KESEPIAN DALAM KEKATOLIKAN
OnePeterFive
25 Februari 2020
Catatan Editor: Artikel ini datang
kepada kami dari seorang Katolik anonim dengan pegangan Twitter @FergusFSU.
Agama Tuhan, Iman Kristiani, bukanlah
bagi para pengecut. Seperti yang dikatakan oleh Kristus sendiri, “… jalan menuju keselamatan itu sempit
(Mat. 7:14), dan hanya dia yang bertahan sampai akhir yang akan selamat.” (Mat. 24:13).
Kita harus (bukan sebaiknya) memikul
salib kita setiap hari (bukan hanya sekali) jika kita ingin diselamatkan (Luk.
9:23). Pengingat ini berfungsi sebagai pengantar dari sifat kesepian
Katolik yang banyak
ditemukan orang saat ini.
Ulangan 31: 6: "Kuatkan dan
teguhkanlah hatimu; janganlah takut atau gemetar terhadap mereka, karena
TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kamu; Dia tidak akan
membiarkan kamu atau meninggalkan kamu."
Apa yang dimaksud dengan Kesepian dalam
Kekatolikan? Adalah kesadaran yang datang kepada banyak orang, bahwa
begitu mereka menerima semua ajaran Gereja Katolik, dan berharap untuk memeluk
iman Kristen sepenuhnya, mereka akan menemukan diri mereka dalam kesendirian,
bahkan ketika dikelilingi oleh keluarga dan teman-teman mereka. Meskipun
ada cinta dan kasih sayang keluarga, namun ada keterputusan yang mendasar dan
asasi dalam cara bagaimana masing-masing memandang dunia dan kehidupan.
Lukas 12: 52–53: “Mulai sekarang akan ada pertentangan
antara lima orang dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan
tiga; mereka akan saling bertentangan: ayah melawan putranya dan putra
melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan dan anak perempuan melawan
ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan
ibu mertuanya."
Untuk memberikan contoh pribadi yang
anekdotal, dalam hidup saya sebagai anggota baru Gereja, pada tahun 2010, saya
tidak memiliki satu orang pun di antara keluarga, teman, atau bahkan kenalan
dekat saya yang menerima, percaya, dan menjalani semua ajaran
Gereja. Istri saya membenci Gereja, jadi kehidupan di rumah sangat sulit,
dan potensi untuk meledak selalu ada. Beberapa keluarga saya adalah
pemeluk Protestan yang setia, sehingga mereka bahkan tidak memiliki iman
Kristen yang sejati, dan saya dipandang sebagai jiwa yang hilang oleh
mereka. Anggota keluarga lainnya adalah atheis, anggota New Age, atau kafir. Ada beberapa teman yang secara
teratur menghadiri Misa dan menerima sebagian besar ajaran Gereja, tetapi
mereka semua menolak satu atau beberapa ajaran yang tidak mereka
sukai. Jadi bagi saya pribadi, tidak ada seorang pun di sekitar saya yang
dapat saya percaya dan berbicara secara terbuka, terus terang dan penuh
semangat tentang iman, atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam Gereja,
atau tentang kehidupan secara umum. Itu adalah jurang yang meninggalkan
kehampaan bagi saya maupun orang lain dalam situasi yang sama.
Mazmur 27:10: "Sekalipun ayahku dan
ibuku meninggalkan aku, namun Tuhan menyambut aku."
Ini sulit untuk dijalani, karena pada dasarnya manusia adalah
makhluk sosial, yang diciptakan oleh Allah untuk hidup dalam persekutuan
(secara harfiah dan kiasan) satu sama lain dan dengan Dia. Ketika
persekutuan kepercayaan ini melemah, hal itu menciptakan kesepian bagi umat
Katolik yang setia.
Jadi ketika ada perasaan frustrasi
terhadap barisan awam yang membagikan Komuni, atau kemarahan orang benar
tentang penistaan atau bid'ah terbaru yang diucapkan oleh seorang klerus, tak
ada jiwa yang sepadan yang bisa diajak berbicara untuk mendapatkan penghiburan,
sambil berjuang di garis depan sebagai bagian dari Gereja yang Militan. Semua
prajurit membutuhkan "esprit de corps," ikatan kesetiakawanan yang dibuat bersama dalam pertempuran, dan
orang Kristen membutuhkan ikatan itu dengan sesama orang Kristen yang bertempur
melawan kekuatan jahat. Tetapi apa yang terjadi ketika hanya ada begitu
sedikit prajurit sejati yang berjuang bagi Kristus sehingga orang Kristen tidak
bisa memiliki satu orang Kristen sejati pun dalam kehidupan pribadi mereka
untuk diikat?
