MURATART / SHUTTERSTOCK.COM
ANJURAN APOSTOLIK PAUS
SOAL SINODE AMAZON, ADALAH ‘KUDA TROYA’ BAGI PERUTUSAN PEREMPUAN SERTA IMAM YANG
MENIKAH
Fri Feb
14, 2020 - 8:01 pm EST
·
14 Februari 2020 (LifeSiteNews) - Amazon dikenal karena bentang
alamnya yang seperti dongeng, yang sering diselimuti kabut tebal. Apa yang
tampak romantis pada pandangan pertama, telah menggoda banyak orang untuk mulai
bermimpi. Tetapi panorama itu memiliki sisi bayangan besar. Sisi itu dapat
ditemukan di mana-mana, di mana kabut mendung selalu menghalangi cahaya yang penuh. Para
misionaris melaporkan bahwa bahaya-bahaya yang mematikan sulit untuk diketahui di
tengah pemandangan seperti ini. Maka, kabut sering kali membawa situasi yang menipu.
Ketika kabut itu mulai larut, maka seluruh realitas Amazon menjadi terlihat.
Wilayah Amazon baru-baru ini menerima banyak
perhatian luas melalui sebuah dokumen dari Vatikan.
Meskipun judul teks (Querida Amazonia) berfokus pada Amazon, namun ia
mengklaim untuk memperluas dimensinya ke seluruh dunia. Sungai itu tidak pernah
menjadi lebih luas. Sebuah sinode yang dibingkai dengan ritual-ritual berhala dan
penyembahan yang sangat menghujat, dimasukkan ke dalam sebuah dokumen resmi Vatikan,
dan teri-tarian kegembiraan itu akan terus dilanjutkan.
Pernyataan pertama dengan cepat dibuat, yang sebagian -
sebagian karena tergesa-gesa dan sebagian dari angan-angan - terjebak pada
kesan pertama. Ada beberapa orang yang tidak melihat bahwa hutan adalah untuk
pepohonan. Dengan kata lain, jumlah kata yang keluar dan pilihan kata-kata
substansiil telah menciptakan sebuah kabut Amazon. Lebih tepatnya, ada sesuatu
dalam tulisan yang pada awalnya tidak bisa dilihat sama sekali.
Disebutkan dalam teks: “Saya tidak akan membahas semua masalah yang
dibahas panjang lebar dalam Dokumen Akhir sinode. Saya juga tidak mengklaim
untuk mengganti teks itu atau menggandakannya ”(no. 2).
Namun demikian, setelah kabut itu telah terangkat, hal itu menjadi nampak:
dokumen akhir dari sinode.
Jika seorang penulis tidak ingin mengganti sesuatu, hal itu, secara logis,
berarti ia ingin membiarkannya apa adanya. Niat ini diperkuat dengan kata-kata
berikut: "Pada saat yang sama, saya ingin secara resmi menyajikan Dokumen
Final, yang mengemukakan kesimpulan Sinode" (no. 3).
Para penikmat pemandangan akan memperhatikan bagian yang terbaru di sini. Strategi ini sepertinya tidak asing bagi
Amoris Laetitia. Kelompok imam Communio
Veritatis menunjukkan hal ini (ini adalah laporan dalam bahasa Inggris) pada waktu itu dengan
deklarasi "Untuk mengikuti Magisterium – Untuk Mengatasi Pengajaran
Kosong." Pada saat itu, hal yang sangat penting itu ternyata ditaruh pada
sebuah catatan kaki dari Amoris
Laetitia (yaitu izin untuk memberikan Komuni Kudus kepada pezinah); dan hari ini, itu adalah kuda Troja yang
terbuat dari kayu Amazon. Prosedurnya serupa.
Agenda apa yang disiapkan oleh Dokumen Akhir sinode?
Kita bisa membaca adanya ‘cara-cara baru’ untuk membentuk struktur
sakramental dan pelayanan Gereja, khususnya yang berkaitan dengan kaum wanita.
Orang awam dijadikan ‘para aktor istimewa.’ Seseorang dari sebuah wilayah lokal
(Amazon) dipercaya untuk melaksanakan ‘tanggung jawab untuk karya pastoral’ -
berdasarkan urutan rotasi. Sebuah ‘pelayanan’ untuk ‘pemimpin wanita dari satu
wilayah’ harus diakui secara kelembagaan. Pria yang sudah menikah, juga
disebutkan disitu – dapat menjadi diakon permanen dan dapat diterima untuk
ditahbiskan menjadi imam.
Querida Amazonia mengaku, katanya, ingin
mewartakan Kristus. Tapi Kristus yang mana yang dimaksud? Apakah yang dimaksud
adalah Putra Allah yang Kekal, yang diciptakan oleh Roh Kudus dalam diri Perawan
Maria, yang setelah kurban kematian-Nya di kayu salib, bangkit dengan
kemenangan dan naik ke Surga? Satu-satunya Juru Selamat, dan yang kemudian bersabda,
“Tidak ada seorangpun yang datang kepada
Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh. 14: 6)? Maka tanda tangan
di bawah dokumen Abu Dhabi, yang mengatakan bahwa keragaman agama adalah sesuai
dengan kehendak Tuhan, harus ditarik, terutama saat ini. Namun, nyatanya, induk
dari segala bidaah ini dilanjutkan dalam penyembahan Pachamama di Vatikan.
Jadi apa poin yang penting sekarang?
Dalam menghadapi
zaman nabi palsu sekarang ini, di mana kebohongan yang fana berjalan
berkeliling dengan tertatih-tatih kemana-mana, adalah penting agar kita tidak
terjebak dalam kabut, tetapi untuk menjaga kemurnian Iman dan kejernihan
pikiran kita.
*****
Pastor Unterhalt adalah
seorang pastor dari Keuskupan Agung Paderborn, Jerman, dan menjadi pembicara
dari kelompok imam Communio Veritatis.
Permisi Ya Admin Numpang Promo | www.fanspoker.com | Agen Poker Online Di Indonesia |Player vs Player NO ROBOT!!! |
ReplyDeleteKesempatan Menang Lebih Besar,
|| WA : +855964283802 || LINE : +855964283802