These Last Days News - May 11, 2020
ALKITAB MENGATAKAN BAHWA AKAN ADA KELAPARAN DI SAAT AKHIR ZAMAN
https://www.tldm.org/news46/the-bible-says-that-there-will-be-famines-in-the-last-days.htm
TheEconomicCollapseBlog.org reported on May 5, 2020:
by Michael Snyder
Mungkinkah
panggung sedang disiapkan untuk terjadinya saat kelaparan yang mengerikan, yang
telah diperingatkan oleh Alkitab selama hampir 2.000 tahun? Beberapa tahun yang
lalu, setiap pembicaraan tentang “kelaparan yang akan datang” akan tampak
sangat menggelikan bagi kebanyakan orang di dunia barat. Tetapi berbagai peristiwa
beberapa bulan terakhir telah mengubah segalanya. Sekarang, PBB secara terbuka
memperingatkan bahwa kelangkaan dan kelaparan "dalam proporsi
alkitabiah" dapat terjadi, dan kepala Program Pangan Dunia PBB
memberi tahu kita bahwa kita dapat segera melihat 300.000 orang mati kelaparan
setiap hari. Kekeringan yang mengerikan, Demam Babi Afrika, COVID-19, dan
pasukan belalang di Afrika seukuran luas kota-kota besar telah bergabung untuk
menciptakan “badai yang sempurna,” dan persediaan makanan global menjadi
semakin ketat pada setiap bulan yang berlalu.
Ketika
kondisi terus memburuk, banyak orang mulai bertanya-tanya: apakah bagian-bagian
nubuatan tertentu dalam Alkitab mulai digenapi? Sebagai contoh, dalam Matius
24:7 Yesus secara khusus memperingatkan kita bahwa akan ada “kelaparan” pada hari-hari
sebelum kedatangan-Nya kembali.
Karena
bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan ada
kelaparan, dan sampar, dan gempa bumi, di berbagai tempat.
Kita
juga dapat menemukan peringatan yang sangat mirip dari Yesus dalam Markus pasal
13 dan Lukas pasal 21.
Jadi
jika kita benar-benar hidup pada masa sebelum kedatangan Yesus kembali, kita
akan melihat kelaparan global yang mengerikan mulai muncul, dan itulah yang
kita saksikan SAAT INI.
Di dalam
Wahyu 6:8, kita diberitahu bahwa “kelaparan” pada akhirnya akan menjadi faktor
utama kematian sebagian besar penduduk dunia…
Dan aku
melihat, dan lihatlah seekor kuda pucat: dan namanya yang duduk di atasnya
adalah Maut, dan Neraka mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat
bagian dari bumi, untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan, dan
dengan kematian, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi. (Why 6:8)
Tentu
saja kita belum sampai pada titik itu.
Tapi
apakah kita mulai bergerak ke arah itu?
David
Beasley adalah direktur eksekutif Program Pangan Dunia PBB, dan dia baru-baru
ini menyatakan bahwa kita sedang menuju langsung kepada “krisis kemanusiaan
terburuk sejak Perang Dunia Kedua.”
Kelaparan meningkat dengan cepat di seluruh dunia, dan dia percaya bahwa jika
intervensi dramatis tidak dilakukan dengan cepat, kita bisa melihat jumlah
kematian yang mencengangkan.
Menurut
Beasley, kita bisa segera melihat 300.000 orang di seluruh dunia mati kelaparan setiap hari,
dan angka itu masih belum memperhitungkan dampak pandemi virus corona ini…
“Jika kita
tidak dapat menjangkau orang-orang ini dengan bantuan penyelamatan jiwa yang
mereka butuhkan, analisis kita menunjukkan bahwa 300.000 orang dapat mati
kelaparan setiap hari selama periode tiga bulan,” tegasnya. “Itu belum termasuk
peningkatan kelaparan akibat COVID-19.”
Ketika
ketakutan akan COVID-19 mendorong kita ke dalam kemerosotan ekonomi global yang
belum pernah terjadi sebelumnya, seberapa buruk hal itu akan membuat krisis
pangan global kita yang berkembang pesat?
Tentu
saja di dunia barat kita jauh lebih baik daripada sebagian besar bagian planet
lainnya untuk saat ini. Kelaparan jelas bukan masalah langsung bagi kami,
tetapi berkat COVID-19 kami sekarang bergulat dengan kekurangan pangan yang
signifikan. Karena persediaan daging sangat terbatas, sekitar seperlima dari
semua restoran Wendy's telah menghapus
burger dari menu mereka. Ketika saya pertama kali membacanya, saya
benar-benar terpana.
Tentu
saja Wendy's bukan satu-satunya yang berurusan dengan rantai pasokan yang semakin
tegang. Costco telah mulai membatasi
jumlah daging yang dapat dibeli setiap pelanggan, dan Tyson Foods telah
mengumumkan bahwa kapasitas mereka untuk menyembelih babi telah turun
“sekitar 50 persen.” Majalah Time memperingatkan kita bahwa kekurangan
daging “bisa
berlangsung selama berbulan-bulan,” dan hal itu bisa molor lebih lama
dari perkiraan jika pandemi virus corona ini tidak segera mereda.
Sementara
itu, para petani di seluruh Amerika melihat kerja keras mereka sia-sia karena
rantai pasokan yang rusak tidak memungkinkan untuk menjual apa yang telah
mereka hasilkan. Seorang pakar industri mengklaim bahwa tanaman
bernilai miliaran dolar telah terbuang sia-sia sebagai akibat dari
krisis ini…
Tanaman
yang ditanam berbulan-bulan sebelumnya, berdasarkan permintaan pra-pandemi, ternyata
sia-sia tanpa ada pembeli. Produk bernilai miliaran dolar terbuang sia-sia,
sebagian besar dibuang kembali ke tanah, kata Cathy Burns, CEO Produce
Marketing Assn., yang mewakili berbagai perusahaan produksi.
Saya
merasa bahwa pada akhirnya kita akan sangat menyesal membiarkan begitu banyak
makanan enak terbuang sia-sia. Sayangnya, sebagian besar bagian dunia lainnya
sebenarnya dalam kondisi yang jauh lebih buruk daripada kita saat ini.
Jauh
sebelum COVID-19 datang, pola cuaca gila mengacaukan panen di seluruh dunia.
Misalnya, Australia secara tradisional merupakan pengekspor utama gandum ke
seluruh dunia, tetapi kekeringan yang belum pernah terjadi sebelumnya telah
memaksa Australia untuk benar-benar mulai mengimpor
gandum…
Australia,
yang melakukan pembelian langka gandum Kanada pada tahun pemasaran saat ini,
diperkirakan akan terus membeli lebih banyak gandum pada tahun pemasaran
2019-20 (Oktober-September), karena kondisi cuaca tetap sulit di negara-negara bagian utama, kata analis pasar.
Hasil gandum
Australia turun 45,6% menjadi 17,3 juta metrik ton pada tahun pemasaran 2018-19
dari rekor tertinggi 31,8 juta metrik ton pada 2016-17, karena kondisi
kekeringan yang berkepanjangan, menurut data dari Biro Pertanian dan Ekonomi
Sumber Daya Australia. Hal ini memaksa negara tersebut untuk mengimpor gandum
untuk pertama kalinya dalam 12 tahun.
Selain
itu, wabah lain dalam "proporsi alkitabiah" telah membunuh babi dalam
jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ketika
saya saat itu memberi tahu orang-orang bahwa African Swine Fever telah membunuh
setengah jumlah babi di China dan seperempat dari semua babi di seluruh dunia,
banyak orang tidak mempercayai saya.
Jadi
izinkan saya memberi Anda kutipan yang datang langsung dari New
Scientist…
Seperempat
babi domestik dunia telah mati tahun ini karena virus yang mengamuk di seluruh
Eurasia, dan itu mungkin baru permulaan. Setengah dari babi di China – yang
tahun lalu berjumlah 440 juta, sekitar 50 persen dari babi dunia – telah mati
karena demam babi Afrika (ASF) atau dibunuh untuk membasmi virusnya. Demam babi
ASF berasal dari Afrika Timur. Pada tahun 2007, ia mencapai Georgia di Kaukasus
di dalam daging yang terkontaminasi, dan babi hutan yang terinfeksi. Sekarang, penyakit
itu ada di seluruh Rusia dan Eropa timur dan babi hutan yang terinfeksi telah
muncul jauh ke barat sampai Belgia. Hal ini juga menyebar di Asia timur,
membunuh banyak babi di Vietnam dan di tempat lain.
