Thursday, July 1, 2021

Uskup Agung Viganò Mengeluarkan 'Peringatan Keras' Kepada Paus Francis

 


 

 Uskup Agung Viganò Mengeluarkan 'Peringatan Keras' Kepada Paus Francis Karena Dukungannya Kepada Pastor LGBT James Martin 

https://www.complicitclergy.com/2021/06/30/abp-vigano-issues-severe-warning-to-pope-francis-in-wake-of-his-support-for-fr-james-martin/ 

 

June 30, 2021 Peter


DUNIA, DAGING, DAN IBLIS

 

Scitote quoniam Dominus ipse est Deus:
Ipse fecit nos, et non ipsi nos.

 

Musuh jiwa kita selalu sama, dan jerat yang mereka pasang untuk kita juga selalu sama. Dunia, dengan segala godaannya; daging, yang mudah rusak oleh dosa asal dan cenderung jahat; dan Iblis, musuh abadi keselamatan jiwa kita yang kekal yang menggunakan daging untuk mengepung kita. Dua musuh eksternal dan satu musuh internal itu, selalu siap untuk membuat kita jatuh di saat kita lengah, saat kita lemah. Musuh-musuh spiritual ini terus menemani kita masing-masing sejak masa bayi hingga usia tua, dan pada seluruh umat manusia dari generasi ke generasi.

 

Sekutu yang dapat kita andalkan untuk mengalahkan dunia, daging, dan Iblis adalah Rahmat Allah, penerimaan Sakramen yang sering, pelaksanaan Kebajikan, doa, penebusan dosa, selalu merenungkan Hal-Hal Yang Terakhir, meditasi tentang Sengsara Tuhan, dan menjalani kehidupan di dalam Tuhan.

 

Di zaman pemberontakan dan de-Kristenisasi ini, di mana masyarakat tidak hanya tidak membantu kita dalam mengejar tujuan akhir kita, tetapi juga melakukan segalanya untuk mengusir kita dari tujuan akhir yang mulia, serta semua otoritas sipil, membuat kita mengikuti dunia, menuruti keinginan daging, dan melayani Musuh umat manusia. Ini adalah otoritas yang sesat dan menyesatkan, yang telah gagal dalam tugasnya untuk memerintah dan mengatur tubuh sosial masyarakat untuk memimpin setiap individu menuju keselamatan kekal bersama Tuhan. Sebaliknya, ia menyangkal keselamatan kekal kita, menolak Sang Pencipta Ilahi, dan memuja Musuh.

 

Oleh karena itu, tidak heran jika modernitas yang murtad ini, di mana tindakan melanggar hukum adalah norma yang wajar, dan sifat buruk yang ditawarkan sebagai contoh untuk ditiru, yang ingin menghapus setiap jejak Tuhan dan Kebaikan dalam masyarakat dan individu, membuat perjanjian neraka dengan dunia, daging dan iblis. Inilah yang kita lihat terjadi dalam promosi perbuatan sodomi yang kurang ajar, penyimpangan kejahatan dalam segala bentuknya yang paling hina, dan dalam cemoohan, delegitimasi dan kutukan terhadap kemurnian, kebenaran, dan kebajikan.


Tetapi saat ini dalam perjuangan kita sehari-hari melawan musuh, juga harus mencakup upaya raksasa untuk melawan Negara juga, yang seharusnya dapat kita anggap sebagai teman kita, tetapi ia malah bekerja untuk merusak kita sejak usia dini. Sungguh sangat menyakitkan dan tragis. untuk melihat pengkhianat dan tentara bayaran lainnya yang bergabung dalam pengepungan ini: para Gembala jahat yang menyalahgunakan otoritas suci yang telah mereka terima dari Tuhan kita untuk mendorong kita menuju kutukan, untuk meyakinkan kita bahwa apa yang sampai kemarin dianggap berdosa dan tidak layak bagi mereka yang telah ditebus oleh Darah Kristus, kini telah menjadi sah dan baik di masyarakat luas.

 

Roh duniawi, perbudakan hawa nafsu, dan – yang lebih parah lagi – penolakan untuk melawan si Jahat, telah menginfeksi sebagian besar Hirarki Gereja Katolik, hingga ke tingkat tertinggi, menjadikannya sebagai musuh Tuhan, musuh dari Hukum-Nya, dan musuh jiwa kita. Seperti yang terjadi dengan otoritas sipil, otoritas agama juga telah melepaskan perannya yang benar, mengingkari tujuan yang dikehendaki oleh Kuasa dan Penyelenggaraan Ilahi.

 

Pembaharuan dari penyimpangan otoritas ini, yang menandai bentrokan masa Akhir Zaman, justru terletak pada kebusukan para Gembala dan dalam kenyataan bahwa setiap anggota umat beriman, sebagai kawanan tanpa pemimpin, mendapati diri mereka harus secara heroik menahan serangan terhadap Benteng Iman di beberapa front, di mana mereka telah ditinggalkan oleh para pemimpin mereka, gembala mereka, yang membuka gerbang lebar-lebar dan membiarkan gerombolan musuh masuk untuk memusnahkan kita.

