These Last Days News - May 6, 2021
Pengunduran diri paus Benedict XVI membuka pintu bagi sebuah
pemerintahan yang penuh pencemaran, darah...
KnightsRepublic.com reported on May 5, 2021:
by David Martin
Sejak
pemilihan paus Francis pada tahun 2013, kita telah menyaksikan apa yang disebut
sebagai zaman paling kacau dalam sejarah
Gereja. Segala sesuatu, mulai dari penyembahan berhala Pachamama di
Basilika Santo Petrus hingga pendanaan aborsi oleh Vatikan, telah mengguncang
Gereja universal.
Keputusan
Paus Benediktus XVI untuk melepaskan Tahta Petrus adalah peristiwa yang membuka
pintu menuju saat yang amat berbahaya ini. Berbagai laporan yang dapat
dipercaya mengkonfirmasi bahwa Benediktus XVI ditempatkan di bawah tekanan
besar agar dia mengundurkan diri pada tahun 2013 sehingga para arsitek Dunia
Tunggal yang progresif dapat bergerak maju dengan rencana mereka untuk
membelenggu Gereja di bawah pemerintahan dunia yang menindas orang-orang yang
tidak bersalah.
Kita
tahu dari almarhum Kardinal Danneels, dari Brussel, bahwa dia adalah bagian
dari kelompok reformis radikal "mafia"
yang menentang Benediktus XVI. Danneels, yang dikenal karena dukungannya
terhadap aborsi, LGBT, dan pernikahan gay, mengatakan dalam rekaman wawancara
pada September 2015 bahwa dia dan beberapa kardinal dan uskup adalah bagian
dari klub "mafia" yang menyerukan perubahan drastis di dalam Gereja,
untuk membuat Gereja "jauh lebih modern," dan rencananya adalah untuk
menggulingkan Benediktus dan kemudian dipimpin oleh Kardinal Jorge Bergoglio [paus
Francis].
Kekejian di Roma
Apa
yang dapat dibaca dari ‘pengunduran diri Benedict’ adalah upaya menggerakkan sebuah
tatanan baru 'gereja ekologis,' yang muncul pada Oktober 2019 ketika paus
Francis dan beberapa kardinal difilmkan sedang
menyanyi, menari, dan "berdoa" di depan patung Pachamama
di dalam Basilika Santo Petrus. Berhala itu melambangkan upaya ekologis Francis
untuk melakukan "silih" terhadap berhala planet "Ibu
Pertiwi" karena "dosa" yang dilakukan manusia terhadapnya.
Francis Bekerjasama Dengan Para Pendukung Aborsi
Di PBB
Dengan
ini, paus Francis telah berulang kali mengundang para ahli pengendalian
populasi PBB ke Vatikan untuk memberi kuliah kepada Gereja tentang
"tugas" untuk membantu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) mereka
dalam menjadikan "ibu pertiwi" sebagai tempat yang lebih aman melalui
pengendalian populasi (baca: aborsi). Seperti yang mereka lihat, musuh terbesar
umat manusia adalah bayi manusia karena mereka akan tumbuh dan 'mencemari
lingkungan' dengan emisi CO2 mereka. Jadi para perencana Dunia Tunggal yang
kejam ini telah menganggap sebagai tugas Gereja untuk membantu mereka dalam
mengorbankan anak-anak demi kepentingan planet ini melalui aborsi.
Pada 28
Oktober 2019, Akademi Ilmu Pengetahuan Kepausan bermitra dengan para pendukung
pro-aborsi PBB untuk menandatangani deklarasi bersama yang berkomitmen untuk
secara universal melaksanakan tujuan pembangunan berkelanjutan PBB yang
diperjuangkan oleh para pemberontak sosialis seperti George Soros, Bill Gates,
dan Jeffrey Sachs. Menurut Francis, ketika para globalis PBB ini berbicara,
"tugas kita adalah untuk taat."
Vatikan
Berinvestasi Dalam Pil Pembunuh Yang Menyebabkan Keguguran
Jika semua
di atas tidak cukup buruk, maka kita sekarang mulai tahu bahwa selama
bertahun-tahun kantor manajemen investasi dan real estat Takhta Suci (APSA) menginvestasikan
20 juta euro di dua perusahaan farmasi yang memproduksi pil pencegah kehamilan
yang membunuh anak yang masih berada di dalam rahim.
Konferensi Kesehatan Vatikan Yang Menyeramkan
Kolusi
Roma dengan para pendukung aborsi tampaknya terkait juga dengan konferensi
kesehatan Vatikan yang diadakan pada 6-8 Mei 2021, bertajuk, "Bersatu
untuk Mencegah & Bersatu untuk Menyembuhkan," karena tujuan
konferensi itu adalah untuk mengumpulkan dukungan untuk vaksin COVID universal
yang dibuat dengan sel janin yang diaborsi, dimana vaksin itu saat ini telah menewaskan
hampir 10.000 orang yang telah menerimanya.
