Saint
John Chrysostom (347–407)
Saint John Chrysostom dianggap sebagai yang
terbesar diantara Bapa Gereja dari Yunani dan diproklamirkan sebagai Pujangga
Gereja. Dia adalah Uskup Agung dan patriark Konstantinopel, dan revisinya terhadap
liturgi Yunani digunakan hingga saat ini. Dalam khotbahnya tentang Surat St.
Paulus kepada umat di Roma, dia berbicara tentang beratnya dosa
homoseksualitas:
Tetapi ketika engkau mencemooh jika mendengar
tentang neraka dan tidak percaya akan api yang ada didalamnya, maka ingatlah akan
Sodom. Kita telah melihat, ya pasti kita telah melihat, bahkan dalam kehidupan
sekarang ini, ada kemiripannya dengan neraka. Sebab banyak orang yang benar-benar
tidak percaya akan hal-hal yang akan datang setelah kebangkitan tubuh, dan kini
jika mendengar tentang api yang tak terpadamkan, maka Tuhan akan membawa mereka
kepada pikiran yang waras melalui hal-hal yang ada saat ini. Seperti itulah pembakaran
atas Sodom, dan kobaran api itu!
Ingatlah betapa besarnya dosa itu, yang telah
memaksa Neraka untuk datang bahkan sebelum waktunya! ... Karena hujan api yang tak
dikehendaki itu, karena hubungan sex yang bertentangan dengan alam... hingga
airpun membanjiri tanah, karena nafsu telah mengundangnya dengan jiwa mereka.
Oleh karena itu hujan saat itu tidak seperti hujan yang biasanya. Sekarang hujan
itu tidak hanya gagal untuk membangkitkan rahim bumi untuk memproduksi
buah-buahan, tetapi juga membuatnya bahkan tidak berguna dalam menerima benih. Seperti
itulah hubungan seksual antara laki dengan laki, membuat tubuh semacam ini
lebih tidak berharga daripada tanah Sodom. Dan tidak ada yang lebih menjijikkan
daripada pria yang hanya memuaskan nafsu dirinya, atau adakah yang lebih menjijikkan
lagi?
Saint
Augustine (354–430)
Bapa Gereja yang terbesar dari Barat dan salah
satu Pujangga besar Gereja, St Agustinus meletakkan dasar-dasar teologi
Katolik. Dalam bukunya Confessions yang
terkenal, dia demikian besarnya mengutuk homoseksualitas:
Pelanggaran yang bertentangan dengan alam terjadi
di mana-mana dan setiap saat ia akan dibenci dan dihukum; seperti orang-orang
dari Sodom, yang dilakukan oleh seluruh bangsa, maka mereka semua harus dinyatakan
bersalah akan kejahatan yang sama oleh hukum ilahi, yang membuat manusia menyalah-gunakan
satu sama lain. Bahkan persekutuan yang seharusnya terjadi antara Allah dengan kita
juga dilanggar, ketika alam yang sama itu yang diciptakan olehNya, dicemari
oleh kejahatan nafsu.
Saint
Gregory the Great (540–604)
Paus St. Gregorius I disebut "Agung."
Dia adalah Bapa dan Pujangga Gereja. Dia memperkenalkan lagu Gregorian ke dalam
Gereja. Dia mengorganisir pertobatan Inggris, mengirim St Agustinus dari
Canterbury dan banyak biarawan Benediktin ke sana.
Kitab Suci sendiri menegaskan bahwa belerang membangkitkan
bau daging yang terbakar, ketika Kitab Suci berbicara tentang hujan api dan
belerang yang dituangkan atas Sodom oleh Tuhan. Dia telah memutuskan untuk
menghukum Sodom bagi kejahatan daging warganya, dan hukuman itu dipilih Tuhan
untuk menekankan rasa malu atas kejahatan itu. Karena belerang berbau, dan api membakar.
Karena itu sudah adil jika orang Sodom yang terbakar oleh keinginan sesat yang
timbul dari daging yang menimbulkan bau, mereka binasa oleh api dan belerang
sehingga melalui hukuman yang adil ini mereka akan menyadari kejahatan yang
telah mereka lakukan, yang dituntun oleh keinginan sesat.
Saint
Peter Damian (1007–1072)
Doktor Gereja, kardinal dan pembaharu besar klerus,
St. Peter Damian menulis dalam bukunya yang terkenal tentang ‘Book of Gomorrah’ untuk menghadapi
kesesatan yang dibuat oleh tindakan homoseksualitas di kalangan klerus. Dia
menjelaskan bukan hanya kejahatan homoseksualitas saja, tetapi juga konsekuensi
psikologis dan moralnya :
Sesungguhnya kejahatan ini tidak pernah bisa dibandingkan
dengan kejahatan lainnya karena melampaui besarnya semua kejahatan.... Tindakan
itu mencemarkan segala sesuatu, menodai segalanya, mencemari segalanya. Dan bagi
dirinya sendiri, ia hanya memungkinkan terjadinya ketidak-murnian saja, tidak
ada yang bersih, kecuali hanya berupa kotoran saja.....
