SEBUAH SKISMA DI DALAM GEREJA KATOLIK?
Headlines
yang muncul minggu lalu mengatakan bahwa ada sekelompok kardinal yang menghendaki
agar PF mundur saja untuk menghindari sebuah bencana perpecahan (skisma) di
dalam Gereja Katolik.
Skisma? Skisma apa?
Kenyataannya, Gereja Katolik modern telah berada dalam perpecahan,
yang terjadi di dalam, yang tersembunyi dari pengamatan kebanyakan orang.
Perpecahan itu jelas sekali namun tidak dibicarakan. Tak ada yang
berani berbicara mengenai hal itu. Perpecahan itu terjadi diantara para kardinal,
diantara para uskup dan para uskup agung. Perpecahan itu terjadi diantara para
teolog, diantara imam-imam paroki, diantara para liturgis, katekis, para
pekerja dalam gereja, para musisi dalam gereja, para guru, jurnalis dan penulis
dalam gereja.
Perpecahan itu bukan hanya terjadi antara kaum konservativ dan
kaum liberal, antara kaum tradisionalis dengan kaum progresiv.
Hal itu adalah sebuah perpecahan antara mereka yang percaya bahwa
Yesus Kristus adalah Anak Allah yang lahir secara murni dan sebagai Pribadi
Kedua dari Tritunggal yang Kudus dan tak terpisahkan, yang menegakkan GerejaNya
di dunia yang secara supernatural dipenuhi dengan Roh Kudus yang akan tetap
bertahan hingga akhir zaman, dengan mereka yang tidak mempercayai semua diatas.
Begitulah, mereka yang tidak mempercayai semua diatas adalah
kaum modernis, kaum liberal. Mereka ini mengira bahwa gereja adalah didirikan
oleh manusia. Kejadian itu dianggap sebagai peristiwa atau kejadian sejarah pada
2000 tahun yang lalu yang kebetulan saja ia berhasil bertahan melewati sedikit liku-liku
nasib baik serta sedikit kejadian yang kebetulan menguntungkannya. Karena mereka
ini mengira dan percaya bahwa gereja adalah hasil bentukan manusia, pada sebuah
waktu dan tempat tertentu, maka gereja bisa
dan harus beradaptasi dan berubah di setiap zaman dan kultur masyarakat, dimana
gereja berada.
Inilah penyebab dari perpecahan besar itu. Inilah skisma yang
sedang terjadi.
Apakah gereja adalah sebuah institusi yang secara ilahiah
ditunjuk untuk memberikan keselamatan kekal bagi jiwa-jiwa ? atau apakah ia adalah
sebuah struktur sosial dimana orang-orang yang tulus berkumpul bersama untuk menjadikan
dunia ini sebagai tempat tinggal yang lebih nyaman? Inilah yang menjadi simpang
siur di dalam gereja saat ini dan meluas menjadi konflik dalam segala hal, mulai
dari musik hingga kepada arsitektur, seni, pendidikan Katolik, dari liturgi hingga
kepada literatur, dari devosi hingga kepada disiplin dan doktrin – ya, segala
sesuatu kembali kepada perpecahan yang pokok tadi.
Tentu saja saya percaya kepada pengertian yang pertama, bahwa
gereja didirikan oleh Putera Allah, Yesus Kristus Tuhan kita, untuk mengalahkan
setan, demi keselamatan kekal dari jiwa-jiwa dan penebusan dunia melalui rahmat
supernatural yang mengalir dari kurban kematian Yesus Kristus di salib.
Dan semua hal yang lainnya, misalnya usaha penyelamatan
lingkungan hidup hingga sampai kepada pemberian makanan bagi mereka yang kelaparan,
dari persamaan hak kaum pekerja hingga membuka sebuah dapur umum, dari pendidikan
kepada kaum muda hingga kepada pembentukan perdamaian dan keadilan, semua ini
adalah kebutuhan yang sekunder dan semua ini bergantung kepada pemenuhan
prioritas yang pertama dan kekal, yaitu keselamatan jiwa-jiwa.
Begitulah, skisma atau perpecahan itu telah ada.
Maka apa yang diperlukan
sekarang adalah setiap umat Katolik harus memutuskan: di sisi mana dia
berpihak.
Silakan melihat artikel
lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment