KITA PERLU MENGHORMATI MISA KUDUS
UNTUK MENGHIDUPKAN IMAN KATOLIK
Yang pasti, liturgi tidak
pernah cukup indah, tidak pernah cukup hormat, untuk menyampaikan makna penuh dari
Ekaristi. Tetapi apakah kita sudah berusaha?
Mon Feb 24, 2020 - 10:51 am EST
·
24 Februari 2020 (CatholicCulture.org) - Dengan datangnya hari Rabu Abu, saya telah memikirkan
tentang perlunya pertobatan: bukan hanya bagi kebutuhan saya sendiri (yang besar),
tetapi juga bagi kebutuhan seluruh Gereja universal. Bagi kita semua, yang
sangat sadar akan skandal di dalam Gereja, masa Prapaskah adalah saat yang
tepat untuk mengingat kembali kata-kata St. Petrus kepada para pemimpin agama
yang telah mengkhianati Mesias: “Karena itu
sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan,
dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus.” (Kis.3:19-20)
Ketika saya berbicara soal skandal yang terjadi di dalam Gereja, saya
tidak bermaksud hanya pada skandal pelecehan seks (meskipun hal itu sangat sangat
buruk). Saya juga bukan hanya merujuk pada skandal keuangan (meskipun berita
dari Roma membawa pertanda lain dari kisah-kisah buruk yang
akhirnya meledak). Saya juga bukan hanya menyoroti skandal penyimpangan dan
ketidakcocokan episkopal (dimana kasusnya terus terjadi secara konstan). Selain masalah-masalah ini, saya juga memikirkan skandal dalam sebuah Gereja
Katolik yang terus semakin lumpuh.
Kita - kita semua, semua yang dibaptis - telah ditugasi oleh Tuhan untuk
memberitakan Injil kepada semua bangsa. Tetapi bukannya menyebarkan iman, kita
justru menyaksikan pembusukan terhadap iman. Dalam masyarakat yang dulunya
Katolik, gereja-gereja paroki tua banyak yang ditutup. Meski banyak gereja-gereja
yang masih terbuka, tetapi orang-orang muda dalam jumlah ratusan ribu ramai-ramai
keluar dari pintu-pintunya, dan mereka berencana untuk tidak kembali. Ada
sesuatu yang sangat, sangat salah - dan telah salah selama bertahun-tahun,
karena eksodus massal ini telah dimulai sejak
beberapa dekade yang lalu. Seharusnya tidak mengejutkan bahwa, dalam sebuah
institusi (Gereja) yang tengah kehilangan semangat untuk evangelisasi (semangat
kepada misi utamanya) maka tanda-tanda kebusukan lainnya akhirnya muncul juga.
Di manakah kita harus mencari solusi bagi masalah ini, obat untuk anemia
iman ini? Marilah kita melihat kepada sumber dan puncak dari kehidupan Kristiani
: Ekaristi. Ketika kita merenungkan tentang
kehidupan di dalam Gereja Katolik, kita biasanya langsung ingat lebih dahulu pada
Misa Minggu - dan begitu juga bagi umat non Katolik atau umat Katolik yang
sudah murtad, yang berusaha mencari tanda-tanda kehidupan. Setiap umat Katolik
yang saleh mengakui liturgi Ekaristi sebagai sumber kehidupan rohaninya. Tetapi
apakah kita menganggap Misa Minggu di paroki kita sebagai puncak dari
kerohanian kita? Apakah mengikuti Misa ini adalah yang terbaik yang bisa kita
lakukan? Betulkah?
Yang pasti, liturgi itu tidak pernah cukup indah, tidak pernah dihormati secara
layak, untuk menyampaikan makna yang penuh dari Ekaristi. Tetapi apakah kita sudah
berusaha? Atau apakah kita telah tergelincir ke dalam rutinitas yang lesu,
menerima pendekatan liturgi yang bahkan tidak berusaha untuk menyampaikan
kemuliaan transenden dari sebuah Misa Kudus?
Seorang teman yang bekerja melayani di sebuah paroki yang sibuk, secara mengesankan
berkata bahwa pendekatan liturgi dari Misa ‘antisipatif’ pada Sabtu malam,
ditandai dengan keinginan untuk ‘masuk dan keluar dengan segera.’ Musik,
khotbah, dan ketaatan pada tema kotbah dan Misa itu, semuanya ditandai oleh
keinginan untuk efisiensi: untuk
memungkinkan orang memenuhi kewajiban hari Minggu mereka dengan upaya minimum dan perenungan minimum. Ritual tanpa isi itu
tidak akan direcoki oleh rasa devosi yang butuh usaha serius dari pihak kita.
Teman-teman saya yang beraliran tradisionalis, sering menyalahkan
pendekatan "masuk dan keluar dengan cepat" (GEIGEO) yang ada pada
Novus Ordo. Tetapi saya ingin berbeda. Saya cukup tua untuk mengingat ketika saya
melayani sebagai putra altar pada Misa Tridentine; saya ingat akan imam di
paroki masa kanak-kanak saya yang bisa, dan sering melakukannya, bergegas menjalani
Misa biasa hanya dalam waktu 12 menit. Imam itu jelas adalah pendukung liturgi
GEIGEO, bertahun-tahun sebelum Vatikan II. Saya katakan lagi: masalah dan kebiasaan
ini bukan hal yang baru.
