These Last Days News - April 29, 2019
KESEPAKATAN VATIKAN DENGAN CHINA: MADE IN CINA...
https://www.tldm.org/news41/the-vatican-deal-made-in-china.htm
RemnantNewspaper.com reported on April 15, 2019:
by Elizabeth Yore
"Awal yang
buruk membuat akhir yang buruk." ~
Pepatah Cina
Sebelum tinta menjadi
kering pada 22 September 2018, perjanjian rahasia Vatikan-Cina, pemerintah Cina
memulai langkah pembongkaran dengan
menargetkan gereja-gereja Kristiani serta umat beriman mereka. Preman-preman
Pemerintah Komunis China menggerakkan pogram terkoordinasi untuk menghancurkan,
merebut, dan menutup Gereja-Gereja Kristen. Target pertama untuk dihancurkan
oleh pihak berwenang adalah dua tempat suci Maria di Shanxi
and Guizhou. Preman-preman pemerintah menanggalkan salib-salib dari dinding-dinding
gereja, dan mulai mengumpulkan dan memenjarakan umat Katolik
bawah tanah, imam-imam dan uskup-uskup yang setia. Serahkan pada orang Cina
untuk menguangkan kampanye teror mereka: Pemerintah menawarkan menawarkan uang tunai kepada tetangga
untuk memata-matai gereja.
Beberapa tindakan
pengenduran oleh paus Francis! Tidak mengherankan, detail kesepakatan masih
dirahasiakan.
Kesepakatan tiga
bagian yang berusaha untuk mengklarifikasi cara penunjukan uskup, bersama dengan
rezim atheis yang diberi hak untuk memilih para uskup yang kemudian barulah disetujui
oleh Vatikan, dan status dari tujuh uskup tidak sah dan masa depan Gereja
Katolik “bawah tanah” yang setia. Luar biasanya, perjanjian Vatikan dengan Cina
ini memungkinkan Asosiasi Patriotik “Katolik” Tiongkok (CPA) yang dikuasai
komunis, untuk mencalonkan uskup-uskup Katolik dan menginstruksikan Gereja
Bawah Tanah untuk bersatu dengan mereka.
Pada Juni 2017,
pensiunan Kardinal Hong Kong, Joseph Zen, memperingatkan sesama pastor Katolik
tentang konsekuensi mengerikan dari perjanjian Vatikan-Cina itu:
“Untuk kalian semua, zaman katakomb baru akan dimulai. Ini
akan menjadi musim dingin. Ini akan sulit bagimu. Pemerintah akan merebut
gereja-gerejamu. Para imam tidak akan lagi dapat memberikan sakramen-sakramen.
Yang tersisa untukmu adalah pulang ke rumah masing-masing untuk bertani."
Sendirian dan
tidak gentar, Kardinal Zen berjuang, membujuk, meminta Vatikan untuk tidak
menandatangani perjanjian dengan pemerintah Komunis Tiongkok. Kardinal Zen
memperingatkan Vatikan dan dunia Katolik bahwa pemerintah Komunis Tiongkok akan
meningkatkan penganiayaannya terhadap umat Katolik, begitu kesepakatan
ditandatangani.
Zen secara
akurat menggambarkan kesepakatan Vatikan sebagai tindakan "bunuh
diri" dan "penyerahan tanpa rasa malu" kepada Pemerintah
Komunis. Seolah-olah telah diperintahkan, kehancuran yang diprediksi oleh Zen
telah dimulai. Namun, Vatikan tetap diam
membisu dan tidak mengeluarkan protes apa pun.
Tidak ada orang yang tahu soal pemerintah Cina lebih
banyak daripada Kardinal Zen. Uskup dan kardinal berusia 87 tahun yang penuh
semangat dan tak kenal takut ini melihat tulisan tangan di dinding Vatikan
setinggi 40 kaki. Dia menyadari bahwa Vatikan sangat membutuhkan kesepakatan,
kesepakatan apa pun. “Dalam beberapa tahun terakhir, keinginan dialog yang hampir
tidak terbatas untuk mencapai hasil, telah melemahkan Gereja kita di Cina.”
Bukanlah kebodohan
bagi ChiComms, Kardinal Zen memperingatkan Vatikan tentang taktik jahat
pemerintah Tiongkok:
“Kita tidak bisa mengesampingkan adanya bahaya penipuan.
