Sunday, July 18, 2021

Pakar Liturgi: Pembatasan Baru Paus Terhadap Misa Ritus Lama...

 

Seorang Pakar Liturgi:

Pembatasan Baru Paus Terhadap Misa Ritus Lama 'Seperti Menyuruh Jutaan Umat Katolik Untuk Melompat Dari Atas Jembatan Atau Untuk Gantung Diri'

https://www.lifesitenews.com/news/liturgy-expert-popes-new-restriction-of-old-rite-mass-kind-of-like-telling-millions-of-catholics-just-to-jump-off-a-bridge-or-hang-themselves

 

'Sungguh sulit untuk menggambarkan besarnya masalah ini, tapi itu seperti menyuruh jutaan umat Katolik untuk melompat dari atas jembatan atau untuk gantung diri...[Tapi] Paus ini bermimpi jika dia berpikir bahwa dengan goresan pena (tanda tangan persetujuan) dia bisa menghilangkan kasih dari banyak umat yang setia terhadap liturgi Katolik tradisional.'

Fri Jul 16, 2021 - 1:19 pm EST 

·      

 



 

By Dorothy Cummings McLean

 

 

16 Juli 2021 (LifeSiteNews) — Ketika berita bahwa motu proprio Traditionis custodes paus Francis membatalkan Summorum Pontificum dari Benediktus XVI mengguncang Gereja Katolik, LifeSiteNews hari ini mewawancari salah satu otoritas Amerika yang paling terkenal dalam hal Bentuk Misa Luar Biasa (yang juga disebut “Misa Latin”, atau “Bentuk Luar Biasa Ritus Romawi”, “Misa Lama”), penulis produktif, Prof. Dr. Peter Kwasniewski.

 

 

LifeSiteNews: Bagi pembaca yang hanya mengikuti Misa Bentuk Biasa (Novus Ordo) dan bukan Bentuk Luar Biasa (Misa Latin atau Misa Roma), mengapa motu proprio ini begitu penting?

 

Peter Kwasniewski: Motu proprio ini penting karena Francis membatalkan intervensi Vatikan selama 50 tahun ini atas nama umat Katolik yang mencintai tradisi liturgi Gereja dan yang ingin tetap terhubung dengan tradisi itu. Paus Paulus VI sudah mulai memberikan apa yang menurutnya perlu izin, dan kemudian paus Yohanes Paulus II terlebih lagi pada 1980-an. Dan kemudian, tentu saja, Paus Benediktus yang mengatakan bahwa ritus tradisional tidak pernah dibatalkan, tidak pernah dihapuskan. Tetapi Francis, bahkan di tengah situasi di mana begitu banyak orang meninggalkan Gereja Katolik saat ini, begitu banyak panggilan dan keluarga ikut menghadiri Misa Tradisional, tetapi Francis menusuk tajam kepada fondasinya, dengan mengatakan bahwa dia ingin menghapus semuanya – hanya dalam hitungan tahun, kedengarannya seperti ini. Dia ingin menghapus Misa Tradisional sepenuhnya. Sulit untuk menggambarkan besarnya masalah ini, tetapi ini seperti menyuruh jutaan umat Katolik yang setia untuk melompat dari atas jembatan atau untuk melakukan gantung diri. Nada dari dokumen tersebut sangat memperlakukan umat Katolik yang mencintai tradisi seolah-olah mereka adalah penderita kusta yang perlu dikarantina atau diisolasi.

 

LifeSiteNews: Tapi ini tidak terdengar seperti Francis yang mencintai keragaman. Dia memeluk orang-orang transgender melalui ucapannya yang  terkenal: "pria itu yang adalah wanita, tetapi dia adalah pria," misalnya. Mengapa paus Francis begitu keras dengan bagian Gereja yang banyak kaum mudanya dan sedang berkembang?

 

Kwasniewski: Ada satu kata jawaban untuk pertanyaan itu, dan itu adalah "ideologi" yang dianut Francis. Untuk menjadi progresif atau liberal sejati, yang tidak diragukan lagi adalah Francis – dapat dilihat dalam banyak cara, “keragaman” berarti “keragaman menurut istilah liberal dan progresif kita sendiri.” Ada sebagian kecil dari spektrum di mana keragaman diperbolehkan, dan itu semacam keragaman yang tidak signifikan. Jika ada keragaman yang mendalam, itu jauh lebih meresahkan orang-orang seperti Francis ini.

 

Dan itu karena dia memiliki visi tertentu tentang Gereja Vatikan II dan renovasi total atas teologi dan liturginya. Itulah yang dia (Francis) pikirkan. Dia berpikir – dia mengatakannya secara eksplisit – itulah yang diinginkan Roh Kudus. Dari sudut pandangnya, jika dia benar-benar tulus, dia bisa saja melihat dirinya sebagai penjaga dari apa yang dikehendaki oleh Roh Kudus pada dan setelah Vatikan II.

 

LifeSiteNews: Dalam motu proprio ini, Francis pada dasarnya mengatakan bahwa Roh Kudus berbicara melalui Konsili Vatikan II dan jika melawan Vatikan II berarti melawan Roh Kudus, tetapi apa yang diminta oleh Vatikan II dalam liturgi belum dilakukan.

 

Kwasniewski: Memang benar. Ada dua masalah di sana. Salah satunya adalah bahwa tidak ada teolog yang kompeten yang pernah menyamakan apa yang dikatakan atau dilakukan oleh seorang Paus atau Konsili dengan apa yang dikehendaki oleh Roh Kudus. Ya, hal-hal ini dilakukan oleh Francis atas nama Roh Kudus, tetapi tidak semuanya berhasil. Banyak hal telah direvisi atau diubah selama berabad-abad, tetapi Roh Kudus sendiri tidak berubah.

 

Tetapi lebih penting lagi, reformasi liturgi adalah sesuatu yang independen dari Konsili, dan hal itu ternyata bertentangan dengan kata-kata yang diungkapkan oleh Konsili (KV II). Itu selalu menjadi topik yang kontroversial. Francis tampaknya tidak mengakui fakta bahwa ada banyak kritikus tingkat tinggi terhadap reformasi liturginya, termasuk pendahulunya, Benediktus XVI. Jika paus Francis benar, maka pendahulunya sendiri akan bersalah atas beberapa kesalahan yang dia kaitkan dengan orang-orang yang disebutkan dalam dokumen-dokumen ini.

 

LifeSiteNews: Apakah Francis mempertahankan gerakan anti-Benedict?

 

Kwasniewski: Itu pasti. Motu proprio Francis ini sendiri adalah antitesis yang tepat dari Summorum pontificum dari Benedict, dan surat yang menyertainya adalah antitesis yang tepat dari surat yang menyertai Summorum pontificum. Dalam seluruh sejarah Gereja, tidak pernah ada penolakan yang begitu dramatis terhadap pendahulu Paus. Tidak pernah. Ini belum pernah terjadi sebelumnya, dan saya dapat mengatakan itu dengan cukup percaya diri.

 

LifeSiteNews: Mungkin terlalu dini untuk mengatakannya, tetapi apa akibatnya?

 

Kwasniewski: Kebingungan. Duka. Sakit kepala. Mimpi buruk birokrasi. Sesungguhnya para uskup tidak membutuhkan semua pekerjaan ekstra dan semua masalah ekstra yang baru saja diberikan paus Francis kepada mereka. Ini akan meningkatkan perpecahan di mana-mana, dan maksud saya bukan hanya perpecahan sementara, katakanlah, antara umat Katolik yang pergi ke Paroki milik Persaudaraan St. Petrus [FSSP] dan umat Katolik yang pergi ke paroki milik Serikat St. Pius X [SSPX]. Maksud saya, pembagian antara uskup, keuskupan, seminari, dan komunitas religius. Maksud saya adalah sebaliknya. Paus Francis ini berkhayal jika dia berpikir bahwa dengan goresan penanya (tanda tangannya) dia bisa menghapus kasih yang dimiliki orang-orang yang setia terhadap liturgi Katolik tradisional.

 

LifeSiteNews: Pernah dilaporkan bahwa paus Francis berkata, “Saya mungkin menjadi tokoh sejarah sebagai orang yang memecah belah Gereja Katolik.” Agaknya itu berarti skisma. Apakah itu akan terjadi?

 

Kwasniewski: Tergantung bagaimana Anda mendefinisikan kata skisma. Saya setuju dengan mereka yang mengatakan bahwa sudah ada perpecahan de facto di dalam Gereja antara mereka yang memegang teguh iman Katolik dan mereka yang tidak. Para pengkritik Misa Tradisional Latin sangat sering menyamakan kaum tradisional dengan ajaran sesat dan perbedaan pendapat dengan ajaran moral. Jadi sudah ada perpecahan virtual di dalam Gereja, dan paus Francis, sayangnya, memimpin perpecahan itu.

 

LifeSiteNews: Lalu siapa yang memimpin sisi tradisional Gereja?

 

Kwasniewski: Di ​​sini saya akan mengatakan: Roh Kudus! Karena Roh Kudus, pada kenyataannya, adalah Dia yang membimbing Gereja selama berabad-abad dalam ibadahnya, teologinya, doktrinnya, dan moralnya. Kita dapat mengatakan dengan yakin, melihat lebih dari dua ribu tahun sejarah Gereja, bahwa Roh Kuduslah yang membimbing Gereja seperti yang dijanjikan Kristus.

 

Umat ​​Katolik tradisional mendasarkan diri mereka pada preseden. Kita bukanlah pemuja paus yang membutuhkan Paus untuk memberi tahu kita, bahwa kita diizinkan untuk mengikat sepatu kita dan kita diizinkan untuk menyelipkan baju kita. Paus ada di sana untuk menyelesaikan masalah nyata ketika masalah itu muncul, dan jika tidak, kita tidak perlu terlalu menghiraukannya. Itulah sikap normal umat Katolik sepanjang sejarah.

 

LifeSiteNews: Pertanyaan terakhir: haruskah SSPX membeli atau membangun gereja yang lebih besar?

 

Kwasniewski: Saya tidak akan mengatakan bahwa mereka harus melakukan hal itu, tetapi saya yakin mereka akan melakukannya. Tidak ada keraguan bahwa itulah yang akan terjadi.

 

 

Artikel terkait:

ANALYSIS: Pope restricts ‘divisive’ Traditional Latin Mass, says 52-yr-old Novus Ordo is ‘unique expression’ of Church’s liturgy

BREAKING: Pope Francis abrogates Pope Benedict’s universal permission for Old Mass

 

-------------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

 

100 Tahun Yang Lalu Chesterton Meramalkan Tentang Saat Kegelapan Kita Sekarang

Pedro Regis, 5146 – 5150

LDM, 13 Juli 2021

Enoch, 15 Juli 2021

LDM, 17 Juli 2021

Motu Proprio Francis: Menghapuskan Summorum Pontificum...

Penganiayaan Telah Dimulai