Daging yang menyedihkan terbakar oleh panasnya
nafsu; pikiran yang beku gemetar dengan dendam kecurigaan; dan didalam hati
orang yang menyedihkan itu kekacauan pikiran menggelegak laksana Tartarus (neraka).
... Kenyataannya, setelah ular paling beracun ini sekali menancapkan taringnya
ke dalam jiwa yang tidak bahagia itu, rasa akan direnggut, ingatan dimusnahkan,
ketajaman pikiran dikaburkan. Dia menjadi lengah dan tak peduli terhadap Allah
dan bahkan melupakan dirinya sendiri. Wabah penyakit ini merongrong fondasi iman,
melemahkan kekuatan pengharapan, menghancurkan ikatan cinta kasih; ia menjauhan
rasa keadilan, merongrong ketabahan, mengusir kesederhanaan, menumpulkan sikap kehati-hatian.
Dan apa lagi yang harus saya katakan karena ia mengusir
seluruh kebajikan dari ruang hati manusia dan memperkenalkan segala jenis
kejahatan biadab seperti sekrup dari pintu ditarik keluar.
Saint
Thomas Aquinas (1225–1274)
Mengomentari Surat St. Paulus kepada umat di Roma
(1: 26-27), St Thomas Aquinas, Doktor Angelic, menjelaskan mengapa dosa
homoseksualitas adalah sangat serius:
Mengingat dosa kelaliman, di mana mereka (umat di
Roma) berdosa terhadap sifat ilahiah (oleh penyembahan berhala), maka hukuman karena
mereka berbuat dosa terhadap alam segera dilaksanakan. ... Saya katakan, karena
mereka merubah kebenaran tentang Allah menjadi kebohongan (oleh penyembahan
berhala), maka Allah membiarkan mereka larut didalam hawa nafsu yang memalukan,
yaitu, berdosa melawan alam – tetapi hal ini bukan berarti bahwa Tuhan menuntun
mereka kepada kejahatan, tetapi Dia membiarkan mereka untuk ditundukkan oleh kejahatan.
...
Jika semua dosa daging layak mendapatkan kecaman
karena dengan itu manusia membiarkan dirinya didominasi oleh sifat binatang, maka
jauh lebih layak untuk menerima kecaman adalah dosa terhadap alam dimana
manusia semakin merendahkan sifat binatangnya sendiri. ...
Manusia dapat berbuat dosa terhadap alam dalam
dua cara. Pertama, ketika dia berbuat dosa terhadap sifat rasionalnya yang khusus,
bertindak bertentangan dengan penalaran. Dalam hal ini, kita dapat mengatakan
bahwa setiap dosa adalah dosa terhadap kodrat manusia, karena ia bertentangan dengan
penalaran yang benar dari manusia. ...
Kedua, manusia berdosa terhadap alam ketika dia bertindak
melawan sifat generiknya, sifat binatangnya.
Sekarang, jelas bahwa, sesuai dengan tatanan alam, hubungan sex pada hewan
diperintahkan untuk menghasilkan konsepsi atau pembuahan. Dari sini jelaslah bahwa
setiap hubungan seksual yang tidak dapat
menghasilkan konsepsi atau pembuahan adalah bertentangan dengan sifat binatang dari
manusia.
Saint Catherine of Siena (1347–1380)
St. Catherine, mistikus besar dan Doktor Gereja,
hidup di masa yang sulit. Kepausan berada di pengasingan di Avignon, Prancis.
