menumbangkan
karya pastoral yang telah berlangsung selama dua ribu tahun
https://panamazonsynodwatch.info/editorial/overturning-two-thousand-years-of-pastoral-work/?fbclid=IwAR3qEurnwaKKYqixm15iwxtWe6P-3oYBLaQlBTM4itoSDPPEwpF_0VYu224
Julio Loredo De Izcue
The Church evangelizes by civilizing and civilizes by evangelizing.
Dalam keberadaan
Gereja selama dua ribu tahun, perintah ilahi yang berbunyi “…pergilah, jadikanlah semua
bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,”
(Mat 28:19) selalu menghasilkan buah juga di bidang duniawi. Sementara
menyebarkan Iman kepada Tuhan kita Yesus Kristus, Gereja secara bertahap
memunculkan peradaban sejati: Peradaban Kristen. Tindakan spiritual Gereja juga
sangat memajukan peradaban manusia di mana pun ia bekerja.
Pada saat kekristenan menaklukkan
Jerman melalui Santo Bonifasius, dengan membawa Cahaya Kristus, ia juga
menembus hutan perawan di wilayah Jerman dari peradaban Yunani-Romawi. Apa yang
dilakukan Santo Bonifacius di Jerman, maka misionaris lain yang tak terhitung
jumlahnya melakukannya juga di semua negara Barat. Pada abad-abad awal Abad
Pertengahan, mereka melakukan perjalanan menyusuri setiap sudut Eropa sebagai
pemberita kebenaran yang rendah hati.
Epik ini menyebar ke bagian-bagian
lain dari bumi ini, terutama ke Amerika Latin, evangelisasi yang didefinisikan
Paus Pius XII sebagai "epik Iman terbesar setelah penciptaan Gereja."
Karya misionaris Spanyol dan Portugal di Dunia Baru membawa jutaan jiwa dan
seluruh benua ke dalam kawanan Kristus, menghasilkan buah-buah kesucian yang
nyata dan memberi kehidupan kepada sebuah peradaban yang luar biasa, laksana seorang
putri dari bangsa Eropa.
Surga telah memeterai, dapat
dikatakan begitu, kerasulan epik ini dengan penampakan Bunda Maria dari
Guadalupe di Meksiko pada tahun 1531. Menampilkan dirinya sebagai seorang
wanita mestizo yang dihiasi dengan ciri-ciri asli pribumi, Bunda Allah
memberkati karya budaya-budaya para misionaris di Dunia Baru.
Namun demikian, promotor Pan Amazon
Synod, yang akan diadakan di Roma Oktober 2019 ini, di bawah perlindungan Paus
Francis, sedang menyangkal kedua elemen dari karya perawatan pastoral Gereja.
Menurut mereka (para promotor sinode Amazon), Gereja tidak boleh melakukan
pewartaan Injil atau pun membudayakan orang Indian Amazon. Sebaliknya, demikian
usulan mereka, Gereja harus belajar dari orang Amazon tentang Iman yang benar
dan "hidup yang baik."
Menurut para promotor Sinode,
orang-orang Indian, meski tidak memiliki definisi-definisi dogmatis dan ritual-ritual
yang mapan, tetapi mereka telah menyimpan ingatan yang hidup tentang sebuah “Wahyu
primitif” yang melekat di alam dan dapat diakses melalui "persekutuan
dengan alam dan dengan berbagai daya-daya spiritual." Terlebih lagi,
orang-orang Indian adalah orang-orang yang “seharusnya” mengajar kita tentang “kehidupan
yang baik” yang harus menggantikan peradaban industri dan konsumeris kita.
Mereka menyebut ini "konversi ekologis" (pertobatan ekologis).
Karena itu, para promotor Sinode, sedang
menghentikan dan menumbangkan karya pastoral Gereja yang telah berlangsung
selama dua ribu tahun ini serta mencampakkan Magisterium dari begitu banyak
Paus yang mendukung dan memberkati karya penginjilan di Amerika. Para promotor
Sinode juga membenci pekerjaan banyak orang kudus yang menghabiskan hidup
mereka, dan kadang-kadang bahkan menumpahkan darah mereka, untuk membawa Terang
Kristus ke tempat-tempat yang paling terpencil. Bagi para promotor itu, tidak
ada "belas kasihan," tetapi hanya tuduhan mengerikan terhadap "imperialisme
budaya."
Ekstremisme ini, bagaimanapun,
menimbulkan banyak reaksi yang keras dari umat beriman, dan terutama dari
populasi Amazon. Para uskup Brasil terpaksa harus mengecam sebuah "perburuan
penyihir" ini dan berupaya untuk "menjelekkan" para promotor
Sinode. Tidak ada “perburuan” yang terjadi di sini, tetapi hanya suara umat beriman,
dimana para promotor sinode itu menolak dengan keras untuk mendengarkannya.
Baru-baru ini, para pemuda dari Institut Plinio Corrêa de Oliveira di
Brasil, dan Tradición y Acción dari
Peru telah menggunakan sebuah “karavan Amazon” untuk mengumpulkan tanda tangan
pada petisi kepada para promotor Sinode. Kesuksesan mereka telah melampaui
harapan terbaik.
Akankah para promotor Sinode mau mendengarkan
suara asli orang-orang Amazon kali ini? Atau akankah mereka terus berusaha
memaksakan skema ideologis yang asal usulnya masih sangat meragukan dan dengan konsekuensi
yang amat membahayakan?
* * * * *
Julio Loredo
de Izcue
Presiden the Italian Society
for the Defense of Tradition, Family and Property (TFP) (Masyarakat Italia untuk Pertahanan Tradisi, Keluarga dan
Properti). Dia adalah seorang
pembicara Katolik yang terkenal, jurnalis, penulis, dan penulis buku terlaris Liberation Theology - Sebuah Rompi Pelampung untuk Orang Miskin,
yang mencela dan membantah Teologi Pembebasan. Saat dia ini tinggal di Milan.
No comments:
Post a Comment