Thursday, July 29, 2021

Penggunaan Meluas Atas Aplikasi Khusus Homoseksual, Grindr, Di Seantero Vatikan

These Last Days News - July 28, 2021 

 

 

 

Laporan Baru Mengungkap Penggunaan Meluas Atas Aplikasi Khusus Homoseksual, Grindr,

Di Seantero Vatikan 

https://www.tldm.org/news50/new-report-uncovers-extensive-use-of-homosexual-hookup-app-grindr-at-the-vatican.htm

 

 

LifeSiteNews.com reported on June 22, 2021:

by Doug Mainwaring

 

The Pillar -- publikasi Katolik, mengungkapkan secara mengejutkan bahwa sekretaris jenderal Konferensi Waligereja Katolik Amerika Serikat, adalah pengguna tetap aplikasi gay Grindr, yang menyebabkan dia mengundurkan diri – dan kini The Pillar baru saja ‘menjatuhkan bom lain’, kali ini langsung di atas Kota Vatikan.

 

Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan sore ini, The Pillar mengindikasikan bahwa ia memiliki akses ke kumpulan data yang tersedia secara komersial dari Grindr serta aplikasi hookup lainnya, yang menunjukkan penggunaan aplikasi itu di area non-publik Vatikan, mirip dengan data yang dapat mereka akses dan kemudian menganalisis data itu di Amerika Serikat.

 

“Penggunaan aplikasi kencan kaum homosex atau kencan berbasis lokasi yang ekstensif terlihat jelas di dalam tembok Kota Vatikan, di area terlarang Basilika Santo Petrus, di dalam gedung-gedung pemerintahan Kota Vatikan dan administrasi Takhta Suci, termasuk yang digunakan oleh staf diplomatik Vatikan, di gedung-gedung tempat tinggal, dan di Taman-taman Vatikan, baik pada siang hari maupun malam hari,” laporan The Pillar menjelaskan.

 

Investigasi mereka menunjukkan bahwa pada tahun 2018 “setidaknya ada 32 perangkat seluler (HP) memancarkan sinyal data aplikasi kencan ini atau janji kencan yang terjadi secara serial dari area dan gedung-gedung yang penting di Vatikan.”

 

“Setidaknya ada 16 perangkat seluler (HP) terpantau memancarkan sinyal dari aplikasi hookup Grindr setidaknya selama empat hari antara Maret hingga Oktober 2018 di area non-publik Negara Kota Vatikan, sementara 16 perangkat lainnya menunjukkan penggunaan aplikasi kencan atau kencan berbasis lokasi lainnya, baik heteroseksual maupun homoseksual, pada empat hari atau lebih dalam jangka waktu yang sama.”


Laporan The Pillar menyoroti risiko keamanan serius yang ditimbulkan oleh penggunaan sambungan oleh para personil di Vatikan dan penduduk Takhta Suci, terutama yang berkaitan dengan hubungan diplomatiknya dengan China. Dari tahun 2016 hingga 2020, Grindr dimiliki oleh perusahaan China Beijing Kunlun Tech, yang kemungkinan besar akan dipaksa oleh pemerintah komunis negara tersebut untuk membagikan informasi yang dikumpulkan oleh situs tersebut, yang kemudian dapat digunakan untuk “memeras atau memaksa” penggunanya yang berada pada posisi-posisi yang tinggi atau kuat di Vatikan.

 

“Karena Vatikan tidak memiliki pasukan militer, maka orang-orang China dapat dengan mudah melacak ide-ide keagamaan mereka, memata-matai tokoh-tokoh Gereja lokal agar mereka tetap sejalan dengan paham komunis,” kata Nina Shea, mantan komisioner Komisi Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional, kepada Pillar. “Pemerasan tentu saja merupakan salah satu kartu truf yang mereka miliki yang tidak akan mereka sesali dalam menggunakannya.”

 

“Dalam hal keterlibatan mereka dengan Vatikan, saya dapat memahami dengan baik bagaimana mereka menargetkan Takhta Suci melalui berbagai serangan di dunia maya dan yang lainnya, dan juga gereja lokal di Hong Kong, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kesepakatan baru Vatikan-China," kata Shea.

