia-dewa, manusia yang telah menempatkan dirinya di tempat Tuhan.
Kutub-kutub yang bertentangan dari MAKHLUK itu dengan makhluk yang satunya,
sudah nyata dan jelas.
Bagi umat kristiani, tentu saja, sebuah wacana
yang menggunakan istilah "Setan" dan "Antikristus" memiliki
makna yang khusus. Tapi jangan biarkan sedikitpun juga, terminologi Berdyaev membuat
Anda menjadi orang yang tidak beriman, atau penganut liberal, dengan mengabaikan
apa yang dia katakan di sini. Maksudnya adalah bahwa tidak ada jalan tengah
yang stabil; apakah kita mengintegrasikan dan menyelaraskan diri kita dengan
alasan pelayanan kepada Tuhan, atau kita larut dalam ikatannya dengan alasan
pelayanan kepada Ego. Tidak ada jalan tengah.
Symbolus atau diabolus. Berkumpul atau berhamburan. Harmoni
atau kekacauan. Konstruksi atau penghancuran. Hidup atau mati. Anda harus memilih, atau pilihan akan
dibuat untuk Anda, apakah Anda menginginkannya atau tidak. Setiap hari membawa bukti kemenangan
dramatis dari setan - dan ini adalah sesuatu yang dapat Anda saksikan sendiri,
bahkan meski Anda tidak percaya akan adanya Iblis. Mereka yang tidak memahami hal-hal
yang simbolik, dan melakukannya dalam komunitas, akan menjadi mangsa bagi setan.
Ini adalah cara berpikir Opsi Benediktus : ide-ide untuk mempromosikan dan
mencapai hal-hal simbolik dalam menghadapi diabolisme yang luas.
++++++++++++++++++++
MANUSIA PENIPU
"Ya,
banyak yang akan menerima manifestasi dari melihat dengan mata jasmani mereka, makhluk-makhluk iblis dari neraka ini. Ini adalah untuk
meyakinkan
umat manusia. Akan ada misteri besar; akan ada mukjizat besar
yang terjadi di bumi. Namun, anakku, semua harus waspada karena ketika dia, manusia penipu itu, dapat dikenali oleh umat manusia - karena dia akan memberimu dengan angka di jalan penipuan - dia juga akan nampak menjadi sosok kebajikan. Dia akan ditutupi,
seperti domba, dengan jubah kemurnian, tetapi lihatlah ke dalam hatinya, anakku."
Veronica - Oh,
aku melihat sesuatu yang
mengerikan, tampak hitam, jelek, yang berada di sana, di dalam lubang. Hal itu ada
di dalam diri pria itu, yang dari luar dia terlihat… dia
terlihat seperti
suci dan manusiawi;
tetapi dia sebenarnya adalah salah satu dari … dia
sebenarnya adalah makhluk neraka.
Bunda Maria -
"Sekarang, anakku, aku akan memberimu satu rahasia yang tidak
diketahui oleh banyak orang, tetapi kamu harus memberitahukannya kepada umat
manusia. Orang yang penuh tipu daya ini akan mencoba meniru Putraku. Dia akan meyakinkan banyak orang bahwa dia adalah Mesias.
Kamu harus memberitahukan sekarang bahwa Mesias tidak akan datang kecuali jika
Dia turun dengan pasukan malaikat dari surga, seperti ketika Dia naik ke Surga dulu.
"Aku mengulangi lagi, anakku: mesias palsu ini tidak akan diterima di bumi. Putraku, Yesus, adalah satu-satunya Mesias. Dia telah datang ke bumi, tetapi Dia akan kembali. Tapi Dia akan turun dari surga seperti ketika Dia naik, dengan pasukan orang-orang kudus, yaitu mereka yang telah membasuh diri mereka dengan Darah Anak Domba." - Bunda Maria, Bayside, 13 April 1974
"Akan ada seorang paus yang
tidak terpilih secara kanonik, yang akan menyebabkan perpecahan besar; akan ada
berbagai pemikiran yang diajarkan yang akan menyebabkan banyak orang, bahkan
mereka yang berada dalam ordo yang berbeda, menjadi ragu-ragu, ya, bahkan
setuju dengan para bidaah yang akan menyebabkan Ordo kita terpecah; maka akan
ada pertikaian dan penganiayaan universal, sehingga jika hari-hari itu tidak
dipersingkat bahkan orang-orang pilihan pun akan musnah." - Santo
Fransiskus dari Assisi (Pemerintahan Antikristus, Pater R. Gerald Culleton)
JOIN NOW !!!
ReplyDeleteDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.com