Brazilian Cardinal Claudio Hummes
KARDINAL CLAUDIO HUMMES, ORANG PENTING YANG ADA DI BALIK
SINODE AMAZON:
RENCANA IMAM MENIKAH AKAN TERUS 'DIKEMBANGKAN
DAN DISELESAIKAN'
Kardinal
Hummes mengatakan bahwa Paus 'dengan jelas mengatakan bahwa seluruh Gereja akan
berusaha untuk mempraktikkan dokumen terakhir sinode
ini, yang mendukung pembentukan imam yang menikah.
Fri Feb 14, 2020 - 5:02 pm EST
BRASILIA, 14 Februari 2020
(LifeSiteNews) - Kardinal Brasil, Cláudio Hummes, menyatakan bahwa menahbiskan pria yang sudah menikah untuk menjadi imam ‘harus
dikembangkan dan diselesaikan’ setelah dirilisnya anjuran atau nasihat apostolik paus Francis, Querida Amazonia [Beloved Amazon] minggu
ini, yang menjadi dorongan liberal untuk
menciptakan para imam yang menikah, di dalam Gereja Katolik.
Kardinal Hummes (85) dikenal sebagai sekutu dekat paus Francis, namanya menonjol sebagai
juru bicara di Sinode Amazon pada bulan Oktober 2019, di mana topik-topik evangelisasi, ‘dosa ekologis,’ perjuangan
masyarakat terpencil di wilayah itu, pelayanan ‘baru’ bagi wanita, dan
kemungkinan menahbiskan pria dewasa dan sudah menikah ‘viri probati’ untuk menjadi imam, dibahas di
tengah banyak kontroversi. Hummes juga memimpin Panamazonia Church Network (REPAM), sebuah kelompok uskup dan imam yang
berpengaruh dalam mengarahkan Sinode Amazon yang juga mengadvokasi pria menikah untuk menjadi imam.
REPAM membantu
mengorganisasi Sinode Amazon, membawa klerus dan umat awam dari negara-negara Lembah Amazon ke Vatikan. Sinode itu menampilkan pemujaan terhadap dewi bumi Pachamama oleh
para klerus di hadapan paus di Taman Vatikan, yang memicu tuduhan
penyembahan berhala.
Instrumentum Laboris atau
dokumen kerja yang memandu Sinode telah menimbulkan banyak kontroversi bahkan sebelum pertemuan dimulai, dimana dokumen
kerja itu dikutuk keras oleh Kardinal Gerhard Muller dan Walter Brandmuller. Sementara itu, sesama Uskup Jerman, Erwin Krautler dan penyelenggara Sinode mengatakan dia berharap setidaknya ada diakon wanita akan dihasilkan dari Sinode itu. Dia mengatakan bahwa mereka yang menentang Sinode,
"yang telah diminta oleh Paus, berarti menentang Francis."
Kardinal Hummes telah mengadvokasi para imam yang sudah menikah
selama lebih dari satu dekade. Tepat sebelum menjadi prefek Kongregasi Klerus
pada tahun 2006, misalnya, dia mengatakan kepada seorang jurnalis bahwa selibat imam bukanlah dogma gereja dan harus ditinjau ulang. Ucapannya ini membuatnya mendapat teguran dari paus Benediktus XVI saat itu, yang meminta dia menyatakan bahwa selibat bagi klerus tidak dapat diperdebatkan.
Bagian 111 dari dokumen akhir Sinode Amazon
menyarankan agar beberapa pelayanan Gereja diserahkan kepada wanita, dan bahwa pria yang
menikah harus dipertimbangkan untuk menjadi imam. Dokumen terakhir itu, kata
Hummes, tidak boleh ditolak atau disimpan. Selain itu, Hummes mengatakan bahwa
“Sinode bukanlah akhir dari proses.” Sementara Hummes dan yang lain-lainnya berharap bahwa Sinode
Amazon telah memulai perubahan dalam disiplin Gereja mengenai selibat bagi para
imam, meski paus Francis
tidak menyebutkannya di dalam Querida Amazonia.
Saat berbicara di markas Konferensi Uskup Brasil tentang Querida
Amazonia pada hari Rabu, Hummes mengatakan bahwa dia yakin Paus tidak bermaksud
untuk ‘menggantikan atau merubah’ kesimpulan dari dokumen
akhir sinode tentang penahbisan imam yang menikah. “Masalah ini, seperti
yang lainnya, harus dikerjakan bersama paus oleh berbagai pihak yang berkompeten di Takhta Suci. Tapi keputusan itu akan diambil,” katanya dalam konferensi pers di ibukota Brasil. "Hal ini (imam menikah dan imam wanita) harus dikembangkan dan
diselesaikan," tambahnya.