Orang Cina mahir bermain dengan kata-kata. Tuan-tuan di Vatikan bukanlah
tandingannya. Terlebih lagi, bagi kaum Komunis tidak ada yang namanya kebenaran;
kebenaran adalah apa yang dibutuhkan untuk keberhasilan partai."
Pengacara dan pembela
hak asasi manusia China yang buta, Chen Guangcheng, juga mengecam
kesepakatan Vatikan dalam hal pemilihan para uskup sebagai "hal yang tidak
masuk akal" dan "sebuah
tamparan di hadapan jutaan umat Katolik dan umat beragama lainnya di Tiongkok
yang telah menderita penganiayaan nyata di bawah Partai Katolik Cina (CCP).”
Chen, yang
secara pribadi mengalami kekerasan dan penyiksaan di tangan PKC, dengan pahit
menggambarkan penderitaan umat Kristen sebagai hasil dari kesepakatan Vatikan
yang mengerikan ini:
"Saya yakin bahwa anggota aktif gereja-gereja bawah
tanah di Tiongkok yang telah bertahan melawan penganiayaan yang melumpuhkan
begitu lama, mereka hanya bisa merasa dirinya dikhianati (oleh Vatikan)."
Pemerintah
Komunis Tiongkok yang kejam pasti mendeteksi kelemahan Vatikan selama
perundingan, dengan demikian menetapkan panggung bagi pembongkaran de-kristenisasi.
Dunia sekarang menyaksikan adanya serangan brutal, sebuah musim yang terbuka bagi
praktik agama Kristen di Tiongkok.
Dan Vatikan tetap diam.
Diplomasi 101:
Negosiator yang buruk membuat kesepakatan yang buruk
McCarrick terbukti merupakan pilihan yang sekedar ingin tahu
dan amat meresahkan. Silakan melihat disini :
Meski paus Francis telah diberitahu soal track record hitam
dari McCarrick, tetapi dia tetap
mengirimnya sebagai juru runding dengan pemerinah Cina. Francis menginginkan
akses dan McCarrick akan membuka pintu bagi negosiasi Vatikan dengan pejabat
pemerintah Cina, karena Kardinal McCarrick sering mengunjungi Cina. Silakan melihat
disini: Although Francis was informed of
McCarrick’s reputation as a notorious sexual predator.
Pada bulan
Februari 2016, McCarrick akan kembali ke Cina atas permintaan Francis untuk
melanjutkan negosiasi dengan Partai Komunis. Menurut Global Times, selama karirnya sebagai uskup, McCarrick melakukan
perjalanan ke China setidaknya 8 kali. Dalam sebuah wawancara tahun 2016 dengan Global Times, McCarrick berkata bahwa dirinya sangat menghormati
paus Francis dan Presiden Xi.
“Paus ini menyukai
Cina. Dia telah mengatakan ini pada banyak kesempatan. Dia tampaknya sangat
antusias tentang Cina dan itu adalah luar biasa. Saya berharap bahwa paus
Francis sangat mungkin mengunjungi Cina. Saya pikir pemerintah Cina saat ini
akan terbuka untuk itu. Saya pikir Presiden Xi akan terbuka bagi kedatangan Bapa
Suci," kata Kardinal McCarrick.
Apakah McCarrick
yang terkenal dengan banyak kata yang bertele-tele akan membiarkan kucing siam
keluar dari dalam tas? Apakah McCarrick berpendapat bahwa Vatikan sedang
bermanuver untuk berkunjung ke Cina Komunis? Apakah Vatikan bersedia untuk mencampakkan
Gereja Katolik bawah tanah kepada serigala Komunis dengan imbalan perjalanan
kepausan yang bersejarah?
Kardinal
McCarrick dengan acuh tak acuh mengatakan kepada Global Times bahwa kesamaan pandangan antara paus Francis dan
Presiden Xi Jinping bisa menjadi "hadiah istimewa bagi dunia."
Katakan hal itu kepada umat Katolik Cina bawah tanah yang mengalami kengerian
ketika gereja dan Alkitab mereka dibakar oleh pihak berwenang, bahwa Vatikan
sedang mengikuti kesepakatan.
Pihak ChiComm
tahu mereka bahwa unggul dalam negosiasi ketika utusan Vatikan itu terdengar
lebih seperti anggota partai komunis daripada seorang pangeran Gereja.
