HINDARI PENCEMARAN TERHADAP EKARISTI KUDUS
http://www.jesusmariasite.org/true-and-false-gifts-of-supernatural/
Jangan lagi ada
asisten imam. Jangan lagi ada Komuni di tangan
“Anak-anak dari Hatiku, Damai
Tuhan menyertai kamu semua. Anak-anakku, banyak tindakan penistaan dilakukan terhadap
Ekaristi Kudus. Putra-Ku dicaci maki dalam Keilahian-Nya melalui tangan
anak-anakku umat awam, yang tidak murni dan tidak layak. Sebagai Ibu dari Putra
Allah dan Bunda umat manusia, aku meminta anak-anakku yang terkasih, untuk
mengakhiri kekejian ini! Tidak ada lagi para Pelayan Ekaristi luar biasa (asisten
imam), tidak ada lagi Komuni di tangan! Tubuh dan Darah Putraku telah dihujat oleh
banyak sekali umat awam yang meminta untuk melaksanakan tugas-tugas yang hanya
dimiliki oleh para imam, para Paus, para Kardinal dan para Uskup. Tidak boleh lagi
ada tangan-tangan yang belum ditahbiskan melalui pelayanan Imamat, yang boleh menyentuh
Putraku..." Enoch, 27 Januari 2016 (Baca
pesan selengkapnya)
St.Yohanes Paulus II:
"Saya tidak dapat mendukung pemberian Komuni di tangan dan saya tidak
dapat merekomendasikannya. Imam memiliki tanggung jawab utama sebagai 'pelayan
Ekaristi Kudus dan semua Hal yang Kudus,' sebagai yang utama karena mereka sudah
lengkap. Menyentuh Ciptaan Suci adalah hak istimewa dari mereka yang
ditahbiskan" (Dominicae Cenae II) "Komuni di tangan diperkenalkan oleh
hierarki modernis tanpa izin Tahta Suci (Kardinal Suenens di Belanda dll). Paus
Paulus VI dengan gigih menentangnya tetapi memutuskan untuk memberikan
pengampunan hanya jika penggunaannya sudah berakar untuk menghindari
ketidaktaatan yang meluas.”
Monsinyur Juan Rodolfo Laise, Uskup Argentina, dia menyatakan: "Saya tahu sejarah pemberian Komuni
di tangan. Hal itu, secara sembunyi-sembunyi kini diperkenalkan kembali,
disebarkan atas dasar keragu-raguan, dan ditegaskan melalui ketidaktaatan yang
tak tergoyahkan (kepada Bapa Suci), dengan memaksakan selama lebih dari dua
puluh tujuh tahun kuasa dari Paus, yang sebenarnya tidak dia inginkan, karena
dianggap berbahaya bagi kebaikan Gereja, sampai akhirnya mereka berhasil
menyebarkannya hampir di mana-mana di dunia."
Catalina Rivas, (visiuner,
stigmatis, menerima pengakuan dari Mgr. R. Fernández, Uskup Agung Bolivia).
Dalam penampakan-Nya, Yesus berkata kepada Catalina Rivas: "Meski ada 10 atau 20 algojo yang memukul Tubuh-Ku, tetapi jauh lebih banyak lagi tangan yang menyakiti Tubuh-Ku dengan cara menerima Komuni di tangan mereka – ini adalah perbuatan sakrilegi dari Setan."
Yesus Kristus berkata kepada Catherine Rivas mengenai Komuni di lidah:
1. "Kepada
mereka yang TIDAK menerima Tubuh, Darah, Jiwa dan Keilahian-Ku sendiri, di
TANGAN mereka, (artinya menerima di lidah), Aku berjanji untuk memenuhi mereka
dengan Berkat-Ku di tangan, hati, jiwa dan seluruh keberadaan mereka.
2. Aku menjanjikan
mereka lebih banyak rahmat dalam kehidupan duniawi mereka, dan jaminan
keselamatan terbesar dan peningkatan Kemuliaan pokok dan yang lain-lainnya, demi
kepentingan kehidupan kekal mereka bersama Aku di Surga.
