Friday, July 23, 2021

Kaum Muda Katolik Di Seluruh Dunia Berseru Kepada Paus Francis

 

  

 

Kaum ​​Muda Katolik Di Seluruh Dunia Berseru Kepada Paus Francis:

‘Kami Mencintai Misa Tradisional’ 

https://www.lifesitenews.com/news/young-catholics-around-the-globe-to-pope-francis-we-love-the-traditional-mass 

 

Pesan video kepada Paus ini adalah sanggahan penuh semangat atas

motu proprio Traditionalis Custodes. 

 

Thu Jul 22, 2021 - 3:25 pm EST ·      

 

By Michael Haynes

 

 

22 Juli 2021 (LifeSiteNews) – Berbagai kelompok pemuda Katolik dari seluruh dunia telah mengirim pesan video kepada paus Francis, untuk membela “cinta” mereka terhadap liturgi kuno sebagai tanggapan atas pembatasan yang dilakukan paus baru-baru ini, dan memintanya untuk mendukung mereka dalam keinginan mereka untuk “mengikuti panggilan menuju kekudusan” melalui Misa Latin Tradisional.

 

“Sebagai orang muda Katolik yang sering mengikuti Misa Tradisional Latin, kita sering mengalami kurangnya pemahaman pada generasi yang lebih tua atas keagungan dari Misa Latin ini,” kata pemuda itu.

 

Mereka kemudian menentang beberapa keberatan yang dituduhkan kepada para devosan liturgi tradisional oleh paus.

 

“Kami tidak mempertanyakan keabsahan liturgi baru (Novus Ordo) atau meremehkan perayaannya,” kata beberapa kaum muda.

 

“Kami menyukai Misa Tradisional Latin bukan karena kami tua dan pemarah. Kami menyukainya bukan karena kami kuno. Kami menyukainya bukan karena kami separatis.”

 

Mengekspresikan devosi pribadi mereka kepada Misa Latin, para peserta muda menunjukkan aspek-aspek liturgi tradisional (Latin) yang menarik mereka ke sana.

 

“Kami menyukai Misa Latin Tradisional karena devosinya dan rasa takut yang kudus dan penuh kepercayaan akan Tuhan,” kata salah seorang dari kaum muda itu.

 

"Kami suka pada arah menghadap imam dan umat, yang bersama-sama ke arah yang satu dan sama, menuju Tuhan dan Kristus," kata kaum muda yang lain.

 

“Kami menyukainya, karena Misa itu sama di seluruh dunia, universal, katolik dalam arti kata yang asli. Kami menyukainya, karena transendensinya memberi kami kedamaian dan harapan yang tidak bisa diberikan oleh dunia.”

 

Kaum muda Katolik juga menjawab serangan yang dimuat dalam surat terlampir paus Francis pada motu proprionya, di mana paus mencela “penggunaan instrumental dari Missale Romanum tahun 1962” yang katanya “sering ditandai dengan penolakan, tidak hanya terhadap reformasi liturgi, tetapi juga terhadap KV II sendiri, dan dia mengklaim, dengan pernyataan yang tidak berdasar dan tidak berkelanjutan, bahwa Misa Latin itu mengkhianati Tradisi dan 'Gereja yang benar'.”

 

Berpartisipasi di Jerman, Austria, Swiss, Italia, Prancis, Estonia, AS, Nigeria, Indonesia, Kroasia, Irlandia, Australia, dan Sri Lanka, kelompok kaum muda itu memprotes tuduhan paus bahwa peserta Misa Latin “memperlebar kesenjangan” dan “memperkuat perbedaan. ”

 

Mengutip langsung dari surat paus, mereka menjawab: “Kami tidak ‘mendorong ketidaksepakatan yang melukai Gereja’. Kami tidak 'menghalangi jalannya' atau 'membawanya kepada bahaya perpecahan'.”

 

Bertentangan dengan gagasan bahwa mereka mempromosikan kehidupan "perpecahan", kaum muda yang mencintai liturgi kuno Gereja itu menyatakan bahwa mereka "hanya bertujuan pada kehidupan Kristiani di dalam iman, harapan, dan kasih kepada Allah dan sesama."

