These Last Days News - August 27, 2020
Sedang Diungkapkan:
Rencana
Totaliter Masa Depan Globalis Segera Diterapkan Kepada Seluruh Dunia
Alt-Market.com reported on August 20, 2020:
by Brandon Smith
Di seluruh dunia Barat sejak peristiwa 9/11 (menara kembar) telah
ada langkah-langkah bertahap menuju apa yang oleh banyak pendukung kebebasan
disebut sebagai “negara polisi”; sebuah sistem di mana pemerintah tidak lagi
dibatasi oleh batas-batas kebebasan sipil dan negara diberi kekuatan untuk
melakukan apa saja yang mereka inginkan atas nama keselamatan publik.
Penggunaan "hukum" sebagai alat untuk menyuntikkan tirani ke dalam
budaya adalah taktik pertama dari semua totaliter.
Idenya adalah bahwa hanya dengan menulis kriminalitas
pemerintah ke dalam buku undang-undang, kriminalitas entah bagaimana, menjadi
dibenarkan berdasarkan pengakuan hukum. Semuanya sangat melingkar dengan ruwet.
Setiap kali penyalahgunaan pemerintah terhadap rakyat dimulai, itu selalu
dimulai atas nama apa yang "terbaik untuk masyarakat secara
keseluruhan". Untuk menyelamatkan masyarakat, individu-individu yang
membentuk masyarakat harus disublimasikan atau dihancurkan. Mentalitas ini
benar-benar kebalikan dari apa yang para Founding Fathers Amerika perjuangkan hingga
rela mati, tetapi seperti yang pernah dikatakan Thomas Jefferson:
“Kebebasan yang sah adalah
tindakan yang tidak terhalang menurut kehendak kita dalam batas-batas yang
ditarik di sekitar kita oleh hak-hak yang sama dari orang lain. Saya tidak
menambahkan 'dalam batas-batas hukum' karena hukum sering kali merupakan
kehendak para tiran, dan selalu demikian ketika ia digunakan untuk melanggar
hak-hak individu masyarakat.”
Di negara-negara seperti Australia, yang mengklaim menghargai
prinsip-prinsip demokrasi Barat tentang kebebasan dan pemerintahan oleh rakyat,
persepsinya adalah bahwa hak-hak sipil dikodifikasikan ke dalam kerangka hukum
seperti halnya di AS. Namun, ada beberapa perbedaan dan masalah yang mencolok;
khususnya, warga negara Australia (seperti banyak warga negara Eropa) sama sekali tidak memiliki cara untuk
memaksa pemerintah mereka atau elit yang mempengaruhi pemerintah mereka untuk
membatasi diri. Negara-negara inilah, di mana sebagian besar penduduknya
telah dilucuti dan ‘ditenangkan’, bahwa agenda apa pun untuk berlakunya tirani
pertama-tama akan ditetapkan. Tapi kita
akan sampai pada keadaan itu sebentar lagi...
Jangan salah, ada agenda yang sangat TERBUKA dan mudah diidentifikasi
dari pihak globalis saat ini untuk membangun sistem negara polisi yang sangat
terpusat di setiap negara yang mereka tuju. Ini bukan lagi "teori
konspirasi", ini adalah fakta
konspirasi.
Selama bertahun-tahun hingga sekarang ada banyak analis,
ekonom, dan pakar geopolitik di media alternatif yang telah meramalkan dan
memperingatkan publik tentang strategi kaum globalis soal "ketertiban dari
kekacauan". Dengan kata lain, para pialang kekuasaan dan kekuatan
ultra-kaya yang memegang pengaruh atas sebagian besar pemerintah di Bumi ini berusaha
untuk "membentuk kembali" tatanan sosial yang ada melalui penciptaan
krisis dan bencana. Dengan merekayasa keputusasaan publik, mereka berharap
untuk memikat kita agar menerima pembatasan atas kebebasan kita yang tidak akan
pernah kita pertimbangkan sebaliknya.
Tujuan dari satu ekonomi global dan satu pemerintahan global telah
dibicarakan oleh para elit berkali-kali, namun sampai hari ini hal itu masih
disebut "teori konspirasi" atau "delusi paranoid". Saya
dapat mengutip para elit ini dan organisasi mereka sepanjang hari, tetapi saya
akan mengutip beberapa pernyataan pilihan untuk menegaskan maksud saya.