McCarrick, seperti halnya Francis, menunjukkan kecenderungan untuk mencari
dukungan dengan rezim totaliter, seperti halnya Cuba dan Iran. Siapa yang bisa melupakan sikap mengerikan tahun 2015 ketika
paus Francis bertemu dengan
Presiden Marxis Bolivia Eva Morales dan menerima salib yang dihiasi palu dan
arit?
Vatican yang menistakan dirinya sendiri
Kardinal Zen
memahami sifat Komunisme. Dia setiap hari menyaksikan dan mengalami realitas
brutalnya. Ketua Mao terkenal mengancam bahwa, “…komunisme bukanlah cinta. Komunisme adalah palu yang kita gunakan
untuk menghancurkan musuh.”
Vatikan
melanjutkan kampanyenya dengan menjilat pantat Cina dalam seluruh negosiasinya.
Pada bulan Februari 2018, Uskup
Argentina Marcelo Sanchez Sorondo, kepala Akademi Ilmu Sosial Kepausan yang
terkemuka, berkomentar tentang Cina yang memicu kekagetan global di seluruh
dunia Kristen. Sorondo mengatakan bahwa “…saat
ini, mereka yang paling baik dalam menerapkan ajaran sosial Gereja adalah orang
Cina Komunis.”
Yang luar biasa,
Sorondo memuji Cina karena menerapkan ensiklik soal ekologis paus Francis, Laudato Si dengan “lebih baik daripada
banyak negara lain” dan memujinya karena membela Paris Climate Accord. Tetapi Sorondo
jelas tidak mengetahui data dari kota-kota yang telah tercemar dari
Organisasi Kesehatan Dunia, yang menempatkan Cina sebagai pemimpin dalam daftar dengan
287 dari 500 kota paling tercemar di dunia.
Tunggu, ada lagi
kincir angin yang menyembur dari Vatikan dan Sorondo. Soal perlakukan kejam kepada gerakan pro-kehidupan global dan mengingat
kebijakan satu-anak yang brutal dari RRC, Sorondo mengatakan bahwa "Cina
telah mengambil kepemimpinan moral yang telah ditinggalkan orang lain."
"Banyak hal yang dikhawatirkan Cina, [Paus Francis] juga
mengkhawatirkannya - tentang perawatan orang miskin, orang tua, anak-anak,
peradaban kita dan terutama ekologi. Saya melihat banyak hal terjadi yang
benar-benar akan membuka banyak pintu karena Presiden Xi dan pemerintahannya
prihatin dengan hal-hal yang menjadi perhatian Paus Francis," kata kardinal
itu.
Oh, betapa menyayat
hati — bayangkan kedua pemimpin itu mengobrol tentang orang miskin, tentang anak-anak
(yaitu mereka yang selamat dari kebijakan satu anak China) dan tentang iklim, sambil
mereka berjalan di sepanjang Tembok Besar Tiongkok! Vatikan sangat naif untuk
mempercayai kepatuhan Cina karena menandatangani Perjanjian Iklim Paris.
Pengamat yang paling cerdik mengejek iklim kemunafikan pemerintah Cina. Rezim
totaliter yang atheistik ini jarang patuh pada perjanjian apa pun atau
menghormati janji-janjinya.
Pengumuman
menyedihkan dan sikap tunduk Vatikan ini memberi tanda kepada orang Cina bahwa
mereka memiliki keunggulan dalam negosiasi. Orang Cina memahami pelajaran dari
Sun Tzu, jenderal militer Tiongkok kuno:
"Ketika utusan dikirim dengan pujian di mulut mereka,
itu adalah tanda bahwa musuh menginginkan gencatan senjata."
Setelah
kesepakatan ditandatangani, paus Francis mengklaim bahwa "kedua belah pihak kehilangan sesuatu dalam perundingan itu."
Kemudian paus Francis dengan santai mengatakan
bahwa anggota Gereja bawah tanah Cina 'akan menderita' sebagai akibat dari
kesepakatan itu. Renungkanlah tentang
konsesi yang aneh, keras dan kejam oleh paus Francis yang 'rendah hati dan
penuh belas kasihan'. Apakah gagasan paus Francis tentang kemajuan dan
kebebasan beragama dengan cara meningkatkan rasa sakit dan penganiayaan bagi
anggota Gerejanya sendiri?
"Penderitaan"
yang secara bebas didorong dan secara terang-terangan diakui oleh Vikaris
Kristus ini menimbulkan gelombang besar penganiayaan agama berdarah dingin,
setelah kesepakatannya sendiri yang dinegosiasikan dengan pemerintah Komunis
Cina.
