Sunday, February 23, 2020

MEDITASI TENTANG NERAKA - St. Robert Bellarmine


MEDITASI TENTANG NERAKA

Saat ini, ketika kita memiliki paus yang memberitahu kita bahwa Neraka dan Surga bukanlah tempat, tetapi hanyalah sebuah keadaan pikirandimana hal ini bertentangan dengan doktrin Katolik - tampaknya cukup tepat bagi kita untuk memposting meditasi logis tentang Neraka oleh St. Robert Bellarmine, seorang Doktor Gereja. Dia menggambarkan deretan siksaan fisik dan spiritual yang dialami orang-orang yang terkutuk di dalam neraka.



St. Robert Bellarmine


Adalah baik bagi kita untuk merenungkan keadilan yang dilakukan Allah dengan menghukum orang berdosa di dalam jurang neraka terdalam. Jika kita melakukan perenungan ini dengan hati-hati dan penuh perhatian, kita akan mengerti betapa benarnya perkataan rasul: Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup. (Ibr 10:31)

Mengenai kehidupan saat ini,
melalui nabi Yesaya, Tuhan bersabda, ” Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau. (Yes 49: 8). Menjelaskan hal ini dalam Surat Kedua kepada jemaat di Korintus, rasul itu berkata: “Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.”(2 Kor 6: 2).

Adapun bagi masa depan setelah kehidupan ini, Zefanya berseru, “Hari kegemasan hari itu, hari kesusahan dan kesulitan, hari kemusnahan dan pemusnahan, hari kegelapan dan kesuraman, hari berawan dan kelam, hari peniupan sangkakala dan pekik tempur terhadap kota-kota yang berkubu dan terhadap menara penjuru yang tinggi.” (Zef.1:15-16) Tidak hanya semua dosa akan dihukum, tetapi mereka akan dihukum dengan siksaan yang mengerikan dan menghebohkan, yang akan sangat masif sehingga sekarang hal itu sangat sulit dibayangkan oleh manusia.

Tetapi juga ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia," (1 Kor 2:9) demikian juga tidak ada mata manusia yang melihat atau telinga sudah mendengar atau belum masuk ke dalam hati manusia, apa yang telah Allah persiapkan bagi musuh-musuh-Nya.

Memang, hukuman orang berdosa di Neraka akan banyak dan lengkap, yaitu, tidak dicampur dengan penghiburan, dan, apa yang meningkatkan kesengsaraan mereka yang tak terbatas
: semua penderitaan mereka disana adalah kekal.

Mereka akan
sangat banyak menderita, aku berkata, karena masing-masing kwalitas jiwa dan masing-masing panca indera tubuh akan mengalami siksaan.

Renungkanlah Sabda dari Hakim Agung yang ada di dalam Injil ini, “Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. (Mat 25:41). “Enyahlah dari hadapan-Ku,” berarti menjauh dari persekutuan orang-orang yang terberkati, tidak memiliki penglihatan akan Allah selamanya, padahal penglihatan inilah yang merupakan kebahagiaan tertinggi dan esensial serta tujuan akhir untuk mana kita semua diciptakan.

“Yang terkutuk,” berarti tidak lagi memiliki harapan lebih lanjut atas segala jenis berkat; kamu kehilangan kehidupan rahmat apa pun, harapan keselamatan; air kebijaksanaan tidak akan lagi menghujani kamu, tidak juga embun inspirasi yang baik. Sinar cahaya surgawi tidak akan lagi menerangi kamu, dan rahmat pertobatan tidak akan tumbuh di dalam dirimu, atau bunga amal atau buah dari perbuatan baik. Dia yang datang dari atas (Luk 1:78) tidak akan pernah lagi mengunjungi kamu sejak saat itu; kamu akan selalu berkekurangan, tidak hanya harta spiritual tetapi juga yang material, tidak hanya manfaat abadi tetapi juga manfaat yang sementara. Bagi kamu, tidak akan ada kekayaan, tidak ada kesenangan, tidak ada penghiburan, karena kamu akan menjadi seperti pohon ara yang Aku kutuk, yang segera mengering, mati akar dan mati semuanya (lht. Mat 21:19).

