Thursday, July 22, 2021

Taat Kepada Tuhan Atau Kepada Paus?

These Last Days News - July 19, 2021        

 

 

 

 

Taat Kepada Tuhan Atau Kepada Paus? 

https://www.tldm.org/news50/obedience-to-god-or-obedience-to-the-pope.htm 

 

KnightsRepublic.com reported on July 27, 2021:

By Alexandra Clark 

Ini adalah pertanyaan serius yang ditanyakan oleh banyak imam-imam dan umat awam yang setia setelah munculnya motu proprio dari paus Francis yang dirilis pada 16 Juli 2021. Taktik setan sejak diundangkan KV II telah menjadi ketaatan buta saat ini. Tuntutan “Ketaatan” ini telah banyak digunakan di dalam Gereja untuk membuat mereka yang mempertanyakan perubahan radikal yang tidak bersifat Katolik, yang tidak selaras dengan apa yang selalu diajarkan atau selalu dilakukan Gereja, agar orang-orang menjadi diam dan hanya menurut saja. Namun, realitas & akhir dari tindakan ketaatan kita ini adalah bahwa: “Kita akan diadili bukan berdasarkan perbuatan skandal Bergoglio dan kaki tangannya, tetapi karena kesetiaan kita kepada ajaran Kristus.” demikian kata Uskup Agung Vigano. 

Oleh karena itu, dengan banyaknya skandal, ajaran sesat, dan kebohongan yang mengalir keluar dari dalam Gereja Katolik saat ini, sangatlah penting untuk mengetahui apa itu ketaatan sejati dan apa itu ketaatan palsu, agar kita tidak jatuh ke dalam perangkap iblis dan tidak menyenangkan Tuhan. Karena kita berhutang ketaatan hanya kepada Tuhan, lebih tinggi daripada ketaatan kepada manusia!

 

Perhatikan baik-baik bahwa Ketaatan bukanlah kebajikan tertinggi dalam Iman. Itu hanya kebajikan moral dan di atasnya ada 4 kebajikan utama (Keadilan, Kesederhanaan, Kehati-hatian, Ketabahan) dan kemudian di atas itu lagi, ada 3 kebajikan Teologis (Iman, Pengharapan, Amal Kasih). Oleh karena itu, Ketaatan, dalam urutan kebajikan, tidak boleh bertentangan, misalnya, dengan Iman.

 

Seperti yang dikatakan St. Thomas Aquinas dalam tulisannya Summa, Pasal 3: Pertanyaan 104 tentang Ketaatan: “Dan kebajikan-kebajikan teologis itu, (Iman, Pengharapan, Amal Kasih), yang dengannya manusia melekat kepada Tuhan sendiri, lebih besar daripada kebajikan moral, yang dengannya manusia memandang rendah beberapa hal duniawi demi mematuhi Tuhan.”

 

Uskup Agung Carlo Maria Vigano berkata tentang ketaatan: “Gereja bukanlah milik Paus, apalagi Gereja menjadi milik kelompok bidaah dan para pelaku percabulan, yang telah berhasil naik ke tampuk kekuasaan tinggi dengan melalui penipuan dan kepalsuan.”

 

Oleh karena itu, kita harus menyatukan iman supernatural kita dalam tindakan Tuhan yang terus-menerus di tengah-tengah umat-Nya dengan sebuah tindakan perlawanan, seperti yang dinasihatkan oleh para Bapa Gereja.

 

...Umat Katolik memiliki kewajiban untuk menentang ketidaksetiaan para Gembala, jika ketaatan yang mereka lakukan bukan ditujukan demi kemuliaan Allah dan keselamatan jiwa-jiwa.

 

Karena itu kita mencela segala sesuatu yang mewakili pengkhianatan terhadap misi sejati para Gembala, dan memohon kepada Tuhan untuk mempersingkat masa pencobaan ini. Dan jika suatu hari nanti kita diberitahu oleh Bergoglio agar kita tetap berada dalam persekutuan dengannya, dimana disitu kita harus melakukan tindakan yang menentang Tuhan, maka kita mendapat kejelasan lebih jauh bahwa dia adalah seorang penipu, dan karena itu dia tidak memiliki otoritas apa pun.

 

Oleh karena itu, marilah kita berdoa. Marilah kita banyak berdoa dan dengan semangat, mengingat firman Juruselamat kita dan kemenangan-Nya yang terakhir.

 

Kita akan diadili, bukan karena skandal Bergoglio dan kaki tangannya, tetapi karena kesetiaan kita kepada ajaran Kristus.

 

... sebuah kesetiaan sejati dimulai dengan hidup di dalam kasih karunia Allah, sering menerima Sakramen, dan mempersembahkan kurban dan penebusan dosa demi keselamatan para utusan Allah...”

 

Uskup Agung Marcel Lefebvre mengatakannya dengan baik dan menyatakan bahwa: “Kepatuhan adalah masalah serius; untuk tetap bersatu dengan Magisterium Gereja dan khususnya dengan Paus Tertinggi adalah salah satu syarat keselamatan…”

 

…Kita terikat kepada Paus selama dia masih mengajarkan tradisi apostolik dan ajaran semua pendahulunya. Inilah definisi dari penerus Petrus, bahwa dia adalah penjaga dari deposit iman. Pius IX mengajar kita dalam Pastor Aeternus: 'Roh Kudus sebenarnya tidak dijanjikan kepada penerus Petrus untuk mengizinkan mereka mewartakan doktrin baru, tetapi untuk menjaga dengan ketat dan menjelaskan dengan setia, dengan bantuan-Nya, wahyu-wahyu yang disampaikan oleh para Rasul, dengan kata lain: Deposit Iman.'…

 

… Wewenang yang diberikan Tuhan kita kepada Paus, para Uskup dan para imam secara umum, adalah demi pelayanan Iman. Menggunakan hukum, institusi dan otoritas untuk menghilangkan Iman Katolik dan tidak lagi mewariskan kehidupan, sama dengan mempraktekkan aborsi atau kontrasepsi spiritual…

 

… Oleh karena itu kita memilih untuk menyimpan warisan Iman itu dan kita tidak boleh salah dalam berpegang teguh pada apa yang telah diajarkan Gereja selama dua ribu tahun. Krisis ini sangat mendalam, diatur dan diarahkan dengan cerdik dan licik, agar dengan cara ini umat beriman dapat benar-benar percaya bahwa pemikir utama disini bukanlah manusia tetapi Setan sendiri. Sebab, ini adalah pukulan hebat dari Setan untuk membuat umat Katolik tidak mematuhi seluruh Tradisi, dengan alasan demi ketaatan.

 

St. Paulus telah memperingatkan kita: "Bahkan jika seorang malaikat dari Surga datang untuk memberitahu kamu apa pun selain apa yang telah kuajarkan kepadamu, jangan dengarkan dia."

 

Itulah rahasia ketaatan sejati.

 

Pastor Hesse, dengan benar berkata:

Ketaatan itu sendiri hanya dapat didefinisikan oleh Sepuluh Perintah Allah dan Tradisi Gereja .... Misa Kudus seperti yang Anda dan saya ketahui, (Misa Latin Tridentin Tradisional) adalah bagian dari status Gereja, status Ecclesiae. Jika Paus mencoba mengubahnya, maka Anda boleh berkata: “Maaf, Bapa Suci, kami tidak dapat mengikutinya. Itu sangat buruk!" Jika Paus mencoba mengubah apa pun yang merupakan bagian dari status Ecclesiae dan Anda mengikutinya, padahal Anda seharusnya tahu bahwa itu salah, maka Anda berada dalam keadaan dosa berat, kecuali jika Anda tidak tahu bahwa itu salah. Mengikuti Paus ke dalam kesalahan, itu bukanlah ketaatan, melainkan dosa. Ingatlah apa yang dikatakan St. Paulus: “Jika seorang malaikat dari surga membawakan kamu Injil yang lain, janganlah menerimanya. Bahkan meski oleh Malaikat sendiri.”

 

Jadi bagi Anda yang memahami puisi, apa yang dimaksud Chesterton ketika dia berkata: "Jika seorang malaikat dari surga membawakan Anda minuman lain, berterima kasihlah kepadanya atas perhatiannya yang baik, dan kemudian pergilah dan buanglah itu ke wastafel." – inilah yang dia maksudkan. Chesterton sendiri juga meminum bir. Maka apa yang dia katakan dalam puisi ini berarti: jangan biarkan apa pun menyusup ke dalam Injil dalam kemurniannya, seperti yang dilestarikan oleh Gereja. Anda melihat ini adalah Injil, karena Bapa dan saya, di atas sana, di altar - kami (para imam) tidak diizinkan untuk melakukan perbuatan itu, tetapi Bapa dan saya (sebagai imam) di atas sana, di altar, dapat mengubah piala anggur yang tampak polos itu menjadi Darah Kristus, jika kita menggunakannya untuk Misa. Kita akan melakukan dosa, karena kita tidak diperbolehkan menggunakan piala dari kaca dan kita tidak diperbolehkan menggunakan anggur jenis yang lain. Kita harus menggunakan anggur khusus untuk Misa. Intinya, kita bisa melakukan itu. Jadi ini mewakili kemurnian Injil, dan itulah yang dimaksud Chesterton. Siapa pun yang berani mengganggu kemurnian ajaran Gereja, mengganggu kemurnian tradisi Gereja, mengganggu kemurnian Injil, dia adalah utusan iblis, bukan malaikat. Bahkan meski dia adalah Paus sendiri.

 

Pembicaraan transkrip lengkap ada di sini dalam bentuk PDF. Ini harus dibaca oleh semua umat Katolik yang setia. Pembicaraan itu adalah tentang “Ketaatan dan Paus” oleh Pastor Gregory Hesse, STD, JCD, STL, JCL, Pengacara Hukum Canon, Doktor Teologi Thomistik, teman seumur hidup dan sekretaris pribadi Kardinal Stickler di Vatikan dari 1986-1988 yang memberikan eksposisi dan penjelasan yang sungguh-sungguh, cerdas, terpelajar, dan jenaka, atas topik relevan yang dihadapi umat Katolik yang setia dan kontemporer. Perhatikan bahwa Yohanes Paulus II adalah Paus pada saat pembicaraan ini berlangsung. Dalam diskusi penting ini ia juga menjawab pertanyaan, Apa batasan kebebasan Paus dalam mengambil keputusan? Dan menjelaskan 4 hal yang tidak bisa dilawan oleh seorang Paus.

 

"Tidak menentang kesalahan berarti menyetujuinya; dan tidak membela kebenaran berarti menindasnya. Dan memang, tidak melakukan tindakan untuk mengacaukan orang jahat, padahal kita bisa melakukannya, tidak kurang berdosanya daripada mendorong orang jahat itu untuk melanjutkan kejahatannya." – Paus St. Felix III

 

-------------------------

 

"Roma akan kehilangan iman dan akan menjadi tahta dari Antikristus." – Our Lady of La Salette, 19 September 1846

SEPERTI BEBEK

"Roh kegelapan telah membuat umat manusia terpisah menjadi domba atau kambing. Banyak dari kamu, para imam-Ku, telah menyerahkan dirimu kepada dunia. Kamu mengikuti arus air ke hilir, ke dalam jurang! Kamu seperti bebek di tengah arus." - Yesus, Bayside, 5 Agustus 1975

KETAATAN YANG SALAH


"Berdoalah bagi semua kardinal dan uskupmu. Karena rasa ketaatan yang salah, banyak orang yang pergi menuju kehancuran di luar kehendak mereka. Namun, karena manusia telah diberi pilihan bebas dalam kehendaknya, seseorang tidak dapat menggunakan ini sebagai alasan untuk tindakannya, karena setiap orang bertanggung jawab atas keselamatan jiwanya sendiri yang bersifat kekal." - Bunda Maria, Bayside, 2 Juni 1979

 

“Kecuali jika kamu mau mengembalikan Rumah-Ku, Gereja-Ku, kepada kejayaannya semula, maka pintumu akan ditutup, para pastormu akan dianiaya, dan hanya sedikit saja yang masih tersisa. Apakah ini yang kamu inginkan, kamu yang bersekongkol dan berusaha untuk membentuk gereja sosialistik di atas bumi?" - Yesus, Bayside, 25 Juli 1979

 

DOSA KELALAIAN


“Dosa kelalaian akan menghukum banyak orang ke neraka, baik itu adalah umat awam atau pun  hierarki. Aku mengulangi: bukan dosa yang sengaja dilakukan, tetapi dosa kelalaian, yang akan membuat banyak orang masuk neraka. Di antara mereka juga akan ada mitra (uskup dan kardinal).” - Bunda Maria, Bayside, 6 Oktober 1980

 

---------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

 

Bulletin Aneh : Vatikan Dijalankan Oleh Para Penipu

Francis Menyatakan Perang Terhadap Gereja

Kristallnacht Dari Francis Telah Tiba

Kardinal Müller : Gereja Tidaklah Seperti Jaringan Hotel Internasional

Giselle Cardia, tgl 10, 13, 15, 17, 20 Juli 2021

Enoch, 21 Juli, 2021 – doa dari Pater Pio

Kumpulan Doa Untuk Mengatasi Penyakit