Sunday, July 11, 2021

Menghapus Yesus

 MENGHAPUS YESUS 

https://www.lifesitenews.com/opinion/cancel-culture-is-nothing-new-they-tried-to-cancel-jesus-too 

 

Yesus adalah duri di lambung para pemain mapan utama zaman ini.

Karena itu mereka berusaha 'menghapus’ Dia.

Fri Jul 9, 2021 - 11:10 am EST

 

·    

  

  

By Pastor Michael P. Orsi 

 

9 Juli 2021 (LifeSiteNews) – Bacaan Injil baru-baru ini memberi kita ilustrasi awal tentang “membatalkan atau menghapus budaya.”

 

Penginjil, Markus, menggambarkan Yesus berkhotbah di sinagoga di Nazaret. Orang-orang terkejut dengan kebijaksanaan dari perkataan-Nya, dan entah bagaimana, mereka tidak dapat menerima bahwa wawasan seperti itu muncul dari seorang ‘bocah laki-laki kampungan.’

 

"Dari mana dia mendapatkan semua ini," mereka bertanya. “Bukankah ini si tukang kayu, anak Maria?”

 

Mereka sebenarnya tersinggung karena Yesus berbicara dengan cara seperti ini, dan ada sedikit rasa tidak nyaman oleh pesan-Nya. Maka mereka menolak untuk menganggap-Nya serius.

 

Dengan kata lain, mereka “membatalkan atau menghapuskan” Yesus, karena Dia terlalu ‘kampungan.’

 

Sebagai tanggapan, Yesus menawarkan pengamatan-Nya yang bersifat abadi: "Seorang nabi tidaklah dihormati di tempat asalnya ..."

 

Ini adalah bagian dari Kitab Suci yang sempurna (Markus 6:1-6) untuk mengutip seseorang yang berpikir bahwa Alkitab tidak lagi relevan dengan kehidupan modern. Bedebah! kami siap untuk "membatalkan atau menghapus budaya" saat ini. Dan Yesus berada di depan arena permainan ini.

 

Ada kecenderungan manusia untuk mengabaikan pandangan orang-orang yang tidak memenuhi harapan mereka, tentang siapa-siapa yang memenuhi syarat untuk berbicara. Ini terlihat dalam keasyikan budaya kita dengan memperhatikan gelar-gelar pengenal seseorang. Lembaran-lembaran makalah akademis yang sangat dihormati, biasanya mengalahkan kebijaksanaan yang sederhana.

 

Tentu saja, ada kalanya keahlian profesional sangat penting. Tapi orang awam yang tidak memiliki informasi dapat melakukan bahaya serius dalam mendiagnosis penyakit berdasarkan informasi yang mereka cari di mbah Google."

 

Tetapi ada juga saat-saat ketika akumulasi pengalaman hidup seseorang — yang dulu disebut “akal sehat” — adalah persiapan yang jauh lebih baik daripada sekolah formal untuk membuat penilaian yang masuk akal atau menawarkan nasihat yang bijaksana.

 

Pada hari-hari ini, perhatian utama tentang "penghapusan budaya" mencerminkan bagaimana Facebook, Twitter, dan media sosial lainnya mencoba untuk membungkam ide-ide yang menyimpang dari pandangan yang dianggap benar ciptaan kaum kiri progresif. Tambahkan juga bagaimana anak-anak diindoktrinasi dengan Teori Ras Kritis, bersama dengan bagaimana pemerintah dan lembaga-lembaga terkemuka kita mempromosikan gagasan bahwa masyarakat Amerika pada dasarnya adalah rasis yang tidak dapat diperbaiki.

 

Ada alasan yang bagus untuk takut bahwa siapa pun mungkin akan "dibatalkan atau dihapus."

 

Masyarakat kita akan menyerupai dunia yang dilewati oleh Yesus dalam banyak cara yang tidak nyaman. Kita memiliki para elit intelektual, termasuk para pendidik yang cerdik pandai, media massa, dan berbagai jenis sastra, yang merasa memiliki "pemikiran yang benar" dan "ilmu pengetahuan yang mapan" yang sama kakunya dengan bagaimana para ahli Taurat dan orang Farisi menafsirkan Taurat.