Kardinal Joseph
Zen dengan cerdik menyalahkan motif Vatikan di balik dengan kesepakatan Cina
itu:
“Dalam beberapa
tahun terakhir, keinginan dialog yang hampir tidak terbatas untuk mencapai
hasil, telah melemahkan Gereja kami di Cina. Mereka bahkan mengatakan bahwa
transaksi yang buruk adalah lebih baik daripada tidak ada transaksi. Ini
benar-benar tidak bisa dipahami! "
Kardinal Zen dengan tepat menggambarkan kesepakatan
itu sebagai "…seluruh
dunia melihat keadaan bahwa kebebasan beragama di Cina berubah dari buruk
menjadi paling buruk."
Jadi, seperti
pepatah Cina memperingatkan, "Awal yang buruk membuat akhir yang
buruk." Itulah yang terjadi sekarang.
Berdoalah bagi
Gereja yang teraniaya di Cina.
+++++++++++++++++++++++
Berikut ini adalah pesan-pesan
dari Bayside:
"Dengarlah, anak-Ku,
dan ulangilah setelah Aku: si Beruang Coklat komunisme, orientasi merah, akan
berusaha untuk melahap Bapa Suci, Vikarismu, Paus, dengan pembunuhan, dan
menempatkan di Tahta Petrus sebuah boneka komunis yang dikenal oleh semua orang
sebagai Beruang Putih. Anak-Ku dan anak-anak-Ku di dunia, bencana ada di depan
Roma jika hal ini sampai terjadi." - Yesus, Bayside, 18 Juni 1991
"Satu lengan dari gurita
adalah komunisme, komunisme atheistik. Lengan gurita ini akan menimbulkan
ketidakpuasan, revolusi, kematian. Lengan gurita ini akan berusaha
menghilangkan kekristenan dari muka bumi. Celakalah orang yang bergabung dengan
kekuatan ini!" - Bunda Maria, Bayside, 10 Juni 1978
"Anak-anakku, apa yang telah kuperingatkan kepadamu pada waktu yang lalu, kini berkembang pesat di Roma. Agen-agen 666 sekarang memegang kendali penuh atas Kuria. Oh anak-anakku, aku memohon kepadamu, sebagai Ibumu, untuk berdoa dan berdoa bagi Vikarismu. Lakukan banyak penebusan dosa dan tindakan pendamaian bagi para uskupmu. Banyak gembala telah tertidur. Setan telah meracuni pikiran banyak orang. Pintu-pintu Kota Abadi Roma dibuka dan setan-setan masuk untuk menimbulkan kekacauan di Rumah Putraku." - Bunda Maria, Bayside, 18 Juni 1977
"Berdoalah, berdoalah
yang banyak bagi orang-orang yang mengenakan mitra yang berkedudukan tertinggi,
karena mereka juga telah menempatkan diri mereka di jalan menuju neraka.
Doa-doamu dan tindakan pengorbananmu serta mereka yang mau mendengarkan suaraku,
berdoalah yang banyak bagi Topi-topi Merah yang telah berjalan di jalan yang lebar."
-
Bunda Maria, Bayside, 2 Oktober 1974
"Hati penuh belas kasih dari Bapa Yang Kekal telah
memberimu dua penangguhan hukuman di masa lalu, anak-anakku. Penangguhan
hukuman ketiga tidak akan diberikan. Ketahuilah, anakku, bahwa Peringatan itu akan
segera menimpa dirimu.
"Ya, anakku, tidak ada yang perlu ditakuti. Banyak orang
yang telah disesatkan dan diselewengkan. Mereka mengikut saja seperti domba dibawa
ke pembantaian. Kami akan segera menyingkirkan yang jahat dari antara kamu. Dia
telah melakukan pekerjaannya dengan baik untuk setan. Anakku, ketahuilah bahwa
tidak ada kejahatan yang bisa menang. Bapa, Bapa Yang Kekal, mengubah semua
kejahatan menjadi kebaikan. Dia akan menggunakan segala ketidaknyamanan yang kau alami. Bapa Yang
Kekal akan menggunakan hal itu sebagai saluran untuk keselamatan jiwa-jiwa.
Penderitaanmu tidak akan sia-sia, anak-anak. Tanggunglah semua itu bersama Kami
demi keselamatan jiwa-jiwa. "- Bunda Maria, Bayside, 5 April 1975
No comments:
Post a Comment