 

Diskusi tentang RUU Zan yang diusulkan, penerapan ideologi LGBTQ+, dan indoktrinasi teori gender di Italia mengikuti rencana yang ditargetkan dan diselenggarakan di tingkat global, yang di banyak negara telah diselesaikan dengan relatif lancar. Bangsa-bangsa, bahkan setelah dua abad revolusi, dimana jejak Katolisitas bertahan dalam tatanan sosial, kini telah sepenuhnya menjadi kafir. Bendera pelangi LGBT berkibar bebas tidak hanya di depan lembaga-lembaga publik tetapi bahkan di halaman Katedral, balkon kediaman Uskup, dan bahkan di dalam gereja-gereja.

 

Belakangan ini – bahkan hanya tiga puluh tahun yang lalu – dikatakan oleh beberapa orang bahwa untuk mendukung minoritas orang yang disesatkan oleh kejahatan dan untuk membela mereka dari diskriminasi, Negara harus campur tangan dalam bentuk perlindungan dan jaminan kebebasan mereka. Kalau dipikir-pikir, ini adalah pernyataan yang tidak masuk akal dan tidak logis, karena kebebasan pribadi manusia terdiri dari kepatuhan pada keinginan untuk kebaikan yang sifatnya adalah teratur, dan untuk mengejar tujuan material dan supernaturalnya. Tetapi dalam penipuan besar yang selalu dicoba oleh Iblis untuk memikat manusia saat ini, dalih yang nyata itu telah menggoda banyak orang. Tampaknya dibutuhkan keberanian kita untuk menolak ‘hak orang-orang untuk melakukan kejahatan dan dosa,’ dimana mereka melakukan kekejaman keji terhadap ‘mayoritas terhormat’ yang masih mau terikat pada ajaran Agama. Pawai-pawai ‘Kebanggaan LGBT’ menjadi beragam di dunia dimana mereka, orang-orang sesat itu, mengaku memiliki hak yang sama atas ruang publik untuk melakukan kejahatan di dunia yang berbudi luhur.

 

Pada tahun-tahun itu, ketika Gereja masih terhormat, mungkin dengan keyakinan yang kurang tetapi masih selalu setia kepada mandat ilahinya, suara Magisterium yang tidak dapat diubah selalu mengutuk legitimasi perilaku yang secara intrinsik tidak teratur atau berdosa. Dengan memperhatikan keselamatan jiwa yang kekal, gereja melihat bencana apa yang akan menimpa masyarakat dengan persetujuan gaya hidup yang sepenuhnya bertentangan dengan Hukum Alam, Perintah Allah, dan Injil.

Para Gembala tahu bagaimana menjadi pembela Kebaikan yang berani, dan para Paus tidak takut menjadi objek serangan tidak sopan dari mereka yang melihat di dalam gereja adanya tokoh panutan yang mencegah kebusukan definitif di dunia dan pembentukan Pemerintahan Antikristus.

 

Hari ini pertempuran heroik itu – yang kita ketahui telah dilemahkan oleh kebusukan internal yang luas dari para Uskup dan para imam – tampaknya tidak lagi masuk akal, seperti halnya ajaran Kitab Suci dan  ajaran para Bapa Gereja; dan ajaran serta ucapan Paus Roma tidak lagi masuk akal. Kini orang yang duduk di Roma telah dikelilingi oleh orang-orang tidak bermoral yang bermain mata pada gerakan LGBTQ+ dan secara munafik mensimulasikan sambutan dan inklusivitas yang mengkhianati pilihan dan kecenderungan berdosa mereka. Tidak ada lagi keberanian; tidak ada lagi kesetiaan kepada Kristus; dan bahkan telah mencapai titik menyindir bahwa, jika Bergoglio mampu mengubah doktrin Gereja tentang hukuman mati – suatu hal yang tidak pernah terdengar dan sama sekali tidak mungkin – maka dia pasti juga akan dapat membuat perbuatan sodomi menjadi sah dengan kedok amal kasih, yang bukan berasal dari ajaran Katolik, dan yang bertentangan dengan Wahyu Ilahi. 

