MENGHAPUS YESUS
https://www.lifesitenews.com/opinion/cancel-culture-is-nothing-new-they-tried-to-cancel-jesus-too
Yesus adalah duri di lambung para pemain mapan utama zaman ini.
Karena itu mereka berusaha 'menghapus’ Dia.
Fri Jul 9, 2021 - 11:10 am EST
·
9 Juli 2021 (LifeSiteNews) – Bacaan Injil baru-baru ini memberi kita
ilustrasi awal tentang “membatalkan atau
menghapus budaya.”
Penginjil, Markus, menggambarkan Yesus
berkhotbah di sinagoga di Nazaret. Orang-orang terkejut dengan kebijaksanaan dari
perkataan-Nya, dan entah bagaimana, mereka tidak dapat menerima bahwa wawasan
seperti itu muncul dari seorang ‘bocah laki-laki kampungan.’
"Dari mana dia mendapatkan semua
ini," mereka bertanya. “Bukankah ini si tukang kayu, anak Maria?”
Mereka sebenarnya tersinggung karena Yesus berbicara
dengan cara seperti ini, dan ada sedikit rasa tidak nyaman oleh pesan-Nya. Maka
mereka menolak untuk menganggap-Nya serius.
Dengan kata lain, mereka “membatalkan atau
menghapuskan” Yesus, karena Dia terlalu ‘kampungan.’
Sebagai tanggapan, Yesus menawarkan pengamatan-Nya
yang bersifat abadi: "Seorang nabi tidaklah dihormati di tempat asalnya
..."
Ini adalah bagian dari Kitab Suci yang sempurna
(Markus 6:1-6) untuk mengutip seseorang yang berpikir bahwa Alkitab tidak lagi
relevan dengan kehidupan modern. Bedebah! kami siap untuk "membatalkan atau
menghapus budaya" saat ini. Dan Yesus berada di depan arena permainan ini.
Ada kecenderungan manusia untuk mengabaikan
pandangan orang-orang yang tidak memenuhi harapan mereka, tentang siapa-siapa
yang memenuhi syarat untuk berbicara. Ini terlihat dalam keasyikan budaya kita
dengan memperhatikan gelar-gelar pengenal seseorang. Lembaran-lembaran makalah
akademis yang sangat dihormati, biasanya mengalahkan kebijaksanaan yang sederhana.
Tentu saja, ada kalanya keahlian profesional
sangat penting. Tapi orang awam yang tidak memiliki informasi dapat melakukan
bahaya serius dalam mendiagnosis penyakit berdasarkan informasi yang mereka cari
di mbah Google."
Tetapi ada juga saat-saat ketika akumulasi
pengalaman hidup seseorang — yang dulu disebut “akal sehat” — adalah persiapan
yang jauh lebih baik daripada sekolah formal untuk membuat penilaian yang masuk
akal atau menawarkan nasihat yang bijaksana.
Pada hari-hari ini, perhatian utama tentang
"penghapusan budaya" mencerminkan bagaimana Facebook, Twitter, dan
media sosial lainnya mencoba untuk membungkam ide-ide yang menyimpang dari
pandangan yang dianggap benar ciptaan kaum kiri progresif. Tambahkan juga
bagaimana anak-anak diindoktrinasi dengan Teori Ras Kritis, bersama dengan
bagaimana pemerintah dan lembaga-lembaga terkemuka kita mempromosikan gagasan
bahwa masyarakat Amerika pada dasarnya adalah rasis yang tidak dapat diperbaiki.
Ada alasan yang bagus untuk takut bahwa siapa
pun mungkin akan "dibatalkan atau dihapus."
Masyarakat kita akan menyerupai dunia yang dilewati
oleh Yesus dalam banyak cara yang tidak nyaman. Kita memiliki para elit
intelektual, termasuk para pendidik yang cerdik pandai, media massa, dan berbagai
jenis sastra, yang merasa memiliki "pemikiran yang benar" dan
"ilmu pengetahuan yang mapan" yang sama kakunya dengan bagaimana para
ahli Taurat dan orang Farisi menafsirkan Taurat.
