Wednesday, February 26, 2020

KITA PERLU MENGHORMATI MISA KUDUS UNTUK MENGHIDUPKAN IMAN KATOLIK


KITA PERLU MENGHORMATI MISA KUDUS UNTUK MENGHIDUPKAN IMAN KATOLIK

Yang pasti, liturgi tidak pernah cukup indah, tidak pernah cukup hormat, untuk menyampaikan makna penuh dari Ekaristi. Tetapi apakah kita sudah berusaha?

 
·        
Oleh Phil Lawler
(Penulis buku Lost Shepherd)


24 Februari 2020 (CatholicCulture.org) - Dengan datangnya hari Rabu Abu, saya telah memikirkan tentang perlunya pertobatan: bukan hanya bagi kebutuhan saya sendiri (yang besar), tetapi juga bagi kebutuhan seluruh Gereja universal. Bagi kita semua, yang sangat sadar akan skandal di dalam Gereja, masa Prapaskah adalah saat yang tepat untuk mengingat kembali kata-kata St. Petrus kepada para pemimpin agama yang telah mengkhianati Mesias: Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. (Kis.3:19-20)

Ketika saya berbicara soal skandal yang terjadi di dalam Gereja, saya tidak bermaksud hanya pada skandal pelecehan seks (meskipun hal itu sangat sangat buruk). Saya juga bukan hanya merujuk pada skandal keuangan (meskipun berita dari Roma membawa pertanda lain dari kisah-kisah buruk yang akhirnya meledak). Saya juga bukan hanya menyoroti skandal penyimpangan dan ketidakcocokan episkopal (dimana kasusnya terus terjadi secara konstan). Selain masalah-masalah ini, saya juga memikirkan skandal dalam sebuah Gereja Katolik yang terus semakin lumpuh.

Kita - kita semua, semua yang dibaptis - telah ditugasi oleh Tuhan untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa. Tetapi bukannya menyebarkan iman, kita justru menyaksikan pembusukan terhadap iman. Dalam masyarakat yang dulunya Katolik, gereja-gereja paroki tua banyak yang ditutup. Meski banyak gereja-gereja yang masih terbuka, tetapi orang-orang muda dalam jumlah ratusan ribu ramai-ramai keluar dari pintu-pintunya, dan mereka berencana untuk tidak kembali. Ada sesuatu yang sangat, sangat salah - dan telah salah selama bertahun-tahun, karena eksodus massal ini  telah dimulai sejak beberapa dekade yang lalu. Seharusnya tidak mengejutkan bahwa, dalam sebuah institusi (Gereja) yang tengah kehilangan semangat untuk evangelisasi (semangat kepada misi utamanya) maka tanda-tanda kebusukan lainnya akhirnya muncul juga.

Di manakah kita harus mencari solusi bagi masalah ini, obat untuk anemia iman ini? Marilah kita melihat kepada sumber dan puncak dari kehidupan Kristiani : Ekaristi. Ketika kita merenungkan tentang kehidupan di dalam Gereja Katolik, kita biasanya langsung ingat lebih dahulu pada Misa Minggu - dan begitu juga bagi umat non Katolik atau umat Katolik yang sudah murtad, yang berusaha mencari tanda-tanda kehidupan. Setiap umat Katolik yang saleh mengakui liturgi Ekaristi sebagai sumber kehidupan rohaninya. Tetapi apakah kita menganggap Misa Minggu di paroki kita sebagai puncak dari kerohanian kita? Apakah mengikuti Misa ini adalah yang terbaik yang bisa kita lakukan? Betulkah?

Yang pasti, liturgi itu tidak pernah cukup indah, tidak pernah dihormati secara layak, untuk menyampaikan makna yang penuh dari Ekaristi. Tetapi apakah kita sudah berusaha? Atau apakah kita telah tergelincir ke dalam rutinitas yang lesu, menerima pendekatan liturgi yang bahkan tidak berusaha untuk menyampaikan kemuliaan transenden dari sebuah Misa Kudus?

Seorang teman yang bekerja melayani di sebuah paroki yang sibuk, secara mengesankan berkata bahwa pendekatan liturgi dari Misa ‘antisipatif’ pada Sabtu malam, ditandai dengan keinginan untuk ‘masuk dan keluar dengan segera.’ Musik, khotbah, dan ketaatan pada tema kotbah dan Misa itu, semuanya ditandai oleh keinginan untuk efisiensi: untuk memungkinkan orang memenuhi kewajiban hari Minggu mereka dengan upaya minimum dan perenungan minimum. Ritual tanpa isi itu tidak akan direcoki oleh rasa devosi yang butuh usaha serius dari pihak kita.