Seperti yang ditulis oleh mantan Wakil Menteri Luar Negeri di
bawah Clinton dan anggota Dewan Hubungan Luar Negeri, Strobe Talbot, dalam
sebuah artikel untuk Majalah Time pada tahun 1992 berjudul 'America
Abroad: The Birth Of The Global Nation': “Di abad berikutnya, negara-negara seperti yang kita kenal selama ini,
akan menjadi usang; semua negara
akan mengakui satu otoritas global. Kedaulatan nasional bukanlah ide yang
bagus.”
Sebagai seorang elitis dan Sosialis, Fabian HG Wells, dia menguraikan dalam risalah non-fiksinya berjudul 'The New World Order':
"...Ketika perjuangan tampaknya sudah pasti menuju ke arah demokrasi sosial dunia, mungkin masih ada penundaan dan kekecewaan yang sangat besar sebelum itu menjadi sistem dunia yang efisien dan dermawan. Banyak orang ... akan membenci tatanan dunia baru ini.. . dan mereka akan mati karena memprotesnya. Ketika kita mencoba untuk mengevaluasi janjinya, kita harus mengingat kesusahan dari satu generasi atau lebih karena ketidakpuasan, banyak dari mereka adalah orang-orang yang sebelumnya cukup gagah dan tampak anggun."
Dan bagaimana dengan salah satu kutipan favorit saya dari anggota Komisi Trilateral, Richard N. Gardner, mantan wakil asisten Menteri Luar Negeri untuk Organisasi Internasional di bawah presiden Kennedy dan Johnson? Dia menulis dalam jurnal Foreign Affairs Council on Foreign Relation (CFR) edisi April 1974 (hal. 558) dalam sebuah artikel berjudul 'The Hard Road To World Order':
“Singkatnya, 'rumah tatanan dunia' ini harus dibangun dari bawah ke atas, bukan dari atas ke bawah. Ini akan terlihat seperti 'kebingungan yang meledak-ledak,' untuk menggunakan deskripsi terkenal William James tentang realitas, tetapi ia akan mengakhiri kedaulatan nasional, mengikisnya sepotong demi sepotong, dan akan mencapai lebih dari sekadar serangan frontal kuno.”
Para anggota yayasan globalis dan think-tank seperti CFR
telah menghuni hampir setiap kantor pemerintah AS dan menjadi anggota kabinet dari
para presiden selama beberapa dekade terakhir. Ini termasuk dua lusin anggota
CFR di kabinet Donald Trump. Menguras rawa? Tidak akan terjadi.
Seperti yang diungkapkan secara terbuka oleh Harpers Magazine dalam paparan tahun
1958 berjudul 'School
For Statesmen':
“Klik paling kuat dalam kelompok-kelompok ini (CFR) memiliki satu tujuan yang sama: mereka ingin membawa penyerahan kedaulatan dan kemerdekaan nasional AS. Mereka ingin mengakhiri batas-batas nasional dan loyalitas ras dan etnis yang seharusnya meningkatkan bisnis dan menjamin perdamaian dunia. Apa yang mereka perjuangkan pasti akan mengarah pada kediktatoran dan hilangnya kebebasan masyarakat. CFR didirikan untuk “tujuan mempromosikan pelucutan senjata dan penenggelaman kedaulatan AS dan kemerdekaan nasional ke dalam satu pemerintahan tunggal dunia yang sangat kuat.”
Metode paling mudah bagi para globalis untuk mendapatkan apa
yang mereka inginkan secara terbuka adalah dengan menyulap krisis atau
mengeksploitasi krisis yang ada untuk “mengikis kedaulatan sebuah negara”.
Pandemi saat ini sangat cocok dengan rencana ini, tetapi sebelum kedaulatan
dapat dihilangkan di tingkat nasional, mereka harus terlebih dahulu merusak
kedaulatan di tingkat individu.
Bermacam tindakan di AS dan negara-negara yang bersekutu
dengan AS menunjukkan serangan yang dipercepat terhadap kebebasan pribadi sudah
dekat.