 

Periode kepemilikan Grindr oleh perusahaan China bertepatan dengan kesepakatan miring Vatikan dengan pemerintah China, yang merusak eksistensi Gereja bawah tanah yang setia kepada ajaran tradisional di negara itu, sambil memberikan kekuatan eksklusif kepada Partai Komunis China (PKC) untuk memilih uskup sendiri dan mengendalikan Gereja Katolik di negara yang luas itu.

 

Laporan Pillar menimbulkan pertanyaan: Apakah pemerasan atau pemaksaan memainkan peran dalam kesepakatan Vatikan-China pada 2018 yang lalu, yang bagi banyak pengamat, tampaknya hal itu merupakan penyerahan diri yang mengerikan oleh Gereja Katolik Roma kepada PKC yang sangat atheis.

 

Setelah Vatikan mengumumkan kesepakatan pada 2018, Kardinal Joseph Zen, mantan Uskup Agung Hong Kong, mengatakan kesepakatan itu sama dengan Vatikan “membantu pemerintah komunis untuk memusnahkan Gereja bawah tanah yang tidak dapat dihancurkan oleh Beijing.”

 

Aktivis China yang buta dan heroik, dan terkenal di dunia, Chen Guangcheng, menggambarkan kesepakatan Vatikan dengan China ini sebagai “tamparan di wajah” jutaan umat Katolik.

 

Kardinal Raymond Burke mengatakan pada saat itu bahwa kesepakatan dengan China tentang pemilihan uskup lokal “benar-benar tidak berbudi,” dan “pengkhianatan terhadap begitu banyak bapa pengakuan dan martir yang menderita selama bertahun-tahun dan dihukum mati” oleh Partai Komunis.

 

Pendiri Pillar, J.D. Flynn dan Ed Condon, terbang ke Roma baru-baru ini untuk kunjungan singkat dan bertemu dengan Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Negara Vatikan, dan Dr. Paolo Ruffini, Prefek Dikasteri Komunikasi Vatikan.

 

Sementara isi dari diskusi 90 menit mereka belum terungkap, kemungkinan fokusnya adalah pada risiko keamanan bagi Vatikan yang ditimbulkan oleh aplikasi hubungan homoseksual anonim, Grindr.

 

Kardinal Parolin telah menjadi kekuatan pendorong di balik perjanjian yang tidak dapat dijelaskan antara Gereja dengan China. Ketika kesepakatan China muncul untuk diperbaharui, pada musim gugur yang lalu, Kardinal Zen menuduh Kardinal Parolin “berbohong” dengan mengklaim bahwa Paus Benediktus XVI telah menyetujui rancangan kesepakatan China-Vatikan 2018 yang kontroversial itu.

 

Pensiunan uskup Hong Kong ini (Card.Zen) juga menuduh Parolin “memanipulasi” paus Francis dalam hal perjanjian antara Vatikan dengan rejim komunis China.

--------------------- 

"Manusia tidak boleh memaafkan kejahatan atau merasionalisasi dosa. Homoseksualitas adalah kekejian di mata Tuhan dan manusia! Sang Pencipta mengutuk mereka yang tidak bertobat dari dosa ini." - Our Lady of the Roses, Bayside, 5 Agustus 1977 

“Apakah kamu begitu buta sehingga kamu tidak mengenali betapa cepatnya dosa menyebar di antara kamu? Pembunuhan berlimpah, pencurian, segala macam pembantaian, penghancuran jiwa-jiwa muda, aborsi, homoseksualitas, dikutuk sejak awal oleh Bapa Yang Kekal. Namun dosa telah menjadi jalan hidup. Dosa bisa diterima sekarang, bahkan oleh hakim tertinggi negerimu dan negara-negera di seluruh dunia. Apa pun yang kau tabur, itulah yang akan kau tuai. Dosa adalah kematian, bukan hanya bagi roh, tetapi juga bagi tubuh. Perang adalah hukuman atas dosa manusia, keserakahannya, ketamakannya." - Our Lady of the Roses, Bayside, 14 Agustus 1981 

Silakan baca juga : Di dalam Lemari Vatikan

 

----------------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini: 

Kumpulan Doa Untuk Mengatasi Penyakit

Taat Kepada Tuhan Atau Kepada Paus?

Kaum ​​Muda Katolik Di Seluruh Dunia Berseru Kepada Paus Francis

LDM, 22 Juli 2021

Pesan kepada Pedro Regis, 5151 – 5155

Uskup Schneider: Misa bukanlah milik pribadi paus.

Enoch, 28 Juli 2021