Thursday, July 1, 2021

Apa Yang Dikatakan Oleh Para Paus Tentang Sosialisme

  

 

Apa Yang Dikatakan Oleh Para Paus Tentang Sosialisme / Komunisme 

https://tfpstudentaction.org/blog/what-the-popes-really-say-about-socialism

 

By Gustavo Solimeo

 

 

"Mengerikan", "merusak", "jahat", dan "mesum" ini hanyalah beberapa kata yang digunakan oleh para paus untuk menggambarkan paham sosialisme/komunisme. Dari Pius IX hingga Benediktus XVI, para paus ini secara menyeluruh dan konsisten mengutuk paham sosialisme/komunisme. Mengingat kemajuan pesat paham sosialisme di Amerika saat ini, Aksi Mahasiswa TFP dengan senang hati menawarkan kepada para pembacanya pilihan singkat kutipan-kutipan dari para Paus tentang topik tersebut yang bisa menggugah pikiran kita. 

 

LEO XIII (1878-1903)

"Penggulingan Memang Direncanakan Dengan Sengaja"
Karena rasa takut akan Tuhan dan penghormatan terhadap hukum-hukum ilahi disingkirkan, otoritas penguasa dihina, penghasutan diizinkan dan disetujui, dan nafsu rakyat didorong untuk melakukan pelanggaran hukum, tanpa pengekangan, sehingga perubahan dan penggulingan terhadap segala sesuatu tentu akan segera mengikuti. Ya, perubahan dan penggulingan ini sengaja direncanakan dan diajukan oleh banyak asosiasi komunis dan sosialis di dunia.” (Ensiklik Humanum Genus, 20 April 1884, n. 27)

 

Merendahkan Hubungan Alami Pria dan Wanita

“Mereka [kaum sosialis, komunis, atau nihilis] merendahkan hubungan persatuan alami antara pria dan wanita, yang dianggap suci bahkan di antara orang-orang barbar; dan ikatannya, di mana keluarga bisa  disatukan, menjadi lemah, atau bahkan menyerah pada nafsu belaka. (Ensiklik Quod Apostolici Muneris, 28 Desember 1878, n. 1)

 

"Panen Kesengsaraan"

...diperlukan penyatuan pikiran yang pemberani dengan semua sumber daya yang dapat mereka kuasai. Panen kesengsaraan ada di depan mata kita, dan proyek-proyek mengerikan dari pergolakan nasional yang paling membawa malapetaka sedang mengancam kita dari pertumbuhan kekuatan gerakan sosialistik.” (Ensiklik Graves de Communi Re, 18 Januari 1901, n. 21)

 

 

SAINT PIUS X (1903-1914)


Mimpi Membentuk Kembali Masyarakat Membawa Masuk Sosialisme/Komunisme

“Tetapi yang lebih aneh lagi, yang mengkhawatirkan dan sekaligus menyedihkan, adalah keberanian dan kesembronoan orang-orang yang menyebut diri mereka Katolik dan bermimpi untuk membentuk kembali masyarakat di bawah kondisi seperti itu, dan untuk mendirikan di bumi ini, melebihi dan melampaui batas-batas Gereja Katolik: 'pemerintahan kasih dan keadilan' seturut selera mereka. ... Apa yang akan mereka hasilkan? ... Sebuah konstruksi verbal dan tidak masuk akal belaka, di mana kita akan melihat, bersinar dalam kekacauan dan dalam kebingungan yang menggoda, kata-kata Liberty, Justice, Fraternity, Love, Equality, dan euforia manusia, semuanya bertumpu pada martabat manusia yang kurang dipahami. Ini akan menjadi sebuah agitasi yang bergejolak, tak memiliki tujuan yang diusulkan secara jelas, yang hanya menguntungkan segelintir orang-orang utopis yang mengeksploitasi rakyat. Ya, kita benar-benar dapat mengatakan bahwa Sillon, matanya tertuju pada sebuah mimpi tidak masuk akal, membawa Sosialisme ke dalam keretanya.” (Surat Apostolik Notre Charge Apostolique [Mandat Apostolik Kita] kepada para Uskup Prancis, 15 Agustus 1910, yang mengutuk gerakan Le Sillon) 

