Volume 1 : Misteri Keadilan Allah
Bab 26
Lamanya waktu di Api Penyucian
Catherine Paluzzi dan
Sr. Bernardine Venerabilis
Bruder Finetti dan
Rudolfini
St.Peter Claver dan
dua wanita yang malang
Marilah kita melihat contoh lainnya yang bisa meyakinkan kita tentang
lamanya waktu hukuman didalam Api Penyucian dengan penderitaannya yang keras
itu. Disini kita akan melihat Pengadilan Ilahi yang keras terhadap jiwa-jiwa
yang dipanggil menuju kesempurnaan dan yang telah menerima banyak rahmat.
Bukankah Yesus Kristus pernah bersabda :”Setiap orang yang kepadanya banyak diberi,
dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan,
dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut” (Lukas 12:48).
Kita bisa membaca didalam biografi
Catherine Paluzzi Venerabilis, ada seorang religius yang suci yang meninggal
dipelukan tangannya, tidak bisa menikmati kebahagiaan kekal hingga dia
menjalani hukuman selama setahun penuh didalam Api Penyucian. Catherine Paluzzi
menjalani kehidupannya yang suci pada diosis Nepi, Italia, dimana dia
mendirikan sebuah biara Dominikan disitu. Disitu hidup bersamanya seorang
religius yang bernama Bernardine yang kehidupan rohaninya berada jauh
diatasnya. Kedua orang suci ini saling berlomba dalam hal semangat mereka dan
mereka saling membantu untuk bisa lebih maju kepada kesempurnaan, kearah mana
Allah memanggil mereka.
Penulis biografi dari Catherine Venerabilis ini membandingkan mereka berdua
dengan duah buah batubara yang saling memberikan panasnya kepada satu sama
lain. Seperti dua buah harpa yang sangat harmonis melagukan kidung-kidung
pujian abadi dari kasih demi kemuliaan Allah.
Suatu saat Bernardine meninggal. Sebuah penyakit yang amat mengerikan yang
dia tanggung dengan sabar telah membawanya ke kuburnya. Ketika akan
menghembuskan napas terakhirnya, Bernardine berkata kepada Catherine bahwa dia
tak akan melupakan Catherine dihadapan Allah dan jika Allah mengijinkan, dia
akan kembali ke dunia untuk berbicara dengannya tentang masalah-masalah rohani.
Catherine berdoa tekun bagi jiwa sahabatnya itu dan pada saat yang sama dia
memohon kepada Allah untuk mengijikan Bernardine menemui dirinya. Setahun telah
berlalu, dan orang yang meninggal itu, Bernardine, belum juga muncul kepadanya.
Akhirnya pada tanggal kematiannya, ketika Catherine sedang berdoa, dia melihat
sebuah celah dari mana muncullah asap dan nyala api. Lalu dari lubang itu
Catherine melihat suatu bentuk tertentu yang ditutupi oleh awan hitam. Beberapa
saat kemudian, awan itu menghilang dan penampakan itu menjadi sangat bercahaya
sekali. Didalam wujud yang mulia itu Catherine mengenali bahwa itu adalah
Bernardine, dan Cataherine segera menyapanya :”Adakah ini engkau, saudariku
yang terkasih ?”, tanya Caatherine. “Kapankah engkau datang ? Apakah artinya
celah itu, yang diliputi oleh asap tebal itu ? Apakah Api Penyucian bagi dirimu
sudah selesai ?”. “Kamu benar”, jawab jiwa itu, “selama setahun aku telah
ditahan di tempat penebusan dosa, dan hari ini, untuk pertama kalinya aku akan
memasuki Surga. Mengenai dirimu sendiri, bertekunlah didalam
perbuatan-perbuatanmu yang baik itu. Teruslah bersikap murah hati dan berbelas
kasihan, maka kamu akan memperoleh kerahiman Allah”.
Kejadian berikut ini telah menjadi catatan sejarah dari the Society of Jesus. Ada dua orang
pelajar atau religius muda dari institusi itu, Bruder Finetti dan Rudolfini
yang belajar di Roman College pada akhir abad 16. Keduanya adalah contoh yang
baik dalam hal kesucian dan keteraturan hidup. Keduanya juga menerima
peringatan dari Surga yang mereka nyatakan, sesuai dengan aturan biara, kepada
penasihat rohani mereka. Tuhan memberitahukan kepada mereka akan kematian
mereka yang sudah dekat serta penderitaan yang telah menunggu mereka di Api Penyucian.