 

Kita memiliki ahli industri dan teknologi yang sangat fokus untuk melindungi kepentingan bisnis mereka sendiri, seperti halnya para Imam dan orang Lewi yang merasa memiliki hak prerogatif untuk menguasai dan mengatur Bait Suci.

 

Kita memiliki para politisi yang pikiran mereka terobsesi untuk memperbesar lingkup kendali mereka dan melindungi kekuasaan mereka, seperti penjajah Romawi di Palestina zaman alkitabiah dulu.

 

Kita bahkan memiliki persamaan dengan Zelot di berbagai kelompok radikal saat ini. Pengabdian dan semangat mereka untuk mengubah masyarakat sama fanatiknya dengan para revolusioner alkitabiah itu.

 

Semua kelompok ini memiliki asumsi yang sama. Dan tampaknya mereka telah mencapai kesepakatan diam-diam bahwa suara-suara yang berbicara bertentangan dengan pemikiran mereka yang diberlakukan, harus dibungkam.

 

Ini bukan hanya masalah memblokir aliran informasi. Organisasi yang berbeda pendapat telah melihat bahwa operasi mereka ditantang oleh tindakan hukum (apa yang disebut "perang hukum"). Para penyedia layanan keuangan telah mengganggu saluran pendapatan mereka. Buku, materi media, dan produk lainnya telah dilarang oleh outlet media besar.

 

Tuntutan pidana telah diajukan. Fasilitas umum maupun pribadi telah menjadi sasaran serangan. Individu telah diancam, dan bahkan diserang secara fisik.

 

Gereja-gereja dan organisasi keagamaan juga merasakan efek ini. Kita belum mencapai tingkat kekerasan anti-Kristen yang ekstrem seperti di tempat lain (dalam beberapa minggu terakhir beberapa gereja, secara beruntun telah dibakar di Kanada). Namun telah terjadi vandalisme. Dan layanan keagamaan telah terganggu.

 

Bahkan beberapa kali terjadi penembakan di gereja. Sejauh ini tampaknya ini adalah pekerjaan para pelaku tunggal, bukan penyerang terorganisir. Tapi itu bisa berubah.


Yesus adalah duri di lambung para pemain mapan utama zaman ini. Karena itu mereka berusaha 'menghapus’ Dia.


Sebagai pengikut Yesus, kita dipanggil untuk berdiri hari ini untuk membela prinsip-prinsip luhur yang menyebabkan begitu banyak kekhawatiran saat ini. Dan tidak diragukan lagi, itu amat menakutkan.

 

Tapi ingat, pembatalan atas budaya kita ini (juga pembatalan atau penghapusan terhadap Yesus) tidak akan berlangsung lama. Pada akhirnya Dia kembali dengan cara yang amat agung.

 

--------------

 

Pastor Michael P. Orsi, seorang imam dari Keuskupan Camden, New Jersey, Pastor Michael P. Orsi saat ini melayani sebagai vikaris paroki di Paroki St. Agnes di Naples, Florida. Dia adalah pembawa acara "Action for Life TV," serial televisi kabel mingguan yang ditujukan untuk membahas isu-isu pro-kehidupan, dan tulisan-tulisannya muncul di berbagai publikasi dan jurnal online. Episode acara TV-nya dapat dilihat secara online di: https://www.youtube.com/channel/UCyFbaLqUwPi08aHtlIR9R0g

 

---------------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

 

Alkitab Mengatakan Bahwa Akan Ada Kelaparan Di Saat Akhir Zaman

Ned Dougherty, 30 Juni 2021

Kawanan Raksasa Dari Belalang Memakan Tanaman Di Seluruh AS Barat.

Viganò: Dukungan Francis Terhadap Homosex Adalah ‘Isyarat Bunuh Diri’

Enoch, 7 Juli 2021

Giselle Cardia, 22, 26, 29 Juni, & 3, 6 Juli 2021

COVID Menguji Iman Kita, Dan Kita Gagal Dalam Ujian Ini