dia berada di jalan menuju neraka
Dia perlu diberitahu soal ini, sebelum
terlambat!
by Michael Voris (umat awam)
June 15, 2017
Sebelum membahas topik hari ini, saya ingin
memohon: apakah anda berkenan berdoa bagi ibu saya? Dia meninggal 13 tahun yang
lalu pada tanggal ini; melalui pengorbanannya maka dia telah membawa saya
kembali kepada Iman. Banyak dari anda yang telah mengerti masa lalu saya.
Saat ini, harus ada seseorang yang mengatakannya
dengan jelas, demi kebaikan jiwanya; Pastor James Martin sedang melaju cepat
menuju neraka. Dia sedang berbohong tentang Iman dan dia sedang menipu banyak
orang. Dia adalah salah satu imam pendukung kuat perbuatan homoseksual yang terkenal
di Amerika Serikat dan dia sedang menyalahgunakan wewenang dan peranannya
sebagai imam, yang disampaikan kepada pers demi kepentingannya sendiri.
Orang ini ditahbiskan agar menjadi serupa
dengan Kristus, untuk menjadi seorang alter
christus, tetapi dia membiarkan dirinya dimanipulasi oleh si jahat untuk
mempromosikan kejahatan. Dengan menjadi anggota dari kelompok orang-orang yang
tertahbis ternyata tidak membuat apa yang diucapkannya menjadi benar atau menajuhkan
dirinya dari neraka.
Pastor Martin telah lama dikenal menjadi
pendukung homoseksualitas di lingkungan Gereja. Dengan cerdiknya dia berhasil
mengangkat ide-ide sesatnya ke permukaan, tanpa pernah mengakui secara jelas apakah
dia seorang homosex atau apakah dia hanya mendukung tindakan seksual pada kaum
homosex, tetapi semua yang dia katakan dan dia lakukan hanyalah seputar masalah
ini, dan hal itu menunjukkan bahwa dia memang melakukannya.
Dia menggunakan kosakata yang sudah jamak
dilakukan oleh kaum gay, misalnya, dia tidak pernah menggunakan istilah ‘tertarik
kepada sesama jenis’ tapi lebih memilih istilah ‘LGBT,’ dimana hal ini tidak
layak diucapkan oleh seorang imam Katolik. Kata ‘gay’ atau istilah ‘LGBT’
adalah bagian yang tak terpisahkan dari ucapan organisasi kaum homosex. Sebenarnya
pastor Martin memiliki jutaan kesempatan untuk memperjelas status dirinya, tetapi
dia memilih untuk tetap terselubung dalam mantel ambiguitas. Dan setelah sekian
lama, mungkin dia merasa aman untuk mengatakan bahwa dia memang mendukung gaya
hidup homosex, yang berarti bahwa dia menganggap tindakan homosex itu adalah sangat
bermoral.
Dia menulis sebuah buku baru, Building a Bridge — How the Catholic Church and the
LGBT Community Can Enter into a Relationship of Respect, Compassion and
Sensitivity
(Membangun
Sebuah Jembatan - Bagaimana Gereja Katolik dan Komunitas LGBT Dapat Memasuki
Suatu Relasi secara terhormat, baik dan sabar).
Wow! Sebuah judul yang penuh dengan omong
kosong! Pertama-tama, perhatikanlah akibatnya jika Gereja tidak bertindak penuh
kasih atau perhatian atau hormat. Gereja telah menyediakan sarana bagi keselamatan
meskipun mereka memiliki kelainan homosex. Sampai seberapa besar lagi Gereja
harus bersikap lebih berbelas kasih dan lebih menaruh perhatian? Namun kemudian
terbukalah agenda yang sebenarnya dari pastor Martin: dalam sebuah wawancara sehubungan
dengan penerbitan buku itu, dengan media Religious
News Service (RNS), pastor Martin
akhirnya mengakui agenda sebenarnya - dia
ingin agar ajaran Gereja tentang homoseksualitas dirubah.
Kalimat yang berbicara tentang homoseksual ada di
dalam paragraf 2357 dan 2358 (Katekismus Gereja Katolik):
Katekismus Gereja Katolik:
2357. Homoseksualitas adalah hubungan
antara para pria atau wanita, yang merasa diri tertarik dalam hubungan seksual,
semata-mata atau terutama, kepada orang sejenis kelamin. Homoseksualitas muncul
dalam berbagai waktu dan kebudayaan dalam bentuk yang sangat bervariasi.
Asal-usul psikisnya masih belum jelas sama sekali. Berdasarkan Kitab Suci yang
melukiskannya sebagai penyelewengan besar, tradisi Gereja selalu menjelaskan,
bahwa "perbuatan homoseksual itu tidak baik" (CDF, Perny. "Persona
humana" 8). Perbuatan itu melawan hukum kodrat, karena kelanjutan
kehidupan tidak mungkin terjadi waktu persetubuhan. Perbuatan itu tidak berasal
dari satu kebutuhan benar untuk saling melengkapi secara afektif dan seksual.
Bagaimanapun perbuatan itu tidak dapat dibenarkan.
