VORTEX: Judas-pun
membangkitkan orang mati
Namun dia mengabaikan rahmat Tuhan
May 30, 2017
Di lingkungan yang luhur
dari para kudus, para Bapa dan Doktor Gereja, ada banyak sekali keindahan, kemuliaan,
dan keajaiban yang tak dapat dikisahkan. Perenungan dan wawasan mereka, yang diilhami
oleh Surga, menuju misteri-misteri dan kebenaran-kebenaran yang dalam dari alam
semesta ini selalu membuat kita berdiri kaku dan takjub. Karena hal itu sangat
menyengat seperti lecutan petir.
Misalnya saja perkataan
St.
Alphonsus Ligouri. Perkataannya merupakan
peringatan bagi kita semua. Dia berkata agar kita tak boleh lupa bahwa pada saat
ini, ada jiwa-jiwa di dalam neraka yang pada saat hidupnya di dunia dulu mereka
itu lebih kudus daripada kita saat ini. Kemudian dia menekankan: “Ingatlah,
Judas-pun membangkitkan orang mati.”
Renungkanlah kalimat
itu untuk sesaat. Di dalam Injil Mateus, Tuhan kita mengutus para rasul pergi dan
berkata: “Sembuhkanlah yang sakit, bangkitkan yang mati, bersihkanlah orang yang
sakit kusta, usirlah iblis.” Begitulah Judas, yang kemudian mengikuti bujukan
iblis dan setan, menghabiskan lebih banyak waktunya di dunia ini untuk mengusir
iblis dan setan.
Bayangkanlah keadaan mengerikan
yang telah menantikan Judas di tangan setan dan iblis yang sama itu, ketika dia
(Judas) turun kedalam neraka. Dulu Judas juga pernah melakukan keajaiban-keajaiban.
Semua rasul Yesus juga melakukannya. Mereka membangkitkan orang mati. Judas
Iscariot juga pernah membangkitkan orang
mati. Namun kini dia berada di dalam neraka.
Inilah peringatan dari
St.
Alphonsus Ligouri, hasil dari penglihatan
dan perenungannya mengenai pertempuran di dunia spirituil. Tak seorangpun yang aman
hingga mereka berada di tempat yang aman itu (Surga). Tak seorangpun.
Betapa mengerikan jika
kita membayangkan adanya seorang imam misalnya, yang tangannya telah diurapi pada
saat pentahbisannya, untuk mengkonsekrasikan dan menghadirkan Allah dari Surga ke
dunia, kemudian ternyata dia terbakar selamanya dengan intensitas kengerian yang
jauh melebihi kata-kata untuk diceritakan. Dan memang seperti itulah yang telah
disaksikan sendiri oleh
St. Teresa of Avila, ketika dia
diperlihatkan kepada pemandangan neraka. Dia bisa menceritakan jiwa-jiwa mana yang
adalah seorang imam, karena pada telapak tangan mereka dimana pengurapan suci
itu dilakukan pada saat pentahbisan, bagian itu terbakar dengan intensitas yang
lebih besar daripada jiwa-jiwa terkutuk lainnya di neraka.
Bagaimana bisa seorang
Judas yang pada suatu hari dulu pernah melakukan keajaiban-keajaiban dan kemudian
pada saat berikutnya ikut merancang dan melaksanakan tindakan kematian Tuhan kita?
Karena dia tidak mau setia dan taat setiap hari. Kita tahu bahwa dia
adalah seorang pencuri. Apakah dia sudah menjadi pencuri sejak dia dipanggil
oleh Yesus? Kita tidak tahu. Namun kita tahu bahwa pada akhir hidupnya dia adalah
sebagai pencuri. Pernah pada sebuah saat, dia memegang kantung uang yang menyimpan
uang hasil yang diperoleh para rasul yang lain, saat itu dia dipercaya untuk memegang
uang, dan dia mencuri beberapa dari uang itu.
Semula hal itu
nampaknya tidak begitu berarti. Dan kenyataannya, mungkin saja tidak terlalu
banyak yang diambilnya. Bayangkan bagaimana jika Yesus dan para rasul yang lain
berkelana kian kemari dengan membawa kantung uang. Tetapi yang ditekankan disini
adalah bahwa Judas telah mengembangkan kebiasaan berbuat dosa, sedikit demi
sedikit melalui dosa yang kecil-kecil. Dia kemudian tenggelam di dalam dosanya karena
dia sudah menjadi terbiasa. Karena itu semakin sering dia mencuri, semakin menurun
kesadarannya akan bobot dari dosa itu. Hingga dosa itu menjadi bukan dosa lagi baginya.
Begitulah Judas telah
menata kejatuhannya sendiri. Dan ketika saatnya tiba, karena telah terbiasa
berbuat dosa, maka 30 keping perak sudah cukup untuk membuatnya terjatuh
selamanya --- seorang rasul yang pernah membangkitkan orang mati namun masuk neraka
pada akhir hidupnya.
Adakah kisah yang lebih
menyedihkan, lebih menggelisahkan dan lebih membuat kita harus waspada daripada
ini?
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment