These Last Days News - July 28, 2021
Laporan Baru Mengungkap Penggunaan Meluas Atas Aplikasi Khusus Homoseksual,
Grindr,
Di Seantero Vatikan
LifeSiteNews.com reported on June 22, 2021:
by Doug Mainwaring
The Pillar -- publikasi Katolik, mengungkapkan
secara mengejutkan bahwa sekretaris jenderal Konferensi Waligereja
Katolik Amerika Serikat, adalah pengguna
tetap aplikasi gay Grindr, yang menyebabkan dia mengundurkan diri
– dan kini The Pillar baru saja ‘menjatuhkan
bom lain’, kali ini langsung di atas Kota Vatikan.
Dalam sebuah
laporan yang
dikeluarkan sore ini, The Pillar
mengindikasikan bahwa ia memiliki akses ke kumpulan data yang tersedia secara
komersial dari Grindr serta aplikasi
hookup lainnya, yang menunjukkan penggunaan aplikasi itu di area non-publik
Vatikan, mirip dengan data yang dapat mereka akses dan kemudian menganalisis data
itu di Amerika Serikat.
“Penggunaan aplikasi kencan kaum homosex atau
kencan berbasis lokasi yang ekstensif terlihat jelas di dalam tembok Kota
Vatikan, di area terlarang Basilika Santo Petrus, di dalam gedung-gedung
pemerintahan Kota Vatikan dan administrasi Takhta Suci, termasuk yang digunakan
oleh staf diplomatik Vatikan, di gedung-gedung tempat tinggal, dan di Taman-taman
Vatikan, baik pada siang hari maupun malam hari,”
laporan The Pillar menjelaskan.
Investigasi
mereka menunjukkan bahwa pada tahun 2018 “setidaknya ada 32 perangkat seluler (HP)
memancarkan sinyal data aplikasi kencan ini atau janji kencan yang terjadi
secara serial dari area dan gedung-gedung yang penting di Vatikan.”
“Setidaknya
ada 16 perangkat seluler (HP) terpantau memancarkan sinyal dari aplikasi hookup
Grindr setidaknya selama empat hari
antara Maret hingga Oktober 2018 di area non-publik Negara Kota Vatikan,
sementara 16 perangkat lainnya menunjukkan penggunaan aplikasi kencan atau kencan
berbasis lokasi lainnya, baik heteroseksual maupun homoseksual, pada empat hari
atau lebih dalam jangka waktu yang sama.”
Laporan
The Pillar menyoroti risiko keamanan serius yang ditimbulkan oleh
penggunaan sambungan oleh para personil di Vatikan dan penduduk Takhta Suci,
terutama yang berkaitan dengan hubungan diplomatiknya dengan China. Dari tahun
2016 hingga 2020, Grindr dimiliki
oleh perusahaan China Beijing Kunlun Tech,
yang kemungkinan besar akan dipaksa oleh pemerintah komunis negara tersebut
untuk membagikan informasi yang dikumpulkan oleh situs tersebut, yang kemudian
dapat digunakan untuk “memeras atau memaksa” penggunanya yang berada pada posisi-posisi
yang tinggi atau kuat di Vatikan.
“Karena
Vatikan tidak memiliki pasukan militer, maka orang-orang China dapat dengan
mudah melacak ide-ide keagamaan mereka, memata-matai tokoh-tokoh Gereja lokal
agar mereka tetap sejalan dengan paham komunis,” kata Nina Shea, mantan
komisioner Komisi Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional,
kepada Pillar. “Pemerasan tentu saja
merupakan salah satu kartu truf yang mereka miliki yang tidak akan mereka
sesali dalam menggunakannya.”
“Dalam
hal keterlibatan mereka dengan Vatikan, saya dapat memahami dengan baik
bagaimana mereka menargetkan Takhta Suci melalui berbagai serangan di dunia
maya dan yang lainnya, dan juga gereja lokal di Hong Kong, dan segala sesuatu
yang berkaitan dengan kesepakatan baru Vatikan-China," kata Shea.