 

BENEDICT XV (1914-1922)

 

Jangan Pernah Lupakan Kutukan Yang Dibawa Oleh Sosialisme
“Bukanlah maksud kami di sini untuk mengulangi argumen-argumen yang dengan jelas mengekspos kesalahan-kesalahan paham Sosialisme/Komunisme dan doktrin-doktrin serupa. Pendahulu kita, Leo XIII, paling bijaksana melakukannya dalam Ensiklik yang benar-benar mengesankan; dan Anda, saudara-saudara yang terhormat, hendaknya sangat berhati-hati agar ajaran-ajaran penting itu tidak pernah dilupakan, tetapi bahwa kapan pun keadaan mengharuskannya, ia harus dengan jelas diuraikan dan ditanamkan dalam asosiasi dan kongres Katolik, dalam khotbah-khotbah dan dalam pers Katolik.” (Ensiklik Ad Beatissimi Apostolorum, 1 November 1914, n. 13) 

 

PIUS XI (1922-1939)

 

Sosialisme Tidak Dapat Didamaikan dengan Doktrin Katolik

“Kami membuat pernyataan ini: Apakah dianggap sebagai doktrin, atau fakta sejarah, atau sebuah gerakan, paham Sosialisme, jika itu tetap benar-benar Sosialisme, bahkan meski ia tunduk pada kebenaran dan keadilan pada poin-poin yang telah kami sebutkan, tetap tidak dapat didamaikan dengan ajaran Gereja Katolik, karena konsep masyarakatnya sendiri sama sekali asing bagi kebenaran Kristiani.” (Ensiklik Quadragesimo Anno, 15 Mei 1931, n. 117)

 

Sosialisme-Katolik Adalah Sebuah Kontradiksi

“[Sosialisme] bagaimanapun didasarkan pada teori masyarakat manusia yang khas pada dirinya sendiri dan tidak dapat didamaikan dengan Kekristenan sejati. Sosialisme agama, sosialisme Kristen, adalah istilah-istilah yang kontradiktif; tidak seorang pun dapat sekaligus menjadi seorang Katolik yang baik dan sekaligus menjadi seorang sosialis sejati.” (Ibid. n. 120)

 

 

PIUS XII (1939-1958)

 

Gereja Akan Melawan Sosialisme Sampai Akhir

 

“[Gereja melakukan] perlindungan individu dan keluarga dari ancaman arus yang membawa sosialisme total yang pada akhirnya akan membuat momok 'Leviathan' menjadi kenyataan yang mengejutkan. Gereja akan memperjuangkan pertempuran ini sampai akhir, karena ini adalah masalah tentang nilai-nilai tertinggi: martabat manusia dan keselamatan jiwa-jiwa." (“Pesan radio kepada Katholikentag dari Wina," 14 September 1952 dalam Discorsi e Radiomessaggi, vol.XIV, hal.314)

 

Negara Yang Mahakuasa Merusak Kemakmuran Sejati

"Menganggap negara sebagai sesuatu yang tertinggi, di mana segala sesuatu yang lain harus ditundukkan dan diarahkan kepada negara, pastilah gagal untuk mewujudkan kemakmuran bangsa-bangsa yang sejati dan abadi." (Ensiklik Summi Pontificatus, 20 Oktober 1939, n. 60)

 

JOHN XXIII (1958-1963)

 

“Tidak boleh ada orang Katolik yang menganut sosialisme moderat sekalipun.