Namun, dewasa ini, komunitas Katolik tradisional tidak terganggu oleh pendekatan
GEIGEO, karena mereka yang mencari Misa bentuk Luar Biasa akan bisa mencari cara
penghormatan dengan tepat dalam liturgi Ekaristi. Tidak demikian halnya dengan
Novus Ordo, bentuk yang harus melayani dengan penuh hormat dan sekaligus tidak
sopan dalam aturan-aturan paroki lokal yang khas. Dan karena Novus Ordo
membolehkan puluhan pilihan liturgi, selalu ada saja godaan untuk memilih opsi
yang paling sederhana, yang tercepat, yang paling tidak menuntut. ‘Masuk dan keluar
dengan cepat.’ (GEIGEO)
Beberapa tahun yang lalu, ketika saya melakukan perjalanan ke Irlandia
untuk pertama kalinya, saya terkejut dengan perayaan Misa kilat di
paroki-paroki yang kami kunjungi, yang kami pilih secara acak di sepanjang perjalanan
kami. Ketika saya menyampaikan kekecewaan saya kepada teman-teman saya di Irlandia,
mereka mengatakan kepada saya bahwa tradisi liturgi yang acak-acakan seperti itu
telah berkembang selama tahun-tahun ketika Katolik dipaksa bersembunyi di bawah
tanah, dan para imam merayakan Misa dengan cepat untuk menghindari pemantauan. Penjelasan
itu tidak bisa meyakinkan saya. Pertama, karena sudah cukup lama, hingga sekarang,
agama Katolik adalah ilegal di Irlandia. Kedua, karena setelah bertahun-tahun
merayakan Misa secara diam-diam, di ruang bawah tanah dan di lembah-lembah,
saya berharap umat Katolik – yang akhirnya terbebas dari penganiayaan - untuk
memberikan kepada setiap Misa segala penghormatan dan kemegahan yang bisa
mereka berikan. Saya tidak berpikir bahwa Inggris bisa disalahkan atas liturgi ‘secepat
kilat’ yang saya alami ini. Para imam yang tergesa-gesa melaksanakan Misa di
awal abad ke-21 tidak pernah dikejar-kejar oleh para wakil Ratu Elizabeth.
Mereka, saya sangat curiga, tunduk pada mentalitas GEIGEO.
Dan itu adalah merupakan skandal besar. Bukan hanya skandal Irlandia.
Bukan hanya skandal Amerika. Namun sebuah skandal bagi Gereja universal. Jika
Ekaristi adalah sumber kehidupan spiritual kita sebagai Gereja, maka pendekatan
yang kurang sopan terhadap Ekaristi, yang dimanifestasikan dalam liturgi GEIGEO
(liturgi atau Misa kilat), adalah sumber kebusukan yang membuat kita sakit parah
saat ini.
Dalam masa Prapaskah ini,
rencana saya adalah sebuah program pertobatan karena kurangnya penghormatan
yang pantas kepada Ekaristi, dan atas ketidaksopanan saya yang telah begitu jauh
mencemari kehidupan Gereja kita. Dalam kesempatan ini saya juga mendorong umat
Katolik lainnya untuk bergabung dengan saya dalam kampanye ini. Kita dapat
berdebat nanti tentang bagaimana membuat liturgi Misa lebih indah, lebih penuh
hormat, lebih pas. Untuk sekarang, mari kita fokus pada kesadaran bahwa langkah
pertama menuju kebangkitan liturgi - yang, tentu saja, langkah pertama menuju
kebangkitan spiritual Katolik - adalah pengakuan bahwa apa yang telah kita lakukan
selama tidak cukup baik. Kita telah
mengundang Tuhan ke rumah-rumah paroki kita, dan kemudian kita memperlakukan
Dia sebagai pelayan, bukan sebagai Tamu kehormatan. Hal ini akan terus terjadi
selama kurangnya rasa kasih dan kebangkitan rohani Katolik belum bisa kita mulai.
Jadi, meski saya seorang
yang egois, dan saya menikmati kenyamanan saya, dan saya tetap tidak memiliki rasa
malu ... namun ketika saya merenungkan masalah yang ada di dalam Gereja, ketika
saya membaca tajuk berita yang jelek tentang Gereja, ketika saya melihat bangku-bangku
Gereja dalam keadaan kosong, saya menyadari bahwa Prapaskah ini tidak bisa
datang terlalu cepat. Kita masih belum siap berubah.
Published with permission from CatholicCulture.org.
*****
Permisi Ya Admin Numpang Promo | www.fanspoker.com | Agen Poker Online Di Indonesia |Player vs Player NO ROBOT!!! |
ReplyDeleteKesempatan Menang Lebih Besar,
|| WA : +855964283802 || LINE : +855964283802