Dia berperan penting dalam membawa para paus kembali ke Roma. Dalam bukunya
yang terkenal ‘Dialogues’ buku itu
seolah dia tuliskan seolah-olah didiktekan oleh Tuhan sendiri:
Tetapi mereka bertindak dengan cara yang
bertentangan, karena mereka datang penuh dengan ketidak-murnian terhadap misteri
ini, dan tidak hanya dari ketidak-murnian itu yang mana, melalui kerapuhan alami
yang lemah dari kamu semua, kamu semua secara alami cenderung melakukannya (meskipun
penalaran, ketika kehendak bebas mengijinkan, dapat menenangkan pemberontakan
alami itu), tetapi orang-orang malang ini bukan hanya tidak mau mengekang
kerapuhan ini, tetapi melakukan yang lebih buruk lagi, mereka melakukan dosa
yang terkutuk melawan alam, dan sebagai orang yang buta dan bodoh, dimana cahaya
kecerdasan mereka menjadi gelap, mereka tidak menyadari bau busuk dan
kesengsaraan di mana mereka berada. Hal ini bukan saja bahwa dosa ini berbau busuk
di hadapanKu, yang merupakan Kebenaran Agung dan Abadi, tetapi ia juga sangat tidak
menyenangkan Aku dan Aku terus menganggapnya sebagai kekejian besar sehingga
untuk kejahatan itu saja Aku mengubur lima buah kota melalui penghakiman ilahi,
penghakiman ilahiKu tidak lagi mampu menanggungnya. Dosa ini bukan hanya memuakkan
Aku seperti yang telah Kukatakan, tetapi juga setan, dimana para penjahat ini
telah membuat setan sebagai tuan mereka. Bukan berarti bahwa kejahatan itu tidak
menyenangkan setan karena mereka suka dengan sesuatu yang baik, tetapi karena
sifat awali mereka sebagai malaikat, dan sifat malaikat mereka menyebabkan
mereka membenci penglihatan atas dosa yang sangat besar ini.
Saint Bernardine of Siena (1380–1444)
St. Bernardine dari Siena adalah seorang
pengkhotbah terkenal, terkenal karena ajaran dan kekudusannya. Mengenai homoseksualitas,
dia menyatakan:
Tidak ada dosa di dunia ini yang mencengkeram
jiwa sebagaimana sodomi yang terkutuk itu; dosa ini selalu dibenci oleh semua
orang yang hidup menurut Sabda Allah. Gairah yang menyimpang adalah dekat dengan
kegilaan; kejahatan ini mengganggu intelek, menghancurkan peninggian jiwa dan
kemurahan hati dari jiwa, membawa pikiran merosot turun dari pikiran-pikiran yang
besar hingga kepada ide-ide yang paling rendah, membuat orang menjadi malas, mudah
marah, keras kepala dan bandel, menjadi budak dan lemah dan tidak mampu berbuat
apa-apa; Selanjutnya, gelisah oleh keinginan yang tak terpuaskan akan kenikmatan,
orang itu bukannya mengikuti penalaran, tetapi larut kedalam hiruk-pikuk.... Mereka
menjadi buta dan, ketika pikiran mereka harus melambung kepada hal-hal yang mulia
dan besar, pikiran itu dipecah dan dijerumuskan kepada hal-hal yang keji dan
tidak berguna serta busuk, yang tidak pernah bisa membuat mereka bahagia. Sama
seperti orang yang berpartisipasi dalam kemuliaan Allah dalam berbagai
tingkatannya, demikian juga didalam neraka beberapa jiwa menderita lebih besar dari
pada jiwa yang lain. Dan dia yang hidupnya dulu didalam kejahatan sodomi akan menderita
lebih dari yang lain, karena ini adalah dosa terbesar.
Saint Peter Canisius (1521–1597)
St. Petrus Kanisius, Jesuit dan Doktor Gereja,
berjasa membantu sepertiga dari Jerman meninggalkan Lutheranisme dan kembali kedalam
Gereja Katolik. Dari kecaman Alkitab tentang homoseksualitas, dia menambahkan
sendiri:
Seperti dikatakan oleh Kitab Suci, warga Sodom sangat jahat dan sangat
berdosa. St. Peter dan St. Paul mengutuk dosa yang keji dan bejat ini. Bahkan, Kitab
Suci mencela ketidak-senonohan besar ini demikian: "Skandal Sodom dan
Gomorrah telah berlipat ganda dan dosa-dosa mereka telah menjadi kuburan tak
terkira besarnya." Maka para malaikat berkata kepada Lot yang bijaksana
itu, yang benar-benar membenci kebobrokan warga Sodom: "Mari kita
meninggalkan kota ini ...." Kitab Suci tidak lupa menyebutkan penyebab
yang membuat Sodom seperti itu, dan penyebab yang sama juga bisa menuntun orang-orang
lain juga, menuju kepada dosa yang paling menyedihkan ini. Bahkan dalam Kitab Ezechiel
kita membaca: Lihat, inilah kesalahan Sodom, kakakmu yang termuda itu:
kecongkakan, makanan yang berlimpah-limpah dan kesenangan hidup ada padanya dan
pada anak-anaknya perempuan, tetapi ia tidak menolong orang-orang sengsara dan
miskin. Mereka menjadi tinggi hati dan melakukan kekejian di hadapan-Ku; maka
Aku menjauhkan mereka sesudah Aku melihat itu. (Yeh 16:49-50). Mereka yang
tidak merasa malu melanggar hukum Tuhan dan alam, adalah budak dari kebobrokan yang
tak pernah berhenti menimbulkan rasa jijik ini.”
No comments:
Post a Comment