Dia berkata, "Ke dalam api
itu," yaitu, ke dalam tungku api yang menyala-nyala dan tidak dapat dipadamkan yang tidak akan menyisakan satu pun anggota tubuh, tetapi akan melahap semua anggota tubuhmu pada saat yang sama dan membakarnya dengan rasa sakit yang paling tajam.

"Api yang kekal," berarti ke dalam api itu tidak perlu diberi makan dengan kayu agar tetap menyala selamanya, dan kamu akan dicambuk oleh nafas Allah yang Mahakuasa sehingga kesalahanmu tidak akan pernah hancur, sehingga tidak akan pernah ada akhir dari  hukumanmu.

Nabi Yesaya berseru, "Siapakah di antara kita yang dapat tinggal dalam api yang menghabiskan ini? Siapakah di antara kita yang dapat tinggal di perapian yang abadi ini?" (Yes 33:14) Dengan ini dia mengatakan bahwa sama sekali tidak ada yang dapat menanggung api itu dengan sabar, tetapi orang yang terkutuk akan dipaksa melawan keinginan mereka untuk menanggungnya dengan rasa tidak sabar, marah, dan putus asa.

Dia menambahkan, “Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam, maka semuanya akan menjadi kengerian bagi segala yang hidup.” (Yes. 66:24). Kalimat ini diulangi lebih dari satu kali oleh Tuhan kita dalam Injil St. Markus (lht. Mrk 9:43, 45, 47). Penyesalan mereka di dalam hati nurani akan meningkat tinggi oleh ingatan akan masa lalu ketika orang-orang berdosa, seandainya mereka menginginkannya, akan dapat lolos dari hukuman itu dengan sedikit usaha dan menikmati sukacita surga yang abadi.

Tidak seorang pun boleh berpikir bahwa
orang yang terkutuk di dalam neraka dapat menemukan sedikit kelegaan dengan berjalan-jalan dan mengubah tempat mereka. Dengarlah apa yang dikatakan Tuhan sendiri: “Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” (Mat 22:13).

Oleh karena itu, orang-orang yang celaka itu, yang diikat tangan dan kakinya oleh rantai yang kekal, akan berbaring selamanya di tempat yang sama, disingkirkan dari cahaya matahari, bulan dan bintang-bintang, hangus oleh api yang membakar, menangis dan meratap dan mengertakkan gigi dalam kemarahan dan keputusasaan mereka .

Mereka yang akan di
campakkan ke tempat itu (neraka) yang penuh dengan segala kengerian, tidak hanya akan menderita rasa sakit yang paling mengerikan di dalam api abadi, tetapi juga dari kepemilikan mutlak atas semua hal, serta penuh dengan rasa malu, aib dan kebingungan yang akut. Tentu saja, dalam sekejap mereka akan kehilangan istana, ladang, kebun anggur, kawanan domba, pakaian, serta emas, perak, dan permata mereka yang berharga, dan akan direndahkan kepada kemelaratan sedemikian rupa hingga orang yang dulu kaya akan ingin dan meminta setetes air dingin, tetapi tidak akan terdengar suaranya. (lht. Luk 16: 24-26).

Jika apa yang kita katakan tentang kehilangan semua barang, baik barang surgawi dan duniawi, dan tentang rasa sakit yang pahit, penghinaan dan rasa malu, yang akan berakhir suatu saat nanti, atau setidaknya hal itu masih diberi dengan semacam penghiburan atau kelegaan, seperti yang terjadi pada semua kesengsaraan dalam hidup di dunia ini, maka penderitaan itu mungkin masih dapat ditoleransi dalam beberapa cara. Namun, sudah pasti dan tanpa diragukan lagi bahwa, sama seperti kebahagiaan orang yang diberkati akan abadi dan tanpa penderitaan sama sekali, maka ketidakbahagiaan orang-orang yang terkutuk dalam neraka akan bertahan selamanya tanpa kelegaan sedikitpun juga.

Jadi, mereka yang tidak mau melakukan segala upaya untuk mencapai Kerajaan Surga dan kebahagiaan kekal, ditengah segala cobaan dan bahaya apa pun dan rasa malu serta kematian, yang oleh rasul disebut ringan dan cepat berlalu di dunia ini, (lht. 2 Kor 4:17), pastilah dia orang-orang yang buta dan bodoh.


*****







No comments:

Post a Comment