Yang satu harus tinggal didalam Api Penyucian selama 2 tahun, dan yang lain
selama 4 tahun. Mereka meninggal secara berurutan. Para sahabat mereka didalam
biara itu lalu mempersembahkan doa-doa yang tekun dan segala macam silih demi
kepentingan jiwa mereka berdua. Para religius disitu tahu bahwa jika Kesucian
Allah memberikan saat penebusan dosa yang panjang didalam Api Penyucian bagi
orang pilihanNya, maka mereka akan bisa mempercepat atau mengurangi lamanya
waktu itu dengan melalui doa-doa permohonan dari orang-orang yang masih hidup
ini. Jika Allah bersikap keras terhadap orang-orang yang telah menerima
pengetahuan dan rahmat, maka di pihak lain Allah juga suka mengampuni
orang-orang yang miskin dan sederhana, asalkan mereka mau melayani Dia dengan
tulus dan sabar.
St.Peter Claver dari the Company of
Jesus, rasul dari the Negroes of
Carthagena, mengetahui keadaan dari dua jiwa didalam Api Penyucian, dimana
mereka berdua telah menjalani kehidupan yang miskin dan sederhana di dunia ini.
Ternyata penderitaan mereka dikurangi menjadi hanya beberapa jam saja. Kita
membaca laporan mengenai hal itu didalam buku biografi dari hamba Allah yang
agung ini. Dia meyakinkan seorang wanita yang bernama Angela, untuk menerima
wanita lain yang bernama Ursula kedalam rumahnya, dimana Ursula telah
kehilangan fungsi gerakan kakinya dan memiliki luka-luka disekujur tubuhnya.
Suatu hari ketika St.Peter Claver mengunjungi mereka, seperti yang biasa dia
lakukan, untuk menerima pengakuan dosa mereka serta membawa beberapa makanan
bagi mereka, maka Angela yang ramah dan murah hati itu berkata kepadanya dengan
sedih bahwa Ursula akan meninggal. Tidak, tidak, jawab imam itu, sambil
menghiburnya. Dia masih memiliki 4 hari lagi untuk hidup dan dia tak akan
meninggal sampai hari Sabtu nanti. Ketika hari Sabtu tiba, St.Peter Claver
mempersembahkan Misa Kudus bagi Ursula dan mempersiapkan segala sesuatunya bagi
kematian Ursula. Setelah dia berdoa beberapa saat, dia berkata kepada Angela
dengan penuh percaya :”Berbahagialah kamu, Tuhan telah mengasihi Ursula. Dia
akan meninggal hari ini. Dan dia hanya akan mengalami Api Penyucian selama 3
jam saja. Semoga dia ingat kepadaku ketika dia ada bersama Allah nanti, agar
dia mau berdoa bagiku dan bagi dia yang hingga kini menjadi ibu asuhnya”.
Ursula meninggal pada tengah hari dan penggenapan sebagian dari nubuatan itu
telah memberikan alasan yang cukup untuk mempercayai penggenapan yang lainnya
dari nubuatan itu.
Hari berikutnya, Pastor Peter Claver pergi ke tempat lain untuk menerimakan
pengakuan dosa kepada orang-orang yang sakit, seperti yang biasa dia lakukan.
Pastor Peter Claver mengetahui bahwa orang yang sakit itu telah mati. Orang tua
anak itu sangat bersedih, dan Pastor Peter sendiri yang tidak percaya bahwa dia
akan meninggal, juga merasa bersedih karena dia tak bisa menolong orang itu
pada saat-saat terakhirnya. Dia lalu berlutut dan berdoa disamping mayat orang
itu. Kemudian Pastor Peter bangkit dan dengan wajah yang tenang dia berkata
:”Kematian semacam ini adalah layak untuk dicemburui dari pada ditangisi. Jiwa
ini dihukum didalam Api Penyucian namun untuk waktu selama 24 jam saja. Marilah
kita berusaha untuk memperpendek waktu ini dengan memperbanyak doa-doa kita”.
Cukup banyak sudah diceritakan mengenaai lamanya waktu rasa sakit di Api Penyucian.
Kita tahu bahwa waktu itu bisa semakin panjang hingga lama sekali. Bahkan waktu
yang terpendek, karena penderitaan itu begitu kerasnya, maka hal itu akan
terasa sangat lama. Marilah kita berusaha untuk memperpendek waktu penderitaan
itu bagi mereka dan bagi diri kita sendiri, atau yang lebih baik lagi,
menghindarkan diri sama sekali dari Api Penyucian.
Kita bisa mencegah Api Penyucian itu dengan cara membuang semua
penyebabnya. Apakah penyebab dari penderitaan didalam Api Penyucian itu ?
Bagaimanakah penebusan dosa didalam Api Penyucian
itu ?
No comments:
Post a Comment