 

“Kami berusaha mengikuti panggilan menuju kekudusan, dan kami menimba kekuatan dan semangat kami dari Misa Latin,” pesan mereka melanjutkan.

 

“Bapa Suci yang terkasih, para Uskup yang terkasih, kami bukan hanya segelintir penganut keras kepala yang menyedihkan dari ritus usang. Sebagai umat Katolik Roma yang setia, kami adalah kaum muda milik ANDA yang beraneka ragam dan hidup.”

 

Mengulangi hormat mereka kepada Paus, yang diwujudkan dalam doa harian mereka, kaum muda Katolik itu mengeluarkan permohonan yang sungguh-sungguh kepada paus Francis: “Tolong jangan mengecewakan kami. Bisakah kami mempercayai dan mengandalkan Anda?”

 

Pesan kaum muda Katolik itu telah mengumpulkan banyak perhatian di media sosial.

 

Uskup emeritus Hong Kong, Kardinal Joseph Zen, men-share video itu di Twitter tanpa komentar, dan banyak imam Katolik juga menyoroti pesan itu, dan mereka menggambarkannya sebagai seruan yang sangat “menghangatkan hati.”

 

Chad Pecknold, kolumnis untuk majalah First Things, menulis bagaimana kesaksian orang muda Katolik yang setia ini mengingatkannya pada St. Catherine dari Siena tentang kesaksiannya sendiri kepada paus. “Saya menangis melihat hal ini. Sebagai seorang yang mengajar kaum muda Katolik, hal itu sesuai dengan apa yang saya ketahui tentang generasi putra saya yang masih kuliah. Dengan menonton ini, saya teringat akan St. Catherine dari Siena, yang surat-suratnya kepada paus memiliki kepedihan dan  kekuatan yang sama — dan saya berdoa untuk mereka.”

 

Raymond Arroyo dari EWTN juga menyoroti video tersebut, sementara Pastor Ron Vierling menggambarkan kaum muda Katolik sebagai “berkat besar bagi Gereja universal.”

 

Diumumkan pada tanggal 16 Juli, motu proprio Traditionis Custodes yang baru itu, menetapkan antara lain, bahwa para imam harus “meminta” izin dari uskup diosesan mereka untuk menyelenggarakan Misa Tradisional Latin, dan ini akibatnya, para uskup pada dasarnya dapat melarang para imam untuk melaksanakan Misa Latin itu. Para uskup diberitahu untuk memutuskan “apakah akan mempertahankan atau tidak” paroki-paroki yang telah didirikan secara kanonik untuk melakukan persembahan liturgi tradisional. 

Dokumen paus Francis tersebut dikatakan oleh Kardinal Gerhard Müller, mantan Prefek Kongregasi untuk Ajaran Iman (CDF), sebagai rencana Kepausan “untuk mengutuk dan memusnahkan Misa Bentuk Luar Biasa (Misa Latin).” Motu proprio Francis itu menghilangkan izin dari Summorum pontificum 2007 dari Paus Benediktus XVI, yang memberi para imam hak untuk merayakan Misa ritus tradisional tanpa memerlukan otorisasi tegas dari uskup mereka atau Takhta Suci.

 

--------------------------------

 

Silakan membaca ini juga: 

FRANCIS TIDAK AKAN MENGHAPUS 'RITUS HINDU’ YANG DIPADUKAN DALAM MISA KUDUS 

https://www.churchmilitant.com/news/article/francis-wont-cancel-hindu-rite-mass 

 

 

Disitu digambarkan Bunda Maria memeluk Yesus yang diwujudkan sebagai binatang gajah.

 

----------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini: 

Francis Menyatakan Perang Terhadap Gereja

Kristallnacht Dari Francis Telah Tiba

Kardinal Müller : Gereja Tidaklah Seperti Jaringan Hotel Internasional

Giselle Cardia, tgl 10, 13, 15, 17, 20 Juli 2021

Enoch, 21 Juli, 2021 – doa dari Pater Pio

Kumpulan Doa Untuk Mengatasi Penyakit

Taat Kepada Tuhan Atau Kepada Paus?