Wednesday, May 26, 2021

Misa Dan Turunnya Tujuh Karunia Roh Kudus

 

 

 

KURBAN KUDUS DALAM MISA

DAN TURUNNYA TUJUH KARUNIA ROH KUDUS 

Homili Pastor Canon Heitor Matheus, ICKSP,

di St. Mary’s Oratory, Wausau, Wisconsin, pada hari Minggu Pentakosta.  

https://onepeterfive.com/the-holy-sacrifice-of-the-mass-and-the-communication-of-the-seven-gifts-of-the-holy-spirit/?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+Onepeterfive+%28OnePeterFive%29

 

OnePeterFive May 24, 2021

 

 

Kitab Wahyu dan Liturgi Gereja adalah saling mencerahkan. Kita dapat mengenal lebih jauh tentang kitab Wahyu dengan memperhatikan Liturgi, dan pada saat yang sama, kita dapat menemukan banyak harta karun dalam Liturgi dengan membaca kitab Wahyu. Dan saya ingin memberi perhatian kepada Anda tentang sebuah ayat yang sangat berarti dari kitab Wahyu: ayat enam dari pasal lima.

 

Santo Yohanes berkata: “Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. (Why 5:6)

 

Ayat ini menjelaskan, dengan kata-kata mistik, misteri Kurban Mahakudus dari Misa, yang merupakan harta karun terbesar yang kita miliki di Bumi. Jadi mari kita sekarang mengungkap arti dari kata-kata itu.

 

Santo Yohanes Sungguh Melihat Tahta Tuhan

 

Dalam bab 8 dan 9 dari kitab Wahyu kita tahu bahwa di hadapan Singgasana Tuhan ada sebuah Altar. Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (Why 8:3)

 

Jadi Tahta Tuhan dan Altar adalah seperti dua sisi dari realitas yang sama. Satu sisi bisa terlihat, sementara sisi lainnya tidak terlihat oleh kita. Tahta Tuhan adalah realitas tak terlihat di balik liturgi yang terlihat. Jika setiap kali imam menaiki tangga Altar untuk mempersembahkan Korban Kudus, maka pintu surga terbuka (Wahyu 4: 1) dan kita ditempatkan di hadapan Singgasana Tuhan. Tahta Tuhan dan Altar Pengorbanan disatukan. Altar adalah bagian dari Takhta Tuhan yang kelihatan; dan Tahta Tuhan adalah bagian yang tak kelihatan dari Altar. Maka setiap kali kita melihat imam menaiki anak tangga altar, untuk merayakan Misa Kudus, maka para malaikat melihat imam itu menaiki anak tangga Tahta Tuhan.  

 

Jadi Santo Yohanes sungguh melihat Tahta Tuhan (yang tak terlihat oleh kita), dan dia juga melihat Altar (yang terlihat oleh kita).

 

Empat Hewan dan Tua-Tua

 

Ada tertulis bahwa Santo Yohanes melihat empat binatang, dan binatang ini melambangkan empat penginjil: Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Santo Matius dilambangkan oleh pria itu, saat ia memulai Injilnya dengan menyampaikan silsilah atau garis keturunan manusiawi dari Tuhan kita. Santo Markus diwakili oleh Singa, saat Injilnya dimulai di padang gurun. Santo Lukas ditandai oleh Sapi jantan saat Injilnya dimulai di Kuil, tempat Pengorbanan. Dan Elang, melambangkan Santo Yohanes, yang Injilnya dimulai dengan penegasan yang jelas tentang Keilahian Tuhan, terbang lebih tinggi dari Penginjil lainnya, seperti elang terbang lebih tinggi dari burung lainnya. Jadi, empat binatang itu menandakan Empat Injil (dan oleh mereka seluruh Perjanjian Baru dilambangkan).

 

Dan, pada saat yang sama, Santo Yohanes melihat apa yang dia sebut sebagai nenek moyang atau tua-tua, yang secara jelas melambangkan para Bapa Bangsa dan Nabi, dari Perjanjian Lama.

 

Jadi, Santo Yohanes adalah sungguh melihat Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yang keduanya kita baca selama Misa Kudus.

 

Anak Domba Sedang Berdiri Saat Dibunuh

 

Dan sekarang kita sampai di pusat penglihatan, kita sampai pada apa yang ada di tengah Altar: Anak Domba, berdiri, seperti disembelih. Domba dikatakan berdiri karena dia masih hidup, tetapi pada saat yang sama dia seperti disembelih, karena dia dalam kondisi dikorbankan. Kita semua tahu siapa Domba ini. Itu adalah Yesus Kristus, Tuhan kita, yang dalam kemanusiaan-Nya menjadi Korban dari Kurban Pendamaian bagi dosa-dosa seluruh dunia. Dan di sini kita dapat melihat bahwa pengorbanan dari Hukum Lama hanyalah gambaran tersamar dari Pengorbanan Agung ini, yang merupakan kenyataan yang telah diumumkan sejak awal. Anak Domba Allah secara fisik dikorbankan di kayu Salib. Tetapi setelah kematian-Nya, Dia hidup kembali. Jadi Anak Domba yang tadinya mati, hidup, sekarang dan selamanya.

 

Namun, Dia dikatakan berada dalam kondisi dikorbankan, karena Tuhan, sampai akhir zaman, secara mistik dikorbankan di atas Altar. Pada saat Kurban Kudus Misa, Tuhan hadir dalam keadaan dikorbankan karena konsekrasi ganda: tubuh dipisahkan dari darah, yang menandakan korban-Nya, kematian-Nya.

