FREEMASON ITALIA MERAYAKAN ‘FRATELLI TUTTI’
https://www.churchmilitant.com/news/article/italys-freemasons-extol-fratelli-tutti
by Jules Gomes •
ChurchMilitant.com • November 4, 2020
Grand Master Freemason Italia:
Ensiklis Paus Francis (Fratelli Tutti) Mencerminkan Nilai-Nilai Masonik
ROMA (ChurchMilitant.com) – Pondok Masonik terbesar di Italia memuji ensiklik paus
Francis Fratelli Tutti
(Semua Saudara) dan menyebutnya sebagai "dekat dengan cita-cita yang telah
menjadi dasar-dasar Freemasonry
sejak awal."
Pastor Frank Unterhalt with former Pope John Paul
II
Berjudul
"A Masonic Value,"
artikel sampul dalam jurnal Grand Orient Erasmus edisi Oktober 2020, memuji-muji paus Francis karena
mengungkapkan "apertis verbis"
(dengan kata-kata eksplisit) sebagai "kunci persaudaraan universal"
yang konsisten dengan doktrin Freemasonry.
Fratelli Tutti memiliki
"banyak kesamaan dengan prinsip-prinsip dan visi Masonik," kata Erasmus, dan menjelaskan bagaimana
"selama lebih dari 300 tahun prinsip persaudaraan telah ditulis secara tak
terhapuskan dalam tiga serangkai Mason yang ditempatkan ... di kuil-kuil bersama
dengan orang-orang pendukung kebebasan dan kesetaraan."
"Realisasi
persaudaraan universal berasal dari asal mula misi besar dan mimpi besar
Freemasonry," tegasnya.
Aliran Pujian
Masonik Baru-Baru Ini
Pujian
dari pondok Masonik terbesar Italia pada ensiklik baru-baru ini berkaitan erat dengan
dukungan
dari pondok utama Masonik Spanyol, Gran Logia de España, yang menyatakan bahwa
ensiklik tersebut "menunjukkan seberapa jauh Gereja Katolik saat ini dari
posisi sebelumnya."
"Di
dalam Fratelli Tutti, paus menganut
persaudaraan universal -- prinsip agung dari Freemasonry modern," demikian
pernyataan
resmi pondok Masonik itu.
***
Umat beriman yang mendaftar kepada perkumpulan Masonik berada dalam
keadaan dosa besar dan tidak dapat menerima Komuni Kudus. Tweet
***
Pada
bulan Mei, jurnal pondok Grand Orient Italia Nuovo Hiram memuji
pakta "Persaudaraan Manusia" dari paus Francis di Abu Dhabi, dengan
Imam Besar Ahmad al-Tayyeb, sebagai "titik balik dalam peradaban karena
akan membuka era baru" jika diterapkan.
Delapan
orang paus dalam kurun waktu 200 tahun telah mengeluarkan 20
larangan hukum yang mengutuk Freemasonry dan tidak pernah ada pernyataan
bahwa larangan itu dicabut.
Artikel
dalam Erasmus mengutip versi palsu
dari kisah kunjungan Santo Fransiskus dari Assisi kepada Sultan Malik al-Kamil
di Mesir, yang mengklaim bahwa santo itu mengunjungi Sultan untuk berdialog,
bukan pewartaan Injil.
Artikel
tersebut membahas tentang "keterbukaan terhadap Islam" dari paus
Francis, dengan mengamati bahwa "Bergoglio dalam ensiklik ini tidak
ragu-ragu untuk mengakui bahwa ia merasa terinspirasi secara khusus" oleh
imam besar al-Azhar Ahmad Al-Tayyeb, yang dengannya ia menandatangani kontrak
dokumen Persaudaraan
Manusia di Abu Dhabi pada 2019.
Menekankan prasyarat persaudaraan agar tiga serangkai
kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan, bisa berfungsi, artikel tersebut
memberinya label "prinsip-prinsip yang selalu dikejar dan dipertahankan oleh
Freemasonry demi peningkatan martabat kemanusiaan."
Artikel
dari pondok Masonik itu selanjutnya memuji paus karena mengidentifikasi
"fanatisme yang juga ada di antara orang Kristen dan di kalangan Katolik
... dan mencela hukuman mati dan hukuman penjara seumur hidup, yang ia
[Francis] definisikan sebagai 'hukuman mati tersembunyi.' "
Freemasonry
Menekankan 'Indifferentisme Religius'
Pada
pertengahan Oktober, pastor Frank Unterhalt dari Keuskupan Paderborn mengidentifikasi
adanya motif utama Masonik yang jelas dalam "sikap
indifferentisme (nada acuh tak acuh) religius dan seruan untuk
persaudaraan universal" di dalam
ensiklik itu.
***
Di dalam
Fratelli Tutti, paus menganut persaudaraan universal –
yang merupakan prinsip agung dari Freemasonry modern. Tweet
***
"Revolusi
Prancis sangat penting dalam strategi Masonik," tulis pastor Unterhalt.
"Sungguh mengejutkan bahwa Fratelli
Tutti secara harfiah mengadopsi slogan Masonik ketika tajuk utama
[paragraf] nomor 103 hingga 105 dari Fratelli
Tutti menyebut 'Kebebasan, Kesetaraan, dan Persaudaraan.' "
"Perjuangan
untuk mewujudkan ekumenisme universal agama selalu menjadi perhatian
Freemasonry dalam perjalanan menuju tujuan yang sebenarnya, yaitu untuk mewujudkan terobosan dari agama yang
dibangun sendiri di mana semua manusia seharusnya setuju," kata imam
Jerman itu.
Pastor
Frank Unterhalt mencatat bahwa "agenda yang terbentuk di Abu Dhabi, tentu
saja, bukan hal baru, tetapi implementasi tepat dari ideologi Masonik dalam
drama karya Lessing, Nathan the Wise,
yang didasarkan pada keyakinan pondok, bahwa kebenaran dan agama itu relatif."
Gotthold
Ephraim Lessing (1729–1781) seorang filsuf dan penulis Pencerahan yang
berpengaruh, melukiskan dalam "Perumpamaan Cincin: gambaran tentang
persatuan persaudaraan dari tiga unsur yang disebut 'agama-agama Ibrahim,' yang
dalam persyaratan historis mereka hanya bersifat relatif penting dan dapat saling dipertukarkan."
Sepanjang
sejarah, Gereja Katolik, melalui Magisteriumnya, mengutuk segala upaya menuju
"persatuan" dengan sekte atau agama-agama lain.
Kutukan
Kepausan Terhadap Freemasonry
"Tentu
saja, upaya semacam itu sekarang dapat disetujui oleh umat Katolik, berdasarkan
pendapat yang salah yang menganggap semua agama lebih atau kurang baik dan
terpuji," kata Paus Pius XI dalam Mortalium Animos
(1928), ensikliknya yang menentang persatuan agama-agama dan gerakan ekumenis.
Paus
Leo XIII dalam Humanum Genus
menekankan bahwa "tujuan utama dan prinsip" dari Freemasonry
"adalah untuk menghancurkan sampai ke fondasinya setiap tatanan sipil atau
agama yang didirikan di seluruh Kekristenan, dan menggantikannya dengan tatanan
baru yang didirikan di atas hukum yang ditarik dari isi perut paham naturalisme."
Dalam
ketetapannya In Eminenti Apostolatus
(1738), Paus Clement XII mengutuk Freemasonry karena ketergantungannya pada
kebajikan alamiah belaka sambil mengabaikan peran unik Kristus sebagai
Juruselamat.
Sebagai
kepala dari Congregation for the Doctrine of the Faith (CDF), Cdl. Joseph
Ratzinger (kemudian menjadi Paus Benediktus XVI) dengan tegas menyatakan bahwa
"penilaian negatif Gereja sehubungan dengan asosiasi Masonik tetap tidak
berubah, karena prinsip-prinsip mereka selalu dianggap tidak dapat disesuaikan
dengan doktrin Gereja dan oleh karena itu keanggotaan (umat Katolik) di
dalamnya tetap dilarang."
***
Perjuangan untuk mewujudkan ekumenisme universal agama selalu menjadi perhatian Freemasonry dalam perjalanan menuju tujuan yang sebenarnya. Tweet
***
"Umat
beriman yang mendaftar ke perkumpulan Masonik berada dalam keadaan dosa besar
dan tidak boleh menerima Komuni Kudus," demikian pernyataan CDF.
Dalam
bukunya tentang persaudaraan Kristen, Die Christliche Brüderlichkeit,
Ratzinger menyimpulkan bahwa, menurut Alkitab, "hanya penerapan terbatas
dari gagasan persaudaraan yang bersifat Kristiani."
Menurut Perjanjian
Baru, saudara (dan saudari) adalah orang-orang yang termasuk dalam kesatuan
umat pilihan Allah. Orang-orang percaya hanya menjadi saudara karena
partisipasi mereka yang sama dalam keputraan (sonship) Kristus, kata Ratzinger
menekankan.
*****
'Great
Reset' adalah merupakan serangan radikal...
Majalah
Time - The Great Reset Bertujuan ...
Uskup
Agung Viganò mengungkapkan detail lobi homoseksual di Vatikan