These Last Days News - February 15, 2019
Orang Kudus Yang Pernah Mengunjungi Neraka Dan Kembali Untuk Menceritakannya
https://www.tldm.org/news41/the-saint-who-visited-hell-and-came-back-to-talk-about-it.htm
by Ted Flynn
Kitab
Suci dan tradisi di gereja menunjukkan dengan jelas bahwa ada tempat yang
disebut neraka. Orang-orang berbicara tentang surga sepanjang waktu, tetapi mereka
jarang menyebut neraka, kecuali dalam bahasa sehari-hari, yang merupakan bagian
dari kutukan, atau sebagai bahasa umpatan dalam percakapan sehari-hari. Sering
dikatakan bahwa pencapaian terbesar iblis adalah membuat orang berpikir bahwa
neraka itu tidak ada. Itu mungkin penilaian yang benar karena jika seseorang
benar-benar tahu apa yang dikatakan mistikus zaman dahulu tentang neraka, maka
orang-orang akan jauh lebih serius dengan perbuatan mereka sehari-hari. Blaise
Pascal, pria dari zaman Renaisans Prancis, memiliki pemikiran yang sama tentang
Tuhan. Dia berkata bahwa ‘jika tidak ada
Tuhan maka tidak ada yang penting, tetapi jika ada Tuhan, maka tidak ada yang
lain yang penting.’
Pada
awal abad keempat belas, Dante Alighieri menulis puisi epik The Divine Comedy. Selama ratusan tahun karya
itu dianggap sebagai salah satu karya klasik terbesar (bukan hanya di dunia Kristen)
yang pernah ditulis dalam peradaban barat. Ini adalah kisah penyair Romawi
Virgil yang membimbing Dante melalui neraka lebih dulu, dan kemudian diikuti
oleh Api Penyucian, dan kemudian Surga (Paradiso).
Deskripsi neraka sangat jelas dan gamblang, dan itu adalah sumber dari banyak percakapan dan pelajaran kelas tentang seperti apa neraka itu. Kitab Suci menyebut neraka pada beberapa kesempatan, tetapi tidak memberikan banyak deskripsi seperti apa atau apa yang terjadi di sana. Dante menggambarkan neraka yang terdiri dari sembilan lingkaran siksaan konsentris bagi mereka yang tidak mengakui Tuhan dan mengejar nafsu dosa. Setiap lingkaran menjadi jauh lebih parah dengan siksaan spiritual dan fisik daripada yang sebelumnya, sementara orang terus berjalan semakin dalam ke jurang maut.
Sebagai
seorang Katolik seumur hidup, saya rasa saya belum pernah mendengar khotbah
dari atas mimbar tentang neraka. Namun Yesus mengatakan dengan jelas bahwa itu
ada. Dalam dunia relativisme moral, hal ini tidaklah mengejutkan. Terakhir kali
saya ingat, sering mendengar kata neraka sebagai kenyataan, adalah ketika
pendiri majalah Playboy, Hugh Hefner
meninggal pada September 2017. Banyak yang merasa dia akan segera menjadi
pengunjung di neraka karena percabulan tak terhitung banyaknya dan kebusukan moral
yang dia bawa kepada budaya manusia secara global. Hefner membuka portal dosa
bagi banyak orang muda di usia rentan, di mana dari kebiasaan kemudian muncullah
kecanduan — yang kemudian mengarah kepada dosa yang lebih besar.
Penglihatan Santa Faustina Tentang Neraka Dari
Apa Yang Yesus Ajarkan Kepadanya
Di zaman relativisme yang meluas saat
ini, dan kurangnya pembinaan spirituil bagi mayoritas umat Katolik, maka hanya
sedikit orang yang menyadari konsep dosa sebagai realitas fisik. Namun, seorang
biarawati muda dari Polandia bernama Suster Faustina (Santa Faustina) diberi
jauh lebih banyak informasi oleh Yesus sendiri daripada yang bisa diberikan
Dante.
Deskripsinya bisa menggerakkan
jiwa yang paling keras seperti batu. Sebagai novis muda pada tahun 1925,
malaikat pelindungnya membawa Suster Faustina ke Api Penyucian. Setelah itu,
dalam apa yang menjadi praktik seumur hidupnya, dia menjadikannya sebagai rutinitas
untuk berdoa bagi jiwa-jiwa di Api Penyucian. Surga juga membawanya ke neraka
dan dia menulis, “Saya, Suster Faustina, atas perintah Tuhan,
telah mengunjungi jurang neraka hingga saya dapat memberi tahu jiwa-jiwa di
dunia tentang tempat itu, dan bersaksi tentang keberadaannya. Itu adalah tempat
siksaan besar…
Jenis-jenis
penyiksaan yang saya lihat:
Siksaan pertama yang
mewakili neraka adalah hilangnya kehadiran Tuhan;
Yang kedua adalah
penyesalan hati nurani yang terus-menerus;
Yang ketiga adalah
bahwa kondisi seseorang di neraka tidak akan pernah berubah;
Yang keempat adalah
api yang akan menembus kedalam jiwa tanpa menghancurkannya —– ini adalah penderitaan
yang mengerikan, karena ini adalah api spiritual murni, yang dinyalakan oleh
murka Tuhan;
Siksaan kelima adalah
berupa kegelapan yang terus-menerus dan bau yang menyesakkan dan mengerikan,
dan, terlepas dari kegelapan itu, iblis dan jiwa orang terkutuk di neraka bisa melihat
satu sama lain dan semua kejahatan yang mereka lakukan, baik kejahatan orang
lain maupun kejahatan mereka sendiri;
Siksaan keenam adalah
kebersamaan dengan setan;
Siksaan ketujuh adalah
keputusasaan yang mengerikan, kebencian kepada Tuhan, kata-kata keji, kutukan,
dan hujatan.
Ini adalah siksaan yang diderita oleh semua jiwa
yang terkutuk bersama-sama. Tetapi itu bukanlah akhir dari penderitaan. Ada
siksaan khusus yang diperuntukkan bagi jiwa-jiwa tertentu. Ini adalah siksaan
indera. Setiap jiwa mengalami penderitaan yang mengerikan dan tak terlukiskan,
terkait dengan cara atau indera di mana ia telah berdosa.
Deskripsi
Faustina tentang neraka ini sama nyatanya dengan yang dapat disampaikan oleh
siapa pun dalam bahasa tertulis. Ini menempatkan segala sesuatu dalam
perspektif tentang keberadaan duniawi kita dan tujuan kita dalam hidup ini, dan
konsekuensi dari tindakan kita.
Suster Faustina
memberikan penjelasan lebih lanjut bahwa Tuhan memerintahkannya untuk menulis
hal-hal ini “...agar tidak ada jiwa yang
mencari-cari alasan dengan mengatakan tidak ada neraka, atau bahwa tidak ada
seorang pun yang pernah ke sana, dan tidak ada yang bisa mengatakan seperti apa
rasanya neraka itu….Saya perhatikan satu hal, bahwa sebagian besar jiwa di sana
adalah orang-orang yang tidak percaya bahwa neraka itu ada …. “ Suster
Faustina menyadari perlunya lebih banyak doa bagi orang-orang untuk mencegah
penderitaan ini sehingga dia akan ”terus-menerus
memohon belas kasihan Tuhan bagi mereka.” (Diary 741).
Lebih
lanjut dalam Buku Hariannya ditulis tentang esensi mutlak dari Kerahiman Ilahi
dan bagaimana rahmat kerahiman selalu tersedia bagi semua orang hingga saat
kematiannya. Faustina menulis, “Rahmat
Kerahiman Tuhan terkadang menyentuh orang berdosa di saat-saat terakhirny
dengan cara yang ajaib dan misterius. Secara lahiriah, sepertinya semuanya telah musnah, tetapi tidak
demikian. Jiwa yang diterangi oleh pancaran rahmat terakhir yang kuat dari Tuhan,
akan berpaling kepada Tuhan di saat-saat terakhirnya, dengan kekuatan kasih yang sedemikian
rupa sehingga, dalam sekejap dia akan menerima pengampunan atas dosa dan
hukuman dari Tuhan, sementara secara lahiriah tidak menunjukkan tanda-tanda
pertobatan atau penyesalan, karena jiwa (pada tahap itu) tidak lagi bereaksi
terhadap hal-hal eksternal. Oh, betapa di luar pemahaman belas kasihan Tuhan!
…Tuhan yang Maha Pengasih memberikan jiwa sebuah momen kehidupan batin seperti itu,
sehingga jika jiwa itu berkehendak, dia memiliki kemungkinan untuk kembali
kepada Tuhan. Tetapi kadang-kadang sifat keras kepala dalam jiwa begitu besar
sehingga secara sadar mereka memilih neraka.” (1698).
Neraka
adalah pilihan yang disengaja oleh orang yang congkak. Perhatikan bagaimana
Faustina (perkataan dari Yesus) di atas mengatakan “...secara sadar mereka memilih neraka.” Orang dapat
merenungkan dua pencuri di kayu salib di sebelah Yesus saat Dia disalibkan. Keduanya
akan mati dalam waktu satu jam, namun yang satu meminta belas kasihan, yang
lain tidak. Yesus tidak pernah menanyakan kejahatan orang yang meminta belas
kasihan itu. Yesus langsung memberikan pengampunan karena hal itu diminta oleh
si pencuri itu. Pencuri yang bertobat adalah satu-satunya orang di seluruh
Perjanjian Baru yang secara khusus diberitahu bahwa dia akan pergi ke surga. Yesus
berkata, “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya aku berjanji kepadamu hari ini kamu akan bersama-sama dengan Aku
di surga” (Lukas 23:43). Tidak ada rasul yang pernah secara khusus
diberitahu tentang hal ini. Bukan Petrus, bukan Yohanes, bukan Andreas, bukan
Matius, bukan Paulus… Pencuri itu ‘mencuri surga’ melalui penyesalan hati yang tulus pada saat kematiannya, karena dia mengenali bahwa
Yesus sendiri yang dapat mengabulkan permintaan ini.
Kerahiman
Ilahi yang diperintahkan Yesus untuk ditulis oleh Suster Faustina adalah
tentang belas kasihan yang tak terhingga yang dimiliki Yesus bagi orang-orang.
Ia tidak mengenal batas dan tak terhingga. Karena neraka adalah jurang yang tak
berujung, maka Kerahiman-Nya juga merupakan lautan kerahiman dan kasih
yang tak berujung. Hampir tidak ada batasan untuk pengampunan dan belas
kasihan-Nya. Tidak seorang pun diluputkan
dari belas kasihan itu, tetapi mereka harus memintanya, dan belas kasihan itu
tersedia sepanjang jalan sampai saat kematiannya.
Dosa memisahkan kita dari diri kita sendiri, dari orang lain, dan dari Tuhan.
Dosa adalah neraka.
Tuhan
berkata kepada Yesaya, “Dosamulah yang
memisahkan kamu dari Allah” (59:2). Ketika jiwa menjauh dari Tuhan, mereka
sering merasa tidak layak untuk mendekati-Nya. Karena alasan inilah ada begitu
banyak orang yang menjauh dari Tuhan selama 10, 20, 30, 40, atau bahkan 50
tahun sebelum mereka menyadari bahwa yang tersisa hanyalah Empat Hal Terakhir:
Kematian, Penghakiman, Surga, Neraka.
Seseorang
mungkin merasa dirinya tidak layak untuk
meminta Kerahiman Tuhan karena dosa-dosa sebelumnya. Itu mungkin menghalangi mereka
untuk menerima kasih berlimpah yang akan diberikan Tuhan ke dalam hidup mereka, dimana Tuhan sendiri yang ingin
memulihkan dan menyembuhkan orang itu. Ini
adalah kebohongan Setan yang mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak dapat
diampuni.
Dosa
itu seperti sekantong bulu yang dilepaskan dalam badai angin. Jika dosa terjadi,
dan kemana perginya setelah itu, dapat mempengaruhi kehidupan banyak generasi.
Itu sangat merugikan, bahkan tanpa orang yang berdosa itu menyadarinya. Dosa itu
beriak seperti batu yang dilemparkan ke kolam yang tenang, kemudian meluas ke
seluruh bagian kolam air. Kumpulan bulu
itu tidak akan pernah bisa diatur dengan cara yang sama lagi. Yesus berkata, “Setan datang untuk membunuh, membinasakan,
dan mencuri, tetapi Aku datang untuk memberi kamu hidup, dan memberikannya
lebih banyak lagi” (Yohanes 10:10).
Adalah Kerahiman Ilahi Tuhan yang menyambut orang berdosa untuk kembali ke
dalam pelukanNya. Tuhan tidak pernah menanyakan
masa lalu, tetapi selalu memaafkan ketika seseorang meminta ampun dengan tulus. Tidak peduli beratnya pelanggaran dan
dosanya, tidak ada dosa yang terlalu besar bagi Kerahiman-Nya. Karena itu
segeralah memanfaatkan Kerahiman-Nya selagi masih ada waktu.
JESUS, I TRUST IN YOU
-----------------------------------------
"Kamu hanya memiliki dua takdir terakhir:
Surga atau neraka. Ketahuilah
bahwa setan terus berusaha menghilangkan realitas keberadaan kerajaannya,
neraka, darimu. Jika dia membuat lelucon tentang keberadaan neraka di antara
kamu, dia itu menipu kamu agar kamu berdosa lagi dan melepaskan dirimu dari Roh
Terang. Dan ketika kamu melepaskan dirimu dari Roh Terang, maka kamu melepaskan
dirimu dari kehidupan kekal di dalam Kerajaan Bapamu, Allah yang Mahatinggi di
Surga." - Our Lady of the Roses, Bayside, 1 Februari 1975
-------------------------------------------------
Silakan membaca artikel
lainnya di sini:
Pertempuran
Terakhir Setan – Bab 4
Mantan
Cendekiawan Anglikan: Mengapa Pertobatan Francis Begitu Sulit
DUKUNGAN
FRANCIS PADA KONPERENSI YANG MENDUKUNG LGBT
Kaisar,
Mammon, Dan Sodom, Bersatu Dalam Pengaturan Ulang (Reset) Besar Gereja