Kita memiliki ahli industri dan teknologi yang
sangat fokus untuk melindungi kepentingan bisnis mereka sendiri, seperti halnya
para Imam dan orang Lewi yang merasa memiliki hak prerogatif untuk menguasai
dan mengatur Bait Suci.
Kita memiliki para politisi yang pikiran mereka
terobsesi untuk memperbesar lingkup kendali mereka dan melindungi kekuasaan
mereka, seperti penjajah Romawi di Palestina zaman alkitabiah dulu.
Kita bahkan memiliki persamaan dengan Zelot di
berbagai kelompok radikal saat ini. Pengabdian dan semangat mereka untuk
mengubah masyarakat sama fanatiknya dengan para revolusioner alkitabiah itu.
Semua kelompok ini memiliki asumsi yang sama.
Dan tampaknya mereka telah mencapai kesepakatan diam-diam bahwa suara-suara
yang berbicara bertentangan dengan pemikiran mereka yang diberlakukan, harus
dibungkam.
Ini bukan hanya masalah memblokir aliran
informasi. Organisasi yang berbeda pendapat telah melihat bahwa operasi mereka
ditantang oleh tindakan hukum (apa yang disebut "perang hukum"). Para
penyedia layanan keuangan telah mengganggu saluran pendapatan mereka. Buku,
materi media, dan produk lainnya telah dilarang oleh outlet media besar.
Tuntutan pidana telah diajukan. Fasilitas umum
maupun pribadi telah menjadi sasaran serangan. Individu telah diancam, dan
bahkan diserang secara fisik.
Gereja-gereja dan organisasi keagamaan juga
merasakan efek ini. Kita belum mencapai tingkat kekerasan anti-Kristen yang
ekstrem seperti di tempat lain (dalam beberapa minggu terakhir beberapa gereja,
secara beruntun telah dibakar di Kanada). Namun telah terjadi vandalisme. Dan
layanan keagamaan telah terganggu.
Bahkan beberapa kali terjadi penembakan di
gereja. Sejauh ini tampaknya ini adalah pekerjaan para pelaku tunggal, bukan
penyerang terorganisir. Tapi itu bisa berubah.
Yesus adalah duri di lambung para pemain mapan
utama zaman ini. Karena itu mereka berusaha 'menghapus’ Dia.
Sebagai pengikut Yesus, kita dipanggil untuk
berdiri hari ini untuk membela prinsip-prinsip luhur yang menyebabkan begitu
banyak kekhawatiran saat ini. Dan tidak diragukan lagi, itu amat menakutkan.
Tapi ingat, pembatalan atas budaya kita ini
(juga pembatalan atau penghapusan terhadap Yesus) tidak akan berlangsung lama.
Pada akhirnya Dia kembali dengan cara yang amat agung.
--------------
Pastor Michael P. Orsi, seorang imam
dari Keuskupan Camden, New Jersey, Pastor Michael P. Orsi saat ini melayani
sebagai vikaris paroki di Paroki St. Agnes di Naples, Florida. Dia adalah
pembawa acara "Action for Life TV,"
serial televisi kabel mingguan yang ditujukan untuk membahas isu-isu
pro-kehidupan, dan tulisan-tulisannya muncul di berbagai publikasi dan jurnal
online. Episode acara TV-nya dapat dilihat secara online di: https://www.youtube.com/channel/UCyFbaLqUwPi08aHtlIR9R0g
---------------------------------------
Silakan membaca artikel lainnya di sini:
Alkitab
Mengatakan Bahwa Akan Ada Kelaparan Di Saat Akhir Zaman
Kawanan
Raksasa Dari Belalang Memakan Tanaman Di Seluruh AS Barat.
Viganò:
Dukungan Francis Terhadap Homosex Adalah ‘Isyarat Bunuh Diri’
Giselle
Cardia, 22, 26, 29 Juni, & 3, 6 Juli 2021
COVID
Menguji Iman Kita, Dan Kita Gagal Dalam Ujian Ini