Prosesi penghujatan yang berpawai melewati jalan-jalan berbagai ibu kota dunia, dan yang telah mencapai titik menghujat dan mengejek secara keji terhadap Kurban Kudus Tuhan kita di Kota Suci, yang disucikan oleh darah Rasul Petrus dan Paulus, disambut oleh tentara bayaran dari sekte konsili, yang bersikap diam di hadapan pemberian berkat yang asusila terhadap pasangan homoseksual sambil mengutuk orang-orang yang ingin tetap setia pada ajaran Juruselamat, dengan menuduhnya sebagai orang yang ‘kaku dan keras kepala.’ Dan sementara para Uskup dan imam yang baik setiap hari dihadapkan pada penghancuran dan penghinaan yang datang dari hirarki atas, kita melihat diterbitkannya kata-kata yang memikat dan menggoda yang ditulis oleh Bergoglio kepada pastor James Martin, SJ, untuk mendukung ideologi sesat dan menyesatkan yang menyinggung Keagungan Tuhan dan mempermalukan misi Gereja dan otoritas suci Wakil Kristus. (Silakan lihat disini: Dukungan Francis Pada Konperensi Yang Mendukung LGBT)

Sebagai Penerus Para Rasul dan Guru Iman, dalam semangat persekutuan sejati dengan Takhta Petrus Yang Terberkati dan dengan Gereja Allah yang Kudus, saya menyampaikan peringatan keras kepada mereka, mengingat bahwa otoritas mereka berasal dari Yesus Kristus, dan bahwa ia memiliki kekuatan dan nilai hanya jika ia tetap berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan-Nya. Semoga para Gembala ini mempertimbangkan kembali skandal-skandal yang mereka timbulkan kepada umat beriman dan orang-orang sederhana, dan luka-luka yang mereka timbulkan pada tubuh gerejawi yang tersiksa – skandal-skandal dan luka-luka yang harus mereka pertanggungjawabkan kepada Keadilan Ilahi pada hari Penghakiman Khusus mereka nanti dan juga di hadapan seluruh umat manusia pada hari Penghakiman Universal.

 

Saya menasihati banyak anggota umat beriman yang dipermalukan dan dibuat kebingungan oleh kemurtadan para Gembala untuk memperbanyak doa-doa mereka dengan semangat doa dan penebusan dosa supernatural, memohon kepada Tuhan agar Dia berkenan untuk mempertobatkan tentara bayaran ini, menuntun mereka kembali kepada-Nya dan demi kesetiaan kepada ajaran ilahi-Nya. Marilah kita berdoa kepada Bunda Yang Paling Murni, Perawan dari segala perawan, untuk mengilhami rasa pertobatan dalam diri para pelayan Iman yang telah dirusak oleh dosa dan ketidakmurnian, agar mereka dapat merenungkan kengerian dosa-dosa mereka dan rasa sakit yang mengerikan yang menanti mereka. Semoga mereka mau segera berlindung di dalam Luka-luka Mahakudus dari Kristus dan disucikan dalam bejana Darah Anak Domba.

 

Kepada saudara-saudara kita yang tergoda oleh dunia, kedagingan, dan Iblis, saya menyampaikan seruan yang tulus, agar mereka dapat memahami bahwa tidak ada kebanggaan sama sekali dalam menghina Tuhan, dalam tindakan yang secara sadar berkontribusi menambah siksaan pada Sengsara-Nya, dalam memutarbalikkan sifat manusiawinya sendiri, dan dengan jahat menolak keselamatan yang diperoleh Yesus Kristus dari Bapa-Nya melalui Kematian-Nya di Kayu Salib. Jadikan kelemahan Anda sebagai kesempatan untuk melakukan kesucian, sebagai alasan untuk pertobatan, sebagai kesempatan untuk membuat kebesaran Tuhan bersinar dalam hidup Anda. Jangan biarkan diri Anda ditipu oleh Musuh yang hari ini tampaknya memanjakan kejahatan Anda dengan satu-satunya niat untuk mencuri jiwa Anda dan menghukum Anda untuk selamanya.

 

Berbanggalah, benar-benar bangga: bukan karena perbudakan dosa dan penyimpangan, tetapi karena Anda tahu bagaimana menolak godaan daging demi kasih kepada Yesus Kristus. Pikirkan tentang jiwa Anda yang bersifat kekal, yang untuk jiwa Anda itu Tuhan tidak ragu untuk menderita dan mati. Berdoalah! Berdoalah kepada Bunda Maria Yang Mahakudus, agar dia menjadi perantara kepada Putra Ilahi-Nya, memberi Anda Rahmat untuk berjuang, melawan, dan menaklukkan dosa.

 

Persembahkan penderitaan Anda, pengorbanan Anda, dan puasa Anda kepada Tuhan untuk mendapatkan kebebasan dari kejahatan yang ingin dimanfaatkan oleh si Penggoda dari Anda dengan berbagai tipu daya. Ini akan menjadi kebanggaan sejati Anda, dan juga kebanggaan kami.

 

 

 

+ Carlo Maria Viganò, Uskup Agung
June 29, 2021

SS. Apostolorum Petri et Pauli

 

--------------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini: 

Mantan Cendekiawan Anglikan: Mengapa Pertobatan Francis Begitu Sulit

LDM, 25 Juni 2021

Dukungan Francis Pada Konperensi Yang Mendukung LGBT

Imam-Imam Berbicara

Kaisar, Mammon, Dan Sodom, Bersatu Dalam Pengaturan Ulang (Reset) Besar Gereja

Orang Kudus Yang Pernah Mengunjungi Neraka...

Pedro Regis 5141 – 5145