“Paus Pius XI lebih lanjut menekankan pertentangan mendasar antara Komunisme dan Kristen, dan menjelaskan bahwa tidak ada orang Katolik yang bisa menganut Sosialisme moderat sekalipun. Alasannya adalah bahwa Sosialisme didirikan di atas doktrin masyarakat manusia yang dibatasi oleh waktu dan tidak memperhitungkan tujuan apa pun selain kesejahteraan material. Karena itu, ia mengusulkan suatu bentuk organisasi sosial yang bertujuan semata-mata pada produksi; hal itu menempatkan pengekangan yang terlalu keras pada kebebasan manusia, dan pada saat yang sama mencemooh gagasan yang benar tentang otoritas sosial.” (Ensiklik Mater et Magistra, 15 Mei 1961, n. 34)


 

PAUL VI (1963-1978)

 

"Orang Kristen Cenderung Mengidolakan Sosialisme"
Terlalu sering orang Kristen yang tertarik pada paham sosialisme karena dia mengidolakannya dalam istilah yang, terlepas dari hal lain, sangat umum: yaitu keinginan untuk keadilan, solidaritas dan kesetaraan. Mereka menolak untuk mengakui keterbatasan historis dari gerakan sosialis, yang tetap dikondisikan oleh ideologi dari mana mereka berasal.” (Surat Apostolik Octogesima Adveniens, 14 Mei 1971, n. 31) 

 

JOHN PAUL II (1978-2005)

 

Sosialisme: Bahaya Dari Sebuah "Solusi Sederhana Dan Radikal"
“Mungkin tampak mengejutkan bahwa 'sosialisme' muncul di awal kritik Paus terhadap solusi 'masalah kelas pekerja' pada saat 'sosialisme' itu belum berbentuk Negara yang kuat dan berkuasa, dengan semua sumber daya yang menyiratkan cita-cita, seperti yang kemudian terjadi. Namun, dia dengan tepat menilai bahaya yang ditimbulkan kepada masyarakat dengan melalui janji-janji yang menarik dari solusi sederhana dan radikal ini, kepada masalah yang dialami oleh 'kelas pekerja.'" (Ensiklik Centesimus Annus - Pada peringatan 100 tahun Rerum Novarum Paus Leo XIII, 1 Mei , 1991, n.12)

 

BENEDICT XVI (2005 - 2013)

"Kami Tidak Membutuhkan Negara Yang Mengendalikan Segalanya"

Negara yang akan menyediakan segalanya, menyerap segalanya ke dalam dirinya sendiri, pada akhirnya akan menjadi birokrasi belaka yang tidak mampu menjamin hal yang sangat dibutuhkan oleh orang yang menderita - setiap orang - yaitu, perhatian pribadi yang penuh kasih. Kita tidak membutuhkan Negara yang mengatur dan mengendalikan segalanya, tetapi Negara yang, sesuai dengan prinsip subsidiaritas, dengan murah hati mengakui dan mendukung inisiatif yang muncul dari kekuatan sosial yang berbeda dan menggabungkan spontanitas dengan kedekatan dengan mereka yang membutuhkan. … Pada akhirnya, klaim bahwa struktur sosial yang adil akan membuat karya amal menjadi berlebihan bisa menutupi konsepsi kaum materialis tentang manusia: gagasan yang salah bahwa manusia dapat hidup 'hanya dari roti' (Mat 4:4; bdk. Ul 8:3) - keyakinan yang merendahkan martabat manusia dan pada akhirnya mengabaikan semua yang secara khusus bersifat manusiawi.” (Ensiklik Deus Caritas Est, 25 Desember 2005, n. 28)

 

 

 

 Paus Francis menerima patung palu arit, lambang komunis, yang ditempeli dengan Yesus yang di salib. Sebuah bentuk penghinaan keji dari presiden Bolivia, Evo Morales. Dan paus Francis membawa pulang patung itu ke Vatikan. 

 

---------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini: 

LDM, 25 Juni 2021

Dukungan Francis Pada Konperensi Yang Mendukung LGBT

Imam-Imam Berbicara

Kaisar, Mammon, Dan Sodom, Bersatu Dalam Pengaturan Ulang (Reset) Besar Gereja

Orang Kudus Yang Pernah Mengunjungi Neraka...

Pedro Regis 5141 – 5145

Uskup Agung Viganò Mengeluarkan 'Peringatan Keras' Kepada Paus Francis