Periode
kepemilikan Grindr oleh perusahaan China
bertepatan dengan kesepakatan miring Vatikan dengan pemerintah China, yang
merusak eksistensi Gereja bawah tanah yang setia kepada ajaran tradisional di
negara itu, sambil memberikan kekuatan eksklusif kepada Partai Komunis China (PKC)
untuk memilih uskup sendiri dan mengendalikan Gereja Katolik di negara yang
luas itu.
Laporan
Pillar menimbulkan pertanyaan: Apakah
pemerasan atau pemaksaan memainkan peran dalam kesepakatan Vatikan-China pada
2018 yang lalu, yang bagi banyak pengamat, tampaknya hal itu merupakan
penyerahan diri yang mengerikan oleh Gereja Katolik Roma kepada PKC yang sangat
atheis.
Setelah
Vatikan mengumumkan kesepakatan pada 2018, Kardinal Joseph Zen, mantan Uskup
Agung Hong Kong, mengatakan kesepakatan itu sama dengan Vatikan “membantu
pemerintah komunis untuk memusnahkan Gereja bawah tanah yang tidak dapat
dihancurkan oleh Beijing.”
Aktivis
China yang buta dan heroik, dan terkenal di dunia, Chen Guangcheng, menggambarkan
kesepakatan Vatikan dengan China ini sebagai “tamparan di wajah” jutaan umat
Katolik.
Kardinal
Raymond Burke mengatakan
pada saat itu bahwa kesepakatan dengan China tentang pemilihan uskup lokal “benar-benar
tidak berbudi,” dan “pengkhianatan terhadap begitu banyak bapa pengakuan dan
martir yang menderita selama bertahun-tahun dan dihukum mati” oleh Partai
Komunis.
Pendiri
Pillar, J.D. Flynn dan Ed Condon,
terbang ke Roma baru-baru ini untuk kunjungan singkat dan bertemu dengan
Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Negara Vatikan, dan Dr. Paolo Ruffini,
Prefek Dikasteri Komunikasi Vatikan.
Sementara
isi dari diskusi 90 menit mereka belum terungkap, kemungkinan fokusnya adalah
pada risiko keamanan bagi Vatikan yang ditimbulkan oleh aplikasi hubungan
homoseksual anonim, Grindr.
Kardinal
Parolin telah menjadi kekuatan pendorong di balik perjanjian yang tidak dapat
dijelaskan antara Gereja dengan China. Ketika kesepakatan China muncul untuk diperbaharui,
pada musim gugur yang lalu, Kardinal Zen menuduh
Kardinal Parolin “berbohong” dengan mengklaim bahwa Paus Benediktus XVI telah
menyetujui rancangan kesepakatan China-Vatikan 2018 yang kontroversial itu.
Pensiunan
uskup Hong Kong ini (Card.Zen) juga menuduh Parolin “memanipulasi” paus Francis
dalam hal perjanjian antara Vatikan dengan rejim komunis China.
---------------------
“Apakah kamu begitu buta sehingga kamu tidak mengenali betapa cepatnya dosa menyebar di antara kamu? Pembunuhan berlimpah, pencurian, segala macam pembantaian, penghancuran jiwa-jiwa muda, aborsi, homoseksualitas, dikutuk sejak awal oleh Bapa Yang Kekal. Namun dosa telah menjadi jalan hidup. Dosa bisa diterima sekarang, bahkan oleh hakim tertinggi negerimu dan negara-negera di seluruh dunia. Apa pun yang kau tabur, itulah yang akan kau tuai. Dosa adalah kematian, bukan hanya bagi roh, tetapi juga bagi tubuh. Perang adalah hukuman atas dosa manusia, keserakahannya, ketamakannya." - Our Lady of the Roses, Bayside, 14 Agustus 1981
Silakan baca juga : Di
dalam Lemari Vatikan
----------------------------------------
Silakan membaca artikel lainnya di sini:
Kumpulan
Doa Untuk Mengatasi Penyakit
Taat
Kepada Tuhan Atau Kepada Paus?
Kaum
Muda Katolik Di Seluruh Dunia Berseru Kepada Paus Francis
Pesan
kepada Pedro Regis, 5151 – 5155
Uskup
Schneider: Misa bukanlah milik pribadi paus.