2358. Tidak sedikit pria dan wanita mempunyai kecenderungan
homoseksual. Mereka sendiri tidak memilih kecenderungan ini; untuk kebanyakan
dari mereka homoseksualitas itu merupakan satu percobaan. Mereka harus dilayani
dengan hormat, dengan kasih sayang dan dengan bijaksana. Orang jangan
memojokkan mereka dengan salah satu cara yang tidak adil. Juga mereka ini
dipanggil, supaya memenuhi kehendak Allah dalam kehidupannya dan, kalau mereka
itu orang Kristen, supaya mereka mempersatukan kesulitan-kesulitan yang dapat
tumbuh dari kecenderungan mereka, dengan kurban salib Tuhan.
Demikian juga Kitab Suci mengatakan:
Rm 1: 26-27 : Karena itu Allah
menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka
menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga
suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan
menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka
melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima
dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.
Bagi kaum homosex dan pendukungnya, ayat-ayat dan
bahasa ini harus dihapus. Bahkan Uskup Agung Philadelphia, Charles Chaput, yang
dipandang sebagai jagonya dalam mendukung homosex, dia tidak setuju dengan
pemakaian istilah ‘penyelewengan’ karena hal itu tidak mendukung (kaum homosex). Apapun yang dimaksudkan olehnya,
terserah. Dan klerus seperti Chaput dan Martin inilah yang mengatakan bahwa
istilah ‘penyelewengan’ itu tidak mendukung atau membantu (bagi kaum homosex).
Mereka berdua mengatakan, orang-orang tidak mengerti ungkapan ini karena bobot filosofisnya,
yang memunculkan pemikiran mereka – bahwa alasan mengapa orang tidak memahami
kaum homosex itu adalah karena para klerus tidak menjalankan tugas mereka
dengan benar dan membiarkan kawanan mereka mengalami ‘fobia’ oleh desakan dan gerakan
kaum homosex.
Tentu saja tindakan itu adalah sebuah
penyelewengan. Daya-daya sexual memang dikehendaki Allah untuk menghasilkan
keturunan. Itulah sebabnya maka daya itu ada. Jadi daya sexual itu ada bukan
sekedar untuk memuaskan kenikmatan manusia. Daya itu ada dengan tujuan akhir
untuk menciptakan kehidupan baru. Dan menggunakan daya ini di dalam perbuatan
sexual demi kenikmatan sexual semata, adalah bertentangan dengan tujuan akhir
itu, yaitu keteraturan (order) itu. Oleh karena itu tindakan itu menjadi tidak
teratur (disorder), dan itulah penyelewengan.
Nah, dengan logika ini tidaklah sulit menjelaskan
homosex, kan? Kami berani bertaruh bahwa siapa saja yang memahami penjelasan
ini dapat dengan mudah memahami apa yang dimaksud, apakah mereka setuju dengan
itu atau tidak. Ini bukanlah cara yang sulit untuk mengalihkan pikiran anda.
Tetapi para uskup ternyata sangat tidak bersedia menceritakan tentang dosa
seksual selama lima puluh tahun terakhir ini, hingga mereka telah menciptakan sebuah
kekosongan dan kemudian dimanfaatkan oleh para imam sesat seperti Martin itu.
Setelah melepaskan peran mereka sebagai guru, mereka membiarkan penyimpangan untuk
masuk, dan kini hal itu telah terjadi.
Sebagai contoh lainnya, coba renungkan sebentar
hal berikut ini. Mengapa orang awam (seperti saya ini) berbicara di sini memperingatkan
seorang imam bahwa dia sedang dalam perjalanan menuju neraka, bukannya para atasannya
atau uskupnya? Ya, kita tahu mengapa. Martin, dalam sebuah wawancara baru-baru
ini yang mempromosikan propaganda gay sebagai teologi, mengatakan hal berikut,
"Mengatakan bahwa salah satu bagian terdalam dari seseorang – yaitu bagian
yang memberi dan menerima kasih – dalam keadaan menyeleweng, hal ini sungguh menyakitkan.
Beberapa minggu yang lalu, saya bertemu dengan seorang teolog Italia yang
menyarankan agar kita memakai ungkapan 'tingkah laku yang berbeda’ dimana
kalimat ini bisa menyampaikan gagasan ‘penyelewengan sexual’ itu lebih
pastoral." Tindakan ini merupakan bentuk ‘pengaburan dosa’ atau ‘penghalusan
kata dosa’.
Pertama-tama, lihatlah adanya upaya untuk menyeret
kita kepada emosi-emosi manusia, dan bukan kepada Kebenaran. Hal ini amat menyakitkan.
Memang, pastor Martin yang terkasih, terkadang kebenaran itu menyakitkan, tetapi
Salib tetap harus dipanggul. Dan hal itu berlaku bagi semua orang di dunia. Tetapi
yang terpenting, perhatikanlah adanya sulapan ketrampilan permainan kata disini.
Menggantikan istilah ‘penyelewengan’ (yang selama ini digunakan oleh Gereja) dengan
istilah baru ‘tingkah laku yang berbeda dalam hal tindakan sex,’ ini adalah
benar-benar merubah makna dari ajaran Gereja. Ini adalah sebuah kebohongan.
