MOTU PROPRIO FRANCIS:
MENGHAPUSKAN SUMMORUM PONTIFICUM (MISA LATIN) LEBIH BURUK DARI YANG DIDUGA
https://gloria.tv/post/NuFMpMVDfzd83sazf8SJ2u7T7
Francis menerbitkan Motu
Proprio pada 16 Juli 2021
dengan judul sarkastik Traditionis
Custodes (Penjaga Tradisi), tentang
penggunaan liturgi Romawi sebelum "reformasi" tahun 1970.
Ini dirilis hanya dalam bahasa Italia dan Inggris. Francis menyatakan
kebohongannya bahwa Novus
Ordo dari paus Paulus VI'
- bukanlah
"ritus" tetapi campuran eksperimen liturgis – dan itu adalah
"ekspresi unik" dari Ritus Romawi, sehingga hal itu bertentangan
dengan gagasan Benediktus tentang dua bentuk Ritus Romawi.
Mulai sekarang, uskup diosesan kembali memiliki wewenang - seperti sebelum Summorum Pontificum - untuk
mendikte perayaan liturgi keuskupannya, dan itu adalah "kompetensi
eksklusifnya untuk mengizinkan penggunaan Misa Romawi 1962 di
keuskupannya."
Uskup harus menentukan bahwa umat Katolik yang menyukai Ritus Lama “tidak menyangkal keabsahan dan
legitimasi reformasi liturgi [yang gagal], yang didiktekan oleh Konsili Vatikan
II.”
Dia dapat menunjuk pada satu atau
lebih lokasi di mana umat yang
menyukai Ritus Lama dapat berkumpul “namun tidak boleh di gereja paroki dan tanpa mendirikan paroki pribadi baru.”
Uskup harus menetapkan di tempat-tempat yang ditentukan dan hari-hari di mana
Misa Lama diizinkan, “Dalam perayaan-perayaan ini bacaan-bacaan diwartakan
dalam bahasa daerah.”
Para uskup harus mengangkat seorang imam sebagai
utusannya yang dipercayakan untuk mengurusi Misa Roma ini.
Para imam yang ditahbiskan setelah
penerbitan aturan Traditionis Custodes Francis harus mengajukan permintaan resmi sebelum merayakan Misa Roma dan “Uskup
harus berkonsultasi dengan Takhta Apostolik sebelum memberikan otorisasi ini.”
Para imam yang sudah biasa
merayakan Misa Roma harus meminta dari uskup diosesan mereka guna memperoleh "otorisasi
untuk terus merayakan misa
Roma (misa Latin) ini."
Komunitas Ritus Lama “berada di bawah tanggung jawab Kongregasi untuk Lembaga Hidup Bakti Vatikan”, yang saat
ini dipimpin oleh Kardinal Joao Braz de Aviz yang bersikap sangat anti-Katolik.
Ketentuan saat ini dilaksanakan di masa depan oleh
Kongregasi untuk Ibadah Ilahi – yang
merupakan benteng kebencian
terhadap Misa Romawi (Misa Latin) - dan tidak lagi dibawah Kongregasi Ajaran
Iman.
Poin
terakhir dengan tegas mengatakan bahwa Summorum Pontificum (dari Benedictus XVI, yang mengijinkan Misa Latin) dibatalkan, “Norma, instruksi,
izin, dan kebiasaan sebelumnya yang tidak sesuai dengan ketentuan Motu Proprio
ini harus dibatalkan.”
Picture: © Joseph Shaw CC BY-NC-ND, #newsLdhlefmwsd
Kristiani
adalah berbicara tentang kebebasan, dialog
dan tak
ada sikap keras kepala.
----------------------------------------------
Silakan membaca artikel lainnya di sini:
100
Tahun Yang Lalu Chesterton Meramalkan Tentang Saat Kegelapan Kita
Sekarang