Singkatnya,
Roma saat ini berkolusi dengan para ahli pengendalian populasi PBB dalam
rencana mereka untuk menindas Iman dan melenyapkan anak-anak yang belum lahir -
sebuah rencana yang dimulai dengan sangat cepat melalui persetujuan Benediktus
untuk turun tahta. Di bawah tekanan yang tidak dapat diatasi, dia mengumumkan
pada tanggal 11 Februari 2013 bahwa dia akan mengosongkan Kursi Petrus, dan
hanya beberapa jam setelah itu terjadi dua kilatan petir yang menyambar kubah
Basilika Santo Petrus, yang oleh banyak orang dianggap sebagai pertanda dari
sesuatu yang mengerikan yang akan terjadi. Kita semua memang telah menyaksikan
bencana di Tahta Petrus ini dengan proporsi yang belum pernah terjadi
sebelumnya.
Ya, kita telah melihat seorang
simpatisan komunis yang rajin dan aktiv duduk di Kursi Petrus saat ini yang
telah secara mencolok menunjukkan ‘tanda merahnya’ dengan pujiannya yang
berulang-ulang terhadap para pemimpin, tindakan, dan gagasan komunis. Dalam
sebuah wawancara tahun 2016, Francis dengan terkenal berkata: “Adalah
orang-orang komunis yang berpikir seperti orang Kristen…. Merekalah yang harus
membantu mencapai kesetaraan dan kebebasan."
Paus
Francis menerima patung palu arit (lambang komunis) yang ditempeli
dengan
Yesus yang disalib. Patung itu diberikan oleh Evo Morales,
presiden
Bolivia, seorang komunis sejati. Patung yang amat menghinakan Tuhan kita Yesus
Kristus ini kemudian dibawa pulang ke Vatikan.
Nubuat Santo Fransiskus
Silakan
merenungkan nubuat St. Fransiskus dari Assisi tentang seorang calon paus. Ini
diambil dari Works of the Seraphic Pastor
St. Francis of Assisi, R. Washbourne Publishing House, 1882, hlm. 248-250,
dengan imprimatur oleh Yang Mulia William Bernard, Uskup Birmingham. Sumber
nubuatan ini adalah Opuscola atau Tulisan Santo Fransiskus (1623) oleh pastor
Luke Wadding, diakui sebagai sarjana dan sejarawan terkemuka dalam sejarah
tentang St. Francis dari Assisi.
Pada saat kesusahan ini ada seorang pria, yang tidak terpilih
secara kanonik, akan diangkat menjadi Paus, yang dengan kelicikannya akan
berusaha untuk menarik banyak orang ke dalam kesesatan dan kematian. ....
Beberapa pengkhotbah akan tetap diam tentang kebenaran, dan yang lainnya akan
menginjak-injaknya dan menyangkalnya. Kesucian hidup akan diejek bahkan oleh
mereka yang mengakuinya, karena pada hari-hari itu Yesus Kristus tidak akan
mengirim kepada mereka seorang pastor sejati, tetapi seorang penghancur.
Tidak
dapat dipastikan apakah paus Francis menggenapi nubuatan di atas, tetapi yang
pasti adalah bahwa paus Francis adalah "bukan seorang pastor sejati,
tetapi seorang penghancur" yang telah "menyeret banyak orang ke dalam
kesalahan." Karena dia telah menghabiskan delapan tahun terakhir ini untuk
bergaul dengan para perencana Dunia Tunggal yang tidak bertuhan di kerajaan
mereka, untuk menghapuskan agama Kristen dan membelenggu umat manusia di bawah
pemerintahan dunia tunggal yang membunuh orang yang tidak bersalah dan "orang-orang
yang tidak penting." Rasanya sulit untuk berpikir bahwa markas besar Tuhan
di bumi harus menjadi konsorsium untuk memajukan aspirasi dari kumpulan setan
ular berbisa.
Kita
saat ini benar-benar menyaksikan pemenuhan nubuat Perawan Terberkati di La
Salette bahwa:
“Roma akan kehilangan Iman dan akan menjadi tahta
Antikristus.” (1846)
"Anak-anak-Ku, di masa lalu Gereja-Ku, umat-Ku telah
melewati cobaan penderitaan,
tetapi Aku berkata kepadamu: Rumah-Ku, Gereja-Ku di bumi, sedang melewati pencobaan yang jauh lebih besar
dari pada sejarah masa lalu. Lucifer dan semua anteknya sekarang bekerja keras dan paling berhasil saat ini dalam upaya mereka
untuk menjatuhkan Takhta Petrus dan menempatkan di Roma seorang paus yang
merupakan antipaus dalam sejarah." - Jesus, Bayside, 18 Juni 1978
---------------------------------
Pertempuran
Terakhir Setan – Bab 2
Lihatlah
Mesias Baru Dari Vatikan...
Apa
Yang Bisa Dipelajari Dari Kritikan Terhadap Amoris Laetitia
Seorang
Paus Yang Layak Menjadi Contoh
Pertempuran
Terakhir Setan – Bab 3