Dan di sinilah pastor Martin sedang membahayakan
jiwanya. Dia sadar bahwa dirinya sedang mengubah ajaran Gereja secara halus dengan
cara memperkenalkan istilah yang salah ke dalam perbendaharaan Gereja.
Mengatakan bahwa sesuatu adalah sebuah ‘tindakan atau tingkah laku yang berbeda’
berarti secara instrinsik dia mengakui bahwa semula ada sesuatu yang ‘sejalan’
(dengan kaidah umum di dalam Gereja). Tindakan homoseksual tidaklah sejalan dengan
apapun yang ada di dalam Gereja, kecuali hal itu dilakukan oleh seorang gila yang
mencari kenikmatan jasmani yang narsistik. Semua tindakan homoseksual, pada
hakikatnya, adalah sebuah bentuk tindakan masturbasi dan oleh karena itu tindakan
itu tidak sejalan dengan apapun juga kecuali sebagai bentuk kejahatan yang intrinsik.
Dan tindakan itu adalah segolongan dengan tindakan pembunuhan dan pemerkosaan,
yang juga ‘sejalan’ dengan tindakan mencari kesenangan diri, dan sama sekali tidak
ada niatan untuk menciptakan keturunan.
Fr. Martin ingin menjadikan tindakan homoseksualitas
sebagai sesuatu yang berbeda dengan pengertian sebelumnya, dan bahwa kita harus
menghormati dan memiliki belas kasihan kepada pelakunya. Ketika dia terus
berbicara tentang belas kasih dan perhatian dan rasa hormat, maka dengan
sengaja dia telah mengaburkan batas antara orang yang memiliki ketertarikan kepada
sesama jenis dengan tindakan seksual. Dia mengaburkan lebih jauh perbedaan antara
tindakan seksual (melulu) dengan tindakan
‘saling memberi dan menerima kasih.’ Seseorang tidak perlu terlibat dalam
tindakan seksual untuk mengasihi orang lain, demikian juga, hanya karena
seseorang melakukan tindakan seksual, tidak berarti bahwa mereka saling mengasihi.
Tetapi lihatlah, untuk mengemukakan perbedaan kritis ini benar-benar akan
menghancurkan posisi Martin sendiri; dan dia sadar akan hal ini. Itulah sebabnya
dia membiarkan masalah ini menggantung saja di udara.
Dia memelintirkan secara sesat istilah ‘penyelewengan
besar’ menjadi ‘tindakan atau tingkah laku yang berdeda’ dan dia tidak berbicara
bahwa orang yang saling mengasihi haruslah terlibat dalam tindakan seksual,
agar dirinya tidak ditentang oleh banyak orang. Kejahatan semacam ini dari seorang
imam hanya layak untuk menerima hadiah neraka, jika dia tidak bertobat. Jika
dia mati dalam keadaan belum bertobat dari kesalahannya yang melawan Iman ini,
bagaimana mungkin dia bisa memperoleh keselamatan? Dia telah menjadi alat dari kuasa-kuasa
iblis dengan cara membingungkan banyak orang dan membawa orang banyak ke neraka
bersama dirinya.
Tak ada semua yang disampaikan oleh imam itu, dalam
hal homosex, yang memiliki arti penting, beserta semua tuduhan bodohnya itu. Hal
ini saya sampaikan karena kekhawatiran yang mengerikan atas keselamatan jiwanya.
Tidak ada umat Katolik atau imam yang mau atau mengharapkan orang lain untuk dikutuk
di dalam neraka, apalagi jika yang dikutuk itu seorang imam. St. Teresa dari
Avila mengatakan bahwa ketika dirinya diperlihatkan kepada suasana neraka, dia bisa
mengetahui jiwa-jiwa mana yang dulunya adalah seorang imam, karena adanya penderitaan
dahsyat yang mereka rasakan pada tangan mereka – yang berupa rasa terbakar mengerikan
dimana minyak urapan suci telah diberikan kepada mereka pada hari pentahbisannya.
Tetapi jika hukuman seperti itu tidak cukup mampu
untuk merubah imam ini dari pikiran dan tindakan jahatnya, maka paling tidak
biarlah tulisan ini menjadi peringatan bagi mereka yang mungkin mendengarkan
omongannya. Janganlah mempercayai perkataannya yang seperti itu. Dia dirasuki setan.
Pastor Martin sedang menuju neraka atas pilihannya sendiri. Apa pun iblis yang
sedang dilawannya, tetapi iblis itu telah menguasai dirinya; dan dia
benar-benar telah menyerah kepadanya.
Marilah kita berdoa bagi pastor
Martin agar dia bisa mendapatkan kembali kekuatannya dan berjuang melawan semua
godaan yang membawanya di jalan menuju neraka. Sementara itu, lawanlah dan tolaklah
segala jenis infiltrasi jahat dari setan dan iblis, karena mereka telah mendapatkan
begitu banyak kemenangan, melalui para klerus yang sesat.
Silakan melihat artikel
lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment