Gereja Dalam Foto
Photo of the Week
PROSES BEATIFIKASI USKUP AGUNG HELDER CAMARA DIPERCEPAT
https://traditioninaction.org/RevolutionPhotos/A988-Hel.htm
Mgr.
Luciano Brito, Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Olinda dan Recife, Brasil, (atas, ketiga dari kanan) melaporkan di
akun Instagram-nya bahwa dia
melakukan perjalanan ke Roma pada 27 Mei 2022. Dia pergi untuk mengantarkan kepada
Kongregasi Vatikan untuk Penetapan sebagai orang kudus (Vatican's Congregation for the Cause of Saints), berkas salinan dari
semua tulisan mendiang Uskup Agung Helder Camara, serta transkrip dari banyak
pesan radionya. Kompilasi itu akan dimasukkan dalam proses beatifikasi Uskup
Agung di wilayah Olinda dan Recife.
Helder Camara mendapat julukan "Uskup
Agung Merah" karena ide-ide komunisnya yang dikenal luas. Mengkonfirmasi
gelar terkenal ini, Mgr. Brito memerintahkan agar paket dokumen itu dibungkus dengan plastik merah, sebagai
tanda untuk mengatakan bahwa: "Ya,
dia adalah Uskup Agung Merah (Komunis) dan sekarang dia akan menjadi orang kudus."
Untuk memberikan gambaran kepada pembaca kami tentang ide-ide Camara, kami
menyalin dua kutipan wawancara
yang dia berikan kepada seorang jurnalis Italia pada tahun 1970:
Oriana Fallaci: Mari kita beralih kepada
julukan Uskup Agung Merah itu. Apa ide politik Anda hari ini? Apakah Anda
seorang sosialis / komunis seperti yang orang katakan tentang Anda, atau tidak?
Helder Camara: Jelas bahwa saya
adalah pedukung sosialis / komunis! Tuhan menciptakan manusia menurut gambar
dan rupa-Nya karena dia (manusia) adalah rekan-pencipta-Nya dan bukan karena dia
adalah seorang budak. Bagaimana kita bisa membiarkan mayoritas orang dieksploitasi
dan hidup sebagai budak? Saya tidak melihat solusi apapun dalam paham Kapitalisme.
Saya juga tidak melihat solusi apapun dalam contoh sosialis yang ditawarkan
kepada kita hari ini, karena mereka didasarkan pada kediktatoran, dan Anda
tidak mencapai Sosialisme melalui kediktatoran. ... Paham sosialisme saya adalah
istimewa; itu adalah Sosialisme yang menghormati pribadi manusia dan kembali kepada
Injil. Sosialisme saya adalah keadilan. ...
O. Fallaci: Apakah Anda membaca tulisan-tulisan
Karl Marx?
H. Camara: Jelas hal itu saya lakukan! Saya tidak setuju dengan
kesimpulannya, tetapi saya setuju dengan analisisnya tentang Masyarakat
Kapitalis. Ini tidak memberi siapa pun hak untuk menyebut saya seorang Marxis
kehormatan. Faktanya adalah bahwa Marx harus ditafsirkan di bawah terang realitas
yang telah berubah, yang sedang berubah. Saya selalu mengatakan kepada kaum
muda bahwa adalah suatu kesalahan untuk mengasimilasi Marx secara harfiah: Dia
harus dibaca dan diterapkan tanpa melupakan bahwa analisisnya dibuat satu abad
yang lalu.
Saat ini, misalnya, Marx tidak akan pernah mengatakan bahwa agama adalah
alienasi atau kekuatan yang mengasingkan. Agama mendapatkan kualifikasi ini (saat
itu), tetapi tidak lagi valid. Lihat apa yang terjadi dengan para imam di
Amerika Latin dan setiap tempat lainnya. Banyak orang komunis tahu itu.
Orang-orang seperti Roger Garaudy dari Prancis tahu itu ... mereka ada dan
mereka berpikir, mereka menjelma seperti yang akan dikatakan Marx di zaman
kita.
Di bawah baris pertama kiri, Camara bersama
dengan gubernur yang berpaham Marxis, dari Negara Bagian Pernambuco-nya Miguel
Arraes; tengah, dengan Presiden (komunis)
Brasil João Goulart; kanan, bersama dengan
pastor Joseph Comblin, yang seorang Komunis juga
Baris kedua kiri, memegang buku Revolusi Pembangunan; tengah, bersama Kardinal Evaristo Arns, pendiri Komunitas Kristen Dasar dan kekuatan utama dari paham Teologi Pembebasan di Brasil, dia bertanggung jawab atas pemilihan Lula da Silva dan Dilma Rousseff sebagai presiden Brasil; kanan, bersama kardinal Leo Suenens, pemain penting dalam Revolusi Konsili (KV II) dan pendiri Gerakan Karismatik.
Baris keempat, bersama Paus Konsili;
Paulus VI, yang biasa memanggil Helder Camara dengan sebutan "Uskup Agung
Merahku." Baris kelima dan keenam,
beberapa jepretan gerakan demagogiknya yang menjadi ciri khas cara bicaranya.
Jika kita adalah umat Katolik sejati, akan cukup sulit membayangkan seorang Uskup
Agung Helder Camara bisa menjadi seorang santo. Tetapi, mengingat kemurtadan
umum dari Gereja Konsili (hasil KV II), sangat mungkin bahwa kita dapat segera
memiliki orang-orang
kudus palsu lainnya yang berlimpah setelah Vatikan II.
Semoga Tuhan segera turun tangan dan
membawa Pemurnian untuk mempersiapkan landasan bagi Pemerintahan Maria.
---------------------------------
Silakan membaca artikel lainnya di sini:
Gereja
Jerman Membuat Langkah Selanjutnya...
Perjanjian
WHO Terkait dengan Paspor Digital Global dan Sistem ID
Soros
Mengakui COVID Membantu 'Melegitimasi Instrumen Kontrol'
Uskup
Kepala di Jerman Memberikan Komuni Kudus Seorang Protestan