BREAKING: BOCORAN DARI ANJURAN APOSTOLIK PASCA SINODA AMAZON
PAUS FRANCIS MEMBUKA PINTU UNTUK MENGHAPUS SELIBAT IMAM
“Anjuran paus Francis
pasca-sinode
Amazon akan menghapuskan selibat,” demikian kata beberapa uskup yang telah membocorkan dokumen tersebut.
Fri Jan
31, 2020 - 1:43 pm EST
By Diane
Montagna
ROMA, 31
Januari 2020 (LifeSiteNews) -
Sejarawan Katolik, Prof.Roberto
de Mattei, mengklaim, berdasarkan dokumen yang ia terima dari ‘beberapa
uskup,’ bahwa
nasihat atau anjuran paus
Francis pasca-sinode
Amazon akan membuka pintu untuk menghapuskan selibat imam di gereja Latin.
Menurut
dokumen yang diperoleh oleh
Corrispondenza Romana,
nasihat apostolik, yang akan dirilis pada bulan Februari 2020, menulis ulang, kata
demi kata, dari sebuah
paragraf yang berbicara tentang selibat
imam dalam dokumen akhir sinode.
De
Mattei berpendapat bahwa teks dalam nasihat apostolik ini akan
secara efektif “membuka pintu” bagi para Uskup Jerman, dan lain-lainnya,
untuk menciptakan seorang klerus yang sudah menikah. "Tidak ada alasan
untuk melarang di wilayah lain di dunia apa yang akan diizinkan di beberapa
bagian Amazon," tulisnya.
LifeSite
berbicara dengan Prof.Roberto
de Mattei malam ini di Roma. Dia membenarkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, ada
sekelompok uskup telah dikirimi ‘bagian’ dari
draf nasihat apostolik,
dan bahwa setidaknya ada satu
uskup yang membagikan
teks ini kepadanya. Prof.De
Mattei membenarkan bahwa paragraf 111 dari dokumen akhir Sinode Amazon
direproduksi secara kata demi kata dalam
draf nasihat apostolik.
De
Mattei mengatakan bahwa dirinya tidak mengerti mengapa
para uskup hanya dikirimi sebagian
dari draft teks, tetapi dia berspekulasi
bahwa langkah
itu mungkin dimaksudkan untuk mengukur reaksi para uskup lebih dahulu. De
Mattei juga berhati-hati untuk memperhatikan bahwa naskah teks yang diterima
para uskup itu mungkin
bukanlah teks
terakhir yang akan diumumkan
oleh paus Francis.
Ini
bukan "berita palsu," kata sejarawan Italia yang disegani itu.
Benediktus
XVI dan Kardinal Robert Sarah telah menulis bersama sebuah buku baru tentang
selibat imam, dimana mereka berdua mengambil sikap tegas untuk menentang
penahbisan imam yang menikah
di Gereja Latin.
Kemampuan
untuk meninggalkan pernikahan demi menempatkan
diri sepenuhnya di hadapan Tuhan adalah kriteria bagi pelayanan imamat. Adapun bentuk selibat yang konkret di
Gereja kuno, juga harus ditunjukkan bahwa pria yang sudah menikah hanya dapat
menerima sakramen Imamat jika
mereka telah berkomitmen untuk pantang seksual, yaitu, sebuah pernikahan
Josephite (seperti St.Yosef dengan
Bunda Maria).
Situasi seperti itu tampaknya sangat normal selama abad-abad pertama dulu.
Pernyataan
ini menggemakan kembali penegasan
akan makna sakral dan karakter wajib dari selibat imam, dalam nasihat
pasca-apostolik 2007 tentang Ekaristi, Sacramentum
Caritatis:
“Dalam
penyatuan dengan Tradisi gerejawi yang agung, dengan Konsili Vatikan Kedua dan
Para Pendahulu saya di dalam Perutusan Petrus, saya
menegaskan tentang keindahan
dan pentingnya kehidupan imam yang hidup selibat sebagai tanda ekspresif dari
pengabdian total dan eksklusif kepada Kristus, kepada Gereja dan kepada Kerajaan
Allah, dan akibatnya ia mengkonfirmasi
karakter wajib untuk tradisi Latin "(n. 24)."
Dalam
sebuah wawancara baru-baru
ini tentang buku yang ditulis bersama dengan
paus Benediktus,
Kardinal Robert Sarah juga menegaskan:
Selibat
imam bukanlah disiplin kanonik yang sederhana. Jika hukum selibat dilemahkan,
bahkan meski untuk
satu wilayah saja, itu akan membuka pelanggaran, sebuah luka dalam misteri Gereja.
Ada hubungan ontologis-sakramental antara imamat dan selibat. Hubungan ini
mengingatkan kita bahwa Gereja adalah sebuah misteri, sebuah hadiah
dari Tuhan yang bukan milik kita. Kita tidak dapat menciptakan imamat bagi pria
yang menikah tanpa merusak imamat Yesus Kristus dan Mempelai Wanita-Nya,
Gereja. (Sinode Amazon, dokumen akhir, n. 111)
*****
No comments:
Post a Comment