Teman-teman saya yang beraliran tradisionalis, sering menyalahkan pendekatan "masuk dan keluar dengan cepat" (GEIGEO) yang ada pada Novus Ordo. Tetapi saya ingin berbeda. Saya cukup tua untuk mengingat ketika saya melayani sebagai putra altar pada Misa Tridentine; saya ingat akan imam di paroki masa kanak-kanak saya yang bisa, dan sering melakukannya, bergegas menjalani Misa biasa hanya dalam waktu 12 menit. Imam itu jelas adalah pendukung liturgi GEIGEO, bertahun-tahun sebelum Vatikan II. Saya katakan lagi: masalah dan kebiasaan ini bukan hal yang baru.

Namun, dewasa ini, komunitas Katolik tradisional tidak terganggu oleh pendekatan GEIGEO, karena mereka yang mencari Misa bentuk Luar Biasa akan bisa mencari cara penghormatan dengan tepat dalam liturgi Ekaristi. Tidak demikian halnya dengan Novus Ordo, bentuk yang harus melayani dengan penuh hormat dan sekaligus tidak sopan dalam aturan-aturan paroki lokal yang khas. Dan karena Novus Ordo membolehkan puluhan pilihan liturgi, selalu ada saja godaan untuk memilih opsi yang paling sederhana, yang tercepat, yang paling tidak menuntut. ‘Masuk dan keluar dengan cepat.’ (GEIGEO)

Beberapa tahun yang lalu, ketika saya melakukan perjalanan ke Irlandia untuk pertama kalinya, saya terkejut dengan perayaan Misa kilat di paroki-paroki yang kami kunjungi, yang kami pilih secara acak di sepanjang perjalanan kami. Ketika saya menyampaikan kekecewaan saya kepada teman-teman saya di Irlandia, mereka mengatakan kepada saya bahwa tradisi liturgi yang acak-acakan seperti itu telah berkembang selama tahun-tahun ketika Katolik dipaksa bersembunyi di bawah tanah, dan para imam merayakan Misa dengan cepat untuk menghindari pemantauan. Penjelasan itu tidak bisa meyakinkan saya. Pertama, karena sudah cukup lama, hingga sekarang, agama Katolik adalah ilegal di Irlandia. Kedua, karena setelah bertahun-tahun merayakan Misa secara diam-diam, di ruang bawah tanah dan di lembah-lembah, saya berharap umat Katolik – yang akhirnya terbebas dari penganiayaan - untuk memberikan kepada setiap Misa segala penghormatan dan kemegahan yang bisa mereka berikan. Saya tidak berpikir bahwa Inggris bisa disalahkan atas liturgi ‘secepat kilat’ yang saya alami ini. Para imam yang tergesa-gesa melaksanakan Misa di awal abad ke-21 tidak pernah dikejar-kejar oleh para wakil Ratu Elizabeth. Mereka, saya sangat curiga, tunduk pada mentalitas GEIGEO.

Dan itu adalah merupakan skandal besar. Bukan hanya skandal Irlandia. Bukan hanya skandal Amerika. Namun sebuah skandal bagi Gereja universal. Jika Ekaristi adalah sumber kehidupan spiritual kita sebagai Gereja, maka pendekatan yang kurang sopan terhadap Ekaristi, yang dimanifestasikan dalam liturgi GEIGEO (liturgi atau Misa kilat), adalah sumber kebusukan yang membuat kita sakit parah saat ini.

Dalam masa Prapaskah ini, rencana saya adalah sebuah program pertobatan karena kurangnya penghormatan yang pantas kepada Ekaristi, dan atas ketidaksopanan saya yang telah begitu jauh mencemari kehidupan Gereja kita. Dalam kesempatan ini saya juga mendorong umat Katolik lainnya untuk bergabung dengan saya dalam kampanye ini. Kita dapat berdebat nanti tentang bagaimana membuat liturgi Misa lebih indah, lebih penuh hormat, lebih pas. Untuk sekarang, mari kita fokus pada kesadaran bahwa langkah pertama menuju kebangkitan liturgi - yang, tentu saja, langkah pertama menuju kebangkitan spiritual Katolik - adalah pengakuan bahwa apa yang telah kita lakukan selama tidak cukup baik. Kita telah mengundang Tuhan ke rumah-rumah paroki kita, dan kemudian kita memperlakukan Dia sebagai pelayan, bukan sebagai Tamu kehormatan. Hal ini akan terus terjadi selama kurangnya rasa kasih dan kebangkitan rohani Katolik belum bisa kita mulai.

Jadi, meski saya seorang yang egois, dan saya menikmati kenyamanan saya, dan saya tetap tidak memiliki rasa malu ... namun ketika saya merenungkan masalah yang ada di dalam Gereja, ketika saya membaca tajuk berita yang jelek tentang Gereja, ketika saya melihat bangku-bangku Gereja dalam keadaan kosong, saya menyadari bahwa Prapaskah ini tidak bisa datang terlalu cepat. Kita masih belum siap berubah.

Published with permission from CatholicCulture.org.


*****






1 comment:

  1. Permisi Ya Admin Numpang Promo | www.fanspoker.com | Agen Poker Online Di Indonesia |Player vs Player NO ROBOT!!! |
    Kesempatan Menang Lebih Besar,
    || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802

    ReplyDelete