Ada yayasan-yayasan kembar untuk CFR di banyak negara lain.
Misalnya, di Australia mereka memiliki Institut Kebijakan Strategis yang sangat
melekat dan berpengaruh, yang telah secara konsisten mengadvokasi sentralisasi
penuh kekuasaan pemerintah setelah pandemi virus corona. Rencana yang mereka
nyatakan adalah untuk memusatkan administrasi kebijakan di tangan
"komisi" atau "departemen" baru yang terdiri dari
"pemikir-pemikir paling cerdas". Komisi ini tidak akan bertugas
membuat Australia kembali normal, tetapi meyakinkan masyarakat untuk MENERIMA keadaan
“normal baru” di luar pandemi.
ASPI dengan antusias menggembar-gemborkan gagasan itu dalam sebuah artikel berjudul 'Tanggapan Virus Corona Sebuah Peluang Untuk Membayangkan Kembali Masa Depan Untuk Australia':
“Agenda departemen semacam itu sekarang bukan tentang membuat Australia kembali normal setelah pandemi. Tetapi ini tentang membayangkan kembali seperti apa Australia dan bagaimana kita dapat berkembang dan makmur di masa depan kita di luar virus corona dan dengan mengingat terjadinya kekeringan, kebakaran hutan, dan perubahan iklim. Pikirkan tentang jenis ekonomi baru yang dapat kita miliki setelah adopsi yang dipaksakan dan cepat dari pekerjaan rumahan dan sekolah yang tersebar melalui sarana digital. Kita bisa melaksanakan ekonomi digital terkemuka yang diinginkan perdana menteri sebelum pandemi, bukan pada 2030 tetapi jauh lebih awal.”
Hal ini segera mengingatkan saya pada dorongan pasca peristiwa 9/11 untuk dengan cepat menghapus perlindungan konstitusional, sementara publik dibutakan oleh ketakutan dan kebingungan. Seperti yang dikatakan oleh globalis AS Rahm Emanuel:
“Anda tidak pernah ingin krisis serius ini sia-sia. Dan yang saya maksud dengan itu adalah kesempatan untuk melakukan hal-hal yang Anda pikir tidak dapat Anda lakukan sebelumnya.”
ASPI mengungkapkan agenda
sebenarnya, yaitu federalisasi lengkap dan implementasi hukum sepihak tanpa
persetujuan publik. Rencananya adalah melakukan
ini dengan memanfaatkan peristiwa pandemi secara maksimal dan kemudian
menerapkan perubahan sosial yang cepat dalam struktur pemerintahan. Hal ini
kemudian akan berlangsung lama sampai setelah virus corona menghilang, demi
alasan ekonomi, program kesejahteraan dan apa yang disebut “pemanasan global”. Respons atas pandemi hanyalah sarana untuk
mencapai tujuan, dan tujuan akhirnya adalah: dominasi total terhadap populasi.
Saya fokus pada Australia dan wilayah sekitarnya khususnya
karena ini tampaknya menjadi tempat di mana para globalis menegakkan kebijakan
teknokratis terlebih dahulu. Atau paling tidak, mereka sedang menguji coba
strategi mereka dan menggunakan orang Australia sebagai kelinci percobaan.
Ketika ASPI mengatakan mereka berencana untuk mempertahankan perubahan pandemi
jauh setelah virus itu menghilang, mereka tidak hanya berbicara tentang beralih
ke ekonomi digital.
Saat ini, Australia dan Selandia Baru mengecam warganya
dengan tindakan yang mungkin paling kejam di dunia Barat. Ini adalah kebijakan
yang ingin diperkenalkan oleh para elit di mana-mana, tetapi kebijakan itu
benar-benar membosankan di Australia, dan semakin memburuk.