Dan
jika Anda tidak mempercayainya, lakukan saja pencarian di Google dan Anda akan
menemukan banyak sumber berita utama yang memberi tahu Anda fakta-fakta yang
sama persis.
Ini
benar-benar terjadi, dan jumlah kematian meningkat setiap hari.
Sementara
itu, generasi baru pasukan belalang yang digambarkan sebagai "20 kali lebih
besar jumlahnya" dari generasi terakhir, menghancurkan pertanian yang tak
terhitung jumlahnya di seluruh Afrika, Timur Tengah dan sebagian Asia. Berikut
ini berasal dari salah satu artikel
saya sebelumnya…
Bahkan
sebelum COVID-19 menjadi krisis kesehatan masyarakat terbesar yang melanda
dunia dalam beberapa dekade, sekawanan besar belalang seukuran luas kota-kota
besar, melahap tanaman di seluruh Afrika timur, di Timur Tengah dan bahkan di
beberapa bagian Asia. Sekarang generasi baru yang digambarkan oleh para pejabat
sebagai "20 kali lebih besar" telah muncul, dan kehancuran yang disebabkan
oleh belalang generasi baru ini sangat mengkhawatirkan. Kawanan belalang
kolosal ini dapat melakukan perjalanan hingga 90 mil sehari, dan seperti yang
akan Anda lihat di bawah, ketika mereka turun ke ladang, mereka benar-benar
dapat memakan semua yang ada di sana hanya dalam waktu 30 detik. Generasi baru
belalang ini telah terlihat ke selatan sejauh Kongo, ke utara sejauh Iran, dan ke
timur sejauh India. Dengan kata lain, persediaan
makanan miliaran orang terancam.
Belum
pernah kita melihat begitu banyak ancaman bencana terhadap pasokan pangan
global muncul pada saat yang bersamaan.
Tampaknya
"badai
yang sempurna" sekarang ada di depan kita, dan saya mengantisipasi
bahwa peristiwa global akan terus meningkat di bulan-bulan mendatang.
Tentu
saja kita masih harus menempuh jalan yang cukup panjang sebelum kita sampai
pada jenis kelaparan yang dijelaskan dalam Kitab Suci, tetapi sepertinya
panggung sedang disiapkan untuk menyambut kelaparan parah dalam skala global. Tetapi Yesus di dalam Kitab Suci memperingatkan
kita tentang hal-hal ini bukan agar kita hidup dalam ketakutan. Tuhan tahu
tentang semua ini sebelumnya, Dia memegang kendali, dan Dia punya rencana.
Sayangnya,
sebagian besar dunia tidak ingin direpotkan dengan sesuatu yang berhubungan
dengan Tuhan dalam Alkitab atau rencana-Nya, sehingga mereka akan menghadapi
apa yang akan datang sendirian.
------------------------------
SATU KAKI DI NERAKA
"Sebuah negara yang menutup Tuhannya berarti memulai jalan menuju kehancurannya sendiri. Sebuah negara yang kehilangan moralitasnya telah menempatkan satu kakinya di neraka. Perbudakan, penodaan, penghancuran jiwa — semua akan menuai apa yang telah mereka tabur. Banjir, panas yang hebat , kematian. Kamu akan melihat wabah mengunjungi dirimu! Kenalilah sekarang cengkeraman jari kematian akan ditempatkan di duniamu. Ketika kamu melewati krisis ini, banyak yang akan dibersihkan." - Our Lady of the Roses, Bayside, 1 April 1972
------------------------------------
Silakan melihat artikel lainnya di sini:
Penyakit
Gereja Jerman Terus Menyebar
LDM – Kutipan Nubuatan Tentang Pertempuran
Spirituil
Ned
Dougherty, July 4, 2021 &
Nov 30, 1984