Vortex - anda memiliki
segalanya, kecuali…
Sebuah hati dan pikiran Katolik.
May 22,
2019
Kejahatan yang menyelimuti Gereja saat ini dari
dalam, memiliki banyak aspek serta banyak wajah.
Satu wajah yang sangat terkenal adalah wajah James
Martin (imam Jesuit), seorang bidaah homo, yang sangat senang dengan
kemampuannya dalam menipu umat Katolik yang bodoh atau bersikap lunak. James Martin dengan lincah dan piawai
menjelajahi ajaran-ajaran Gereja tentang homoseksualitas, dengan berpura-pura
menerimanya, sambil dia merusaknya.
Dia benar-benar melaksanakan pekerjaan bapanya: si
iblis.
Dan untuk menunjukkan betapa anehnya saat-saat sekarang
ini di dalam Gereja, dan seberapa besar kekurangan dan kelemahan kita dalam menghadapi
para uskup yang benar-benar peduli dengan jiwa Anda, maka pengkhianatan yang dilakukan
oleh imam ini telah berhasil menguasai umat awam Katolik yang setia.
Sementara ada beberapa kardinal yang menjadi makelar
kekuasaan dan para uskup di dalam Gereja yang mendukung bidaah homo, namun kebanyakan
mereka yang lainnya hanya menjaga jarak dan tidak berkata apa-apa tentang kebusukan
mereka.
Itu berarti mereka adalah kaum pria yang telah dikebiri,
tak berdaya, cacat atau mereka adalah gay dan tidak ingin terlalu dekat dengan
kontroversi yang sedang berlangsung, sebab mereka akan dipinggirkan.
Selama akhir pekan, si James Martin, seorang imam
yang sangat aktif di media sosial, sering menetapkan apa yang harus menjadi
semacam catatan dalam Twitter.
Dia merangkai serangkaian 18 - ya, Anda mendengar
dengan benar - serangkaian 18 cuitan dalam tweeter yang mencemooh media Gereja Militan, LifeSiteNews dan lain-lainnya karena media-media itu
telah menyebut dirinya sebagai penipu dan promotor dosa.
Dia memiliki sejumlah topik yang berbeda dalam cuitannya,
namun hasilnya: tampaknya semakin banyak umat Katolik yang setia yang memprotesnya,
semakin kuatlah dia, semakin tenarlah namanya.
Semua perhatian dari artikel dan petisi kami, sebagai
pendukung setia dari ajaran sejati Gereja Yesus Kristus, hanya menciptakan
lebih banyak gebrakan media di sekitarnya dalam sesaat dan kemudian lebih
banyak orang keluar untuk melihatnya sebentar dan berucap: Terus, mau apa? Kita tidak perlu diberi tahu soal itu.
Kami sangat memahami pepatah lama bahwa "tidak ada publisitas yang
buruk."
Dia, si James Martin, terus melanjutkan untuk berceloteh
tentang bagaimana ada begitu banyak orang yang mendukung dia serta sikapnya,
bagaimana orang-orang itu berbondong-bondong mendengarkan ceramahnya, sang
mesias modernisme, bagaimana dia mendapat dorongan dan dukungan dari banyak pihak,
termasuk dari para uskup dan universitas dan kaum religius.
Dalam langkah yang narsis murni, dia bahkan
memasukkan foto ribuan orang yang hadir pada saat dimulainya pelatihan yang dilaksanakannya,
di Jesuit Xavier University di Cincinnati akhir pekan ini, seolah-olah kerumunan
orang itu datang untuk mendengarkan dirinya.
Maafkan kami, pastor James Martin, kerumunan orang
itu ada di sana terutama untuk menyaksikan kelulusan anak-anak mereka, dan dari
mereka, melalui ajaran Anda yang sesat itu, orang-orang itu akan mengeluarkan ratusan ribu
dolar untuk membayar pemutarbalikkan atas pikiran muda mereka dalam hal Iman.
Tidak diragukan lagi, mereka mendukung Anda
karena Anda memberi mereka alasan untuk menolak ajaran Katolik tentang
moralitas seksual. Layakkah kita merasa terkesan oleh kebusukan Anda?
Kalian, para iblis, telah melakukan hal seperti ini
selama hampir empat generasi, termasuk para uskup iblis di antara kalian. Tentu
saja, orang banyak menghibur Anda dan melemparkan bunga di depan Anda dan
memuji setiap napas yang Anda hirup.
Tidak ada seorang pun yang berani berbeda
pendapat dengan Anda karena Anda memiliki kendali total dan penuh atas
segalanya. Anda memiliki universitas, paroki, keuskupan, seminari. Anda
memiliki segalanya, kecuali iman
Katolik.
Nafsu Anda telah begitu membutakan Anda dan
mendorong Anda ke dalam kegelapan hingga Anda tidak mampu melihat, dan karenanya,
Anda juga tidak mampu bertobat dari dosa Anda. Sebagai poin terakhir, sangat
mengherankan bahwa si James Martin merangkai cuitan dalam Twitter yang menyudutkan
kami di sini, di Church Militant.
Mengapa dia tidak mengatakan semua itu kepada kami
secara pribadi, karena media Fox News
telah memberinya kesempatan pada tiga kali acara yang terpisah, seperti yang
kita semua tahu.
Selama rapat dan pawai Silence Stops Now (Hentikan Sikap Diam) November lalu di Baltimore,
pada saat konferensi para uskup, Church
Militant mengadakan pembicaraan selingan dengan beberapa personil Fox News yang ada di sana untuk meliput
acara tersebut.
Selama percakapan itu, kami diberitahu bahwa
bukan hanya satu, bukan dua, tetapi tiga kesempatan yang berbeda, si Martin
telah setuju untuk mengikuti salah satu program jaringan dan berbicara tentang sikapnya
(sebagai pembela homosex). Dia langsung setuju. Kemudian produser Fox News berbicara kepadanya dan mengatakan
mereka ingin saya duduk di hadapannya, pada siaran yang sama, untuk menyampaikan
alasan-alasan kami yang menentang dia. Tetapi dia segera berbalik dan menolak
acara itu.
Hal itu terjadi tiga kali secara terpisah,
menurut sumber kami di Fox News.
Jadi, pastor Martin, bagaimana ini? Panggillah
produser Fox News kembali dan katakanlah,
"Tentu, saya akan melanjutkan berdiskusi dengan Michael Voris dan Church Militant dan meninggalkannya."
Tetapi hal itu tidak akan pernah terjadi. Martin
tahu bahwa kedoknya akan terbuka seketika. Dia akan dibuka kedoknya yang sejati
sebagai penipu; dan sebagai catatan, setiap umat Katolik yang setia dan
berpengetahuan luas, dapat melakukan hal yang sama ini, seperti kami di Church Militant.
Apa yang membuat Anda heran adalah mengapa tidak
ada uskup-uskup yang melakukan hal ini?
Yang Mulia, bapa uskup, Anda secara pribadi harus
ikut bertanggung-jawab atas banyaknya jiwa-jiwa yang dibawa kedalam neraka oleh
imam ini, karena Anda bersikap diam!!!
Begitulah,
umat awam harus bangkit dari
kebisuan sikap diam dan persetujuan Anda yang tercela. Sikap Anda sangat
menjijikkan, karena kepengecutan Anda dan kurangnya kemurahan
hati Anda.
No comments:
Post a Comment