3. Mereka akan sangat merasakan Aku dalam Komuni dalam seluruh keberadaan mereka dan, dengan kepenuhan sedemikian rupa, sehingga mereka akan mengambil dari diri mereka sendiri keinginan alami mereka untuk menyentuh Aku. Orang-orang ini akan selalu melakukan kebaikan yang lebih besar bagi jiwa-jiwa. Di sisi lain, mereka yang bersikeras untuk menerima Aku di tangan mereka, mereka akan tetap bersikap keras dalam banyak hal terhadap Kehendak-Ku, dan mereka dikaburkan tentang Kehendak-Ku, Ajaran-Ku, dan Magisterium-Ku sendiri.”
Yesus kepada Giuliana Crescio, Desember 1989: "Aku tidak ingin diletakkan di tanganmu. Aku tidak ingin diletakkan di tanganmu! Aku adalah Roti Hidup, Darah Hidup, Darah yang dicurahkan bagi kamu. Aku adalah Roti, tetapi Roti bagi jiwamu. Aku memberikan Roti kepada para Rasul. Dan kamu bukanlah imam, maka kamu tidak dapat menyentuh Aku!"
Beberapa jiwa di Api Penyucian memberitahu Maria Simma (visiuner jiwa-jiwa dari Api Penyucian) bahwa dosa yang paling banyak mereka derita adalah karena mereka telah menerima Komuni di tangan mereka. Maria Simma menjelaskan: dalam kondisi normal, hanya tangan imam yang ditahbiskan secara sah yang dapat membagikan Komuni. Kecuali dalam "keadaan luar biasa". "Luar biasa" di sini tidak mengacu pada perbedaan antara umat beriman yang harus menunggu dua menit dan bukannya sepuluh menit untuk menerima giliran Komuni. (Saat ini umat awam maupun imam banyak yang terburu-buru atas berbagai hal).
Suatu hari, ada seorang wanita yang ikut membagikan Komuni, dan kemudian dia mendesak wanita lainnya untuk melakukan hal yang sama, dan kemudian beberapa saat kemudian dia meninggal. Sebelum pemakaman, peti matinya dibuka untuk keluarga dan teman-teman untuk memberikan penghormatan terakhir. Kemudian peti ditutup. Namun, seorang kerabat dekat datang terlambat dan meminta pastor untuk membuka peti itu lagi agar dia juga bisa mengucapkan selamat tinggal kepada almarhum. Pastor itu mengangkat penutup peti mati dan melihat ke dalam. Beberapa orang melihat tangan wanita itu menghitam. Tanda ini, bagi saya, seperti yang lainnya, adalah konfirmasi Allah bahwa tangan yang tidak dikuduskan atau ditahbiskan tidak dapat membagikan Yesus dalam Komuni Kudus."
Maria Simma telah membebaskan 40 atau 50 imam dan uskup dari Api Penyucian, dan lebih banyak lagi umat awam, sebagian besar karena mempromosikan Komuni di tangan atau jenis ketidaksopanan lainnya. Dia menyebut Komuni di tangan adalah "pekerjaan iblis." Banyak mereka yang berada di Api Penyucian karena kurangnya ketaatan kepada Bapa Suci, kurangnya kasih kepada Misa Kudus, kurangnya kasih kepada doa dan puasa, tidak mau membaca brevir, dan saya ulangi, karena Komuni di tangan ... "
Jiwa-jiwa di Api Penyucian telah
memberitahu saya, bahwa sampai hari ini, tidak ada Paus yang mendukung Komuni
di tangan, sebuah ritus yang dipromosikan oleh sekelompok kardinal dan uskup yang
liberal. Semua Paus tahu betul bahwa Komuni di tangan bertentangan dengan
penghormatan kepada Yang Mahakudus.”