Di berbagai wilayah di Australia, langkah-langkah respons “Level 4” telah
diberlakukan setidaknya selama enam minggu ke depan, termasuk jam malam,
kebijakan masker yang ketat termasuk orang-orang yang dipaksa memakai masker DI
LUAR (bertentangan dengan semua yang dikatakan ilmu
pengetahuan dan virologi tentang kemungkinan rendahnya penularan di bawah
sinar matahari dan udara terbuka), penduduk tidak diperbolehkan melakukan
perjalanan lebih dari 3 mil dari rumah mereka dan hanya satu orang dari rumah
tangga yang diizinkan untuk pergi pada waktu tertentu. Warga yang melanggar aturan
ini akan dikenakan denda $ 10.000 atau penangkapan. Dan ya, orang-orang ditangkap
hanya karena tidak memakai masker atau pergi terlalu jauh dari rumah.
Di Selandia Baru, situasinya menjadi sangat suram dan saya
pikir itu harus diperlakukan sebagai peringatan bagi orang Amerika secara
khusus tentang potensi masa depan kita jika kita membiarkan narasi atau alasan
demi "keamanan kesehatan masyarakat" dan dirubah menjadi kendaraan bagi
tirani.
Sementara Australia telah menggunakan fasilitas karantina
untuk memaksa orang yang dianggap berisiko tinggi untuk diisolasi, kamp
karantina NZ sekarang sepenuhnya
berada di bawah kendali militer, dan SEMUA
warga negara yang dites positif atau diduga mengidap Covid dapat dipisahkan
dari keluarga mereka dan ditempatkan di kamp, yang merupakan hotel yang
diubah menjadi penjara.
Ini adalah penghapusan total kebebasan pribadi karena
peningkatan kasus yang hanya berjumlah 525 kematian di Australia dan 22
kematian di Selandia Baru.
Saya percaya alasan Australia dan Selandia Baru menjadi
sasaran untuk menerapkan tingkat pembatasan ini pertama adalah karena masyarakat
disana hampir sepenuhnya dilucuti dan tidak memiliki sarana untuk membela diri
dari langkah-langkah pemerintah. Kemudian ada yang mengatakan: saya melihat
tanda-tanda bahwa tindakan serupa akan dicoba di AS juga. Di negara bagian seperti
New York, ada program penting untuk mendirikan pos pemeriksaan
Covid yang akan menghentikan dan memeriksa kendaraan yang masuk ke negara
bagian itu. Di sinilah pembatasan yang lebih berat dimulai.
Pertama, pos pemeriksaan akan didirikan dengan alasan demi menjaga
orang yang terinfeksi agar tidak keluar dari negara bagian atau kota. Kemudian,
pos pemeriksaan yang sama akan digunakan untuk mencegah orang meninggalkan
negara bagian atau kota. Kemudian, pos pemeriksaan akan didirikan secara acak
untuk menguji orang untuk melihat adanya demam atau gejala penyakit. Jika
dibiarkan berlanjut, perkembangan alami dari pos pemeriksaan seperti ini adalah
untuk menakuti penduduk agar tidak bepergian ke mana pun karena alasan apa pun.
Seperti di Australia dan NZ, orang akan secara efektif dipenjara di rumah
mereka. Pada tahap ini, membawa undang-undang atau perintah eksekutif yang
menghukum orang karena meninggalkan rumah akan lebih mudah diterapkan; warga masyarakat
pasti sudah terbiasa terjebak di rumah.
Selain itu, para elit dan globalis di AS menyerukan penguncian
keras, setidaknya selama enam minggu, seperti penguncian wilayah Level 4 di
Australia. Anggota Federal Reserve, Neel Kashkari, baru-baru ini menegaskan
bahwa orang Amerika menabung lebih banyak, sehingga mereka harus dikenai
penguncian wilayah dengan keras "karena mereka mampu melakukan banyak hal."
Wilayah Virginia sedang merencanakan vaksinasi
Covid wajib, meskipun vaksin untuk SARS seperti virus lainnya, telah
terbukti mustahil untuk dikembangkan di masa lalu, dan vaksin yang dibuat secara
terburu-buru memiliki riwayat
merugikan atau membunuh orang daripada melindungi mereka. Mengesampingkan
isu bahwa memberikan kekuasaan kepada pemerintah untuk memaksa warganya
menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuh, mereka dituduh tidak bermoral.
Apa berikutnya? Kamp Covid? Ya, kecuali orang Amerika bersikap keras. Outlet media arus utama telah menyarankan strategi ini selama berbulan-bulan. The Washington Post memuji penggunaan kamp isolasi paksa di negara lain dan bertanya mengapa AS belum menggunakannya di luar pelabuhan untuk pelancong asing? Alasannya adalah ini: Banyak orang Amerika tidak akan setuju dengan tindakan seperti itu, dan akan menggunakan kekerasan terhadap siapa pun yang mencoba menguncinya karena virus yang merupakan ancaman moderat paling banyak bagi sebagian kecil populasi.
Ada kalimat yang mengatakan, jangan berasumsi bahwa mereka yang sudah memiliki kemapanan pada akhirnya tidak akan mencoba melawan di sini. Tetapi mereka akan melawan! Bersiaplah ketika mereka melakukannya. Lihatlah tindakan di tempat-tempat seperti Australia dan Selandia Baru dan tanyakan pada diri Anda, apakah saya bersedia mengikutinya? Dan jika demikian, untuk berapa lama? Karena para globalis menginginkan pembatasan tersebut menjadi “new normal”. Mereka berniat agar mimpi buruk ini berlangsung selamanya.
----------------------------
SEBUAH MESIN POLITIK UNTUK
MEMPERBUDAK
"Ibu-Ku telah menjelaskan kepadamu rencana
pengambilalihan Tahta Petrus oleh sebuah kelompok terpilih. Pada tahun 1975
sebuah pesan kebenaran diberikan kepada umat manusia secara cukup panjang, bahwa
orang-orang jahat akan merebut Tahta Petrus. Di seluruh dunia ada sebuah
kelompok, yang Kami sebut gurita, yaitu sebuah jaringan kejahatan yang terdiri
dari kerajaan, kekuatan, yang semuanya berusaha untuk menghancurkan Kekristenan
dan untuk membawa negaramu dan semua bangsa di dunia di bawah kekuasaan kaum religius
dari sebuah dunia tunggal. Ia akan menjadi mesin politik untuk memperbudak
dunia." - Yesus, Bayside, 18 Juni 1978
MEDIA DIKONTROL SEPENUHNYA
“Media massa dikendalikan, dikendalikan sepenuhnya, anak-anakku.
Oleh karena itu, kamu tidak bisa menilai dari kata-kata yang tertulis atau
pendekatan visual mereka.” – Bunda Maria, Bayside, 20 November 1976
“Kamu harus memberi tahu anak-anakku di negaramu bahwa mereka
harus memasukkan ke dalam pemerintahanmu orang-orang yang takut akan Tuhan,
yang mengikuti aturan Bapa. Jika kamu membawa para pembunuh, perampok dan
pencuri, ke dalam rumah, mereka akan merampokmu sampai tidak ada yang tersisa. Kamu
akan dilucuti dari semua kekayaan duniawi dan kekayaan ini akan diserahkan
kepada satu kelompok kecil untuk mengatur kehidupan banyak orang!" -
Bunda Maria, Bayside, Bayside, 1 November 1974
TEMPAT-TEMPAT
KEKUASAAN TERTINGGI
“Duniamu dan negaramu berkubang dalam kubangan kesalahan,
kebusukan, dan kehinaan. Setan telah menempatkan orang-orangnya di antara kamu,
di tempat-tempat pemerintahan tertinggi, dan memberi mereka kekuatan untuk
menghancurkan jiwa manusia. Agen-agen neraka ini telah ditempatkan di
sekolah-sekolahmu untuk menghancurkan anak-anakmu; dalam pemerintahanmu untuk
membuatmu berlutut di hadapan orang yang bukan berasal dari Tuhan; dan
sayangnya, para agennya telah masuk ke Rumah Tuhan untuk berperang." -
Bunda Maria, Bayside, 13 September 1973
-------------------------------
Silakan membaca artikel lainnya di sini:
Paus
Mengumumkan Uskup Pro-LGBT Akan Diangkat Menjadi Kardinal
Paus
menunjuk Kardinal Cupich yang pro-LGBT untuk menjabat di kantor urusan liturgi
Vatikan
Elit
Davos Mendorong Pengendalian Pangan Global Dengan Kedok 'Ketahanan Pangan'
Tidak
ada lagi yang bersifat pribadi
Freemasonry
Italia Secara Resmi Mendukung Paus Bergoglio