 

Jadi, Santo Yohanes berbicara tentang Sakramen Mahakudus dari Ekaristi. Dan kita tidak perlu heran mendengar bahwa Santo Yohanes melihat Altar, Kitab Suci dan Sakramen Mahakudus. Dia sendiri adalah seorang pastor, jadi kita sudah sangat akrab dengan kenyataan ini. Seperti yang saya katakan sebelumnya, dia sedang menjelaskan, dengan kata-kata mistik, Korban Mahakudus di dalam Misa.

 

Saudara-saudariku, apa yang telah kita lihat sampai sekarang, cukup familiar bagi banyak dari kita: Tuhan kita sebagai Anak Domba Allah, dikorbankan secara mistik di Altar. Tetapi apa yang masih harus kita katakan mengenai penglihatan Santo Yohanes mungkin, bagi beberapa orang, seperti sebuah pewahyuan atau sebuah pernyataan.

 

"Tujuh Roh Tuhan" Dikirim Ke Seluruh Bumi

 

Jadi, Santo Yohanes melanjutkan dengan deskripsi atas penglihatannya. Dia melihat bahwa anak domba itu memiliki tujuh tanduk dan tujuh mata. Tujuh tanduk melambangkan kepenuhan kuasa-Nya, dan tujuh mata melambangkan ketujuh roh Tuhan yang diutus ke seluruh bumi. Apa yang kita sebut ketujuh roh Tuhan adalah ketujuh karunia Roh Kudus. Dan Anak Domba Allah mengkomunikasikan karunia-karunia ini kepada kita juga selama Kurban Mahakudus dalam Misa.

 

Sungguh menakjubkan melihat bahwa segala sesuatu dalam Liturgi Tradisional Gereja begitu indah, begitu sempurna, sehingga kita harus menyimpulkan bahwa Liturgi memang karya Roh Kudus.

 

Selama Kurban Kudus, dari Pembukaan hingga Berkat Akhir, imam memberikan tujuh salam mistik kepada umat beriman. Tujuh kali dia mengucapkan “Dominus vobiscum,” dengan maksud untuk mengkomunikasikan karunia Roh Kudus, pada setiap salam, dengan kehendak Tuhan.

 

Salam mistik pertama terjadi tepat sebelum doa Misa dimulai, dan itu mengkomunikasikan Roh Kebijaksanaan. Itu terjadi tepat sebelum Misa karena Karunia Kebijaksanaan mengajari kita apa yang harus diminta dari Tuhan.

 

Salam mistik kedua terjadi sebelum Injil. Dan itu mengkomunikasikan Roh Pemahaman, agar kita dapat memahami firman Tuhan secara penuh, dalam seluruh kedalamannya, sehingga kita dapat mempraktikkannya.

 

Salam mistik ketiga terjadi sebelum Persembahan dan itu mengkomunikasikan Roh Penasihat, agar kita dapat membedakan kehendak Tuhan, apa yang mungkin Dia minta untuk kita persembahkan kepada-Nya.

 

Salam mistik keempat terjadi sebelum Prefasi dan itu mengkomunikasikan Roh Ketabahan, agar kita cukup kuat untuk mengikuti Anak Domba Tuhan di jalan salib, cukup kuat untuk menyelesaikan semua pengorbanan yang mungkin diminta Tuhan dari kita.

 

Salam mistik kelima terjadi sebelum Agnus Dei dan ini mengkomunikasikan Roh Pengetahuan, sehingga kita dapat menyadari kesia-siaan dari semua hal di dunia ini, dan agar kita tidak terikat pada apa pun yang tidak kekal. Dan inilah satu-satunya cara untuk mendapatkan kedamaian. Itulah mengapa salam ini merupakan Pax Domini sit semper vobiscum.  

 

Salam mistik keenam terjadi tepat setelah Komuni Kudus, dan itu mengkomunikasikan Roh Kesalehan, semangat kasih dan pengabdian kepada Tuhan, terutama dalam Sakramen Mahakudus di Altar.

 

Dan salam mistik ketujuh yang terjadi sebelum Berkat Terakhir dan itu mengkomunikasikan Roh rasa takut yang kudus, agar kita bisa menghormati Tuhan, kita bisa menjauh dari dosa dan melakukan apa yang benar. Dan Berkat Terakhir memeteraikan kita semua dengan karunia rohani yang telah kita terima.

 

Saudara-saudariku, kita dapat melihat realisasi ayat dari kitab Wahyu dalam Kurban Misa Kudus. Dalam Kurban Misa Kudus, kita menerima daging Anak Domba Allah, yang dikorbankan untuk keselamatan kita. Kita juga tidak boleh melupakan bahwa dalam Kurban Misa Kudus kita juga menerima komunikasi dari Roh Kudus, Tujuh Karunia-Nya.

 

Setiap Misa adalah peristiwa Kalvari, tetapi juga adalah Pentakosta. Karena Roh Kudus turun atas kita masing-masing.

 

Jadi lain kali jika kita hadir dalam Kurban Kudus, marilah kita memperhatikan ketika imam mengucapkan Dominus vobiscum. Ini adalah salam mistik yang bermaksud mengkomunikasikan tujuh rahmat dari Tuhan. Dan biarlah umat beriman menanggapi salam itu dengan amal kasih yang sejati, dan berharap rahmat yang sama kepada imam: Et cum spiritu tuo. Amin.

 

---------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya disini:

 

Enoch, 16 Mei 2021

Enoch, 19 Mei 2021

Berkat Yang Tidak Berasal Dari Agama Manapun

LDM, 22 Mei 2021

Membedah Tujuh Dosa Pokok

Si Pembohong Besar

Perang Dilancarkan Setan Terhadap Profesi Imamat