Saya kenal seorang wanita yang
sangat baik yang meragukan hal ini dan hanya meminta Yesus sendiri untuk
mengirimi tanda yang jelas kepadanya sehingga dia bisa yakin. Yesus
melakukannya! Saat berikutnya imam datang untuk memberikan Komuni, dia
meletakkan Ekaristi di telapak tangannya. Begitu dia melakukannya, Hosti itu
terangkat dan melayang dari tangannya, naik dan menghilang ke udara. Keajaiban
kecil ini juga dilihat oleh beberapa saksi…”
Tahun 1976, ketika gadis 16 tahun dari keluarga Jerman yang saleh ini tiba-tiba kerasukan setan. Selama pengusiran setan yang diperintahkan
oleh uskup setempat, setan berkata melalui dirinya: "Benda itu (Hosti Kudus)
tidak boleh ditempatkan di tangan. Imam harus berani. Umat awam tidak boleh
membagikannya. Selama menerima Benda itu (Hosti Kudus), kamu harus berlutut.
Atas perintah orang itu (dia menunjuk ke arah patung Perawan Maria yang ada di
dekatnya) Komuni di tangan harus dihapuskan, karena itu adalah perbuatan saya.
Uskup harus melarang Komuni di tangan, jika dia bisa melakukannya."
Dari buku 2008 “Give Me to Drink” - Yesus berkata: "Semuanya telah dimungkinkan untuk terjadinya penodaan
dan penistaan, dan para utusan-Ku (imam-imam) tidak peduli, mereka hidup nyaman
dengan keadaan ini. Umat awam ikut memberikan Komuni, dan akan datang suatu
hari, ketika Korban Kudus di Salib juga akan direndahkan sedemikian rupa
sehingga mereka mencegah Aku turun ke dalam Hosti.”
Berikut ini dapat dikutip dari Rencana Masonik tahun
1925: "Bagaimana caranya agar umat beriman tidak lagi percaya akan
kehadiran nyata Yesus dalam Ekaristi? [...] Pertama-tama kita harus membuat
orang di mana-mana menerima Komuni sambil berdiri, dan kemudian menempatkan
Hosti di tangan mereka. Dipersiapkan dengan cara ini mereka akan datang ke gereja
untuk melihat Hosti sebagai simbol koeksistensi persaudaraan belaka."
Secara tidak langsung, Komuni di tangan juga telah berkontribusi pada perpindahan letak Tabernakel, yang tidak lagi berada di tengah gereja tetapi di area samping, atau di ruangan lain. Hal ini akan menyebabkan tidak ada lagi tempat berlutut di banyak gereja di Barat.
Menerima Komuni di tangan adalah benar-benar penodaan terhadap Sakramen Mahakudus. Norma Gereja Katolik tetap menganjurkan Komuni di lidah. Satu-satunya cara yang menyenangkan bagi Tuhan adalah menerima Komuni dengan berlutut dan di lidah, atau berdiri, tetapi selalu di lidah dan dari tangan seorang Imam saja. Santo Fransiskus dari Assisi: "Hanya mereka, (para imam), yang harus membagikannya, dan tidak ada orang lain." (Surat 2a, untuk semua umat beriman, 3.5)
Ketika Anda mendengar alasan
"Gereja telah mengizinkannya," ingatlah bahwa Anda adalah Gereja dan
bukan birokrasi yang tidak patuh dan berbahaya, yang ditemukan di suatu tempat
yang jauh dan tidak dapat diakses. Gereja tidak mengizinkannya tetapi hanya
mentolerirnya di bawah tekanan..
Tuhan Yesus berkata St. Brigid dari Swedia, 1373: "Lihatlah, putri-Ku, Aku memberikan kepada imam-imam-Ku lima buah karunia... dan yang kelima adalah hak istimewa untuk menyentuh Daging-Ku yang Mahakudus dengan tangan mereka."
Martir dan Kardinal Suci, John Fisher, 1535: "Zaman yang berkembang atau runtuh dalam sejarah Gereja selalu dikaitkan dengan penyelenggaraan dan cara pemberian Ekaristi Kudus."
-------------------------------
Silakan
membaca artikel lainnya di sini:
Kardinal
Pell: Kita Tidak Harus Setuju Dengan Semua Yang Dilakukan Francis.
Francis
Mempromosikan Lagi Seorang Wali Gereja Yang Anti-Katolik
Prospek
Dari Sebuah Agama Baru
Waspadalah
Ketika Para Pemimpin Gereja Memanipulasi Kata
Penelitian
Menunjukkan Bahwa Komuni Di Lidah Adalah
Cara Paling Aman Selama Krisis Covid