PARA PENGAMAT VATIKAN MENGATAKAN: JANGAN BERHARAP BAHWA PF
AKAN MAU MENANGGAPI PERMINTAAN DARI EMPAT KARDINAL (PENGUSUNG DUBIA)
EWTN’s
Raymond Arroyo dan Pastor Gerald Murray
by Lisa
Bourne
Apakah Yesus
akan berkata kepada orang-orang: “Lihat, jangan bertanya, nanti paus marah !”
WASHINGTON, DC, 27 Juni 2017 (LifeSiteNews) – Seorang ahli
hukum Canon, Pastor Gerald Murray, menyuarakan adanya kebingungan yang diciptakan
oleh anjuran Paus Fransiskus Amoris
Laetitia. Minggu lalu di EWTN, dia mengatakan bahwa jika para imam tidak gigih
mempertahankan iman, berarti mereka telah lalai di dalam tugas mereka.
Dia mencatat bahwa, karena
kebingungan, maka pastor-pastor paroki sekarang dipaksa untuk mempertanyakan
apakah mereka harus terus menjunjung ajaran Gereja yang mereka pelajari di
seminari, seperti yang dilakukan oleh dua paus sebelumnya. Ini adalah hasil
dari tindakan berbagai hirarki Gereja di seluruh dunia yang memberi kesempatan kepada
umat Katolik yang bercerai dan menikah kembali untuk menerima Komuni karena
dokumen (Amoris Laetitia) tersebut.
Semua teologi moral secara
keseluruhan, kata Pastor Murray kepada Raymond Arroyo dari media The World Over, dan umat Katolik, tidak
dapat memisahkan satu aspek dengan aspek lainnya.
"Jadi jika kita bisa mengabaikan
dosa berat perzinahan, maka dosa apa lagi sekarang yang akan diabaikan juga dari
daftar dosa berat lainnya?" tanya dia. "Dan di sinilah anda punya banyak
masalah."
"Ini bukanlah sebuah agama yang
‘bebas-untuk-berbuat-segalanya," kata Pastor Murray. "Ini adalah
agama yang diturunkan oleh para rasul dari Kristus. Jika kita tidak rajin
menjaganya, maka kita gagal dalam tugas kita sebagai imam."
Arroyo bertanya kepada Pastor
Murray dan koresponden veteran Vatikan, Ed Pentin, atas pandangan mereka
mengenai dubia dari empat orang kardinal baru-baru ini yang meminta klarifikasi
atas Amoris Laetitia kepada PF.
Pastor Murray mengatakan kepada
Arroyo bahwa isu seputar dokumen paus itu (Amoris
Laetitia) harus segera ditangani, dan dia dengan sepenuh hati mendukung
upaya para kardinal yang meminta PF untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut.
Arroyo bertanya kepada Pentin
mengapa ada keengganan di pihak Paus Fransiskus untuk mengklarifikasi sesuatu
yang sangat mendasar, seperti ajaran Gereja tentang pernikahan ini.
Ambiguitas dan
ironi
Pentin mengatakan bahwa ada
sejumlah teori, "tapi saya pikir yang utama adalah paus memang sengaja menghendaki
ambiguitas ini, karena dia mengatakan bahwa isu-isu ini tidak hitam dan tidak putih."
Pentin juga mencatat jika para kritikus
mengatakan bahwa hal ini bertentangan dengan pengajaran para paus sebelumnya.
Arroyo bertanya kepada Pentin
tentang mengapa paus enggan terlibat pada diskusi dengan para kardinal itu.
Jawaban Pentin menyoroti adanya kontradiksi
antara seruan Paus yang konsisten untuk melakukan dialog dengan orang lain dengan
tanggapannya terhadap para kardinal pengusung dubia.
"Nah, inilah ironisnya,"
katanya, "karena dia (PF) memang tidak ingin berdialog dengan orang-orang lain,
tetapi bukan dengan para kardinal pendukungnya sendiri."
Para kardinal dihadapkan pada
masalah yang nyata dalam upaya menegakkan ortodoksi iman, demikian Pentin
menambahkan.
"Jadi itu adalah sangat
memprihatinkan," katanya, "bagi banyak kardinal, saya mengerti, bukan
hanya bagi empat kadinal pengusung dubia itu saja."
Ada tanda tanya bagi siapa saja: apakah
paus akan menanggapi permintaan dari empat kardinal itu, kata Pentin kepada
Arroyo, "tetapi sepertinya hal itu tidak mungkin."
Siapakah yang akan
mengawasi kawanan domba?
Pastor Murray mengatakan bahwa umat
awam patut memperhatikan permintaan yang disampaikan oleh empat orang kardinal
kepada Paus Fransiskus baru-baru ini, karena hal itu sangat penting. Hal itu menunjukkan
bahwa para kardinal tidak hanya bertindak berdasarkan pemikiran atau
keprihatinan mereka sendiri.
Telah diketahui juga bahwa banyak
keluhan dan keraguan muncul diantara umat awam, katanya, dan jelas para
kardinal merasakan bahwa ini adalah tanggung jawab mereka sebagai penasihat
paus, untuk membawa masalah itu kepada paus dengan semangat untuk melayani umat
awam.
Arroyo bertanya kepada pastor Murray
apakah Paus Fransiskus akan kembali mengabaikan permintaan para kardinal itu untuk
melakukan audiensi, dimana PF hanya bersikap seperti orang Parisi yang kasar
dan kaku, seperti yang sudah biasa dilakukannya selama ini.
Tidak diketahui apa yang akan
dikatakan oleh PF, jawab Pastor Murray, namun sejauh ini dia memang belum menjawab dubia itu.
"Kami tahu bahwa PF telah
mengatakan kepada uskup-uskup Argentina di wilayah Buenos Aires bahwa
interpretasi mereka terhadap Amoris Laetitia adalah benar," kata Pastor
Murray, "dan sesungguhnya interpretasi mereka tidak sesuai dengan doktrin
Katolik." (Catatan: uskup-uskup
Argentina telah menafsirkan Amoris Laetitia sebagai hak untuk memberikan Komuni
Kudus kepada para pezina, tanpa disertai syarat pertobatan, dan hal ini telah
disetujui oleh PF. Hal yang sama juga terjadi di Malta).
Apa yang dikatakan
Tuhan
"Ini adalah pertanyaan
tentang, 'Apakah iman yang diwariskan oleh para rasul?'" kata Pastor
Murray. "Dan ini cukup jelas - Tuhan kita berkata, seseorang yang
menceraikan isterinya dan menikahi orang lain, telah melakukan
perzinahan."
"Perzinahan adalah sebuah dosa
berat," lanjut Pastor Murray. "Mereka yang hidup dalam keadaan dosa
berat secara umum harus ditolak untuk menerima Komuni oleh para utusan Gereja,
demi kebaikan mereka sendiri."
Menerima Komuni dalam situasi seperti
itu tidak hanya membuat orang lain tersinggung, tetapi hal itu juga membahayakan
keselamatan orang-orang yang melakukannya, kata imam tersebut lebih lanjut.
"Jadi, penerimaan Komuni Kudus
yang tidak layak selalu akan menjadi masalah," katanya, "Kami mencoba
untuk meminimalkannya, berusaha untuk menghilangkannya. Tapi penolakan publik
terhadap ajaran Gereja mengenai pernikahan, dengan cara menikah secara sipil,
tidak dapat dianggap sebagai masalah yang kecil. "
Arroyo meminta Pastor Murray untuk
membandingkan tanggapan PF terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai anjuran apostoliknya
(Amoris Laetitia) dengan bagaimana dia menangani perselisihan yang terjadi di
dalam Ordo Malta.
"Jadi yang saya lihat di sini
adalah bahwa beberapa masalah ada yang mendapatkan perhatian langsung dan
segera oleh paus, dan tindakan segera diambil," kata Pastor Murray. "Tetapi
para kardinal yang tidak mendapat jawaban dari paus (soal dubia), menurut saya itu
bukanlah hal yang baik."
"Paus memang berdaulat, dia
dapat melakukan apapun yang dia inginkan," lanjutnya, "tapi yang tidak
masuk akal, dalam masalah lain di mana anda akan mengambil tindakan cepat saat
masalah itu diajukan kepada anda, atau anda mengatakan bahwa anda ingin berdialog
– dan sungguh PF telah berdialog dengan banyak orang – tetapi mengapa terhadap para
kardinal ini dia tidak berkata:"Begini, saya tahu anda ada di sini karena
anda mencintai Gereja, kita semua mencintai Gereja, maka mari kita bahas apa
yang sedang dipermasalahkan."
"Ingat, bahwa paus adalah
pelayan Kristus," kata Pastor Murray, "Anda dan saya, siapa pun di dalam
lingkup Gereja dan semua orang yang telah dibaptis, kita semua berada di bawah
pengawasan Kristus."
"Jadi kita semua harus mengatakan
kepada diri kita sendiri, “Apa yang akan Kristus lakukan jika sebuah pertanyaan
doktrinal yang sangat penting diajukan kepadaNya?" Apakah Yesus akan berkata
kepada orang-orang itu: “Lihat, jangan tanya, nanti paus marah”
“Saya tidak berpikir Yesus akan berkata
seperti itu."
Silakan melihat artikel
lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/