Mazmur 22:11: "Janganlah jauh dari
padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong."
Hal pertama dan terpenting yang harus
dilakukan adalah doa. Ini adalah jawaban yang diharapkan, dan memang
demikianlah seharusnya. Beban yang Anda alami ini sama sekali tidak dapat
ditanggung tanpa berbalik kepada Allah dan tetap tinggal di dalam Dia. Jika
Anda tidak memiliki kehidupan doa yang teratur, Anda akan goyah dan menjauh
dari Iman. Keluarga, teman, dan masyarakat Anda akan menarik Anda ke bawah
dan menjauh dari Tuhan. Jadi doa itu wajib. Berdoalah rosario setiap hari,
dan cobalah untuk menghabiskan waktu ekstra bersama Tuhan dengan cara lain
seperti Adorasi.
Kedua, cari Misa Latin di dekat Anda
jika memungkinkan. Ini bukan diskusi tentang apakah Novus Ordo adalah Misa
yang sah, tetapi sebaliknya hanya untuk menunjukkan kepada Anda bahwa Anda bisa
menemukan jiwa-jiwa yang sepadan di TLM yang percaya, menerima, dan menjalani
seluruh iman Kristen. Kesempatan Anda untuk menemukan seorang teman yang
dengannya Anda dapat memiliki kesamaan pandangan dan kesetiakawanan dalam
pertempuran harian Anda, jauh lebih besar daripada di Misa Novus Ordo. Ini
benar secara obyektif. (Sebagai
tambahan, selama sepuluh tahun saya menghadiri dua paroki Novus Ordo, saya
hanya menemukan segelintir orang yang sepenuhnya menerima, percaya, dan
menghayati iman Kristen di kedua paroki tsb.)
Dalam kehidupan pribadi saya, menghadiri
Misa Latin belum dimungkinkan karena berbagai alasan, tetapi mudah-mudahan ini
akan segera berubah, dan saya akan bisa menemukan beberapa jiwa yang sepadan
dalam Iman yang dengannya saya bisa berteman.
Matius 26:40: "Setelah itu Ia
mendatangi para murid-Nya dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia
berkata kepada Petrus, "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan
Aku?"
Hal ketiga yang bisa dilakukan adalah
mempersembahkan penderitaan Anda dan mempersatukannya dengan Kristus. Kemampuan
manusia untuk menanggung penderitaan secara langsung berhubungan dengan apakah
ada tujuan yang lebih tinggi dari penderitaan itu. Orang tua dapat
menanggung semua kekacauan, sakit hati, dan kurang tidur, jika mereka tetap
fokus pada kesejahteraan anak-anak mereka. Memikul salib Anda setiap hari
tidak bisa dipahami oleh mereka yang berada di luar agama Kristen, tetapi hanya
bagi mereka yang memiliki rahmat pengudusan Allah yang mengalir melalui jiwa
mereka. Ingatlah bahwa Kristus hanya seorang diri di ruangan bawah tanah
pada malam suci sebelum pengadilan-Nya di hadapan Mahkamah Agung dan Pilatus,
namun Dia tidak sendirian, karena Bapa dan Roh Kudus ada bersama-sama
dengan-Nya.
Rekomendasi keempat dan terakhir yang
bisa saya berikan adalah menemukan komunitas online yang baik di antara
berbagai media sosial. Orang-orang dari seluruh penjuru negeri dan dunia yang
juga merupakan bagian dari Gereja Militan dan berada dalam perang melawan
kejahatan, ada bersama Anda. Perasaan saling percaya dan persahabatan mereka dapat
menghidupkan semangat Anda dan mendorong Anda untuk menjadi kudus dan bertumbuh
di dalam Tuhan.
Janganlah kehilangan harapan. Janganlah
kehilangan iman. Janganlah kehilangan kasih. Teruslah berjuang, teruslah berdoa, dan jagalah jiwa Anda dalam keadaan rahmat pengudusan dengan mengunjungi
Sakramen sesering mungkin.
1 Korintus 10:13: "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami
adalah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab
Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melebihi
kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar,
sehingga kamu bisa menanggungnya."
Permisi Ya Admin Numpang Promo | www.fanspoker.com | Agen Poker Online Di Indonesia |Player vs Player NO ROBOT!!! |
ReplyDeleteKesempatan Menang Lebih Besar,
|| WA : +855964283802 || LINE : +855964283802