Dalam Querida Amazonia, paus Francis mengatakan
bahwa dia bermaksud untuk
"secara resmi menyajikan dokumen akhir [sinode]," sambil mendorong
"semua orang untuk membacanya," dan "berusaha untuk
menerapkannya" sesuai dengan panggilan mereka di dalam Gereja. Sementara beberapa pengamat berpendapat bahwa
nasihat Querida Amazonia menutup satu pintu bagi para imam yang sudah menikah, namun pengamat yang lain berpendapat
bahwa kalimatnya yang ambigu mungkin telah
membuka pintu belakang.
Dalam pembukaannya bagi Querida Amazonia, Paus menulis: “Saya tidak akan membahas
semua masalah yang dibahas panjang lebar dalam dokumen terakhir. Saya juga
tidak mengklaim untuk mengganti teks itu atau menggandakannya. Saya hanya ingin mengusulkan kerangka kerja singkat untuk refleksi yang
dapat diterapkan secara konkrit untuk kehidupan wilayah Amazon, suatu sintesis dari beberapa masalah yang lebih besar yang telah saya
ungkapkan dalam dokumen sebelumnya, dan yang dapat membantu membimbing kita
untuk menjadi harmonis, kreatif dan berbuah dari penerimaan atas seluruh proses sinode."
Di akhir dari kalimat pembukaan itu, paus menulis, "Saya
lebih suka untuk tidak mengutip Dokumen Akhir Sinode kedalam nasihat apostolik ini, karena saya mendorong
semua orang untuk membacanya secara penuh."
Berbicara di Brasilia,
Kardinal Hummes merenungkan kata-kata Paus, dan mengatakan bahwa paus "tidak mengutip apa
pun" sehingga tidak ada satu titik yang akan lebih ditekankan di atas yang lain. Hummes
menambahkan, “Dia tidak berbicara tentang hal apa pun, dan ini menunjukkan bahwa paus menghargai semua itu karena itu adalah produk dari Sinode,
hal itu bukanlah produk dari sekelompok kecil teolog, tetapi dari sinode Gereja. Segala sesuatu yang disetujui dan diputuskan oleh Sinode, adalah penting.”
Dalam sebuah wawancara dengan Vatikan News, kardinal Hummes menegaskan bahwa Paus mengatakan bahwa Gereja akan
menerima dokumen final Sinode Amazon dan sekaligus mempraktikkannya. “Ini
merupakan kelanjutan dari proses,” katanya. “Dia dengan jelas mengatakan bahwa seluruh Gereja akan berusaha untuk
mempraktikkan dokumen terakhir ini,” kata Hummes, dan menambahkan: “Ini adalah
keseluruhan teks yang harus dicari Gereja untuk dipraktikkan. Ini sangat jelas,
tetapi ini adalah bagian dari suatu proses, yang juga dijelaskan oleh paus, yang merupakan suatu
proses.”
Hummes mengatakan bahwa
Sinode adalah titik tertinggi dalam ‘proses’ yang tidak berakhir di sana. “Itu adalah jalan yang masih
harus kita tempuh, teruslah berjalan, sebagaimana Gereja harus selalu melakukannya dalam sejarah,”
pungkasnya.
Salah satu sekutu Paus
lainnya, sesama Uskup Agung Argentina, La Fernández dari La
Plata, menulis di surat kabar Argentina La Nacion bahwa siapa pun yang kecewa karena paus tidak secara khusus
menyebut tentang imam yang menikah, haruslah memahami dari dari apa yang tidak dikatakan
oleh paus. "Jelas bahwa jika
Paus tidak menyebutkan beberapa hal, itu bukan karena hal itu dibuang, tetapi karena dia tidak ingin mengulangi apa
yang telah dinyatakan oleh
Sinode."
“Untuk pertama kalinya,
nasihat apostolik tidak menyebutkan interpretasi dari dokumen
akhir sinode atau sedikit dari isinya. Ini hanyalah
kerangka kerja pelengkap dari dokumen itu," tulis Uskup Agung Víctor Manuel Fernández, menambahkan, "Itu adalah hal baru yang hebat dari sinode, yang sayangnya, tidak diperhatikan."
Juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, mengatakan
kepada para wartawan pada konferensi
pers awal pekan ini bahwa nasihat apostolik [Querida Amazonia] adalah ‘magisterium,’ dan ‘dokumen akhir sinode bukanlah magisterium.’
*****
No comments:
Post a Comment